TR 2 - Wira Hadi Sugara - Ie A 2021
TR 2 - Wira Hadi Sugara - Ie A 2021
Nim : 7213240007
Prodi : Ilmu Ekonomi
Kelas :A
Mata Kuliah : Ekonomi Politik
Ide-ide Amerika Latin di negara-negara tersebut, berfokus pada momen-momen terbesar mereka
dampak-tahun 1950an dan 1970an. Ini menjelaskan pengaruh seperti itu sebagai akibat dari tiga
hal faktor – keberadaan tradisi lokal pemikiran strukturalis sebelumnya, yang mana doktrin-
doktrin Amerika Latin dapat diasimilasikan; relevansi gagasan dan teknik Amerika Latin dengan
isu-isu ekonomi yang mendesak; dan kegunaan ide-ide tersebut kebijakan luar negeri. Hal ini
juga menggambarkan bahwa strukturalisme dan ketergantungan dianggap berkaitan erat, dan
menyebutkan dampak dari kedua doktrin tersebut di bagian lain. negara di Pinggiran Eropa,
Rumania, dalam dua dekade yang sama.
Jurnal 2
Jurnal ini mengkaji tradisi strukturalis dalam perekonomian, dengan menekankan peran tersebut
bahwa struktur berperan dalam pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang. Sejak
subjeknya ada ternyata terlalu besar untuk dibahas dalam satu artikel, sehingga penekanannya
diberikan pada hal ini elemen makroekonomi dari tradisi tersebut, sambil juga mengeksplorasi
metodologinya aspek. Hal ini dimulai dengan menganalisis beberapa aspek umum strukturalisme
dalam ilmu ekonomi (evolusi dan asal usul) terkait dengan pemikiran ECLAC, dalam hal ini
berfokus pada dinamika hubungan pusat-pinggiran.
Jurnal 3
Jurnal ini memberikan tiga poin. Pertama, menelusuri asal usulnya strukturalisme dalam arti luas
inilah yang memunculkan doktrin kegagalan pasar di Inggris selama tahun 1930an dan 1940an.
Kedua, hal ini menunjukkan hubungan antara alur pemikiran ini dan Teori inflasi strukturalis
Amerika Latin. Terakhir, saran W. A. Lewis menyatakan bahwa parahnya masalah inflasi di
Chile bukan disebabkan oleh faktor struktural memiliki kesamaan dengan negara-negara
berkembang yang tidak terlalu rentan terhadap inflasi, namun lebih pada kekuatan negara-negara
yang terorganisir kelompok kepentingan membuat klaim pendapatan yang bersaing.
Jurnal 4
Judul : Relevance of Structuralist and Dependency Theories in the Neoliberal Period: A Latin
American Perspective
Ekonomi politik baru sedang dibangun di Amerika Latin, seiring dengan berkembangnya
perekonomian nasional direstrukturisasi dan diubah secara radikal dan tatanan sosial baru sedang
diciptakan. bahasa Latin Perekonomian dan masyarakat Amerika bereaksi terhadap perubahan-
perubahan ini dan kembali terhubung dengan tuntutan-tuntutan dunia yang semakin kompetitif
dan saling bergantung. Perubahan seperti ini terjadi di suatu benua pemerintahan demokratis,
menyediakan saluran untuk menantang paradigma neoliberal baru. Itu diperdebatkan dalam
artikel ini strukturalisme dan teori ketergantungan dapat memainkan peran yang bermanfaat
dalam proses ini bersaing dan membangun paradigma pembangunan alternatif terhadap dominasi
ekonomi saat ini paradigma neoliberal.
Jurnal 5
Judul : Beyond the Stereotype: Restating the Relevance of the Dependency Research Programme
2. Dari jurnal yang saya baca hal yang menyebabkan amerika masih menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi dunia sampai saat sekarang ini ialah karena pengaturan mata uang dunia masih di
pusatkan dengan mata uang Dollar US, karena mereka mempunyai cadangan emas yang cukup
banyak. Selain itu sumber daya manusia yang dimiliki amerika serikat tergolong bagus karena
banyak melakukan penelitian dan juga banyak memiliki tenaga ahli sehingga pertumbuhan
ekonomi negaranya menjadi bagus. Selain itu kedigdayaan ekonomi AS pasca-Perang Dunia II
menjadi latar belakang faktor mengapa AS akhirnya keluar menjadi pusat keuangan global. Bisa
dibilang, kekuatan finansial menjadi kunci soft power Paman Sam.
