Anda di halaman 1dari 7

DefinisiTUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK

FK UMS REFERAT

MANEJEMEN TERKINI PEB

Disusun Oleh :
Alvina Kusuma Wijaya, S.Ked J510225
Dwi Atika, S.Ked J510225039

Pembimbing :
dr. Alip Sudarmono, Sp.OG

PRODI PROFESI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


REFERAT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Manejemen AUB (Abnormal Uterine Bleeding)

Penyusun : Alvina Kusuma Wijaya, S.Ked (J51022)


Dwi Atika, S.Ked (J510225039)

Pembimbing : dr. Aip Sudarmono, Sp.OG

Karanganyar, 08 Februari 2024


Penyusun

Alvina Kusuma Wijaya, S.Ked


Dwi Atika, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Alip Sudarmono, Sp.OG

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Sulistyani, Sp. S


1. Definisi
AUB (Abnormal Uterine Bleeding) merupakan perdarahan yang ditandai
dengan adanya perubahan pada siklus menstruasi normal baik dari interval atau
panjang siklus, durasi maupun jumlah perdarahan. Hal ini sering dijumpai pada
wanita pada usia reproduksi. Perdarahan uterus abnormal yang meliputi gangguan
perdarahan berasal dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal,
kelainan organik genetalia dan kontak berdarah. Perdarahan uterus abnormal
meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya.
Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid yang
memanjang atau tidak beraturan. Terminologi menoragia saat ini diganti dengan
perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding (HMB) sedangkan
perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor koagulopati, gangguan
hemostasis lokal endometrium dan gangguan ovulasi merupakan kelainan yang
sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus disfungsional (PUD).
2. Klasifikasi
a. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan haid yang
banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah
kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada
kondisi.
b. AUB kronik atau tanpa riwayat sebelumnya. Perdarahan uterus abnormal
kronik merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah
terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan
yang segera seperti AUB akut.
c. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan haid
yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi
kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah ini
ditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.
3. Etiologi
Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO)
(2011 dalam POGI, 2016), terdapat 9 kategori utama disusun sesuai dengan
akronim PALM COEIN, yakni:
a. Polip, pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan
kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium. Polip biasanya
bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan AUB. Lesi umumnya
jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas. Diagnosis polip ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan USG dan atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil
histopatologi. Histopatologi pertumbuhan eksesif lokal dari kelenjar dan
stroma endometrium yang memiliki vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel
endometrium.
b. Adenomiosis ditandai dengan pembesaran rahim yang disebabkan oleh sisa
ektopik dari endometrium baik kelenjar maupun stroma yang terletak dalam
di miometrium. Sisa ini dapat tersebar di seluruh miometrium-adenomiosis
difusa, atau mungkin membentuk nodul fokal yang berbatas tegas -
adenomiosis fokal. Gejala yang sering ditimbulkan yakni nyeri haid, nyeri
saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid, nyeri saat buang air besar,
atau nyeri pelvik kronik. Gejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan
perdarahan uterus abnormal. Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan
kedalaman jaringan endometrium pada hasil histopatologi.
c. Leiomioma adalah neoplasma jinak otot polos yang biasanya berasal dari
miometrium. Leiomioma sering disebut sebagai mioma uteri, dan karena
kandungan kolagennya yang menyebabkan konsistensinya menjadi fibrous,
leiomioma sering keliru disebut sebagai fibroid. Insiden di kalangan
perempuan umumnya antara 20 hingga 25 persen, tapi telah terbukti setinggi
70 sampai 80 persen dalam studi menggunakan histologis atau pemeriksaan
sonografi. Selain itu, insiden bervariasi tergantung pada usia dan ras.
d. Malignancy dan hiperplasia Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan
ganas dari lapisan endometrium. Gejala berupa perdarahan uterus abnormal.
Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan
merupakan penyebab penting PUA. Klasifikasi keganasan dan hiperplasia
menggunakan sistem klasifikasi FIGO dan WHO. Diagnostik pasti
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.
