EKONOMI INDUSTRI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Wira Hadi Sugara
Nim : 7213240007
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
Rahmat- nya sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas Critical book review (CBR) yang di berikan dalam Mata
Kuliah Ekonomi Industri di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini, Saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan Tugas Critical Book Review (CBR), khususnya kepada, Bapak Munajat.
S.E.,M.Si.,Dr.selaku dosen mata kuliah Ekonomi Industri yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada Saya, sehingga Saya dapat menuelesaikan tugas ini.
Akhir kata Saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
didalam makalah ini memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pembaca
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4. Identitas Buku
1. Buku Utama
2. Buku Pembanding 1
2
3. Buku Pembanding 2
4. Buku Pembanding 3
3
5. Buku Pembanding 4
4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Diferensiasi Horizontal
Diferensiasi produk horizontal adalah produk atau layanan memiliki kualitas
keseluruhan yang sama atau serupa, tetapi menawarkan kombinasi karakteristik yang
berbeda. Misalnya, Ford Focus, Vauxhall Astra, Honda CRV, Volksswagen Golf dan
Toyota Avanza semuanya adalah merek atau model mobil yang serupa, tetapi masing
masing menawarkan paket atribut yang sedikit berbeda. Sebagian besar pengemudi mobil
dikelas yang relevan akan mengekspresikan preferensi yang mendukung salah satu merek
atau model ini, tetapi [pengemudi yang berbeda mungkin mengekspresikan preferensi yang
berbeda. Sehingga diferensiasi produk horizontal dapat diartikan pada saat perusahaan
menawarkan berbagai produk untuk merespon selera konsumen yang berbeda beda.
B. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi produk vertical adalah dimana suatu produk atau layanan berbeda
dalam kualitas keseluruhan dari yang lain. Misalnya, satu merek jus buah mungkin memiliki
kandungan buah yang lebih tinggi dan kadar gula yang lebih rendah daripada merek lain,
dan karenanya dapat diakui sebagai merek berkualitas lebih tinggi oleh semua konsumen.
Jika harga merek buah tinggi dan merek gula tinggi sama, sebagian besar atau semua
konsumen akan membeli merek buah tinggi. Diferensiasi produk vertical dapat diartikan
ketika suatu perusahaan merespon konsumen yang memiliki kemampuan membayar
kualitas barang dengan membayar kualitas beda pada produk yang sama.
5
C. Diferensiasi Produk dan Strategis
Karakteristik yang membedakan produk dan layanan yang berbeda dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: alami dan strategis. Dengan diferensiasi produk alami,
karakteristik yang berbeda ini muncul dari atribut atau karakteristik alami buakan dari
tindakan pemasok. Adapun diferensiasi produk strategis, karakteristik yang diciptakan oleh
pemasok: misalnya, melalui keputusan untuk menciptakan merek baru dan
mempromosikannya hanya melalui iklan atau jenis kegiatan pemasaran lainnya.
Factor – factor diferensiasi produk alami, antara lain:
1. Variasi geografis, lokasi penjual secara otomatis membedakan suatu produk atau
layanan dipikiran konsumen;
2. Penggunaan teknologi baru, teknologi baru dapat digunakan untuk membedakan
suatu produk: misalnya, melalui penambahan fitur internet dan email ke telepon
seluler.
3. Merek dan merek dagang, merek dan merek dagang digunakan secara luas untuk
membedakan produk serupa.
4. Perbedaan komunitas atau Negara, disini Negara atau komunitas asal adalah
atribut penentu yang membedakan barang dan jasa. Dengan kata lain produk dan
layanan dari bagian dunia tertentu dianggap berbeda dan berkualitas lebih tinggi.
5. Selera dan preferensi konsumen. Konsumen sendiri memiliki atribut, selerea, dan
preferensi yang berbeda. Akibatnya, karakteristik produk yang paling diinginkan
bervariasi dari satu konsumen ke konsumen lainnya.
