Anda di halaman 1dari 4

Penanganan Pasca Pajanan (Sebelum Onset Gejala)

Tata laksana pasca pajanan yaitu PEP berupa antibiotik profilaksis dan vaksin anthrax.
1. Antibiotik

Antibiotik profilaksis post pajanan diberikan per oral selama 60 hari (sesuai
masa dormant spora) untuk mencegah spora teraktivasi di dalam tubuh. Antibiotik yang
direkomendasikan yaitu:

 Ciprofloxacin 500 mg 2 kali sehari


 Levofloxacin 500 mg sekali sehari
 Ofloxacin 400 mg 2 kali sehari
 Doxycycline 100 mg 2 kali sehari.
Pada anak-anak, antibiotik profilaksis post pajanan yang direkomendasikan yaitu ciprofloxacin
10-15 mg/kg/12 jam, atau doxycycline 100 mg/12 jam untuk anak usia di atas 8 tahun dan berat
badan lebih dari 45 kg.

2. Vaksin

Vaksin anthrax (Anthrax Vaccine Adsorbed /AVA) dapat diberikan sebagai PEP maupun pre-
exposure prophylaxis (PrEP) untuk usia 18-65 tahun. Sebagai PEP, vaksin diberikan 0,5 ml
subkutan (deltoid) sebanyak 3 dosis selama 4 minggu, yaitu pada minggu ke-0, ke-2, dan ke-4
setelah paparan. Vaksin diberikan bersama dengan pemberian antibiotik profilaksis selama 60
hari. Jika vaksin tidak tersedia, terapi antibiotik harus tetap diberikan selama 60 hari.
Pada individu dengan reaksi alergi serius terhadap vaksin atau komponennya, tidak diberikan
vaksin, namun tetap diberikan antibiotik profilaksis selama 60 hari.
Penanganan Setelah Onset Gejala
Terapi utama setelah onset gejala yaitu antibiotik, antitoksin, dan imunoglobulin.

1. Antibiotik

Tabel 1. Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Anthrax Kulit


Pilihan utama
Ciprofloxacin 500 mg/12 jam
Doxycycline 100 mg/12 jam
Dewasa Levofloxacin 750 mg/12 jam
Moxifloxacin 400 mg/ 24 jam
Wanita hamil/ menyusui Ciprofloxacin 500 mg/ 12 jam
Ciprofloxacin 15 mg/kg/12 jam dengan dosis maks 500 mg/kali
Anak-anak Amoxicilin 25 mg/kg/8 jam dengan dosis maks 1 gr/kali

Tabel 2. Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Anthrax gastrointestinal dan Anthrax


Inhalasi Tanpa Komplikasi
Bactericidal Inhibitor sistesi protein
Dewasa Ciprofloxacin 400 mg/ 8 jam Clindamycin 900 mg/ 8 jam
Linezolid 600 mg/ 12 jam
Anak-anak Ciprofloxacin 10 mg/kg/8 jam Clindamycin 40 mg/kg/hari terbagi dalam dosis
dengan dosis maks 400 mg/kali setiap 8 jam dengan dosis maks 900 mg/kali

Tabel 3. Rekomendasi Terapi Antibiotik pada Anthrax Meningitis


Bactericidal I Bactericidal II Inhibitor sisntesi protein
Dewasa Ciprofloxacin 400 mg/8 jam Meropenem 2 gr/8
jam Linezolid 600 mg/12 jam
Anak-anak Ciprofloxacin 10 mg/kg/8 Meropenem 40 Linezolid 10 mg/kg/8 jam
jam dengan dosis maksimal mg/kg/8 jam untuk anak usia <12 tahun
400 mg/kali dengan dosis atau 15 mg/kg/12 jam
maksimal 2 gr/kali dengan dosis maksimal 600
mg/kali untuk anak usia ≥12
tahun

Setelah selesai 3 minggu terapi antibiotik, dilanjutkan dengan monoterapi antibiotik profilaksis
(PEP) selama 60 hari untuk mencegah relaps endospora yang dorman.

2. Antitoksin

Raxibacumab:

Raxibacumab adalah human IgG1 gamma monoclonal antibody yang mentarget antigen
protektif B.anthracis.

 Untuk dewasa atau anak dengan berat badan >50 kg diberikan dosis 40 mg/kg.

 Untuk berat badan ≥15-50 kg diberikan dosis 60 mg/kg.

 Untuk berat badan <15 kg diberikan dosis 80 mg/kg.

Semua dosis diberikan sebagai dosis tunggal dengan infus selama 2 jam 15 menit.

Obiltoxaximab:

Obiltoxaximab adalah chimeric IgG1 kappa monoclonal antibody yang mentarget antigen
protektif B.anthracis.
 Untuk dewasa atau anak dengan berat badan >40 kg diberikan dosis 16 mg/kg
 Untuk berat badan ≥15 hingga 40 kg diberikan dosis 24 mg/kg

 Untuk berat badan <15 kg diberikan dosis 32 mg/kg.

Semua dosis diberikan sebagai dosis tunggal dengan infus selama 90 menit.
3. Imunoglobulin

Human anthrax immune globulin (Anthrasil) digunakan bersama antibiotik untuk terapi anthrax
inhalasi pada dewasa maupun anak-anak. Pada individu usia >17 tahun, imunoglobulin diberikan
420 U secara infus dengan kecepatan awal 0,5 ml/menit selama 30 menit. Jika dapat ditoleransi
dengan baik, maka selanjutnya kecepatan infus dapat ditingkatkan 0,5 ml/menit setiap 30 menit
dengan kecepatan maksimal 2 ml/menit.
Pada anak usia ≤16 tahun, imunoglobulin diberikan 60-420 U secara infus dengan kecepatan
awal 0,01 ml/kg/menit selama 30 menit. Jika dapat ditoleransi dengan baik, maka selanjutnya
kecepatan infus dapat ditingkatkan 0,02 ml/kg/menit setiap 30 menit dengan kecepatan maksimal
0,04 ml/kg/menit.

DAPUS:

Centers For Disease Control And Prevention. Anthrax. 2022.


https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html

Savransky V, Ionin B, Reece J. Current Status and Trends in Prophylaxis and Management of
Anthrax Disease. Pathogens. 2020 May 12;9(5):370. doi: 10.3390/pathogens9050370. PMID:
32408493; PMCID: PMC7281134.

Kemenkes., 2017., PETUNJUK TEKNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ANTRAKS

Anda mungkin juga menyukai