e. Koagulopati Gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap
perdarahan uterus. Gejalanya berupa perdarahan uterus abnormal.
Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang
terkait dengan PUA. Tiga belas persen perempuan dengan perdarahan haid
banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering
ditemukan adalah penyakit von Willebrand.
f. Ovulatory dysfunction atau kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus. Gejalanya berupa perdarahan uterus abnormal. Gangguan
ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi perdarahan
yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi.
g. Iatrogenik Perdarahan uterus abnormal (AUB) yang berhubungan dengan
intervensi medis seperti penggunaan estrogen, progestin, AKDR. Perdarahan
haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau progestin
dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough bleeding.
Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam 19
sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai berikut : 1) Pasien lupa atau terlambat
minum pil kontrasepsi 2) Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin 3)
Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti
koagulan ( warfarin, heparin, dan low molecular weight heparin) dimasukkan
ke dalam klasifikasi PUA Koagulopati.
h. Not yet classified Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang
jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi. Kelainan yang termasuk
dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-vena.
Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan kejadian PUA.
4. Faktor risiko PUA
a. Penggunaan KB hormonal (iatrogenik)
1) Progestyne only pil (POP) adalah pil kontrasepsi yang mengandung
progestin saja dengan dosis yang sangat rendah seperti hormon alami
progesteron dalam tubuh perempuan. Perdarahan terjadi ketika rasio
progesteron terhadap estrogen tinggi. Pemberian progestin eksogen
secara terus menerus dapat mengakibatkan perdarahan intermiten dengan
durasi yang bervariasi, namun umumnya cukup ringan. Kondisi ini dapat
dihindari jika tubuh masih memiliki kadar estrogen yang cukup untuk
mengimbangi progestin. Contoh dari perdarahan sela progesteron 20
adalah perdarahan yang terjadi pada perempuan yang menggunakan
kontrasepsi progestin saja. Pada perempuan yang menggunakan
kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progestin dapat pula mengakibatkan
terjadinya perdarahan sela progesteron apabila komponen progestin
menjadi lebih dominan dibandingkan dengan komponen estrogennya.
Gambaran histologi perdarahan sela progesteron menggambarkan
adanya “penekanan fase sekresi” yang mengakibatkan terjadinya atropi
pada jaringan endometrium.
2) Implan merupakan alat kontrasepsi berupa batang plastik kecil atau
kapsul, masing-masing seukuran batang korek api, yang dapat
melepaskan progestin seperti hormon progesteron alami dalam tubuh
perempuan, dan dipasang di bawah kulit pada bagian dalam lengan atas.
3) Suntik progestin Kontrasepsi ini merupakan jenis kontrasepsi dalam
bentuk suntikan depot yang mengandung Depot Medroxyprogesterone
Acetate (DMPA) dan norethisterone enanthate (NET-EN) masingmasing
berisi progestin seperti hormon progesteron alami dalam tubuh
perempuan.
b. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
hipertensi.
c. Riwayat kanker pada keluarga
Riwayat kanker pada keluarga dianggap sebagai faktor risiko terjadinya
PUA karena menjadi faktor risiko dari kejadian munculnya keganasan pada
uterus. Kanker adalah proses penyakit yang dimulai ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal (maligna) ini
mulai berproliferasi secara abnormal. Kemudian mencapai tahap sel tersebut
bersifat invasif. Proses invasi menyebabkan tekanan ke 27 jaringan sekitar
dan ruang interstitial. Sel-sel maligna dapat merusak jaringan sekitar melalui
tekanan mekanis dan enxim destruktif yang dikeluarkannya. Jika jaringan
yang berdekatan tersebut adalah pembuluh darah maka terjadilah perdarahan.
d. Paritas
Paritas dianggap sebagai faktor risiko terjadinya PUA karena menjadi
faktor risiko dari kejadian munculnya keganasan pada uterus. Mioma uteri
lebih sering ditemukan pada wanita nullipara dan primipara dibanding pada
wanita multipara. Namun beberapa penelitian menemukam hubungan saling
berbalik antara paritas dan munculnya mioma uteri. Menurut Saifudin (2014)
ukuran mioma yang sangat besar dapat mengganggu kehamilan karena
mioma mengambil terlalu banyak ruang sehingga bisa menekan atau
mendesak kehamilan dan menyebabkan abortus terutama mioma submukosa
karena juga dapat menyebabkan distorsi rongga uterus, apalagi mioma yang
sampai menutupi atau menekan pars interstitialis tuba bisa menyebabkan
infertilitas atau penurunan kesuburan.

Anda mungkin juga menyukai