DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
atas berkat dan karunia-Nya lah sehingga Saya dapat menyusun dan menyajikan materi dalam
makalah ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah yang menjadi petunjuk serta rahmat bagi seluruh alam yaitu lelaki pilihan
Allah sebagai atasanya untuk menyempurnakan Akhlak dan Aqidah umat manusia.
Maksud dan tujuan dari penulisan Makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan” , merupakan bentuk langsung
tanggung jawab dari pada tugas yang diberikan dengan judul ″ Konsep Dasar Teori Biaya”.
Pada kesempatan ini Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr.
Darmansyah, SE., M.S selaku Dosen Pengampu serta semua Pihak yang telah membantu
penyelesaian Masalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Saya sebagai penulis telah berusaha mencurahkan segala kemampuan dan kekuatan
untuk menyajikan materi sebaik-baiknya. Apabila ada kesalahan dan kekurangan Saya
sebagai penulis mohon maaf. Semoga ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat
atau bahkan hikmah bagi Saya, pembaca dan seluruh Mahasiswa Universitas Hasanuddin.
i
Makassar, 30 Agustus 2021.
Zikrul Sa’ban
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
ii
A. Ruang lingkup dan gambaran umum pembiayaan dan penganggaran kesehatan...........3
B. Konsep biaya.................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
A. Kesimpulan...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi,
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang
keping logam yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan.
Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak, dalam
melakukan proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang matang seperti jumlah
variabel, bunga, sewa tanah, gaji pegawai, jumlah produk yang harus diproduksi supaya
memperoleh keuntungan.
Selain latar belakang yang dijelaskan secara umum diatas, dalam ekonomi
kesehatan ada yang disebut sebagai biaya atau pembiayaan kesehatan. Yang dimana ini
penting juga kita bahas karena pada era krisis kesehatan seperti sekarang ini, ekonomi
1
sangat mempengaruhi kesehatan dan juga kesehatan sangat mempengaruhi ekonomi
dalam suatu negara.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkung dan gambaraan umum pembiayaan dan
penganggaran kesehatan
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep biaya ?
3. Untuk mengetahui apa definisi dari biaya peluang (opportunity cost) ?
4. Untuk mengetahui apa perbedaan biaya eksplisit dan biaya implisit ?
5. Untuk mengetahui apakah perbedaan biaya incremental dan sunk cost ?
6. Untuk mengetahui apa hubungan antara produksi, produktivitas dan biaya ?
7. Untuk mengetahui bagaimana konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembiayaan kesehatan
Pengertian biaya
Biaya(cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan (dipakai) untuk
menghasilkan suatu produk atau output yang akan mengkonsumsi suatu produk atau
output (Depkes RI, 1997).
Menurut Supriyono (2000), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Mulyadi (2001), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Pengertian biaya dan pembiayaan kesehatan
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996).
Sedangkan pembiayaan kesehatan adalah suatu sistem yang mengatur tentang besarnya
dana, alokasi dana dan pemanfaatan dana secara efektif dan efisien
Karakteristik biaya
- Biaya : biaya aktiva harus dinyatakan dengan uang
- Hak pemakaian : perusahaan akan mempunyai hak untuk menggunakan aktiva atau
mendapatkan berbagai manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
3
- Nilai : biaya suatu aktiva mencerminkan nilai ekonomis yang nantinya tersebut akan
digunakan oleh perusahaan.
- Kondisi dan pembatasan : hak atas pemakaian bersifat tak bersyarat dan jika aktiva
tersebut milik perusahaan melalui pembelian maka hak perusahaan akan aktiva
menjadi tidak dapat dibatasi.
- Unsur waktu : jika aktiva memberikan waktu pemakaian yang lama maka akan
mencerminkan biaya yang berbeda .
- Berwujud dan tak berwujud.
- Nilai guna.
Penggolongan biaya
- Perubahan skala produksi.
- Lama penggunaan.
- Fungsi/aktivitas biaya
Biaya berdasarkan pengaruh pada perubahan skala produksi
- Biaya tetap (fixed cost )
- Biaya variabel (variabel cost)
Biaya berdasarkan lama penggunaan
- Biaya investasi (investment cost)
- Biaya operasional (operasional cost)
Biaya berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya
- Biaya langsung (direct cost)
- Biaya tidak langsung (indirect cost)
Jenis Biaya Kesehatan
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan atas :
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke arah pengobatan dan
pemulihan dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan/atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya lebih ke arah
peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana terutama dari sektor
pemerintah.
