Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI RISET, PROJECT & REKAYASA IDE

PUSKESMAS TANJUNG MORAWA


(Dibuat untuk memenuhi tugas Mini Riset, Project & Rekayasa Ide dari mata kuliah
akuntansi sektor publik)
Dosen Pengampu : Jihen Ginting. Drs.,M.Si.,Ak

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Wira Hadi Sugara


Nim : 7213240007

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya lah kami

dapat menyelesaikan makalah mini riset , project & rekayasa ide ini. Makalah ini ditujukan

untuk pembelajaran dalam Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik.

Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kami berusaha semaksimal

mungkin menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jihen Ginting. Drs.,M.Si.,Ak


selaku dosen pengampu, dan para pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna dan dapat menjadi sumber ilmu, khususnya bagi

kami dan umumnya bagi para pembaca. kami mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Medan, April 2022

Wira Hadi Sugara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................3


2.1 Pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)........................................3
2.2 Biaya Overhead Medis...................................................................................................3
2.3 Biaya Bahan Baku..........................................................................................................7
2.4 Biaya Tenaga Kerja........................................................................................................8
2.5 Metode Penentuan Harga Pokok Pelayanan...............................................................9

BAB III HASIL PENELITIAN.............................................................................................11


3.1 Profil Puskesmas...........................................................................................................11
3.2 Pelayanan Rawat Jalan................................................................................................12
3.3 S.O.P Pelayanan Medis Penyakit Gejala Tipes.........................................................13
3.4 Pengajuan Obat............................................................................................................14
3.5 Pengajuan Peralatan Kesehatan.................................................................................14
3.6 Pengelolaan Keuangan.................................................................................................14
3.7 Jaminan Kesehatan......................................................................................................15
3.8 Beban Administrasi......................................................................................................16
3.9 Penentuan Harga Pokok Pengobatan Penyakit Diare..............................................16

BAB IV KESIMPULAN & SARAN......................................................................................22


4.1 Kesimpulan...................................................................................................................22
4.2 Saran..............................................................................................................................22

BAB V LAMPIRAN................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Menjaga

kesehatan itu perlu agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani akan tetapi tidak selamanya

seseorang tersebut selalu berada dalam keadaan sehat, ada kalanya seseorang harus terjatuh

sakit. Berbagai cara dilakukan agar seseorang dapat kembali menjadi sehat salah satu cara

yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan memeriksakan diri ke tempat-

tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah

menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau

untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke

bawah.                   

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan.Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai

tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya

pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang

langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah

kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

Biaya yang di pikul masyarakat sangatlah terjangkau atau murah yaitu Rp 5000,-

/dalam sekali berobat ke puskesmas. Dengan biaya tersebut memang tidak sesuai dengan

biaya yang di keluarkan puskesmas sebenarnya. Setiap pasien yang datang ke puskesmas

1
maka dengan otomatis mereka telah merasakan bantuan kesehatan dari pemerintah. Dengan

harga yang relatif rendah yaitu Rp 5000,- maka kami disini ditugaskan meneliti berapa

sebenarnya biaya yang dikeluarkan setiap pasien yang datang ke puskesmas.

Dalam penelitian ini kami membutuhkan informasi tentang berapa biaya sesungguhnya yang

harus dikeluarkan oleh pusat kesehatan masyarakat pada satu penyakit dan berapa anggaran yang

dianggarkan oleh pemerintah pada setiap kesehatan masyarakat khususnya salah satu puskesmas yang

ada di Bandung yaitu di jalan plered no . Disini kelompok kami melakukan obeservasi terhadap

Penyakit Diare . Alasan kami ingin tahu informasi tentang hal tersebut juga dilatar belakangi dari

tugas Mini Riset Akuntasi Sektor Publik ke Pusat layanan kesehatan masyarakat dan juga dilatar

belakangi oleh rasa ingin tahu kenapa puskesmas membebankan harga yang begitu relative murah

untuk masyarakat dengan mengetahui seberapa besar bantuan pemerintah yang diberikan kepada

pusat layanan kesehatan masyarakat sehingga biaya yang dibebankan juga relative terjangkau bagi

masyarakat yang sangat membutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi puskesmas

2. Mengetahui bagaimana pengadaan barang dan jasa di puskesmas

3. Mengetahui pengeloloaan aliran kas di puskesmas

4. Mengetahui harga pokok / biaya pengobatan suatu penyakit

5. Mengetahui perbandingan dana subsidi penyakit dengan realisasi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah suatu organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Sedangkan Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

adalah suatu organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

kabupaten/kota.

