MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen : Ibu Adriyana Adevia Nuryadin, SE.,M.Ak
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas
Manajemen Keuangan “Konsep-Konsep Dasar Biaya Rumah Sakit”.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, yang merupakan suri tauladan bagi kita semua. Selain itu kami juga sadar
bahwa pada paper kami ini dapat ditemukan banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian
dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya.
Di akhir kami berharap paper sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf Yang sebesar-besarnya apabila dalam paper kami ada
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Hal.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Definisi Biaya................................................................................................. 3
B. Klasifikasi dan Jenis Biaya............................................................................ 3
C. Pemisahan Biaya Semi Variabel.................................................................... 8
D. Matrik Biaya................................................................................................... 13
E. Pemetaan Biaya ............................................................................................. 14
F. Pusat-Pusat Biaya .......................................................................................... 18
G. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pembiayaan Rumah Sakit..................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 24
BAB 1
iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak beberapa tahun belakang ini, pengelolaan Rumah sakit di Indonesia mendapat
sorotan yang semakin tajam oleh berbagai pihak, baik dari kalangan medis maupun
kalangan di luar medis. Sorotan yang semakin tajam ini disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain karena meningkatnya biaya pelayanan kesehatan yang seolah-olah tidak
terkendali dan peningkatan tersebut jauh meninggalkan kamampuan-kampuan sumber-
sumber pembiayaan yang ada. Diasamping itu sistem pembiayaan Rumah Sakit yang
berlaku sampai saat ini dirasakan sudah tidak dapat mendukung pengelolaan Rumah
Sakit yang efisien serta tidak dapat memberikan informasi keuangan yang memadai bagi
pengambilan keputusan dan pengendalian interen.
Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu upaya yang perlu dilaksanakan adalah
meningkatkan kamampuan manajemen Rumah Sakit serta menghindari kemungkinan
untuk merumuskan suatu dengan perkembangan sistem pelayanan. Upaya terobosan
seperti ini sudah mulai dirasakan kebutuhannya terutama oleh para pengelola Rumah
Sakit yang setiap harinya menghadapi masalah serta keterbatasan sumber daya di dalam
melaksanakannya.
Pendekatan yang bersifat formal legalistic nampaknya belum dapat memecahkan
permasalahan secara keseluruhan, sehingga perlu dicarikan upaya-upaya terobosan yang
sejalan dengan upaya deregulasi dan debirokratisasi oleh pemerintah di segala bidang
termasuk dalam sistem pengelolaan keuangan dan pemeliharaan sarana rumah sakit.
Masalah kekurangan biaya operasional di rumah sakit- rumah sakit pemerintah baik
rumah sakit pemerintah pusat maupun rumah sakit milik pemerintah daerah, sebagai
suatu unit pelayanan kesehatan yang disatu pihak harus tetap dapat mengembangkan
misinya memberikan pelayanan kepada masyarakat termasuk masyarakat berpenghasilan
rendah, namun harus tetap bekerja dengan sumber daya tenaga, biaya, peralatan dan lain-
lain yang serba terbatas.
B. RUMUSAN MASALAH
iv
1. Definisi Biaya
2. Klasifikasi dan Jenis Biaya
3. Pemisahan Biaya Semi Variabel
4. Matrik Biaya
5. Pemetaan Biaya
6. Pusat-Pusat Biaya
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Rumah Sakit
8.
v
BAB II
PENJELASAN
A. DEFINISI BIAYA
Orang awam sering mencampuradukkan pengertian pengeluaran (expenditure) dengan
pengertian biaya (cost). Pengeluaran dapat diartikan sebagai cost yang sudah
dilaksanakan (expired). Sedangkan cost itu sendiri adalah semua biaya yang ditujukan
untuk mendapatkan pendapatan.
Dalam upaya menghasilkan suatu output yang dapat berupa barang ataupun jasa,
diperlukan beberapa input yang untuk selanjutnya akan diproses untuk dapat
menghasilkan output. Biaya merupakan nilai dari input tersebut yang dipakai untuk
menghasilkan produk dan jasa layanan sebagai keluaran.
Dalam bidang kesehatan, produk atau output yang dihasilkan adalah jasa pelayanan
yang di berikan oleh institusi pelayanan kesehatan. Di puskesmas misalnya, output
atau produksinya adalah pelayanan dari Balai Pengobatan, Balai Pengobatan Gigi dan
pelayanan darurat sebagai bagian dari pelayanan kuratif, pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak, keluarga Berencana dan Imunisasi sebagai bagian dari pelayanan promotif dan
preventif. Sedangkan apabila di Rumah Sakit dapat berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, UGD, ICU/ ICCU, laboratorium dan radiologi.
