Tatalaksana Antraks
Tatalaksana Antraks
Tata laksana pasca pajanan yaitu PEP berupa antibiotik profilaksis dan vaksin anthrax.
1. Antibiotik
Antibiotik profilaksis post pajanan diberikan per oral selama 60 hari (sesuai
masa dormant spora) untuk mencegah spora teraktivasi di dalam tubuh. Antibiotik yang
direkomendasikan yaitu:
2. Vaksin
Vaksin anthrax (Anthrax Vaccine Adsorbed /AVA) dapat diberikan sebagai PEP maupun pre-
exposure prophylaxis (PrEP) untuk usia 18-65 tahun. Sebagai PEP, vaksin diberikan 0,5 ml
subkutan (deltoid) sebanyak 3 dosis selama 4 minggu, yaitu pada minggu ke-0, ke-2, dan ke-4
setelah paparan. Vaksin diberikan bersama dengan pemberian antibiotik profilaksis selama 60
hari. Jika vaksin tidak tersedia, terapi antibiotik harus tetap diberikan selama 60 hari.
Pada individu dengan reaksi alergi serius terhadap vaksin atau komponennya, tidak diberikan
vaksin, namun tetap diberikan antibiotik profilaksis selama 60 hari.
Penanganan Setelah Onset Gejala
Terapi utama setelah onset gejala yaitu antibiotik, antitoksin, dan imunoglobulin.
1. Antibiotik
Setelah selesai 3 minggu terapi antibiotik, dilanjutkan dengan monoterapi antibiotik profilaksis
(PEP) selama 60 hari untuk mencegah relaps endospora yang dorman.
2. Antitoksin
Raxibacumab:
Raxibacumab adalah human IgG1 gamma monoclonal antibody yang mentarget antigen
protektif B.anthracis.
Untuk dewasa atau anak dengan berat badan >50 kg diberikan dosis 40 mg/kg.
Semua dosis diberikan sebagai dosis tunggal dengan infus selama 2 jam 15 menit.
Obiltoxaximab:
Obiltoxaximab adalah chimeric IgG1 kappa monoclonal antibody yang mentarget antigen
protektif B.anthracis.
Untuk dewasa atau anak dengan berat badan >40 kg diberikan dosis 16 mg/kg
Untuk berat badan ≥15 hingga 40 kg diberikan dosis 24 mg/kg
Semua dosis diberikan sebagai dosis tunggal dengan infus selama 90 menit.
3. Imunoglobulin
Human anthrax immune globulin (Anthrasil) digunakan bersama antibiotik untuk terapi anthrax
inhalasi pada dewasa maupun anak-anak. Pada individu usia >17 tahun, imunoglobulin diberikan
420 U secara infus dengan kecepatan awal 0,5 ml/menit selama 30 menit. Jika dapat ditoleransi
dengan baik, maka selanjutnya kecepatan infus dapat ditingkatkan 0,5 ml/menit setiap 30 menit
dengan kecepatan maksimal 2 ml/menit.
Pada anak usia ≤16 tahun, imunoglobulin diberikan 60-420 U secara infus dengan kecepatan
awal 0,01 ml/kg/menit selama 30 menit. Jika dapat ditoleransi dengan baik, maka selanjutnya
kecepatan infus dapat ditingkatkan 0,02 ml/kg/menit setiap 30 menit dengan kecepatan maksimal
0,04 ml/kg/menit.
DAPUS:
Savransky V, Ionin B, Reece J. Current Status and Trends in Prophylaxis and Management of
Anthrax Disease. Pathogens. 2020 May 12;9(5):370. doi: 10.3390/pathogens9050370. PMID:
32408493; PMCID: PMC7281134.