DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Evaluasi Ekonomi Pelayanan Kesehatan” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Ekonomi dan Kesehatan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Daftar Isi
Cover ..............................................................................................................................................1
Daftar Isi ........................................................................................................................................2
Isi
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun didalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?
2. Siapa saja sasaran dari pelayanan kesehatan?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ekonomi pada program kesehatan?
4. Apasaja karakteristik pelayanan kesehatan?
5.Bagaimana konsep pelayanan kesehatan?
Tujuan
Pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi pandemi COVID-19 mengambil kebijakan
pembatasan pergerakan manusia, para pekerja disarankan melaksanakan tugasnya dari rumah,
para pelajar dan pendidik melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah. Pusat
perdagangan, perkantoran, hiburan, industri manufaktur juga para investor bersama-sama
mengurangi kegiatan dan aktivitas. Hal ini menekan tingkat dan pola konsumsi masyarakat.
Pergeseran tingkat dan pola konsumsi ini menjadikan kondisi pasar secara umum bergerak tidak
pada keseimbangan yang normal. Sebagai contoh, pada pasar properti berdasarkan survei yang
dilaksanakan oleh Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan bahwa pada kuartal I 2020
terjadi penurunan nilai penjualan rumah di wilayah JABODETABEK sebesara 50,1%.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia akan
mengalami kontraksi hingga -3,1 persen pada kuartal II/2020 dan diharapkan ekonomi Indonesia
pada kuartal III dan kuartal IV akan kembali membaik.
Adanya penurunan tingkat pembelian property di kuartal I-2020 sebagaiman survey dari
IPW berdampak pada terbatasnya data/fakta/informasi yang dapat digunakan oleh para Penilai
untuk digunakan sebagai data masukan dalam melakukan analisis perhitungan nilai. Kebijakan
pembatasan oleh pemerintah juga ikut membatasi ruang gerak Penilai dalam melaksanakan
survey/inspeksi lapangan baik atas objek penilaian ataupun survei atas kondisi pasar. Keadaan
ini membuat Penilai dihadapkan pada pemilihan model atau metode yang akan digunakan dalam
proses Penilaian menjadi terbatas. Sebagaimana dalam kajian literatur yang dipaparkan
sebelumnya, ketidakpastian dalam Penilaian disebabkan oleh tiga hal yaitu: ganguan pasar
(market disruption), ketersediaan data/informasi input (input avaibilty); dan pemilihan model
atau metode (choice of method or model), berkaca pada kondisi saat ini sangat mungkin dalam
Penilaian ketidakpastian akan dihadapi oleh para Penilai. Kondisi ini memunculkan pertanyaan
bagaimana Penilai mengatasi ketidakpastian dalam pelaksanaan Penilaian dimasa pandemi
global dikarenakan COVID-19?
Merespon kondis pandemi global tersebut, komite standar penilaian internasional (IVSC)
menerbitkan panduan penerapan Penilaian dalam masa covid. Hal ini diikuti oleh semua
lembaga/asosiasi profesi Penilai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dimana MAPPI
menerbitkan Petunjuk Teknis Khusus SPI Penilaian Dalam Kondisi Bencana COVID-19 (PTKS
PDKBC). Tidak ketinggalan untuk para Penilai Pemerintah di lingkungan DJKN diterbitkan
Peraturan Dirjen 4/2020 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Dirjen 6/2020. Berdasarkan
panduan dari Standar Penilaian yang ada dinyatakan bahwa kesehatan dan keselamatan adalah
yang paling utama baik Penilai maupun pihak Klien/Pemohon/Pemberi Tugas. Berikut hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan Penilaian pada masa pandemi COVID-19
sebagaimana panduan dari Standar Penilaian (IVS,RICS,Appraisal Institute, KEPI & SPI).
Asas ketidakpastian (uncertainly) . Artinya, seseorang tidak tahu secara pasti kapan akan
membutuhkan pelayanan kesehatan. Pada dasarnya tidak ada orang yang menginginkan untuk
jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit, yang diinginkan adalah menjadi sehat.
Pelayanan Kesehatan Perseorangan. Pelayanan kesehatan perseorangan ini dilaksanakan
oleh praktek dokter atau tenaga kesehatan yang di bantu oleh pemerintah baik daerah maupun
swasta. Dalam pelayanan kesehatan perseorangan ini harus tetap mendapat izin dari pemerintah
sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Dalam pelayanan kesehatan perseorangan sesuai dengan Pasal 30 ayat (1) adalah
ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat adalah ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pelayanan
kesehatan ini adalah mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibandingkan
kepentingan lainnya. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggungjawab, aman, bermutu serta merata dan nondiskriminatif, dalam bahasa (peraturan
ini) pemerintah sangat bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan, serta menjamin standar
mutu pelayanan kesehatan. Dengan demikian sangat jelaslah secara normatif bahwa dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan, pemerintah sangat peduli dengan adanya ketentuan-ketentuan
yang berlaku menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dengan
demikian hak-hak warga negara sebagai penerima pelayanan kesehatan tersebut (seharusnya)
dapat terlindungi.
pembagian pelayanan kesehatan
Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehtan
perorangan, keluarg, kelompok atau masyarakat.
1. Uncertainty
Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan
kesehatan tidah bias pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan.
Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi
kebutuhaan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu
menyisihkan sebagian penghsilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui
datangnya, bahkan penduduk yang relativ berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak
sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkn untuk memenuhi kebutuhan medisnya.
Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin menjadi miskin atau bangkrut manakala ia
menderita sakit.
2. Asymetri of information
sifat kedua asymetri of information mmenunjukkan bahw konsumen pelayan
kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan provider (dokter dan petugas kkesehatan
yang lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfat dan kualitas pelayanan yang
dijualnya. Cirri-ciri ini jug ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti
Feldstein, Jacos, Rappaport dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus extrim
pembedahan, pasien hamper tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia
membutuhkan pelyanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan konsumen
ignorance atau konsumen bodoh, jangankan ia mengrtahui berapa harga dan berapa banyak
yang diperlukan, mengetahui apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup
dilakukan meskipun pasien seorang professor sekalipun.
3. Externality
Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja
mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang
mempunyai resiko besr pada yang bukan perokok, kibat dari cirri ini, pelyanan kesehatan
membutuhkan subsidi dari berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan
tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab
public.
A. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan suatu hak setiap orang untuk mendapatkan fasilitas
ataupun pelayanan terhadap kesehatannya. Pada hal ini perlu diperhatikan mengenai upaya-
upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan baik untuk perseorangan ataupun kelompok.
Pelayanan kesehatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Pelayanan kesehatan promotif
Kegiatan dalam pelayanan jenis ini biasanya berupa promosi produk – produk
pengobatan bisa jga berupa jasa yang ditawarkan melalui instansi kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan preventif
Berupa pencegahan terhadap suatu penyakit. Kegiatan pelayanan jenis ini sering
dilakukan di desa-desa atau lembaga pendidikan dasar yang sering dikenal dengan
imunisasi.
3. Pelayanan kesehatan kuratif
Berupa kegiatan pelayanan terhadap seorang pasien untuk upaya penyembuhan,
pengurangan, dan pengendalian pada penyakit. Pelayanan ini sering dilakukan di rumah
sakit atau puskesmas yang tindakannya lebih intens.
4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif
Upaya pengembalian seorang pasien yang telah sembuh ke dalam masyarakat sehingga
mampu berfungsi kembali sebagai anggota yang berguna untuk dirinya sendiri maupun
masyarkat. Contohnya adalah penderita narkoba.
Secara umum upaya mengubah perilaku dapat digolongkan menjadi 3 macam cara
(Notoatmodjo & Sarwono, 1986) yaitu :
a. Menggunakan kekuasaan atau kekuatan
Orang dapat berubah perilakunya ketika dipaksa dan diancam dengan
hukuman. Namunpengalaman dan studi dimasyarakat menunjukkan bahwa hal ini
tidak bertahan lama karena jika pengawasannya sudah mulai mengendur maka
timbullah kecenderungan masyarakat untuk kembali kepada perilaku yang lama.
b. Memberikan informasi
Dengan memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara
mencegah penyakit diharapkan mampu mengubah perilaku kesehatan masyarakat
dan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dalam individu maupun
masyarakat meskipun memakan waktu yang lama.
c. Diskusi dan partisipasi
Maksud disini adalah, masyarakat bukan hanya berfungsi sebagai obyek
tetapi juga subyek. Masyarakat diajak untuk berdiskusi, mengidentifikasi dan
membahas masalah masalah kesehatan serta mencari alternative pemecahan
masalah kesehatan tersebut. Sehingga masarakat dapat terlibat secara langsung.
Sementara itu perubahan sosial menurut para ahli adalah seabagai berikut :
• Selo Soemarjan. Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan padalembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhisistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku
diantaranyakelompok-kelompok dalam masyarakat.
• Kingsley Davis. Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
• Gillin. Perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah
diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material,komposisi penduduk, ideology, maupun karena penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.
• William F.Ogburn. ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan
baik yang material maupun nonmaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unur-
unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur nonmaterial.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
yang terjadi didalam masyarakat yang menyangkut perubahan material maupun non material
yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
b. Ciri-ciri perubahan sosial
• Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat
mengalami perubahan yang terjadi secara lambat ataupun cepat.
• Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan
perubahan- perubahan pada lembaga sosial lainnya.
• Perubahan-perubahan sosial secara cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri.
• Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual
saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah upaya untuk menyelenggarakan perorangan atau bersama sama
dalam organisasi untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta
menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan
ataupun publik masyarakat.
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yng berlaku umum
terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan dalam
bidang kesehatan seperti berikut:
1.Kesehatan secara mendasar berhunbungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber daya-
bukan hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, dan obat, melainkan sumber
daya social ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.
2.Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan kepada adanya kepastian bahwa
sumber daya kesehatan dan sumber daya social yang ada telah tersebar merata dengan lebih
memperhatikan meraka yang paling membutuhkan.
3.Kesehatan adalah suatu bagian penting dari pembanngunan secara menyeluruh. Factor yang
mempengaruhi kesehatan adalah factor social, budaya dan ekonomi disamping factor biologi dan
lingkungan.
4.Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak dari
peduduk, seperti perorangan, keluarga dan masyarakat dalam pengambilan tindakan demi
kegiatan merek sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan
sehat.
Pelayanan kesehatan merupakan suatu hak setiap orang untuk mendapatkan fasilitas ataupun
pelayanan terhadap kesehatannya.
Daftar Pustaka
1.
2.