Macam-macam Sistem Pembiayaan Kesehatan Nasional
a. Fee for Service ( Out of Pocket )
4
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan,
dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan
kesehatan (PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan
atas pelayanan yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula
pendapatan yang diterima. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih
bergantung pada sistem pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan
World Health Organization di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia
masih bergantung pada sistem Fee for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti
sistem Health Insurance (WHO, 2009).
b. Healt insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau
pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini
dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system). Sistem
kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK
menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan
per periode waktu.
Contoh health insurance yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial diantaranya :
1. Askes
2. Jamkesmas
3. ASBRI
4. Taspen
5. Jamsostek
6. Dan lain sebagainya
Sumber Pembiayaan Kesehatan Nasional
- Bersumber Dari Anggaran Pemerintah
- Bersumber Dari Anggaran Masyarakat
- Bantuan Biaya Dari Dalam Dan Luar Negeri
- Gabungan Anggaran Pemerintah Dan Masyarakat
Konsep Sistem Pembiayaan Kesehatan
5
a. Revenue Collection
WHO mendefinisikan pembiayaan kesehatan sebagai: "Fungsi sistem kesehatan
berkaitan dengan mobilisasi, akumulasi dan alokasi uang untuk menutupi kebutuhan
kesehatan masyarakat, baik secara individu maupun kolektif dalam sistem kesehatan”.
Tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk membuat dana yang tersedia, serta untuk
mengatur insentif keuangan yang tepat untuk provider kesehatan, hal ini berfungsi untuk
memastikan bahwa semua individu memiliki akses terhadap kesehatan masyarakat yang
efektif dan pelayanan kesehatan individu (WHO 2000). Sistem pembiayaan kesehatan
yang baik yaitu mengumpulkan dana yang memadai untuk kesehatan, mencari cara yang
memastikan orang dapat menggunakan layanan yang dibutuhkan, dan dilindungi dari
bencana keuangan atau pemiskinan akibat pembayaran layanan kesehatan. Hal tersebut
juga memberikan insentif bagi penyedia dan pengguna untuk efisien (WHO, 2007).
6
b. Konsep Pooling
Pooling adalah bagaimana pengumpulan dana dibagikan yang mempunyai risiko
kesehatan diantara pengumpul dana /atau anggota kelompok (pool member). Dana yang
dikumpulkan untuk kesehatan akan dibayarkan ke provider kesehatan, namun tempat
penampungan (pools) dana bisa berbagai macam, seperti anggaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, asuransi kesehatan publik dan swasta, dan asuransi kesehatan berbasis
masyarakat. Risk pooling dan prepayment merupakan hal yang penting dalam
memberikan perlindungan finansial.
c. Konsep Purchasing
Pembelian mengacu pada proses di mana dana dialokasikan untuk penyedia layanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atas nama penduduk atau untuk
menghubungkan kebutuhan pelayanan kesehatan dan prioritas untuk alokasi sumber daya
keuangan untuk berbagai intervensi pelayanan kesehatan. Pembelian pelayanan kesehatan
melibatkan tiga rangkaian keputusan:
1. Mengidentifikasi tiga hal yang berhubungan dimana intervensi atau jasa yang akan
dibeli sesuai kebutuhan penduduk, dengan mempertimbangkan prioritas kesehatan
nasional dan efektivitas biaya mereka (yaitu apa yang harus dibeli dan untuk siapa);
2. Memilih penyedia jasa dari siapa yang akan dibeli, mempertimbangkan kualitas,
efisiensi dan pemerataan penyediaan pelayanan kesehatan (yaitu dari siapa untuk
membeli)
7
3. Menentukan bagaimana layanan ini harus dibeli, termasuk pengaturan kontrak dan
mekanisme pembayaran ke penyedia layanan (yaitu bagaimana membayar nya dan
berapa harganya).
2. Penganggaran kesehatan
Pengertian anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik yang meliputi seluruh
kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu
tertentu yang akan datang. Anggaran juga dimaksudkan sebagai pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis
dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan koordinasi dan
pengawasan. (Winarno, 2013)
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu
mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana
saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan
keserasian tujuan diantara diantara para manajer dan bawahannya. (Widodo, 2012)
Fungsi Anggaran
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa
mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit
kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
d. Anggaran sebagai pengendali unit kerja.
8
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapain visi organisasi.
f. Anggaran merupakan intrumen politik.