3. Sangat banyak contoh kasus ekonomi politik radikal & dependensia ini antara lain sebagai
berikut :
a) Ketergantungan negara-negara Afrika pada ekspor bahan mentah seperti minyak, bijih
besi, dan berlian. Negara-negara ini sangat bergantung pada harga bahan mentah di pasar
global, yang dapat sangat bervariasi dan tidak stabil.
b) Ketergantungan negara-negara di Timur Tengah pada produksi minyak bumi dan gas
alam. Negara-negara seperti Saudi Arabia, Kuwait, dan Uni Emirat Arab sangat
bergantung pada produksi minyak untuk menggerakkan perekonomian mereka.
c) Ketergantungan Jepang pada ekspor mobil dan elektronik. Jepang sangat tergantung pada
ekspor mobil dan produk elektroniknya, yang menyumbang sebagian besar pendapatan
ekspornya.
d) Ketergantungan Amerika Serikat pada impor barang dari China. Amerika Serikat sangat
tergantung pada impor barang dari China, termasuk barang elektronik, pakaian, dan
mainan.
e) Ketergantungan Norwegia pada industri perikanan dan minyak bumi. Norwegia sangat
bergantung pada sektor perikanan dan industri minyak bumi untuk menggerakkan
perekonomiannya.
Ketergantungan itu juga memiliki dampak yang negatif terhadap suatu negara antara lain :
a) Ketergantungan ekonomi dapat menyebabkan negara-negara yang lebih lemah secara
ekonomi menjadi sangat rentan terhadap perubahan dalam kondisi pasar global.
b) Ketergantungan pada ekspor komoditas atau bahan mentah dapat mengakibatkan
ketidakstabilan harga dan kerentanan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
c) Ketergantungan pada sumber daya alam tertentu dapat mengakibatkan eksploitasi sumber
daya yang berlebihan dan merusak lingkungan.
d) Ketergantungan pada teknologi asing dapat menghambat pengembangan teknologi lokal
dan membatasi kemampuan negara-negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas
produksi mereka.
4. Contoh kasus pertumbuhan ekonomi dan juga kebijakan politik luar negeri
Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 berlanjut hingga awal 2022
dengan pertumbuhan sebesar 5 persen pada kwartal pertama (yoy), menurut laporan
ini, Pendalaman Sektor Keuangan untuk Pertumbuhan yang Lebih Kuat dan Pemulihan
Berkelanjutan. Peningkatan permintaan di dalam negeri yang terjadi sejak akhir tahun lalu akan
meringankan tekanan yang dirasakan oleh sektor swasta, terutama UMKM yang mengalami
kerugian yang tidak proporsional selama masa pandemi. Pemulihan di dalam negeri juga
memungkinkan terjadinya konsolidasi fiskal, sementara kebijakan keuangan terus
mengakomodasi secara tepat. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan pinjaman dari bank
yang mendukung pemulihan.
Akan tetapi, serangan Rusia di Ukraina telah menambah tantangan yang sebelumnya diakibatkan
oleh pandemi. Harga komoditas mengalami peningkatan tajam dan tampaknya akan terus berada
pada tingkat yang tinggi pada tahun 2022-2023. Sementara Indonesia mendapatkan keuntungan
jangka pendek dari harga komoditas yang meningkat, harga-harga di dalam negeri mulai naik
dan pendanaan luar negeri menjadi lebih ketat. Hal ini memperberat tantangan kebijakan terkait
dengan meningkatnya subsidi energi serta halangan bagi kebijakan moneter.Laporan ini
membahas ke dua hal tersebut dengan mendalam.
Impor migas Februari 2023 senilai US$2,41 miliar, turun 17,19 persen dibandingkan
Januari 2023 atau turun 17,08 persen dibandingkan Febuari 2022.
Impor nonmigas Februari 2023 senilai US$13,51 miliar, turun 13,03 persen dibandingkan
Januari 2023 atau turun 1,63 persen dibandingkan Februari 2022.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2023
adalah Tiongkok US$9,36 miliar (32,22 persen), Jepang US$2,77 miliar (9,53 persen),
dan Thailand US$1,79 miliar (6,17 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$4,99
miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa US$2,01 miliar (6,91 persen).