2.2 Biaya Overhead Medis

2.2.1 Pengertian

Biaya Overhead Medis Adalah pembagian medis ke dalam bagian-bagian yang disebut

departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead medis.

Dalam departementalisasi biaya overhead medis, tarif biaya overhead dihitung untuk

setiap departemen medis dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara

departemen-departemen medis yang ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya

3
overhead medis memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen

untuk memudahkan pengumpulan biaya  overhead medis yang terjadi. Departemen-

departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat

ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

2.2.2 Manfaat                  

Departementalisasi  biaya overhead medis bermanfaat untuk pengendalian biaya dan

ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead medis dapat lebih

mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya sehingga

dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam

departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead medis yang

berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu

departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead medis sesuai tarif dari

departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap

penentuan harga pokok produk

2.2.3 Jenis-Jenis Biaya Overhead Medis

Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead medis,

sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni:

a.    BOM langsung (direct departmental overhead expensees)

adalah BOM yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya

dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen

produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.

4
b.    BOM tidak langsung (indirect departmental overhead expenses)

adalah BOM yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Contoh BOP ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung

puskesmas (dengan asumsi gedung puskesmas digunakan oleh beberapa departemen

produksi).

  Beberapa jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOM diantaranya sebagai berikut:

1.    Biaya bahan mentah tidak langsung (bahan penolong)

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau

bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila

dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

2.    Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak

dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya

tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung

terdiri dari :

 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-

departemen pembangkit tenaga listrik,depertemen gudang,dll.

 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala

departemen produksi, karyawan adminstrasi medis, dll.

5
3.    Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya

bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar

perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan,

bangunan medis, mesin-mesin, kendaraan, perkakas laboraturium, dan aktiva tetap

lain yang digunakan untuk keperluan medis.

4.    Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya

bangunan medis, mesin, perkakas laboraturium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang

digunakan di puskesmas.

5.    Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya

asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan,

danasuransi kecelakaan karyawan

6.    Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang

tunai. Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah

biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan

sebagainya Oleh karena begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam

pabrik, maka memerlukan perhatian khusus. Untuk merencanakan besarnya dana

yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead medis, terdapat dua masalah

pokok yang perlu perhatian khusus yakni penanggungjawab perencanaan biaya.

Pelaksanaan anggaran yang konprehensif memerlukan sistem akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility accounting system) atau kerap dikenal dengan

6
prinsip biaya departemen langsung (direct departmental cost). Setiap pusat tanggung

jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. Setiap pusat

pertangggungjawaban merupakan suatu sub-unit perusahaan dan berada dibawah

kendali seorang manajer. Dengan membandingkan antara rencana (anggaran) dengan

realisasi, seorang manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat

mengetahui apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah

menggunakan sumber-sumber secara efisien.

       

2.3 Biaya Bahan Baku

Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk

dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan

bagian terbesar dari  bentuk barang ).

Biaya Bahan Baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses

produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau

pesanan tertentu dan nilainya relatif besar. Biaya yang timbul atau terjadi untuk

memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah disebut

biaya bahan baku.

Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli, biaya angkutan, dan biaya-biaya

lainnya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut siap dipakai. Jadi harga

pokok bahan baku bukan hanya harga yang tercantum pada faktur pembelian (harga beli).

Biaya-biaya lainnya yang biasanya ikut diperhitungkan sebagai biaya bahan baku selain

harga beli dan biaya angkutan, antara lain; biaya pesan (order cost), biaya penerimaan,

biaya pembongkaran, biaya pemeriksaan, biaya asuransi, dan biaya pergudangan. Pada

umumnya, biaya bahan baku dicatat hanya sebesar harga beli menurut faktur pembelian

7
karena biayabiaya lain yang terjadi selain harga beli sulit diperhitungkan kepada harga

pokok bahan baku yang dibeli. Biaya-biaya lain tersebut biasanya diperhitungkan sebagai

biaya overhead pabrik.

2.4 Biaya Tenaga Kerja

1. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat secara khusus

dan konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan produk, urutan pekerjaan

tertentu, atau penyediaan layanan juga, kita juga dapat mengatakan hal itu adalah biaya

pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat produk pada lini

produksi.