Jadi dapat dikatakan bahwa biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan
atau dipakai untuk menghasilkan suatu produk atau output, atau untuk mengkonsumsi
suatu produk atau output yang dapat diukur dengan uang. Dengan demikian biaya bisa
berbentuk ang, barang, waktu atau ke sempatan (yang dikorbankan).
vi
Berikut ini akan disampaikan beberapa klasifikasi atau pengelompokan biaya yang
dapat digunakan untuk membantu penyusunan anggaran atau merencanakan suatu
program.
1. Klasifikasi Biaya Menurut Fungsi
Berdasarkan fungsinya, biaya dapat dibagi menjadi biaya investasi dan biaya
operasional, dan biaya pemeliharaan.
a. Biaya Investasi
Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk barang modal yang
berhubungan dengan pembangunan maupun pengembangan fisik dan
kapasitas produksi yang kegunaan atau pemanfaatannya bisa berlangsung
selama lebih dari satu tahun. Dalam program kesehatan, contoh biaya
investasi adalah:
AFC =
Di mana:
AFC : Annualized Fixed Cost (Biaya yang disetahunkan)
vii
IIC : Innitialized Investment Cost (harga beli)
I : Laju inflasi
T : Masa pakai pada saat perhitungan
L : Perkiraan masa pakai
b. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat "habis
pakai" dalam kurun waktu relatif singkat biasanya kurang dari satu tahun.
Misalnya:
Biaya/insentif pegawai
Biaya obat
Biaya alat dan bahan habis pakai Biaya alat tulis kantor
Biaya rekam medik
Biaya perjalanan
Biaya jejaring pelayanan kesehatan Biaya bahan bakar
Biaya sistem informasi manajemen
Biaya telepon, air, listrik
Biaya pemeliharaan gedung Biaya pemeliharaan alat medis
Biaya pemeliharaan alat nonmedis
Biaya pemeliharaan kendaraan
Biaya makanan Biaya laundry
Dan sebagainya
c. Biaya Pemeliharaan
viii
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kapasitas barang investasi agar barang investasi tersebut
dapat bertahan lama yang akan juga memperlama waktu untuk produksi lebih
lama. Sebagai contoh adalah :
ix
organisasi, dan sebaliknya. Biaya semacam ini misalnya Biaya Pemeliharaan
Gedung, Biaya Pemeliharaan Peralatan dan gaji dengan insentif dan
sebagainya.
Jenis-jenis biaya semi-variabel yang mempu nyai sifat seperti ini misalnya
biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan peralatan medik dan
bangunan dan lingkungan dan sebagainya. Terhadap biaya-biaya semacam
ini, hanya dengan wewenang saja tidak dapat ditentukan secara pasti besar-
kecilnya unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel yang terkandung di
dalamnya, sebab besar kecilnya biaya tersebut banyak ditentukan oleh aspek
teknis.
x
Biaya tidak langsung adalah biaya yang digunakan secara tidak langsung
demi kelancaran pelayanan, misalnya biaya alat tulis, administrasi,
transportasi dan sebagainya.
TC = FC + (VC. Q)
Di mana :
TC adalah Total Cost
FC adalah Fixed Cost
Q adalah Jumlah unit satuan
Metode ini pada dasarnya hanya dipakai pada keadaan tertentu, di mana
perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan, misalnya:
xi
Suatu bagian baru saja didirikan
Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin
Mulai dipakainya mesin baru
Terjadi perubahan pada metode produksi
Terjadi perubahan kebijaksanaan manajemen
T Cmax = Mmax -
Dimana:
TMmax = adalah Total biaya pemeliharaan (total maintenance cost) pada aktivitas
maksimum
xii
TMmin = adalah Total biaya pemeliharaan (total maintenance cost) pada aktivitas
minimum
Mmin = adalah Biaya pemeliharaan pada aktivitas minimum
Mmax = adalah Biaya pemeliharaan pada aktivitas maksimum
Amax = adalah indikator pada aktivitas maksimum (jumlah pasien)
Amin = adalah indikator pada aktivitas minimum (jumlah pasien)
VC=
Meskipun dalam situasi lain bisa saja biaya pemeliharaan tersebut dapat dikaitkan
dengan faktor lain sebagai driver- nya. Dalam kasus sesungguhnya, sebelumnya
harus dilakukan penelusuran biaya (cost tracing) untuk mengetahui variabel apa
yang menjadi penyebab munculnya unsur variabel pada biaya pemeliharaan
tersebut.