Adapun factor factor diferensiasi produk strategis adalah:
1. Variasi factor input. Input factor seperti tenaga kerja dan modal jarang homogen.
Ini menciptakan peluang untuk hasil akhir yang diproduksi menggunakan factor
factor produksi yang berbeda untuk dipasarkan akan berbeda dari perusahaan lain.
2. Layanan tambahan. Layanan tambahan sering dapat digunakan untuk
membedakan produk. Bahkan jika produk yang sama tersedia dari dua pemasok,
kondisi sekitar penjualan mungkin berbeda. Pemasok dapat membedakan produk
produk mereka dengan menawarkan kredit yang lebih murah, waktu pengiriman
lebih cepat atau layanan purna jual yang lebih komperhensif.
3. Tingkat perubahan diferensiasi produk. Produk dengan umur alami yang pendek
dapat mengalami keusangan terencana, terutama dalam kasus dimana produk
menyumbang proporsi yang relative kecil dari sebagian besar anggaran konsumen;
6
4. Ketidaktahuan konsumen. Ketidaktahuan dipihak konsumen dapat memungkinkan
perusahaan untuk melebih lebihkan sejauh mana diferensiasi produk dan layanan
meraka.
7
4. Aspek pelayanan konsumen. Factor yang menjasi sumber pembeda terkait aspek ini adalah
adanya pelayanan yang baik bagi konsumen, seperti staf yang terlatih, antrian yang pendek,
pemrosesan dan prosedur yang sederhana. Contoh, Bank Mandiri yang pertama kali
menerapkan pelayanan yang ramah bagi konsumennya melalui staf yang sopan, menyapa,
dan mengarahkan nasabah yang ingin melakukan transaksi.
Selain beberapa bentuk upaya diferensiasi produk tersebut, masih terdapat berbagai
macam bentuk upaya diferensiasi produk yang dapat dikembangkan oleh perusahaan.
Berbasis pada Lipczynski, et al (2005), sejumlah upaya tersebut dapat ditempuh dengan
mengembangkanb sejumlah sumber diferensiasi produk, seperti 1) penentuan lokasi, 2)
penerapan teknologi baru, 3) pengkombinasian atau [emvariasian berbagai jenis input, 4)
pemberian jasa tambahan/pelengkap untuk setiap transaksi pembelian, dan 5) penciptaan
image positif produk bagi konsumen.
Tingkat diferensiasi produk dapat diindikasikan oleh tingkat elastisitas harga silang
(cross price elasticity of demand) dan tingkat loyalitas konsumen terhadap suatu merek
(brand loyalty). Cross price elasticity of demand merupakan presentase perubahan
permintaan produk ketika terjadi perubahan harga produk substitusinya sebesar 1 persen.
Sementara itu, brand loyalty menunjukkan perilaku konsumen ketika dihadapkan pada
kondisi untuk memilih berbagai jenis barang yang ditawarkan oleh sejumlah konsumen.
8
Diferensiasi diperlukan agar pelanggan dan mitra bisnis lebih tertarik dangan produk,
jasa, atau distribusi suatu perusahaan dibandingkan produk perusahaan lain. Namun bukan
berarti diferensiasi hanya sekedar “asal berbeda”, tapi ini harus memiliki karakteristik lebih
unggul dari pesaing dan bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau mitra bisnis.
Mengingat persaingan bisnis yang sangat dinamis dan penuh ketidakpastian, diferensiasi
mesti terus dibenahi melalui inovasi secara terus menerus agar produk atau layanan sebuah
perusahaan memiliki keunggulan bersaing.
Jenis dan Masalah Diferensiasi
Miller (1988) menjelaskan bahwa keunikan sebagai bagian dari diferensiasi bisa saja
berbasis inovasi atau berbasis citra. Kotler dan Amstrong (2012) menjelaskan beberapa jenis
diferensiasi yang dapat diterapkan perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing yaitu:
diferensiasi produk, difernsiasi jasa/layanan, diferensiasi saluran/distribusi, diferensiasi orang
(personil), dan diferensiasi citra.
