Dosen Pengampu :
Adriyana Adevia Nuryadin, SE., M. AK
OLEH :
KELOMPOK 12
1. MUTIANUGRAH L. (202103072)
2. NUR FADILLAH (202103078)
3. NURUL RESKI AULIA (202103088)
4. NUR SYAMSI (202103086)
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidahya-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Manajemen Aktiva Lancar dan Keuangan. Kemudian shalawat serta salam kita
sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah-nya untuk keselamatan dunia akhirat.
Penyusunan makalah ini merupakan suatu bentuk tugas kepada para mahasiswa
dengan mata kuliah Akuntansi Biaya. Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas
dari Ibu Adriyana Adevia Nuryadin, SE., M. AK selaku dosen pembimbing mata kuliah dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang
membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan pembuatan makalah-makalah yang
akan datang.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan, dan doa yang diberikan kepada
peneliti mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Penyusun
Kelompok 12
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pandangan Terhadap Manajemen Keuangan Jangka Pendek.............................5
2.2. Investasi Aktiva Lancar dan Kebijakan Keuangan.............................................6
2.2.1 Kebijakan Investasi Aktiva lancar..............................................................6
2.2.2 Kebijakan Keuangan Aktiva Lancar .........................................................7
2.3. Managemen Kas..................................................................................................8
2.3.1 Siklus Arus Kas .........................................................................................8
2.3.2 Laba dan Anggaran Kas Biaya ..................................................................9
2.3.3 Transaksi Lain Yang Mempengaruhi Anggaran Kas: Bagian Keuangan..........10
2.3.4 Konversi Kas dan Manajemen Modal Kerja ...........................................10
2.3.5 Kas Di Tangan .........................................................................................10
2.3.6 Kas Di Bank ............................................................................................11
2.3.7 Menggunakan Floats ...............................................................................11
2.4. Manajemen Surat-Surat Berharga Jangka Panjang...........................................12
2.5. Manajemen Piutang...........................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Peningkatan aktiva lancar dari Rp. 200.000 ke Rp. 240.000, sehingga perusahaan
harus meningkatkan modal sebanyak Rp. 40.000, kenaikan terhadap sisi aktiva dari
neraca harus dibiayai dengan kenaikan pada sisi kewajiban dan modal sendiri.
Bagaimanapun, volume yang lebih tinggi dari pembelian dan tenaga kerja terkait dengan
kenaikan jasa disebaban hutang dagang dan pos akrual meningkat secara spontan sebesar
Rp. 20.000, dari Rp. 30.000 +Rp. 15.000 = Rp. 45.000 dalam bulan Desember sampai ke
5
Rp. 40.000 + Rp. 25.000 = Rp. 65.000 dalam bulan April. Hasil bersih adalah
penambahan sebesar Rp. 40.000 - Rp. 20.000 = Rp. 20.000 manajemen keuangan aktiva
lancar dalam bulan April, yang diperoleh dari bank sebagai satu pinjaman jangka pendek
(wesel bayar). Oleh karena itu, pada akhir April, Assalam menunjukkan wasel bayar
sebesar R. 105.000, naik Rp. 85.000 di bulan Desember.
Fluktuasi ini bagi Assalam dihasilkan dari faktor musiman. Fluktuasi serupa
dalam kebutuhan aktiva lancar dan selanjutnya dalam kebutuhan keuangan dapat terjadi
akibat siklus bisnis, khususnya kebutuhan aktiva lancar dan kebutuhan kontrak kuangan
selama resesi dan diperluas sepanjang waktu.
7
2.3. Managemen Kas
Manajemen kas adalah manajemen uang sehingga bills dan hutang di bayar ketika
ada. Uang tidak selalu masuk ke dalam bisnis pada tingkat tarif yang sama. Kadang-
kadang akan ada kelebihan kas di tangan, pada waktu yang lain akan ada kekurangan
kas. Kedua peristiwa ini harus di antisipasi sedemikian rupa sehingga surplus dapat
digunakan untuk keuntungan dan kekurangan. Dengan cara in, saldo kas akan di jaga
pada tingkat optimum.
2.3.1 Siklus Arus Kas
Siklus arus kas pada sebuah perusahaan menunjukkan bahwa manajemen kas
bukan hanya merupakan masalah dalam meyakinkan keseimbangan kas di dalam
bank adalah benar dan bahwa kasir memiliki jumlah uang yang tepat dalam
persediaan. Melainkan, manajemen dari semua modal keria akun kas, persediaan,
piutang dagang, di tambah hutang manajemen dan pembayaran pinjaman dan item-
item tertentu yang dibelanjakan, seperti pembelian modal aktiva baru dan
pembayaran dividen jika kas tersedia. Berbagai item-item pengendalian in dari
penerimaan kas dan pembayaran kas dapat di atur dengan mengungkapkan
anggaran kas. Pentingnya perencanaan kas, atau anggaran kas, dapat dengan baik
dijelaskan dengan menunjukkan bahwa laba bersih perusahaan memiliki dampak
pada ikhtisar laba rugi (kelebihan hasil penjualan atas pembelanjaan) tidaklah
bersifat menandakan dari jumlah kas perusahaan di tangan.
Setiap bulan, saldo kas penutupan menjadi saldo awal kas dari bulan
berikutnya.
2.3.2 Laba dan Anggaran Kas Biaya
Titik awal dalam anggaran kas adalah ramalan laporan pendapatan usaha yang
menunjukkan pembelanjaan pendapatan penjualan yang dianggarkan bulanan
9
sepanjang periode yang diperlukan. Di dalam kasus di atas, periode tiga bulan
nantinya yang digunakan, dan ikhtisar laba rugi dianggarkan untuk rumah makan
akan diselesaikan untuk bulan April, Mei, dan Juni, sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel 1.3.
2.3.3 Transaksi Lain Yang Mempengaruhi Anggaran Kas: Bagian Keuangan
Bagian keuangan dari anggaran kas digunakan untuk mencatat semua penerima
kas dan pengeluaran yang bukan bagian dari aktivitas bisnis sehari-hari. Sama
halnya dengan investasi kas (oleh karena kenaikan kas) harus di catat pada
anggaran kas, maka harus meminjam kas (dari bank alau pemegang saham, sebagai
contoh, untuk menutupi kebutuhan jangka pendek) yang ditunjukkan sebagai
pembayaran kembali. Pembayaran kembali seperti pinjaman yang di catat sebagai
pengeluaran. Transaksi ini di catat dalam bagian keuangan anggaran kas.
Sejumlah transaksi lain mungkin bisa terjadi bahwa harus di catat pada
anggaran kas. Sebagai contoh, bila ada kredit jangka panjang baru telah
dirundingkan, penerimaan kas sepanjang periode anggaran kas harus dinyatakan
sebagai tanda terima dalam bagian keuangan, seperti akan menerima kas dari setiap
isu saham baru. Jika ada aktiva-aktiva tetap telah di jual untuk kas, in juga akan
memengaruhi bagian kuangan dari anggaran kas. Pada sisi lain, setiap pembayaran
kembali dari jumlah pinjaman utama, penebusan tentang saham untuk kas, atau
pembelian kembali aktiva tetap baru akan mengharuskan pengeluaran dalam
kuangan bagian anggaran kas. Akhirnya, setiap deviden dalam bentuk kas yang di
bayar lebih lanjut akan mengurangi kas di tangan, dan oleh karena itu, memerlukan
masukan dalam bagian keuangan.
2.3.4 Konversi Kas dan Manajemen Modal Kerja
Persiapan dari anggaran kas adalah suatu ramuan penting dari istilah singkat
yang survival dan keberhasilan terakhir dari bisnis. Bagaimanapun, ada praktik
tertentu bahwa setiap operator perusahaan jasa perlu didirikan sebagai perihal dari
perasaan bisnis yang baik untuk memelihara kas, mendapat bunga (satu
kemungkinan), dan dengan begitu memaksimalkan laba bersih.
2.3.5 Kas Di Tangan
Kas di tangan, sebagai pembedadari kas di bank, adalah jumlah uang dalam
peredaran operasi. Pemegang kas menggunakan kas ini untuk membuat perubahan
tujuan, kas kecil, atau hanya kas umum di dalam organisasi yang aman.Jumlah kas
10
di tangan harus cukup untuk operasi normal sehari-hari. Setiap kenaikan, kas
kosong harus di simpan dalam rekening tabungan di bank yang memperoleh bunga.
2.3.6 Kas Di Bank
Kas di bank dalam akun operasi lancar harus cukup untuk membayar gaji
karyawan dan akun hutang lancar sampai dapat di bayar. Setiap ekses kelebihan
dana harus dinvestasikan dalam surat-surat berharga jangka pendek (meyakinkan
ada saldo di antara memaksimalkan tingkat bunga, keamanan, dan likwiditas
investasi) atau dalam tabungan atau akun khusus tingkat laba lainnya. Khusus
industri perusahaan jasa mungkin akan menentukan tingkatan yang sesuai terhadap
kas untuk di pegang setelah mempertimbangkan hal-hal berikut:
Arus kas yang di antisipasi ditandai oleh angaran kas.
Peristiwa yang tidak di antisipasi menyebabkan penyimpangan dari anggaran
kas.
Kemampuan untuk meminjam uang untuk ke adaan darurat di atas kebutuhan
kas minimal, di tambah sejumlah pencegahan.
Keinginan manajemen untuk selalu mempunyai lebih kas di tangan di banding
memperoleh kas tingkat minimum. Tingkat minimum kas dapat membantu
meningkatkan laba bersih, tetapi pada waktu yang sama akan meningkatkan
risiko.
Efisiensi dari sistem manajemen kas. Semakin efisien suatu sistem bisnis,
semakin surplus kas yang akan tersedia untuk investasi dan meningkatkan laba.
Pengalaman masa lalu dan bukti historis, yang bisa memandu untuk
menetapkan tingkat kepuasan dari kas.
2.3.7 Menggunakan Floats
Bank dalam hal in floats bank adalah perbedaan antara saldo bank yang
menunjukkan suatu catatan perusahaan dan saldo aktual kas dalam bank. Ada
perbedaan karena memeriksatulisan perusahaan di kurangi dari Calatan saldo bank
pada waktu itu. Bagaimanapun, ada suatu penundaan antara waktu (dalam kaitan
densan pengeposan dan penanganan cek oleh penerima dan kemudian oleh bank)
dan waktunya bahwa cek di terima oleh bank dan di kurangi dari catatannya. jika
perusahaan dapat menaksir jumlah floats ini dan waktunya yang
dilibatkan ,kemudian dapat menginvestikan jumlah untum periode dan
meningkatkan laba bersih.
11
2.4. Manajemen Surat-Surat Berharga Jangka Panjang
Penyedia nirlaba, dan rumah sakit, sering memiliki portofolio yang besar dari jaminan
sekuritas jangka panjang, yaitu sesuatu yang umum dalam bisnis. Pemegang ini telah
didaftarkan sebagai investasi jangka panjang. Alasan-alasan bahwa rumah sakit nirlaba
secara khas membawa jumlah besar dari jaminan sekuritas jangka panjang sebagai
berikut:
Rumah sakit nirlaba sering menyimpan dana untuk pergantian aktiva tetap masa
depan dibandingkan dengan memperoleh dana pada saat aktiva diperoleh. Karena
dana untuk tujuan umum ini bersumber dari penyusutan menghasilkan arus kas,
sebagaimana ditentangkan terhadap pendapatan bersin, seperti portfolio biasanya
disebut funded depreciation portofolio.
Banyak rumah sakit menjamin setidaknya bagian dari kewajiban profesional
eksposure mereka dan maka didirikan satu kolam investasi untuk menjumpai
kebutuhan aktuarial.
Banyak rumah sakit telah mendefinisikan kentungan rencana pensiun, yang
mengharuskan perusahaan yang mensponsori dana pensiun.
Rumah sakit nirlaba menerima pemberkatan hadiah yang harus diatur sepanjang
waktu. Jika fondasi terpisah tidak didirikar, seperti dana harus ditangani pada neraca
rumah sakit.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keuangan jangka pendek melibatkan semua aktiva lancar dan kewajiban
lancar. Tujuan utama dari manajemen keuangan jangka pendek adalah untuk mendukung
operasi bisnis pada kemungkinan biaya yang paling rendah. Untuk mengevaluasi
kebijakan keuangan aktiva lancar yang diperlukan menggunakan konsep aktiva
permanen dan aktiva sementara. Dengan demikian, untuk tujuan keuangan, aktiva tidak
digolongkan dengan definisi akuntansi mereka dari lancar dan jangka panjang tetapi
seperti permanen atau sementara. Aktiva permanen harus dibiayai dengan modal
permanen (yaitu, modal sendiri dan hutang jangka panjang), dan aktiva sementara
dibiayai dengan modal sementara (yaitu, hutang jangka pendek).
13
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan, I.B (2014). Akuntansi dan Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Graha Ilmu
https://www.academia.edu/9276126/MAKALAH_MANAJEMEN_KEUANGAN_ke_2
diakses tanggal 7 desember 2022 jam 18.00
https://www.academia.edu/9276126/MAKALAH_MANAJEMEN_KEUANGAN_ke_2
14