Jumlah JKTKL dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah pasien rawat inap
dengan length of stay (LOS) kemudian dikalikan 24 jam, karena perawatan
memang dilakukan selama 24 jam per hari. Perhitungan jam kerja Tenaga kerja
langsung dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
xiii
2008 1.524 3,7 135.331
Oleh karena data tahunan untuk biaya pemeliharaan tidak ada keseragaman klasifikasi
atau pengelompokan, maka tingkat aktivitas juga bisa digunakan berdasarkan data
bulanan dimana data biaya pemeliharaan dianggap paling valid. Untuk lebih jelasnya,
perhitungan tingkat aktivitas bulan pada tahun 2008 dimaksud disajikan pada tabel di
bawah ini:
Setelah diperoleh data aktivitas maksimum dan minimum, maka diperlukan informasi
tentang Realisasi Biaya pemeliharaan bangunan dari laporan pengeluaran kas pada
tahun bersangkutan, misalnya didapatkan data hipotetis sebagai berikut:
xiv
Bulan Biaya pemeliharaan
Jan 1.825.000
Feb 1.750.000
Mar 1.800.000
Apr 2.275.000
Mei 2.625.000
Jun 3.150.000
Jul 3.307.500
Agt 3.937.500
Sep 3.346.000
Okt 1.719.500
Nov 2.519.500
Des 1.968.750
xv
4. Metode Regresi (Regression Method) yang menentukan bahwa unsur biaya tetap dan
unsur biaya variabel sesuatu Biaya Semi-variabel dapat diperkirakan dengan menggunakan
data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Data-data tersebut ialah data tentang
aktivitas organisasi dari bulan-kebulan, yang merupakan variabel yang mempengaruhi
(variabel X), serta dala Biaya Semi-variabel yang bersangkutan pada setiap tingkat aktivitas
organisasi dari bulan ke bulan tersebut, yang merupakan variabel yang dipengaruhi (variabel
Y).
Metode regresi sederhana dinyatakan sebagai sebuah persamaan atau model matematis Y = a
+ bX. Misalkan dengan menggunakan contoh di atas data yang akan kita analisis adalah
Penggunaan program aplikasi komputer jelas akan membuat solusi yang lebih cepat dan
akurat. Dibawah ini disajikan contoh output penyelesaian kasus di atas dengan menggunakan
program Excel.
D. MATRIK BIAYA
Dengan menggunakan klasifikasi biaya di atas dapat dibuat matriks biaya yang dapat
dipergunakan sebagai pegangan untuk mengumpulkan data biaya masing-masing program.
Tabel 7.4 Matriks Biaya Untuk Pemetaan Biaya
xvi
Dan lain-lain
E. PEMETAAN BIAYA
Di samping matriks biaya tersebut, di bawah ini akan disampaikan informasi yang diperlukan
dan sumber data yang perlu digali agar nantinya dapat dihitung biaya yang akan diperlukan.
Alat bantu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis biaya adalah:
a. organisasi sarana pelayanan struktur a) Informasi mengenai kesehatan dan unit-unitnya
b. informasi mengenai unit mana yang menjadi Pusat biaya dan mana yang Pusat
Pendapatan
c. Data kepegawaian: Nama pegawai, pendidikan, unit kerja, Jabatan, Masa kerja, Gaji dan
Insentif
d. Data unit kerja pegawai: Nama pegawai, Unit kerja pokok dan % waktu yang digunakan
di Unit kerja pokok tersebut, Unit kerja lain dan % waktu yang digunakan di Unit kerja
lain tersebut
e. Data gedung: luas lantai masing-masing unit yang ada, dibangun tahun, masa pakai,
masa hidup, biaya dan AFC
f. Data inventaris peralatan medis: Jenis alat, Jumlah alat, tahun beli, masa pakai, masa
hidup,harga satuan, Total biaya dan Afc
g. Data inventaris peralatan non medis: Jenis alat, Jumlah alat, tahun beli, masa pakai, masa
hidup,harga satuan, Total biaya dan Afc
h. Data inventaris kendaraan: Jenis kendaraan, Jumlah kendaraan, tahun beli, masa pakai,
masa hidup,harga satuan, Total biaya dan Afc
i. Data biaya obat dan bahan medis habis pakai: di unit-unit yang berfungsi sebagai Pusat
pendapatan
j. Data bahan habis pakai nonmedis: di unit-unit baik di Pusat Biaya maupun Pusat
Pendapatan
xvii
k. Data biaya pemeliharaan gedung
l. Data biaya pemeliharaan peralatan medis
m. Data biaya pemeliharaan peralatan nonmedis
n. Data biaya umum misalnya telepon, Air, Listrik, dan lain-lain
Alat non medis lain Harga pemgembalian setiap Dinas kesehatan dati I/II,
item Puskesmas atau bagian
umum Rumah Sakit
Tahun pembelian
Perkiraan pemakaian
xviii
Tahun pembelian
Perkiraan pemakaian
Khusus untuk penghitungan biaya gedung, terdapat dua cara yang masing-masing dapat
dipakai untuk menghitung biaya tersebut Yang pertama adalah dengan mensetahunkan biaya
bangunan dengan menggunakan rumus Annualized Investment cust, dan yang kedua dengan
menggali informasi tentang harga kontrak bangunan yang berlaku di sekitar institusi
pelayanan kesehatan tersebut berada.
