“PELUANG BISNIS”
Mk. S.Enterprenership
Prodi S1 Pendidikan
IPA – Fakultas MIPA
SKOR NILAI :
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK A
1. AZZAHRA SIREGAR (4203151042)
2. RABIATUL ADAWIYAH (4201151016)
3. PUTRI LASMIDA MARPAUNG (4203351020)
4. DEWI MARIANI HUTAGAOL (4203351033)
5. WILLY MALAU (4203151050)
Bismillahirrahmannirahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah ”Critical Book Report”. Makalah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Sains Enterprenership.
Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan pada
kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penyusun
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
D. Identitas Buku
1. Buku Utama
2. Buku 2 Pembanding
2
Kota Terbit Surabaya
Tahun Terbit 2020
Jumlah Halaman 176 (Bab II)
Cetakan Ke-2
Cover Buku
3
BAB II
BAB IV
A. Pendahuluan
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman
naluri,Seorang pemburu memerlukan naluri untuk bersaing dengan buruannya.
Demikian juga dalam dunia kewirausahaan, pengusaha bersaing tidak hanya dengan
perusahaan-perusahaan pesaing. tetapi juga dengan keadaan dan situasi tertentu,
seperti moneter dan ekonomi, politik, perusahaan kebijaksanaan pemerintah.
Untuk dapat menginspirasi setiap perkembangan yang mungkin terjadi, scoring
wiraswasta perlu melatih naluri kewiraswastaannya, agar selalu siap menghadapi hal
apapun dan tetap bertahan hidup.
Kim Woo Chong, pendiri Daewoo, mengatakan bahwa sekali kita
memproklamirkan diri sebagai seorang wiraswastaan, maka semua pemikiran dan
tindakan kita adalah untuk usaha.. Kita harus "meredam" jiwa raga kita ke sana. Makin
lama kita menjiwai dunia wiraswasta. makin banyak pengalaman kita, maka makin
tajamlah naluri kita.
4
1. Cara membuat inovasi menarik bagi pam manajer
Suatu kebijakan yang sistematis untuk meninggalkan segala sesuatu yang sudah
lusuh, using, tidak produktif lagi, di samping kesalahan-kesalahan, kegagalan dan segala
upaya yang wahnya salah. Setiap kira-kira tiga tahun, perusahaan harus berani
mengadakan pengujian terhadap setiap barang (produk), setiap proses, teknologi,
pasar, saluan distribusi termasuk juga semua kegiatan staf dan karyawan, demi
kelangsungan hidup perusahaan. Tidak ada yang membuat seorang manajer dapat
berkonsentrasi penuh pada inovasi selain kepastian bahwa produk atau jasa yang ada
sekarang akan dihapuskan dalam waktu yang sudah ditetapkan.
5
4. Penghapusan sistematis
Business X-Ray dari bisnis yang ada, produknya, pelayanannya, pasarnya,
teknologinya, dandefinisi dari kesenjangan inovasi dan kebutuhan inovasi-semuanya
memungkinkan perusahaan untuk merumuskan suatu rencana wiraswasta dengan
sasaran inovasi dan batas waktu.
Business X-Ray adalah alat untuk pengambilan keputusan. Ia memungkinkan kita
dan malahan memaksa kita untuk mengalokasikan sumberdaya pada hasil-hasil bisnis
yang ada. Tetapi ia juga memungkinkan kita untuk menetapkan beberapa besarnya
sumberdayayang diperlukan untuk menciptakan bisnis hari esok dan produk barunya,
jasa barunya, dan pasar barunya. Ia memungkinkan kita untuk mengubah maksudnya
inovasi menjadi prestasi inovatif.
D. Identifikasi Bisnis
Sejalan dengan pemahaman makna bisnis yang kita rumuskan di atas, maka
kekuatan pikiran terus menjadi daya dorong untuk menggerakkan kreativitas bisnis
6
untuk memahami proses integrasi ke dalam usaha merespon identifikasi bisnis yang
menjadi komitmen. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk mengungkap hal-hal
yang kita utarakan di bawah ini:
Pertama, melihat dari situasi menjadi maslah itu secara jelas dan hubungannya
yangmenunjukkan gambaran sesuatu yang mungkin salah.
Kedua, menafsirkan hubungna tersebut secara efektif dan berusaha memikirkan
penilaian secara realistik dalam kaitan berpikir preses integrasi. Ketiga, menggerakkan
pelatihan dan energi dalam melibatkan orang-orang yang diajak untuk bekerjasama.
Keempat, membuat keputusan dari hasil identifikasi bisnis atas peluang-peluang
yang akan diraih secara lebih berfokuskan.