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Tujuan Penganggaran
Tujuan penganggaran adalah penyusunan rencana keuangan untuk operasi
pemerintahan atau organisasi di masa depan. Selain itu, penganggaran merupakan
indikasi kebijakan fiskal organisasi untuk mencapai berbagai tujuan meliputi
ekonomi, sosial dan politik. Kita dapat mempertimbangkan berbagai empat dimensi
untuk setiap program anggaran, yaitu: (Nasab, 2016)
- Prakiraan Laba dan sumber ekonomi lainnya.
- Kumpulan kebijakan dan tujuan organisasi.
- Rangkaian kegiatan dan tujuan pelaksanaan kebijakan untuk mencapai tujuan.
- Mengantisipasi biaya dari aktivitas di masa depan.
Konsep penganggaran kesehatan
1. Sistem Anggaran Negara
Sistem anggaran negara, meliputi :
a. Penganggaran Tradisional
Penganggaran tradisional yaitu sistem anggaran tradisional (line-item
budgeting system) adalah sistem anggaran yang berdasarkan obyek pengeluaran,
dengan titik berat pada segi pelaksanaan dan pengawasan anggaran. (Winarno,
2013)
Konsep penganggaran tradisional ini telah diterapkan pada paruh kedua Abad
20 dan di anggap sebagai alat utama pencapaian tujuan perusahaan. (Luecke,
2017)
b. Penganggaran Kinerja
Penganggaran kinerja disebut juga dengan performance budgeting system,
merupakan penyempurnaan dari sistem anggaran tradisional, yang menekankan
pada manajemen anggaran yaitu dengan memperhatikan baik segi ekonomi dan
keuangan pelaksanaan anggaran. (Winarno, 2013)
c. Penganggaran Program
9
Penganggaran program merupakan gabungan dari kedua sistem di atas, lebih
menekankan pada segi perencanaan anggaran dan bukan pada pengendalian
anggaran. (Winarno, 2013)
2. Alokasi dana kesehatan
B. Konsep biaya
Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini dipakai
analisis teori biaya produksi. Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit.
Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan
keuangan. Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon dan air, pembayaran gaji
buruh dan gaji karyawan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan, antara lain biaya
tenaga kerja, biaya barang modal dan biaya kewirausahaan. Biaya barang modal, dalam
biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus
dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh
bila mesin disewakan kepada perusahaan lain. Wirausahawan adalah orang yang
mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa
10
barang dan jasa. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa
berupa laba. Laba adalah kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding dengan
pengeluaran yang dilakukan.
Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah
perusahaan menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu
perusahaan tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para pemakai
alternatif. Oleh karena itu konsep biaya peluang menunjukkan kenyataan bahwa semua
keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya peluang sebuah
sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya
tersebut.
Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).
11
Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan.
Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu
sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena
keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini
adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk
melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh,
saya tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda
atau down payment sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk
membeli motor low rider. Saya harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa
mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah saya membeli
motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda
sebesar 2 juta tadi.
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai
dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik.
Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga
sebaliknya. Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya
tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam
jangka panjang,karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi
dapat disesuaikan dengan tingkat produksi. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih
mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada
perusahaan yang mampu menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi
per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata – rata ini berkaitan dengan karakter
fungsi produksi jangka panjang.
12
digunakan perusahaan tersebut.
1. Kurva biaya jangka pendek
Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka pendek
sebuah perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendek ditunjukkan oleh gambar 6.1.
(a). Tampak jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC) pada setiap
tingkat output adalah jumlah dari biaya tetap total atau fixed cost (TFC) dan biaya variabel
total atau variabel cost (TVC).
Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata atau biaya marjinal, digunakan hampir
untuk semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat
bermanfaat bagi kita untak menelaah biaya-biaya ini.
TFC
Average Fixed Cost = AFC = Q
TFC
Average Variabel Cost = AVC = Q
TFC
Average (Total) Cost = AC Q = AFC + AVC
TC dTC
Marginal Cost = Q dQ
13
Gambar 6.1. Kurva-kurva biaya jangka pendek
Gambar 6.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang
Constant Returns to Scale
14
Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan kemudian
decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 6.3. fungsi produksi ini ditunjukkan
lagi dalam gambar 6.4. Di sini proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi
kenaikan output pada kisaran decreasing returns to scale, tetapi lebih besar pada saat
terjadi decreasing returns to scale. Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan
fungsi biaya yang dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input
adalah konstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya
tersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada
keadaan constant returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh
gambar 6.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output. Di
lain pihak, potongan kuantitas (pembelian) akan rnenghasilkan sebuah fungsi produksi
yang meningkat pada decreasing return, seperti halnya halnya pada increasing returns
dalam gambar 6.4.
Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan, sifat dari
harga-harga input harus ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencoba untuk
menghubungkan sebuah fungsi biasa dengan fungsi produksi yang mendasarinya. Harga-
harga input dan produktivitas secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total tersebut.
Gambar 6.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang
Increasing Returns to Scale
Return To Scale
15
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pola produksi di mana mula-mula
increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Scale produksi yang
ekonomis (economies of scale), yang menyebabkan biaya rata-rata jangka panjang atau
log-run average cost (LRAC) menurun, terjadi karena hubungan produksi dan
hubungan pasar. Spesialisasi dalam penggunaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor
penting yang menghsilkan economies of scale. Para pekerja disebuah perusahaan kecil
biasanya mempunyai beberapa pekerjaan, dan keahlian mereka untuk suatu jenis pekerjaan
biasanya lebih rendah dari para pekerja yang hanya berspesialisasi dalam satu pekerjaan
saja dan produktivitas tenaga kerja seringkali lebih tinggi dalam suatu perusahaan
yang besar, dimana individu bisa dipekerjakan untuk suatu pekerjaan tertentu. Hal
tersebut akan menurunkan unit biaya produksi untuk skala produksi yang lebih besar.
Gambar 6.4. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang
Mula-mula Increasing Returns To Scale Kemudian Decreasing Returns To Scale.
Faktor teknologi juga bisa menimbulkan economies of scale. Skala produksi yang
besar biasanya memungkinkan penggunaan peralatan modern yang canggih. Produktivitas
peralatan tersebut seringkali juga meningkatkan jumlah produksi lebih cepat daripada
biaya. Misalnya, pemangkit listrik yang berkekuatan 500.000 kilowatt biasanya
membutuhkan biaya tidak sampai dua-kali dari biaya pembangkit listrik yang
16
berkekuatan 250.000 kilowatt.
Elastisitas Biaya
Walaupun Gambar 6.1., 6.3. dan 6.4. sangat membantu untuk menjelaskan
hubungan antara biaya total (TC) dan output dengan returns to scale, tetapi akan lebih
mudah bagi kita untuk menghitung returns to scale suatu sistem produksi melalui
elastisitas biaya.
Elastisitas biaya, c mengukur persentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan
oleh satu persen perubahan output.
17
TC Q
= Q TC
Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut:
Jika m Returns
Pada elastisitas biaya lebih kecil satu (c < 1), biaya akan meningkat lebih lambat
daripada output. Jika harga-harga Input tidak berubah (konstan), maka c < I tersebut
secara tidak langsung menunjukkan rasio output-input yang lebih tinggi dan keadaan
increasing returns to scale c = 1, maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya
sama dan ini menunjukkan constant returns to scale. Jika c > 1, maka setiap kenaikan
output akan menyebabkan kenaikan biaya yang lebih besar, ini menunjukkan keadaan
decreasing returns to scale.
18
Q, unit. Pabrik B pada kisaran antara Q 1 dan Q2, sedangkan pabrik C pada kisaran
antara Q2 dan Q3, dan pabrik D pada kisaran di atas Q3.
Bagian yang bergaris tebal pada sebab kurva dalam gambar 6.5. tersebut
menunjukkan LRAC minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output, dengan
mengasumsikan bahwa hanya ada empat kemungkinan skala pabrik. Kita bisa
menggeneralisir hal tersebut dengan menganggap bahwa pabrik-pabrik tersebut
mempunyai berbagai ukuran, dimana masing-masing mempunyai ukuran sedikit lebih
besar dari yang sebelumnya. Seperti ditunjukkan dalam gambar 6.6. kurva SRAC.
Pada setiap titik singgung tersebut, skala pabrik yang terjadi adalah optimal. Sistem
biaya yang dilukiskan dalam gambar 6.5 dan 6.6 mula-mula menunjukkan keadaan
increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale. Pada kisaran
output yang dihasilkan oleh pabrik A, B dan C dalam gambar 7.5 biaya rata-rata
(AC) menurun. Menurunnya biaya tersebut menunjukkan bahwa kenaikan biaya total
lebih kecil daripada output. Karena biaya minimum pabrik D lebih besar daripada pabrik
C, maka sistem tersebut menunjukkan decreasing returns to scale pada tingkat output
yang lebih tinggi.
Gambar 6.5. Kurva SRAC untuk empat skala pabrik yang berbeda
19
Sistem produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns to scale,
kemudian constant returns to scale, dan kemudian dimishing returns to scale akan
menghasilkan kurva LRAC yang berbentuk U seperti ditunjukkan pada gambar 6.6.
perhatikan bahwa dengan kurva LRAC yang berbentuk U, pabrik yang paling effisien untuk
setiap tingkat output biasanya tidak akan beroperasi pada SRAC minimum, seperti yang
bisa dilihat pada gambar 6.5. kurva SRAC pabrik B lebih rendah. Secara umum, pada saat
increasing returns to scale terjadi, pabrik yang mempunyai biaya terkecil untuk
menghasilkan suatu output akan beroperasi lebih rendah dari kapasitas, penuhnya. Hanya
untuk satu tingkat output dimana LRAC minimum (output Q* dalam gambar 6.5. dan
6.6.), sebuah pabrik yang optimal akan beroperasi pada titik minimum dari kurva SRAC-
nya. Pada semua tingkat output dalam kisaran dimana decreasing returns to scale terjadi,
yakni pada setiap output yang lebih besar dari Q*, pabrik yang paling efisien akan
beropersi pada suatu tingkat output yang sedikit lebih besar dari pada kapasitasnya.
20
LRAC yang berbentuk U dan pada yang berbentuk L atau kurva LRAC yang berslope menurun.
Pengetahuan mengenai hal ini bisa diperoleh melalui penelaahan konsep biaya minimum efficient
scale (MES) dari sebuah pabrik. MES ini didefinisikan sebagai tingkat output dimana LRAC
adalah minimum. MES akan terdapat pada titik minimum kurva LRAC yang berbentuk U
(output Q* dalam Gambar 7.5 dan 7.6) dan pada sudut kurva LRAC yang berbentuk L.
Pada umumnya persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri¬-industri dimana
MES-nya sangat kecil jika dibandingkan dengan permintaan industri secara total karena kecilnya
faktor penghalang untuk memasuki industri tersebut, misalnya persyaratan investasi modal dan
tenaga kerja terlatih. Persaingan tidak akan begitu keras jika MES cukup besar karena faktor
penghalang untuk memasuki pasar cenderung cukup kuat sehingga membatasi jumlah pesaing
potensial. Untuk mengamati pengaruh persaingan pada suatu tingkat MES tertentu, kita harus
selalu memperhatikan ukuran industri secara keseluruhan. Dalam industri-industri yang cukup
besar, jumlah pesaing yang sangat besar dan efisien bisa muncul. Dalam keadaan seperti itu,
walaupun MES cukup besar secara absolut, tetapi MES tersebut bisa sangat kecil secara relatif,
dan persaingan yang keras masih mungkin terjadi. Lebih jauh lagi, jika kerugian biaya operasi
yang kecil dari ukuran MES pabrik-pabrik itu secara relatif kecil, maka kadang-kadang akan ada
akibat-akibat anti persaingan. Dengan kata lain, pengarah halangan dari MES tersebut tergantung
pada ukuran MES pabrik tersebut dibandngkan dengan permintaan industri secara total.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua keputusan
manajerial. Konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan antara fungsi biaya dengan
fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Walaupun
konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya, tetapi
ada beberapa hubungan yang umum ditemui dalam analisis biaya tersebut. Pertama, biaya
relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternatif. Biaya relevan suatu
sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Kedua,
biaya relevan dari sebuah keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh
tindakan yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut dengan biaya inkremental. Jika satu
biaya tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkremental yang
relevan adalah sama dengan nol.
Kemudian teori dasar mengenai biaya ini juga sangat penting dalam bidang
kesehatan, dimana itu akan sangat berguna dalam perhitungan anggaran dan juga
pembiayaan seluruh sistem yang ada dalam lembaga dan instansi kesehatan. Seperti yang
kita ketahui ekonomi khususnya dalam pembiayaan dan penganggaran kesehatan sangat
mempengari berjalannya sistem kesehatan dan juga sebaliknya.
Teori dasar pembiyaan sangat perlu di perhatikan demi kelancaran ekonomi dari suatu
industry khususnya dibidang kesehatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Salvatore, Dominick. 2005. Managerial Economics = Ekonomi Manajerial Dalam
Perekonomian Global, buku 1. Terjemahan. “ Dominick Salvatore “2005. Salemba
Empat. Jakarta.
Carter, William 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta:
Salemba Empat
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/EKONOMIMANAJERIAL/document/Ekonomi_Man
ajerial_(.pdf)/BAB_6.pdf?cidReq=EKONOMIMANAJERIAL
http://blog.ub.ac.id/parlist/2013/05/19/makalah-ekonomi-manajerial-teori-biaya/
25