Diferensiasi produk dilakukan pada aspek wujud fisik produk, seperti fitur, kinerja,
warna kemasan, daya tahan, rasa, corak, dan disain. Kemasan produk bisa dimodifikasi agar
terlihat menarik, segar, dan berbeda dari pesaing. Mobil Toyota dan Mobil Honda sering
dinilai melakukan face lift (perubahan desain) untuk penyegaran agar konsumen tidak merasa
bosan. Perubahan ini hanya dilakukan dari segi tampilan saja, jarang sekali melakukan
perubahan besar sampai ke mesin dan rangka mobil yang memerlukan biaya besar.
9
Product Bundling
Product Bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk
dalam satu paket.strategi ini sangat umum digunakan dalam bisnis paket liburan, paket
shampoo dan conditioner, atau perangkat lunak (software). Sebagai contoh dalam industry
masakan cepat saji, beberapa item produk ditawarkan menjadi satu paket khusus. Strategi ini
memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila : 1. Biaya produksi rendah, 2. Pangsa pasar cukup
besar, 3. Konsumen berminat karena ada unsure penyederhanaan dalam proses produksi dan
dapat mengambil manfaat dari pembelian produk. 4. Rata – rata marginal cost rendah, 5.
Customer acquisition cost tinggi.
Lini Produk
Lini produk adalah kelompok produk yang berhubungan erat karena memiliki fungsi
serupa, dijual kepada kelompok pelamggan yang sama, dipasarkan melalui jenis took yang
sama, atau masuk pada kisaran harga yang sudah ada. Misalnya General Motors membuat lini
mobil, Nike membuat beberapa lini sepatu atletik, dan Motorola membuat beberapa lini
produk telekomunikasi (Thamrin Abdullah, 2012). Dalam mengembangkan strategi lini
produk, pemasaran menghadapi sejumlah keputusan sulit: panjang lini produk,
memperpanjang kebawah, memperpanjang ke atas, memperpanjang kedua arah, mengisi lini
produk, modernisasi lini produk, dan menonjolkan lini produk.
10
dinilai unik oleh konsumen. Perusahaan hendaknya memiliki keunggulan dalam manajemen
pemasaran dan secara khusus dapat membangun kerjasama yang harmonis dengan sluran
distribusi yang terkait. Dalam implementasinya, manajemen hendaknya mampu
mengkoordinasi berbagai aktivitas manajemen fungsional yang pokok: penelitian dan
pengembangan, rekayasa produk baru, dan pemasaran.
Jika strategi ini berhasil diterapkan, biasanya perusahaan mampu mempraktekkan
kebijaksanaan harga premium. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu memperoleh laba
lebih besar disbanding rata-rata industry. akan tetapi hendaknya juga diingat bahwa biasanya
diferensiasi juga mengakibatkan peningkatan biaya. Oleh karena itu, manejemen hendaknya
membandingkan kemungkinan peningkatan laba yang diperoleh dan sekaligus meningginya
biaya yang harus ditanggung. Disamping itu, biasanya perusahaan yang berhasil menerapkan
strategi diferensiasi juga mampu mendapatkan loyalitas merek yang tinggi, karena
ketertarikan dan ketrikatan konsumen yang amat tinggi terhadap barang yang dihasilkan.
Apalagi jika pilihan strategi tersebut tak segera diikuti oleh perusahaan lain.
Namun demikian ini tidak berarti penerapan strategi diferensiasi tanpa mengandung
resiko. Peratama, sekiranya pembeli tidak melihat keunikan yang signifikan pada barang
tersebut, strategi diferensiasi amat dengan mudah dapat ditandingi oleh strategi harga murah.