Apabila kita menggunakan cara ke dua, maka informasi yang diperlukan adalah luas
bangunan dalam meter persegi dan wawancata dengan masyarakat di sekitar bangunan
institusi pelayanan tersebut menyangkut harga sewa yang berlaku serta menghitung luas
bangunan tersebut, dengan demikian akan didapatkan informasi sewa bangunan setiap meter
persegi. Demikian pula untuk sewa tanah yang merupakan konversi dari harga sewa halaman
institusi pelayanan kesehatan.
2. Biaya Operasional
Untuk biaya Rumah sakit maupun puskesmas baik dengan tempat tidur ataupun puskesmas
biasa, ataupun puskesmas pembantu, informasi yang diperlukan, data, sumber data serta
ukuran yang akan dipakai untuk analisis data modul berikutnya adalah sebagaimana pada
tabel di bawah ini
Tabel 7.6 Pemetaan Biaya Operasional
xix
Pegawai Jumlah staf masing-masing Dinas kesehatan dati II,
unit, jenis pegawai, jumlah Puskesmas atau
gaji dan honor Kepegawaiaan Rumas Sakit
Bahan medis habis pakai Jenis, jumlah dan harga Puskesmas atau maing-
satuan bahan yang dipakai masing unit Rumah Sakit
setiap unit selama satu tahun
Pemeliharaan alat medis dan Biaya pemeliharaan termasuk Dinas kesehatan dati I/II,
non medis perbaikan alat masing- Puskesmas atau bagian
masing unit selama satu IPSRS Rumah Sakit
tahun
Biaya perjalanan Biaya perjalanan yang pernah Dinas kesehatan dati II,
dilakukan oleh masing- Puskesmas atau bagia IPSRS
masing unit selama satu Rumah Sakit
tahun
Biaya makanan (Puskesmas Biaya makan dan minum Puskesmas atau instalasi gizi
TT dan Rumah Sakit) baik untuk keperluan Rumah Sakit
puskesmas / Rumah Sakit
maupun untuk pasien
Biaya cucian (Puskesmas TT Biaya cucian untuk keperluan Puskesmas atau bagian
dan Rumah Sakit) puskesmas / Rumah Sakit laundry Rumah Sakit
maupun untuk pasien
Biaya umum Tgiha telepon, listrik dan air Puskesmas atau bagian
selama satu tahun umum Rumah Sakit
xx
photocopy dan lain-lain
Biaya proyek lain Banyaknya biaya dari proyek Puskesmas dan Rumah Sakit
lain
F. PUSAT-PUSAT BIAYA
Untuk mengetahui lebih jelas apa dan di mana saja adanya pembiayaan, kita harus mengenal
dahulu apa yang disebut dengan pusat-pusat biaya (cost centers). Terdapat tiga macam
kelompok pusat- pusat biaya, yaitu:
1. Pusat biaya yang tidak menghasilkan pendapatan (nonrevenue- producing cost
centers)
2. Pusat biaya yang menghasilkan pendapatan (revenue-producing cost centers)
3. Area pelayanan pasien (patient sevice areas)
xxi
n. Administrasi perawatan Klinik
Contoh di atas masih dapat ditambahkan, sesuai dengan kelas rumah sakit maupun
kemampuan yang dipunyai. Untuk rumah sakit khusus, area pelayanan pasien tentulah khusus
pula sifatnya. Kemampuan rumah sakit selain tergantung pada fasilitas medis juga sangat
tergantung pada ketenagaan yang ada.
xxii
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT
1) Bentuk dan sifat organisasi. Bentuk organisasi dapat dibedakan antara lain organisasi
pemerintah dan swasta. Organisasi pemerintah pada umumnya ditujukan u tuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat luas. terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah, serta
lebih mengutamakan aspek pemerataan pelayanan sehingga dengan demikian organisasi
pemerintah lebih bersifat sosial dan tidak mencari keuntungan (not for profit organization).