E. Rencana Bisnis
Langkah akhir dalam proses integrasi adalah merumuskan kembali komitmen
anda menjadi interpreneur ke dalam rencana bisnis dengan mengitegrasi dari hasil
pemikiran identifikasi bisnis dan identifikasi pasar. Dengan kekuatan pikiran tersebut
anda harus memiliki kemampuan untuk menuangkan ke dalam rencana bisnis.
Merumuskan rencana bisnis disusun dalam suatu kerangka sebagai berikut:
Petama, mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu berkas yang disusun secara
sistematis yang berisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Deskripsi bisnis yang menjelaskan mengenai definisi bisnis (bisnis yang
sesungguhnya, produk, maksud tujuan bisnis), definisi produk (jenis produk atau
jasa yang disiapkan, deskripsi mengenai produk), hubungan industry.
2. Strategi pemasaran yang menjelaskan mengenai definisi pasar, posisi pasar,
harga, distribusi, potensi penjualan.
3. Analisis persaingan yang menjelaskan mengenai persaingan, keterampilan dan
faktor kunci keberhasilan, manfaat perbedaan persaingan, strategi persaingan,
rintangan untuk masuk, analisis nilai tambah.
4. Rencana perancangan dan pengembangan.
5. Rencana operasi dan manajemen.
6. Rincian komponen keuangan.
7
Kedua, dengan memperhatikan dokumen yang tersusun di atas, maka langkah
selanjutnya membangun kepercayaan untuk menarik peminat dalam menanamkan
modal untuk pendirian bisnis yang direncanakan dengan mengungkapkan hal-hal
tersebut:
1. Kelompok manajemen professional ke dalam satu tim, yang menyangkut
kompetensi dalam perencanaan, keterampilan mengorganisasikan, control,
kepemimpinan.
2. Posisi keuangan saat ini dan proyeksinya yang dapat dilihat dari laporan rugi/
laba, neraca,arus kas, investasi.
3. Produk dan jasa yang ditawarkan harus jelas memberikan gambaran
karakteristiknya, cara kerja produk, bagaimana jasa dimanfaatkan, bagaimana
faktor waktu mempengaruhi dalam menghasilkan uang dan daur ekonomi (fase
introduksi, fase pendewasaan, fase mendatar).
8
B. Menemukan Peluang Usaha Peluang usaha
Bersamber dan adanya kebutuhan dan individu atau masyarakat. Oleh karena itu
jika ingin mulai mewujudkan berwirausaha, hendaknya terlebih dahula menjawab
pertanyaan "Apakah yang menjadi kebutuhan masyarakat a kebanyakan anggota
masyarakat saat ini atau di masa yang akan ditang tuk memahami kebutuhan
masyarakat diperlukan untuk diagnosa terhadap lingkungan usaha secara keseluruhan,
yang meliputi fuktor ekonomi politik, posar persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan
geografi Lingkungan usaha senantiasa berubah setiap saat, bahkan perubahannya
cukup pesat dan seiring deng in terjadi pula perubahan kebatuhan masyarakat. Untuk
menemukan peluang usaha yang prospektif seharusnya kita sebagai wirausahawan
sentiasa mencari informasi yang terkait dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat. Samber informasi dapat diperoleh dari instanembaga pemerintah, media
massa, pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen. Jadi, peluang
senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung halk di tingkat individu,
mangan ditingkat masyarakat. Kemampuan kita melihat.
Berangkat dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita, maka
dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan dea
pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke baar) bahwa keberhasilan akan dapat
dirah dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.
b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat
diraih dengan menciptakan kebutuhan.
9
Telah banyak fakta yang dapat dikemukakan, bahwa masih banyak
wirausahawan yang memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam
menjalankan usahanya (latah atau ikut-ikutan). Pada hal belum tentu orang lain
berhasil dalam suatu lapangan usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha
yang sama. Mungkin saja orang lain berhasil karena potensi diri yang dimilikinya cocok
dengan lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk mengakses informasi
terkait dengan usaha yang dijalankannya.Namun kemampuan menawarkan aspek
kualitas yang lebih tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki.
Olehnya itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini
masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini
belum tentu menguntungkan di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat
berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
d. Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih
lapangan usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita
dan kondisi eksternal dimana usaha kita jalankan, karena faktor internal dan
eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan kita dalam menjalankan
usaha. Faktor internal yang dimaksud seperti penguasaan sumberdaya (lahan,
bangunan, peralatan dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan,
penguasaan manajemen dan jejaring sosial yang kita miliki. Sedangkan faktor
eksternal seperti peraturan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran,
persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun
global.
Berdasarkan uraian di atas, maka langkah awal yang perlu kita lakukan adalah
menginventarisir berbagai jenis lapangan usaha dan gagasan produk yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kehidupan manusia dapat berkualitas
ketika semua komponen kebutuhannya terpenuhi.
Selanjutnya alternatif pilihan lebih diperkecil lagi dengan memilih beberapa
gagasan usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor internal) kita. Hasil
akhir dari langkah langkah yang telah kita lakukan akan diperoleh beberapa gagasan
10
usaha yang telah terurut berdasarkan prioritasnya. Agar pilihan kita lebih aman dan
dapat dikuasai dengan baik, maka perlu dilakukan Analisis. Kembali dengan
mempertimbangkan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki
jika kita memilih gagasan usaha yang bersangkutan, dan faktor eksternal berupa
peluang dan ancaman yang akan dihadapi jika kita menjatuhkan pilihan pada gagasan
usaha yang bersangkutan. Analisis ini sering dikenal dengan analisis SWOT. Bukan tidak
mungkin, setelah melakukan langkah analisis ini, kita akan menjatuhkan pilihan pada
gagasan usaha yang menjadi prioritas kedua atau ketiga dari hasil analisis sebelumnya.
11
B. Buku 2 Pembanding (Kewirausahaan)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan peluang adalah kesempatan (ruang gerak) baik dalam
bentuk konkret mau pun dalam bentuk abstrak (Taufan, 1998: 34). Peluang
kewirausahaan dapat diartikan kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau
lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai
kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.
Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi
peluang melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven)
(Suryana, 2003).
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengubah suatu ide menjadi
peluang sebagai berikut.
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru.
12
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan
atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara
terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi produk dan jasa riil. Ada pun langkah
untuk penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut.
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000),
responden umumnya menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Menurut Casson (1992) seorang wirausaha
disamping harus memiliki modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan
komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan
tenaga serta pikiran, juga harus memiliki beberapa kemampuan berikut.
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan
atau ditekuni.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak
mengandalkan kesuksesan masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di
masa yang akandatang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.
13
Kemampuan kewirausahaan, pengetahuan dan keterampilan akan membentuk
kepribadian wirausaha. Sedangkan modal yang cukut dapat diperoleh apabila
perusahaan mampu mengembangkan hubungan baik dan menjali kepercayaan dengan
lembaga keuangan. Menurut Ronald J.Ebert, efektivitas manajer perusahaan bergantung
pada keterampilan kemampuan dasar manajemen berikut.
E. Peluang Usaha
Banyak peluang usaha yang bisa diraih, apakah itu wirausaha yang bermula dari
hanya sekadar hobi atau memang dari awal berminat menekuninya. Untuk menjadi
wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan kewirausahaan
dan bekal keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan kewirausahaan yang
terpenting adalah pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dimasuki, lingkungan
usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang
kepribadian dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan bisnis. Bekal
keterampilan yang perlu dimiliki mencangkup keterampilan konseptual dalam
mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.
F. Sumber Ide
1. Pengalaman pribadi
2. Minat/hobi
3. Penemuan secara tidak sengaja
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbanga
5. Keterampilan
14
G. Metode-Metode untuk Memunculkan Ide
Berikut ini beberapa metode yang bisa dilakukan untuk memunculkan ide.
1. Kelompok fokus
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang ada
agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.
2. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru didasarkan fakta
bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang dengan cara
dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam suatu diskusi
berkelompok.
3. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para konsumen
atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan mengenai kinerja
suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi terhadap suatu konsep
produk baru yang akan dipasarkan.
Jenis-jenis ide di bawah ini dapat dilakukan dalam memulai suatu usaha.
1. Ide jenis A
Ide jenis A adalah awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum
tersedia pasar bagi konsumen.Banyak permulaan dikembangkan dari ide jenis A,
yang berkaitan dengan penyediaan seseorang atau jasa yang tidak ada di pasar
konsumen, tapi telah ada di tempat lain.
2. Ide jenis B
Ide jenis B adalah ide awal yang melibatkan teknologi baru yang didasarkan bagi
penyediaan produk baru pada konsumen.
3. Ide jenis C
Ide jenis C adalah ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah
diperbarui bagi konsumen.
15
I. Cara menjadikan ide sebagai peluang usaha
16
c. Mengenal informasi usaha yang diterima.
d. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan.
Dalam menganalisis bidang produk, sedikitnya ada tiga klasifkasi produk yang harus
diperhatikan berikut ini.