Penentuan biaya tenaga kerja langsung

 Perencanaan pekerjaan yang akan dilakukan.

 Menggambarkan isi pekerjaan dari pekerjaan, dengan menunjukkan keterampilan,

pengetahuan, dll

 Pencocokan pekerjaan dengan karyawan.

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji)

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja medis yang upahnya tidak dapat

diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja

tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan

untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga keja tidak langsung terdiri dari :

 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-

departemen pembangkit tenaga listrik,depertemen gudang,dll.

8
 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala

departemen produksi, karyawan adminstrasi medis, dll.

2.5 Metode Penentuan Harga Pokok Pelayanan

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-

unsur biaya kedalam harga produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya

kedalam harga produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel

costing (Mulyadi2005:17)

2.5.1 Metode Full Costing.

Merupakan metode penentuan harga pokok pelayanan yang memperhitungkan

semua unsur biaya pelayanan kedalam harga produksi yang terdiri dari biaya bahan

baku,biaya tenaga kerja langsung ,dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku

variabel maupun tetap. Dengan demikian harga produk menurut metode full costing

terdiri dari unsur biaya pelayanan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Metode full costing

Biaya Bahan Baku Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Rp XXX +

Harga Pokok Pelayanan Rp XXX

9
2.5.2 Metode Variabel Costing

Merupakan metode penentuan harga pokok pelayanan yang hanya memperhitungkan

biaya pelayanan yang berprilaku variabel kedalam harga pelayanan yang terdiri dari

biaya bahan baku,biaya tenagakerja langsung dan biaya overhead pabrik

variabel.Dengan demikian harga pelayanan menurut metode variabel costing terdiri

dari unsur biaya pelayanan berikut ini

Tabel 2.2

Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX

Biaya Overhead Medis Tetap Rp XXX +

Harga Pokok Pelayanan Rp XXX

10
BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Profil Puskesmas

 Nama Puskesmas : UPT Puskesmas Tanjung Morawa

 Alamat : Jalan Irian No.242, Bandar Labuhan, Kec.Tj Morawa

 Visi dan Misi

Visi

Puskesmas “Bertekad”

Menuju Kecamatan Antapani Yang Mandiri Sehat

( Bersih ,tertib,Berkarya terdepan dan dinamis )

Misi

1.Meningkatkan kualitas SDM,Profesionalime mental spiritual

2.Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

3.Meningkatkan administrasi dan pelayanan

4.Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat

5.Meningkatkan lintas sektor dan lintas program

 Jenis – Jenis Pelayanan

- Rawat Jalan : Poli umum, Poli KIA/KB, Poli Gigi

- Pelayanan Administratif

11
- Konsultasi : Kesehatan, Pojok Gizi

3.2 Pelayanan Rawat Jalan

Jenis Pelayanan  :

Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan

Jam Kerja  :

Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di loket.

Loket pendaftaran

Senin – Kamis    : Pukul 07.00 – 12.00 WIB

Jumat                : Pukul 07.00 – 10.30 WIB

Sabtu : Pukul 07.00 – 10.00 WIB

Rawat Jalan          

Senin – Kamis     : Pukul 07.30 – 13.00 WIB

Jumat                : Pukul 07.30 – 10.30 WIB

Sabtu : Pukul 07.00 – 11.00 WIB

Persyaratan Pelayanan :

1. Membawa kartu berobat untuk pasien umum  bagi yang sudah pernah berobat di

Puskesmas

2. Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmas

3. Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes

12
3.3 S.O.P Pelayanan Medis Penyakit Gejala Tipes

1. pasien datang ke loket

Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Omben (Kunjungan Baru),

mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK,

keperluan , ke Petugas Loket, dengan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,- ditambah

biaya cetak kartu berobat Rp. 1.000,- kemudian semua data dimasukkan ke Komputer,

sementara Petugas Loket mencetak Kartu berobat Pasien diantar oleh Petugas lainnya

ke tempat pelayanan lainnya. (Pasien yang tidak membawa kartu akan diberi kartu

baru lagi dan membayar biaya cetak kartu Rp.1.000,-)

2. Pasien di beri nomor antri dan menunggu hingga no antriannya di panggil

3. Pasien di panggil lalu datang ke tempat untuk mengecek tensi darahnya dan

timbangannya terlebih dahulu

4. Setelah selesai pasien datang ke ruangan dokter untuk di periksa dan di ambil darah

untuk di bawa ke laboratorium

5. Setelah di ambil darah pasien akan di beri pemberitahuan lanjut apakah pasien perlu

dirujuk ke rumah sakit atau dapat di tangani oleh puskesmas.