Diferensiasi gagal menimbulkan efek perbaikan kualitatif bagi pembeli barang tersebut –
misalnya pada peningkatan status. Kedua, strategi diferensiasi juga tak hendak menghasilkan
keuntungan yang optimum jika imitasi terhadap barang tersebut dapat dengan mudah dan
cepat dilakukan. Dengan demikian, diferensiasi hamper selalu menuntut keunikan yang
berkelanjutan yang berjangka relative panjang. Terakhir, strategi diferensiasi juga tak mudah
diterapkan jika perbedaan antara harga premium yang ditawarkan dengan harga barang
pesaing yang menggunakan strategi keunggulan biaya terendah terlampau jauh. Kesalahan ini
lebih mudah terjadi karena mudah terjadi karena perusahaan melakukan diferensiasi secara
berlebihan.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
3.3 Kritik Buku Pembanding 2
Buku Pembanding 2 dengan judul “Sari-sari Pemasaran & Aplikasinya di Dunia
Bisnis” merupakan buku karangan Alexander Ibnu Wibowo yang terdapat didalamnya
pembahasan tentang diferensiasi produk. Buku ini diterbitkan oleh Prasetya Mulya
Publishing dengan tebal buku 220 halaman.
Sesuai dengan judulnya, buku ini merupakan inti-inti penting dalam pemasaran,
sehingga pembahasan tentang diferensiasi produk hanya terdiri dari beberapa halaman saja.
Termasuk didalamnya pengertian diferensiasi produk, jenis dan masalah diferensiasi.
Diferensiasi produk pada buku ini menjelaskan tentang pentingnya strategi diferensiasi untuk
meningkatkan keuntungan pada suatu perusahaan.
Dari segi penulisan, buku ini menggunakan kata yang sederhana dengan penyusunan
kata yang rapih sehingga pembaca akan cepat memahami isi buku. Buku ini juga sedikit
kurangnya menyuguhkan gambar yang mempermudah pembaca untuk mengerti isi dari buku.
Dengan penyajian yang sederhana dan penyusunan kata yang rapih ini maka akan
meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini.
13
Buku ini menyuguhkan diferensiasi produk segai salah satu dari strategi pemasaran
untuk meningkatkan keuntungan suatu perusahaan. Terdapat juga pembahasan tentang
keunggulan dari diferensiasi produk. Terdapat gambar dan grafik pada buku ini menjadikan
buku ini memiliki nilai tambah.
Dari segi penulisan, buku ini juga menggunakan kata yang sederhana dengan
penyusunan kata yang rapih sehingga pembaca akan cepat memahami isi buku. Dengan
penyajian yang sederhana ini maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diferensiasi produk dapat diartikan sebagai suatu strategi perusahaan untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing mengenai atribut produk termasuk
harga yang dipandang penting oleh banyak konsumen. Diferensiasi produk dapat
dikelompokkan menjadi diferensiasi produk horosontal dan diferensiasi produk vertical.
Diferensiasi produk vertical mengacu pada adanya perbedaan kualitas secara keseluruhan
antara suatu produk dengan produk lainnya. Diferensiasi horizontal mengacu pada adanya
perbedaan sejumlah karakteristik antara suatu produk dengan produk lainnya, namun
kualitas produk tersebut secara keseluruhan hampir sama.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai
keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika pasar melihat produk memiliki perbedaan
dibandin produk pesaing, anda akan lebih mudah mengambangkan bauran pemasaran
(marketing mix)untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi
yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke factor lain, seperti karakteristik
produk, strategi distribusi atau variable variable promotif lainnya. Kelemahan diferensiasi
adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar – besar
4.2 Saran
Sebaiknya buku utama dan buku pembanding bisa saling mengisi kekurangan dari
buku masing-masing. Sehingga buku tersebut dapat meningkatkan semangat dan kreatifitas
pembacanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L., Kusuma, S., E. 2014. Ekonomika Industri: Pendekatan Struktur, Perilaku, dan
Kinerja. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Muhammad, S. 2017. Manajemen Strategik: Konsep dan Alat Analisis. UPP STIM YKPN,
Yokyakarta.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran: Teori dan Implimentasi. C.V Andi Offset,
Yogyakarta.
Tanjung, A.A., Ruslan, D. 2019. Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan. Prenadamedia
Group, Jakarta.
Wibowo, A., I dkk. 2014. Sari-sari Pemasaran & Aplikasinya di Dunia Bisnis. Prasetiya
Mulya Publishing, Jakarta.
16