Menganalisis bidang jasa, upaya dibidang usaha jasa yang dapat menarik konsumen
antara lain sebagai berikut :
17
d. Mengadakan demonstrasi.
e. Memberikan potongan harga.
Keingintahuan dan minat pada semua yang terjadi didunia merangsang orientasi
eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya
pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
a. Konsumen,
b. Perusahaan yang sudah ada,
c. Saluran distribusi,
d. Pemerintah, dan
e. Penelitian dan pengembangan.
Ada beberapa hal yang bisa digunakan sebagai patokan awal dalam memilih
suatu bidang usaha yang akan ditekuni dalam jangka panjang.
18
1) Lihat karakter usaha dan sesuaikan dengan karakter pribadi wirausaha.
2) Lihat apakah wirausaha menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak
bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya.
3) Lihat apakah wirausaha mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting
untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat kemampuan
menjalankan usaha tersebut. Kemampuan
4) Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih
bidang usaha yang digeluti.
a. Tahap Gagasan.
b. Tahap Konsep.
c. Tahap Pengembangan Produk.
d. Tahap Uji Pemasaran.
e. Tahap Komersialisasi.
Berikut ini beberapa faktor yang berperan dalam keberhasilan sebuah peluang usaha.
a. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik, bukan tiruan.
19
b. Berawal dari uji tes pasar dan uji coba (trial)
c. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen
d. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar
e. Bisa terus menerus diinovasi dan ditingkatkan kualitasnya
f. Risiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai
g. Merupakan alternatif terbaik dari peluang-peluang yang ada
Faktor kegagalan sebuah peluang usaha yang gagal dijadikan bisnis, adalah sebagai
berikut.
1) Alasan keuangan,
2) Alasan sosial
3) Alasan pelayanan
4) Alasan memenuhi diri.
20
BAB III
PEMBAHASAN
21
Buku 2 Keunggulan: Kelemahan:
1. Buku ini memiliki 1. Ada banyak istilah
identitas buku yang jelas, rumit yang digunakan
serta ber ISBN. di dalam buku ini,
2. Meski tidak sedetail buku sehingga
1,buku ini juga dikhawatirkan akan
menyajikan informasi sulit dipahami oleh
secara lengkap. masyarakat awam
3. Tampilan dan cover buku karena terlalu asing
ini sangat baik dan rapi. dengan beberapa
4. Buku ini menyajikan istilah tersebut.
gambar table yang 2. Tata bahasa dalam
lumayan lengkap, buku ini sudah baik,
sehingga pembaca namun ada beberapa
mendapat ilustrasi kesalahan dalam
dengan baik mengenai penggunaan tanda
kewirausahaan. baca.
5. Buku ini juga menyajikan 3. Kualitas gambar yang
rangkuman beserta disajikan cukup
latihan dan tugas,guna rendah, sehingga
untuk membuat si terdapat beberapa
pembaca lebih gambar yang pecah dan
memahami isi dari materi tidak dapat terbaca
yang dibahas. dengan jelas
keterangan yang
dilampirkan dalam
gambar.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peluang yang paling besar kesuksesannya itu bersumber dari diri kita sendiri.
Usaha yang berawal dari sebuah hobi akan membuat seseorang sukses menjadi
entrepreneur dan terbukti semakin berkembang.Keahlian seseorang dalam mengelola
usaha akan mendorong kesuksesan usahanya. Memulai sebuah usaha dengan keahlian
yang dimiliki pada suatu bidang dan kemudian temukan inspirasi dan peluang
bisnisnya. Seorang Wirausahawan harus mempunyai pemikiran yang kreatif dan
inovatif guna mendapatkan hasil yang maksimal agar tidak ada kendala dalam
membuka usaha dan pemilihan yang tepat dengan modal yang dimiliki oleh calon
wirausaha.
Peluang usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi bagi
pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan mendapat keuntungan, namun jika
gagal maka itu bagian resiko yang dihadapi. Namun demikian, hal itu dapat dijadikan
pengalaman yang sangat berharga. Dan tentunya memiliki sikap yang Inovatif dan
Kreatifitas adalah hal pokok yang dibutuhkan oleh seseorang untuk membangun
unsahanya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan Critical Book yang kami buat, sebaiknya kita semua harus membaca
kedua buku tersebut, dikarenakan buku tersebut terdapat beberapa pendapat yang
berbeda jadi kita semua mendapatkan ilmu yang lebih luas. Tetapi jika kita merasa agak
sedikit malas untuk membaca kedua buku ini, kami kelompok A sangat
merekomendasikan untuk membaca buku yang pertama dikarenakan lebih lugas dan
akurat.
23
DAFTAR PUSTAKA
24