6. Pasien lalu di berikan resep obat sementara yang dapat di tebus di apotik yang ada di

puskesmas

7. Setelah memberikan resep pada petugas di apotek pasien menunggu hingga namanya

di panggil untuk mengambil obat

8. Setelah selesai mengambil obat lalu pasien pulang

13
3.4 Pengajuan Obat

Obat diberikan langsung oleh dinas kesehatan (tidak diberikan dana tunai) dengan

ketentuan jumlah dan jenis obatnya sudah di atur oleh dinas, puskesmas griya antapani setiap

bulan mengambil obat langsung ke dinas kesehatan kota bandung

3.5 Pengajuan Peralatan Kesehatan

Peralatan kesehatan (alat dokter, kursi dokter gigi, stetoskop, dll) diberikan langsung

oleh dinas kesehatan kota bandung sesuai dengan standar puskesmas di kota bandung

3.6 Pengelolaan Keuangan

Terdapat 1 bendahara yaitu bendahara pengeluaran, bendahara pengeluaran dibagi

menjadi 3:

1. Penyetor

2. Pendahara umum

3. Bendahara maskin

Setiap bulan bendahara penyetor menyetorkan uang ke Dinas Kesehatan kota

Bandung melalui BPD yaitu Bank BJB.

Setiap 3 bulan, ada 50% pengembalian kepada puskesmas griya antapani atas uang

yang disetor tersebut, uang tersebut digunakan untuk membayar honor karyawan (diluar gaji.

Ini merupakan satu-satunya aliran kas dari dinas kesehatan.

Walaupun saat ini sudah ada BPJS, namun belum berjalan sepenuhnya dan belum ada

pelatihan tentang BPJS ke puskesmas griya antapani. Pengelolaan keuangan masih dilakukan

oleh dinas kesehatan kota bandung, seharusnya ada 2 bendahara di puskesmas griya antapani,

namun baru dapat diterapkan setelah ada pelatihan BPJS.

14
Jika BPJS sudah diterapkan, puskesmas griya antapani dapat mengelola keuangan

secara tersendiri, dan dapat melakukan pembukuan keuangan, saat ini belum ada pembukuan

keuangan di puskesmas griya antapani.

Dari informasi yang kami terima, jika BPJS telah diterapkan maka ada ketentuan

pembagian dana dari dinas kesehatan sebesar 40% untuk sarana dan prasarana, dan 60%

untuk honor karyawan.

3.7 Jaminan Kesehatan

Untuk semua penyakit dasar, pasien cukup membayar 3000 rupiah karena adanya
subsidi kesehatan dari pemerintah.
Jaminan kesehatan bisa melalui 2 cara:

1. BPJS Kesehatan

BPJS kesehatan melayani pasien yang tergolong dari:

- Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

- Asuransi Kesehatan (ASKES)

2. Kartu Bandung Sehat

Melayani pasien yang tergolong dari SPTM

Pasien yang tergolong jaminan tersebut tidak perlu membayar sama sekali (gratis)

Perujukan ke rumah sakit tidak berdasarkan permintaan pasien, namun atas permintaan

dokter apabila pasien tidak dapat ditangani oleh puskesmas.

Dokter di puskesmas griya antapani tergolong menjadi 2:

- Dokter PNS

- Dokter PTT

Rata-rata pasien yang datang ke puskesmas griya antapani diasumsikan 45 orang perhari

15
3.8 Beban Administrasi

Beban Administrasi di puskesmas ini adalah sebesar Rp 3.000 untuk semua poli yang

ada di puskesmas ini dan bagi pengguna BPJS atau KBS tidak di kenakan biaya apapun.

3.9 Penentuan Harga Pokok Pengobatan Penyakit Diare

a. Bahan Baku

Tabel 3.1

Pemakaian Bahan Baku Selama Satu Tahun

NO JENIS BAHAN BAKU KUANTITAS HARGA JUMLAH

(OBAT-OBATAN)

1 Oralit 8 lembar Rp. 1.000 Rp. 8.000

2 Hemafort multivitamin 5 tablet Rp. 792 Rp. 3.960

mineral

3 Anstrep 1 lembar Rp. 2.350 Rp. 2.350

(10 tablet)