Organisasi swasta, pada umumnya ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, yang
walaupun ada yang bersifat sosial dan tidak mencari keuntungan, namun sekurang-kurangnya
untuk menjaga kesinambungan operasionalnya harus berusaha agar jumlah pendapatannya
minimal sama dengan jumlah biaya atau pengeluarannya. Hal ini bukan berarti organisasi
yang tidak mencari keuntungan tidak perlu berusaha untuk mendapatkan "surp lus" dari
operasionalnya, karena surplus ini pada dasarnya harus dikembalikan kepada Rumah Sakit
untuk menambah investasi atau meningkatkan pelayanannya. Dari kenyataan tersebut jelas
bahwa bentuk dan sifat organisasi ini sangat mempengaruhi pola dan sistem pembiayaan
yang diterapkan di masing-masing organisasi tersebut.
2) Status Kepemilikan
Rumah Sakit pemerintah Pusat, Rumah Sakit Pemerintah Daerah TK.I & II serta Rumah
Sakit yang dimiliki oleh Departemen lainnya masing-masing mempunyai sistem pembiayaan
yang berbeda baik perencanaan, pelaksanaan mau pun pengawasan dan diatur dengan
landasan peraturan perundang-undangan yang berbeda pula. Untuk Rumah Sakit milik
pemerintah pusat dasar pengaturannya adalah Undang-undang APBN yang mempunyai
peraturan-peraturan pelaksanaannya sendiri dan untuk Rumah Sakit milik pemerintah daerah
diatur dengan peraturan daerah tentang APBD juga dengan peraturan-peraturan
pelaksanaannya.
xxiii
Rumah Sakit pendidikan memerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada RS yang hanya
melakukan pelayanan saja.
Dampak yang ditimbulkan dalam segi pembiayaan antara lain adalah tidak adanya ukuran
atau standard dan kriteria yang dapat dipergunakan untuk menyusun rencana kebutuhan serta
untuk mengukur tingkat keberhasilan dari sistem pembiayaan yang dilaksanakan dewasa ini.
5). Ketenagaan
jenis dan jumlah ketenagaan yang bekerja di Rumah Sakit juga sangat mempengaruhi sistem
pembiayaan Rumah Sakit bersangkutan. Dari segi jenis ketenagaan, kita mengenal adanya
tenaga pusat yang dipekerjakan, tenaga pusat yang diperuntukkan, dan juga pegawai daerah.
Disamping itu kita mengenal juga status kepegawaian yaitu pegawai negeri, calon pegawai
negeri dan tenaga harian, yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan sudah tidak
dibenarkan lagi.
Selanjutnya di Rumah Sakit kita jumpai juga tenaga-tenaga yang merupakan pegawai
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Anggota ABRI yang
dikaryakan bahkan sering juga pensiunan ABRI yang dipekerjakan sebagai tenaga honorer.
Semua jenis tenaga tersebut telah membawa dampak yang serius pada sistem pembiayaan
Rumah Sakit sehingga sering kali sulit diketahui besarnya jumlah gaji dan tunjangan serta
belanja pegawai lainnya yang dapat diperhitungkan sebagai "cost" dari pelayanan Rumah
Sakit yang bersangkutan.
xxiv
7). Jenis dan jumlah kegiatan pelayanan
Pada dasarnya jenis dan jumlah kegiatan pelayanan Rumah Sakit merupakan output atau
"hasil produksi" dari pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang bersangkutan. Jumlah
dan jenis kegiatan pelayanan ini seyogyanya menjadi dasar pemilihan sistim pembiayaan
yang akan diterapkan di Rumah Sakit yang bersangkutan dan juga sebagai dasar dari
penetapan tarif pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat.
xxv
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan atau dipakai untuk
menghasilkan suatu produk atau output, atau untuk mengkonsumsi suatu produk atau
output yang dapat diukur dengan uang. Dengan demikian biaya bisa berbentuk ang,
barang, waktu atau ke sempatan (yang dikorbankan). Biaya-biaya dapat
diklasifikasikan dalam banyak cara, tergantung pada tujuan analisis yang ingin
dicapai. Akan tetapi perlu dilakukan penyamaan persepsi diantara pihak-pihak
berkepentingan untuk mencegah salah pengertian tentang biaya-biaya yang terjadi
akibat pelayanan kesehatan.
B. SARAN
xxvi
DAFTAR PUSTAKA
Armen, F., & Azwar, V. (2012). Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Qosyen Publishing.
xxvii