Jumlah Bahan Baku Rp. 14.310

16
a. Biaya Tenaga Kerja

Tabel 3.2

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung selama satu bulan

NO BAGIAN Tugas Utama Masa Kerja GAJI

dan golongan

1 Administrasi Pendaftaran pasien sampai 1 tahun/III C Rp. 2.575.200

dengan administrasi /

pembayaran

2 Farmasi Penyedia dan peracik Obat- 1 tahun/ III C Rp 2.658.120

Obatan

3 Pelaksanaan Tata Membuat laporan pembukuan 1 tahun /III A Rp. 3.450.500

Usaha atau kegiatan puskesmas

4 Pelaksanaan Tata Membuat laporan pembukuan 1 tahun /III B Rp. 3.125.720

Usaha atau kegiatan puskesmas

TOTAL BIAYA TKTL Rp. 11.809.540

17
Tabel 3.3

Biaya Tenaga Kerja Langsung selama satu bulan

NO JABATAN Tugas MASA Gaji

KERJA

GOL

Dokter Umum Memeriksa keadaan, Honorer Rp. 3.525.000

mendiagnosa, dan

memberikan therapi pada

pasien

Perawat Mendampingi dokter dan 1 tahun / III Rp. 2.800.000

pasien serta memenuhi B

kebutuhan pasien

TOTAL BIAYA TKL RP. 6.325.000

b. Biaya Overhead Pabrik

Tabel 3.4

Biaya Overhed Pabrik Selama satu bulan

NO B.O.P HARGA JUMLAH

1 B.O.P Variabel

- BTKTL Rp. 11.809.540

- Biaya listrik Rp 450.000

18
Total Rp 12.259.540

2 B.O.P Tetap

- Penyusutan Peralatan :

a. Stestokop Rp 50.000

b. Tensi Darah Rp 80.000

c. Kasur periksa pasien Rp 250.000

Total penyusutan peralatan Rp 380.000

Penyusutan dalam satu bulan Rp 380.000

Jumlah B.O.P Rp 12.639.540

3.4 Perhitungan Harga Pokok Pelayanan untuk Sakit Demam Berdarah (DBD) di

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Dalam menentukan harga pokok pelayanan penulis menggunakan Metode

perhitungan full costing.

19
Tabel 3.5

Perhitungan Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku Rp 14.310

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 5.410 ( Rp 6.325.000/ 1170)

Biata Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 10.100 (11.809.540 /1170)

Biaya Overhead Medis Rp 10.900 ( Rp 12.639.540 / 1170 )

Harga Pokok Pelayanan Rp 40.720

 Biaya yang harus dibayar oleh setiap pasien dengan sakit DBD sebagai berikut :

BTKL
Rumus BTKL Per Pasien=
jumlah pasien satubulan

BTKTL
Rumus BTKTL Per Pasien=
jumlah pasien satubulan

BTKL
RumusOverhead Medis Per Pasien=
jumlah pasien satu bulan

20
 Biaya yang ditanggung pemerintah sebagai berikut :

Rumus = biaya yang harus dibayarkan pasien – biaya yang dibayarkan pasein

setiap kali berobat

= Rp 40.720−Rp 3000

= Rp 37.720 Bantuan yang diberi pemerintah per pasien diare

21
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari data yang sudah kami dapat dan sudah di bahas di bab III maka kami dapat
menyimpulkan bahwa :

 Biaya yang dibayar untuk setiap kali berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) sebesar Rp 5000 untuk semua pemeriksaan penyakit termasuk
untuk pemeriksaan Diare, setelah melakukan perhitungan untuk mencari harga
pokok pelayanana Biaya yang seharusnya dibayarkan oleh pasien yang berobat di
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) untuk sakit diare sebesar Rp40.720
 Dana bantuan yang diberikan pemerintah ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) untuk Diare sebesar Rp 37.720 , dalam satu bulan rata-rata 2
pasien yang mengalami atau terdiagnosa penyakit diare, maka dalam setahun ada 24
pasien.
 Maka, dana bantuan yang di subsidi oleh pemerintah ke Puskesmas Neglasari yaitu
dalam satu Tahun  24 pasien X Rp 37.720 = Rp 905.280

4.2 SARAN

Sebaiknya puskesmas meningkatkan tingkat pelayanan di puskesmas itu sendiri, baik


itu pelayanan infrastruktur maupun jasanya sehingga memberikan citra yang baik terhadap
puskesmas tersebut , lalu dapat menjadi puskesmas berbasis BLU.

22
BAB V

LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai