Anda di halaman 1dari 27

Critical Book Report (CBR)

“PELUANG BISNIS”

Critical Book Report

Mk. S.Enterprenership

Prodi S1 Pendidikan
IPA – Fakultas MIPA

SKOR NILAI :

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK A
1. AZZAHRA SIREGAR (4203151042)
2. RABIATUL ADAWIYAH (4201151016)
3. PUTRI LASMIDA MARPAUNG (4203351020)
4. DEWI MARIANI HUTAGAOL (4203351033)
5. WILLY MALAU (4203151050)

MATA KULIAH: SAINS ENTERPRENERSHIP


DOSEN PENGAMPU: Dr. LISNAWATY SIMATUPANG,
M.Si
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah ”Critical Book Report”. Makalah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Sains Enterprenership.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada dosen pengampu mata kuliah Sains Enterprenership yaitu Ibu Dr. Lisnawaty
Simatupang, M.Si yang telah memberikan tugas terhadap penyusun.

Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan pada
kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, September 2022

Penyusun

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan CBR ............................................................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan CBR .......................................................................................................... 1
D. Identitas Buku ............................................................................................................................ 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................. 4
A. Buku Utama ................................................................................................................................. 4
B. Buku 2 Pembanding ................................................................................................................ 12
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................. 21
A. Kelebihan Isi Buku.................................................................................................................... 21
B. Kelemahan Isi Buku ................................................................................................................. 21
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 23
B. Rekomendasi .............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas ,menganalisis ,mengenal sebuah buku dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis. Melakukan Critical Book Report pada suatu buku
sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku. Selain itu menulis CBR juga dapat menambah wawasan
kita dalam menganalisa buku dengan lebih baik serta dapat membadingkan buku mana
yang lebih baik dan cocok untuk kita jadikan referensi membaca kita. Kita dapat
memberikan kritik ,namun bukan sebuah kritik yang menjatuhkan tetapi kritik yang
membangun manakala bisa menjadi resensi bagi pembaca ataupun penulis lainnya.
Dengan menulis CBR ini diharapkan para pembaca dapat lebih memahami tentang
materi “Peluang bisnis” dan khususnya bagi kami sendiri.

B. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan dari Penulisan CBR ini ,yaitu:

1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Sains Enterprenershi .


2. Meningkatkan pengetahuan mengenai “Peluang Bisnis”.
3. Membandingkan dua buku Kimia Organik mengenai “Peluang Bisnis/Wirausaha”
dengan pengarang yang berbeda.
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan isi buku.

C. Manfaat Penulisan CBR


Manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini,yaitu:
1. Critical Book Report bermanfaat untuk menambah wawasan dan
literatur penulis mengenai “Peluang Bisnis/Wirausaha”.
2. Critical Book Report bermanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam
menilai buku dengan cara memberikan kritikan yang membangun, dan untuk
memenuhi tugas perkuliahan.

1
D. Identitas Buku
1. Buku Utama

Judul Buku Kewirausahaan


No ISBN 978-602-74081-1-1
Penulis Prof.Dr. Dedy Takdir S,SE., M. S,
H.Mahmudin AS,SE,Msi dan Dr.Sudirman
Zaid, SE.,M.Si
Nama Penerbit Wijana Mahadi Karya
Kota Terbit Yogyakarta
Tahun Terbit 2015
Jumlah Halaman 209 (Bab IV dan Bab V)
Cetakan Ke-1
Cover Buku

2. Buku 2 Pembanding

Judul Buku Kewirausahaan


No ISBN 978-602-449-466-7
Penulis Rr.Nanik Setyowati Maya Mustika
Kartikasari Siti Maizul Habibah
Nama Penerbit Unesa University Press

2
Kota Terbit Surabaya
Tahun Terbit 2020
Jumlah Halaman 176 (Bab II)
Cetakan Ke-2
Cover Buku

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama (Kewirausahaan)

BAB IV
A. Pendahuluan
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman
naluri,Seorang pemburu memerlukan naluri untuk bersaing dengan buruannya.
Demikian juga dalam dunia kewirausahaan, pengusaha bersaing tidak hanya dengan
perusahaan-perusahaan pesaing. tetapi juga dengan keadaan dan situasi tertentu,
seperti moneter dan ekonomi, politik, perusahaan kebijaksanaan pemerintah.
Untuk dapat menginspirasi setiap perkembangan yang mungkin terjadi, scoring
wiraswasta perlu melatih naluri kewiraswastaannya, agar selalu siap menghadapi hal
apapun dan tetap bertahan hidup.
Kim Woo Chong, pendiri Daewoo, mengatakan bahwa sekali kita
memproklamirkan diri sebagai seorang wiraswastaan, maka semua pemikiran dan
tindakan kita adalah untuk usaha.. Kita harus "meredam" jiwa raga kita ke sana. Makin
lama kita menjiwai dunia wiraswasta. makin banyak pengalaman kita, maka makin
tajamlah naluri kita.

B. Kebijakan Inovasi Bagai Wiraswastawan


Bagaimana kita dapat membuat oraganisasi reseptif terhadap inovasi,
menghendaki inovasi, berusaha mencapainya dan bekerja untuknya?". Bila inovasi
dipandang oleh organisasi sebagai sesuatu yang berlawanan (dengannya) dan berenang
melawan arus, dan bukan sebagai prestasi yang heroic, maka tidak aka nada inovasi.
Kebijakan spesifik yang perlu diambil:
Pertama, inovasi harus dibuat menarik dan bermanfaat bagi paa manajer,
bukannya berpegang pada kebijakan yang sudah ada. Harus terjalin pengertian yang
jelas di dalam seluruh organisasi tersebut, dan bahwa inovasi merupakan dasar bagi
keberhasilan dan jaminan kerja bagi manajer secara individu.
Kedua, pentingnya kebutuhan dan inovasi dan dimensi kerangka
waktunya, kedua diannya harus didefinisikan dan diutarakan.

4
1. Cara membuat inovasi menarik bagi pam manajer
Suatu kebijakan yang sistematis untuk meninggalkan segala sesuatu yang sudah
lusuh, using, tidak produktif lagi, di samping kesalahan-kesalahan, kegagalan dan segala
upaya yang wahnya salah. Setiap kira-kira tiga tahun, perusahaan harus berani
mengadakan pengujian terhadap setiap barang (produk), setiap proses, teknologi,
pasar, saluan distribusi termasuk juga semua kegiatan staf dan karyawan, demi
kelangsungan hidup perusahaan. Tidak ada yang membuat seorang manajer dapat
berkonsentrasi penuh pada inovasi selain kepastian bahwa produk atau jasa yang ada
sekarang akan dihapuskan dalam waktu yang sudah ditetapkan.

2. Kebijakan membuat jenis yang ada "haus akan hal baru"


Adalah menerima kenyataan, bahwa semua produk, jasa, pasar, saluran
distrubusi, proses. tekonologi yang ada penuh membatasi dan biasanya secara drastic-
kesehatan dan harapan hidup organisasi. Dalam strategi yang sudah diperkenalkan
secara luas sepuluh tahun terakhir. ini, khususnya manajemen portfolio, hasil analisis
semacan itu sendiri merupakan suatu program tindakan (action program). Hal itu
merupakan kesalahan pengertian dan cenderung mendatangkan hasil yang
mengecewakan, seperti yang dialami oleh sejumlah besar perusahaan ketika mereka
beramai-ramai menganut strategi semacam itu pada akhir tahun 1970-an dan awal
tahun 1980-an. Hasilnya harus mengarah pada suatu diagnosis.

3. Business X-Ray menyediakan informasi yang diperlukan


Dalam upaya mendefinisikan beberapa banyak inovasi yang deperlukan oleh
bisnis tertentu, dalam bidang apa saja, dan dalam kerangka waktu tertentu. Pendekatan
yang terbaik dan paling sederhana dikembangkan oleh Michael J. Dalam pendekatan itu,
perusahaan membuat daftar produk atau jasanya, di samping juga pasar yang
dilayaninya dan saluran distribusi yang dipeganakannya, untuk mengistimasi posisinya
pada daur hidup produk. Berapa lama lagi produk itu masih akan tumbuh, masih berapa
lama lagi ia dapat bertahan di pasar, berapa lama produk tersebut diperkirakan akan
menjadi using dan mengalami kemunduran dan seberapa cepat, kapan produk tersebut
ketinggalan jaman", hal itu memungkinkan perusahaan memperkirakan di mana
posisinya jika ia membatasi diri untuk mengelola yang sudah ada dengan kemampuan
yang sebaik-baiknya.

5
4. Penghapusan sistematis
Business X-Ray dari bisnis yang ada, produknya, pelayanannya, pasarnya,
teknologinya, dandefinisi dari kesenjangan inovasi dan kebutuhan inovasi-semuanya
memungkinkan perusahaan untuk merumuskan suatu rencana wiraswasta dengan
sasaran inovasi dan batas waktu.
Business X-Ray adalah alat untuk pengambilan keputusan. Ia memungkinkan kita
dan malahan memaksa kita untuk mengalokasikan sumberdaya pada hasil-hasil bisnis
yang ada. Tetapi ia juga memungkinkan kita untuk menetapkan beberapa besarnya
sumberdayayang diperlukan untuk menciptakan bisnis hari esok dan produk barunya,
jasa barunya, dan pasar barunya. Ia memungkinkan kita untuk mengubah maksudnya
inovasi menjadi prestasi inovatif.

C. Merebut Peluang Bisnis


Sejalan dengan pikiran yang terkait dengan proses integrasi, maka dlam
mewujudkan komitmen atas identifikasi dari hasil pemikiran visi hidup masa depan
untuk menyatukan pikiran dengan identifikasi peluang bisnis.
1. Pemahaman Mengenai Bisnis
Pemahaman mengenai bisnis dari pengalaman saat ini apakah sebagai pemilik
atau sebagai orang yang berperan pengembang bisnis milik orang lain, maka atas
pengalaman itu melihat adanya peluang-peluang yang dapat diraih yang sejalan dengan
keputusan dalam komitme.
Untuk melaksanakan komitmen dalam proses integrasi, harus mampu
mengembangkan kekuatan pikiran dalam kereativitas sebagai pemicu dalam membuat
peluang bisnis.
BISNIS adalah seluruh kegiatan dalam (B)erusaha yang terkait dengan proses
(Integrasi dalam pemanfaatan (S)umberdaya yang tersedia untuk mengubah menjadi
(N)isbah (perbandingan antara aspek-aspek kegiatan yang dapat dinyatakan dengan
angka missal perbandingan antara laba dan penjualan) utnuk kepentingan ke dalam
(Individu dan (S)osial.

D. Identifikasi Bisnis
Sejalan dengan pemahaman makna bisnis yang kita rumuskan di atas, maka
kekuatan pikiran terus menjadi daya dorong untuk menggerakkan kreativitas bisnis

6
untuk memahami proses integrasi ke dalam usaha merespon identifikasi bisnis yang
menjadi komitmen. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk mengungkap hal-hal
yang kita utarakan di bawah ini:
Pertama, melihat dari situasi menjadi maslah itu secara jelas dan hubungannya
yangmenunjukkan gambaran sesuatu yang mungkin salah.
Kedua, menafsirkan hubungna tersebut secara efektif dan berusaha memikirkan
penilaian secara realistik dalam kaitan berpikir preses integrasi. Ketiga, menggerakkan
pelatihan dan energi dalam melibatkan orang-orang yang diajak untuk bekerjasama.
Keempat, membuat keputusan dari hasil identifikasi bisnis atas peluang-peluang
yang akan diraih secara lebih berfokuskan.

E. Rencana Bisnis
Langkah akhir dalam proses integrasi adalah merumuskan kembali komitmen
anda menjadi interpreneur ke dalam rencana bisnis dengan mengitegrasi dari hasil
pemikiran identifikasi bisnis dan identifikasi pasar. Dengan kekuatan pikiran tersebut
anda harus memiliki kemampuan untuk menuangkan ke dalam rencana bisnis.
Merumuskan rencana bisnis disusun dalam suatu kerangka sebagai berikut:
Petama, mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu berkas yang disusun secara
sistematis yang berisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Deskripsi bisnis yang menjelaskan mengenai definisi bisnis (bisnis yang
sesungguhnya, produk, maksud tujuan bisnis), definisi produk (jenis produk atau
jasa yang disiapkan, deskripsi mengenai produk), hubungan industry.
2. Strategi pemasaran yang menjelaskan mengenai definisi pasar, posisi pasar,
harga, distribusi, potensi penjualan.
3. Analisis persaingan yang menjelaskan mengenai persaingan, keterampilan dan
faktor kunci keberhasilan, manfaat perbedaan persaingan, strategi persaingan,
rintangan untuk masuk, analisis nilai tambah.
4. Rencana perancangan dan pengembangan.
5. Rencana operasi dan manajemen.
6. Rincian komponen keuangan.

7
Kedua, dengan memperhatikan dokumen yang tersusun di atas, maka langkah
selanjutnya membangun kepercayaan untuk menarik peminat dalam menanamkan
modal untuk pendirian bisnis yang direncanakan dengan mengungkapkan hal-hal
tersebut:
1. Kelompok manajemen professional ke dalam satu tim, yang menyangkut
kompetensi dalam perencanaan, keterampilan mengorganisasikan, control,
kepemimpinan.
2. Posisi keuangan saat ini dan proyeksinya yang dapat dilihat dari laporan rugi/
laba, neraca,arus kas, investasi.
3. Produk dan jasa yang ditawarkan harus jelas memberikan gambaran
karakteristiknya, cara kerja produk, bagaimana jasa dimanfaatkan, bagaimana
faktor waktu mempengaruhi dalam menghasilkan uang dan daur ekonomi (fase
introduksi, fase pendewasaan, fase mendatar).

BAB V PENENTUAN PELUANG USAHA


A. Pendahuluan
Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi dapat dijelaskan dari aspek peluang.
Sebagaimana beberapa ahli mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan yang
dilakukan ang terhadap peluang-peluang usaha yang diwujudkan dalam berbagai
tindakan dengan berdirinya sebuah unit saha sebagai suam hosil dari tindakannya.
Dalam perspektif sosiologi kemampuan menemukan pelung sangat tergantung pada
interaksi antar-manusia untuk memperoleh dan mengakses informasi yang dibutuhkan
terkait dengan luang yang ada. Sedangkan dalam perspektif psikologi kemampuan
seseorang dalam menemukan dan memanfaatkan peluang sangat tergantung dari
karakter kepribadian yang dimilikinya.
Jelus kirunya huwa salah satu faktor keberhalun scoring wirausahawan adalah
kemampuannya dalam jeli melihat peluang dan memanfaatkannya sebelum
dimanfaatkan oleh yang lain Mampu melihat peluang adalah modal dalam
memunculkan ide awal untuk berwirausaha. Tidak semua ceang mampu melihat
peluang apalagi memanfaatkannya, demikian hulnya kemampuan melihat peluang
tidaklah sama antar setiap orang. Seseorang yang telah mengend potensi diri yang
dimilikinya lebih cenderung memiliki kerampus untak lit dan memanfaatkan peluang
peluang yang ada.

8
B. Menemukan Peluang Usaha Peluang usaha
Bersamber dan adanya kebutuhan dan individu atau masyarakat. Oleh karena itu
jika ingin mulai mewujudkan berwirausaha, hendaknya terlebih dahula menjawab
pertanyaan "Apakah yang menjadi kebutuhan masyarakat a kebanyakan anggota
masyarakat saat ini atau di masa yang akan ditang tuk memahami kebutuhan
masyarakat diperlukan untuk diagnosa terhadap lingkungan usaha secara keseluruhan,
yang meliputi fuktor ekonomi politik, posar persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan
geografi Lingkungan usaha senantiasa berubah setiap saat, bahkan perubahannya
cukup pesat dan seiring deng in terjadi pula perubahan kebatuhan masyarakat. Untuk
menemukan peluang usaha yang prospektif seharusnya kita sebagai wirausahawan
sentiasa mencari informasi yang terkait dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat. Samber informasi dapat diperoleh dari instanembaga pemerintah, media
massa, pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen. Jadi, peluang
senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung halk di tingkat individu,
mangan ditingkat masyarakat. Kemampuan kita melihat.
Berangkat dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita, maka
dalam menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan dea
pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke baar) bahwa keberhasilan akan dapat
dirah dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.
b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat
diraih dengan menciptakan kebutuhan.

C. Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan Usaha


Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat dan berhasil menemukan berbagai
lapangan usaha dan gagasan usaha, maka langkah berikutnya adalah menjawab
pertanyaan: "Manakah di antara lapangan usaha dan gagasan-gagasan usaha tersebut
yang paling tepat dan cocok untuk saya? Pertanyaan ini sangat tepat, mengingat setiap
orang memiliki potensi diri yang berbeda beda. Tentunya dalam memilih lapangan
usaha dan mengembangkan gagasan usaha, kita perlu menyesuaikan dengan potensi
diri yang kita miliki. Kekeliruan dalam memilih yang disebabkan karena ketidakcocokan
atau Ketidaksesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau bahkan
kegagalan di kemudian hari.

9
Telah banyak fakta yang dapat dikemukakan, bahwa masih banyak
wirausahawan yang memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam
menjalankan usahanya (latah atau ikut-ikutan). Pada hal belum tentu orang lain
berhasil dalam suatu lapangan usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha
yang sama. Mungkin saja orang lain berhasil karena potensi diri yang dimilikinya cocok
dengan lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk mengakses informasi
terkait dengan usaha yang dijalankannya.Namun kemampuan menawarkan aspek
kualitas yang lebih tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki.
Olehnya itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini
masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini
belum tentu menguntungkan di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat
berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
d. Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih
lapangan usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita
dan kondisi eksternal dimana usaha kita jalankan, karena faktor internal dan
eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan kita dalam menjalankan
usaha. Faktor internal yang dimaksud seperti penguasaan sumberdaya (lahan,
bangunan, peralatan dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan,
penguasaan manajemen dan jejaring sosial yang kita miliki. Sedangkan faktor
eksternal seperti peraturan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran,
persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun
global.
Berdasarkan uraian di atas, maka langkah awal yang perlu kita lakukan adalah
menginventarisir berbagai jenis lapangan usaha dan gagasan produk yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kehidupan manusia dapat berkualitas
ketika semua komponen kebutuhannya terpenuhi.
Selanjutnya alternatif pilihan lebih diperkecil lagi dengan memilih beberapa
gagasan usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor internal) kita. Hasil
akhir dari langkah langkah yang telah kita lakukan akan diperoleh beberapa gagasan

10
usaha yang telah terurut berdasarkan prioritasnya. Agar pilihan kita lebih aman dan
dapat dikuasai dengan baik, maka perlu dilakukan Analisis. Kembali dengan
mempertimbangkan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki
jika kita memilih gagasan usaha yang bersangkutan, dan faktor eksternal berupa
peluang dan ancaman yang akan dihadapi jika kita menjatuhkan pilihan pada gagasan
usaha yang bersangkutan. Analisis ini sering dikenal dengan analisis SWOT. Bukan tidak
mungkin, setelah melakukan langkah analisis ini, kita akan menjatuhkan pilihan pada
gagasan usaha yang menjadi prioritas kedua atau ketiga dari hasil analisis sebelumnya.

11
B. Buku 2 Pembanding (Kewirausahaan)

A. Pengertian Ide dan Peluang Usaha

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan peluang adalah kesempatan (ruang gerak) baik dalam
bentuk konkret mau pun dalam bentuk abstrak (Taufan, 1998: 34). Peluang
kewirausahaan dapat diartikan kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau
lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai
kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.

Menurut Zimmerer, ide–ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan


peluang untuk memenuhi kebutuhan nyata dipasar. Dalam mengevaluasi ide untuk
menciptakan nilai–nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi
dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara sebagai berikut.

1. Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.


2. Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.
3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

B. Keterkaitan Ide dan Peluang Kewirausahaan

Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi
peluang melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven)
(Suryana, 2003).

Alternatif Merubah Ide Menjadi Peluang

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengubah suatu ide menjadi
peluang sebagai berikut.

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru.

12
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan
atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.

C. Sumber–sumber Potensial Peluang

Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara
terbaik untuk menuangkan ide potensial menajadi produk dan jasa riil. Ada pun langkah
untuk penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Menciptakan produk baru dan berbeda.


2. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.
3. Menaksir Biaya Awal.
4. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.

D. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000),
responden umumnya menjadi wirausaha karena didasari oleh pengalaman sehingga ia
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Menurut Casson (1992) seorang wirausaha
disamping harus memiliki modal dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan
komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan
tenaga serta pikiran, juga harus memiliki beberapa kemampuan berikut.

1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan
atau ditekuni.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak
mengandalkan kesuksesan masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di
masa yang akandatang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.

13
Kemampuan kewirausahaan, pengetahuan dan keterampilan akan membentuk
kepribadian wirausaha. Sedangkan modal yang cukut dapat diperoleh apabila
perusahaan mampu mengembangkan hubungan baik dan menjali kepercayaan dengan
lembaga keuangan. Menurut Ronald J.Ebert, efektivitas manajer perusahaan bergantung
pada keterampilan kemampuan dasar manajemen berikut.

1. Technicalskill (kemampuan teknik)


2. Human relationsskill (kemampuan berhubungan sesama)
3. Conseptualskill( kmampuan konseptual)
4. Decisionskill (kemampuan memutuskan)
5. Time manajemenskil l(kemampuan mengatur waktu)

E. Peluang Usaha

Banyak peluang usaha yang bisa diraih, apakah itu wirausaha yang bermula dari
hanya sekadar hobi atau memang dari awal berminat menekuninya. Untuk menjadi
wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan kewirausahaan
dan bekal keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan kewirausahaan yang
terpenting adalah pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dimasuki, lingkungan
usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang
kepribadian dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan bisnis. Bekal
keterampilan yang perlu dimiliki mencangkup keterampilan konseptual dalam
mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.

F. Sumber Ide

Sumber ide dapat berasal dari beberapa seperti di bawah ini.

1. Pengalaman pribadi
2. Minat/hobi
3. Penemuan secara tidak sengaja
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbanga
5. Keterampilan

14
G. Metode-Metode untuk Memunculkan Ide

Berikut ini beberapa metode yang bisa dilakukan untuk memunculkan ide.

1. Kelompok fokus
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang ada
agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.
2. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru didasarkan fakta
bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang dengan cara
dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam suatu diskusi
berkelompok.
3. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para konsumen
atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan mengenai kinerja
suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi terhadap suatu konsep
produk baru yang akan dipasarkan.

H. Jenis-Jenis Ide Untuk Memulai Suatu Usaha

Jenis-jenis ide di bawah ini dapat dilakukan dalam memulai suatu usaha.

1. Ide jenis A
Ide jenis A adalah awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum
tersedia pasar bagi konsumen.Banyak permulaan dikembangkan dari ide jenis A,
yang berkaitan dengan penyediaan seseorang atau jasa yang tidak ada di pasar
konsumen, tapi telah ada di tempat lain.
2. Ide jenis B
Ide jenis B adalah ide awal yang melibatkan teknologi baru yang didasarkan bagi
penyediaan produk baru pada konsumen.
3. Ide jenis C
Ide jenis C adalah ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah
diperbarui bagi konsumen.

15
I. Cara menjadikan ide sebagai peluang usaha

1. Ide sebagai Peluang


Di bawah ini cara menjadikan ide-ide sebagai peluang usaha.
1) Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara- cara/metode yang
lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
2) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan
atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.

2. Sumber-Sumber Potensial Peluang


a. Menciptakan produk baru dan berbeda
b. Mengamati pintu peluang
c. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi
d. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

3. Menangkap Peluang Usaha

Untuk menangkap peluang usaha menurut James L. Hessbet, kekuatan-kekuatan


peluang usaha yang memacu pada penawaran dan permintaan jasa antara lain sebagi
berikut.

1) Sistem distribusi yang didasarkan atas informasi meningkat.


2) Adanya deregulasi.
3) Hambatan perdagangan berkurang.
4) Teknologi informasi meningkat.
5) Perkembangan pasar modal.
6) Konsumen semakin menghargai nilai dan waktu.

4. Analisis Peluang Usaha

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan.

a. Meneliti luas usaha yang dipilih.


b. Bentuk usaha dan jenis usaha yang ditekuni.

16
c. Mengenal informasi usaha yang diterima.
d. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan.

5. Langkah-langkah Peluang Usaha


Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menyambut peluang usaha.
a. Membuat skestsa bidang usaha yang ditekuni.
b. Penyediaan modal dan mengurus izin usaha.
c. Menyiapkan tenaga kerja dan menyiapkan sarana.
d. Menyiapkan bahan baku dan Menetapkan lokasi.
e. Menetapkan metodelogi dan teknologi usaha.
f. Menetapkan manajemen dan mencari mitra usaha.
g. Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa.

6. Menganalisis bidang produk ada tiga klasifikasi produk

Dalam menganalisis bidang produk, sedikitnya ada tiga klasifkasi produk yang harus
diperhatikan berikut ini.

a. Produk primer (penggalian SDA)


b. Produk sekunder (pengolahan/proses bahan baku)
c. Produk tersier (peralatan dan pelayanan jasa)

Tujuan dilakukan analisis terhadap jenis produk adalah berikut:

a. Memenuhi keinginan dan minat konsumen.


b. Memenangkan persaingan.
c. Meningkatkan jumlah penjualan.
d. Mendayagunakan sumber-sumber produksi.
e. Mencegah kebosanan konsumen.

Menganalisis bidang jasa, upaya dibidang usaha jasa yang dapat menarik konsumen
antara lain sebagai berikut :

a. Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik.


b. Memasang lampu yang terang dan menarik.
c. Menyebar pamflet.

17
d. Mengadakan demonstrasi.
e. Memberikan potongan harga.

7. Orientasi Eksternal dan Internal

Keingintahuan dan minat pada semua yang terjadi didunia merangsang orientasi
eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya
pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.

Orientasi Eksternal diperoleh dari hal sebagai berikut.

a. Konsumen,
b. Perusahaan yang sudah ada,
c. Saluran distribusi,
d. Pemerintah, dan
e. Penelitian dan pengembangan.

8. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru

Berikut sumber gagassan yang dapat diperhatikan dalam


menciptakan produk dan jasa baru.

a. Kebutuhan akan sumber penemuan


b. Membuat inovasi baru
c. Sesuai keahlian
d. Hobi atau kesenangan pribadi
e. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
f. Memanfaatkan koneksi dan relasi
g. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
h. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
i. Mengapa tidak terdapat

9. Pemilihan Bidang Usaha

Ada beberapa hal yang bisa digunakan sebagai patokan awal dalam memilih
suatu bidang usaha yang akan ditekuni dalam jangka panjang.

18
1) Lihat karakter usaha dan sesuaikan dengan karakter pribadi wirausaha.
2) Lihat apakah wirausaha menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak
bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya.
3) Lihat apakah wirausaha mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting
untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat kemampuan
menjalankan usaha tersebut. Kemampuan
4) Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih
bidang usaha yang digeluti.

10. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk

Proses perencanaan dan pengembangan produk meliputi tahapan berikut.

a. Tahap Gagasan.
b. Tahap Konsep.
c. Tahap Pengembangan Produk.
d. Tahap Uji Pemasaran.
e. Tahap Komersialisasi.

11. Ciri-ciri peluang usaha yang baik


1) Peluang itu orisinal dan tidak meniru.
2) Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan
pasar di masa mendatang.
3) Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama.
4) Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu dilakukan riset
dan trial (uji coba) dalam pasar.
5) Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
6) Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukses untuk menjalankannya.
7) Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis tersebut.

12. Faktor-Faktor Keberhasilan Sebuah Peluang

Berikut ini beberapa faktor yang berperan dalam keberhasilan sebuah peluang usaha.

a. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik, bukan tiruan.

19
b. Berawal dari uji tes pasar dan uji coba (trial)
c. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen
d. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar
e. Bisa terus menerus diinovasi dan ditingkatkan kualitasnya
f. Risiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai
g. Merupakan alternatif terbaik dari peluang-peluang yang ada

13. Kegagalan Sebuah Peluang

Faktor kegagalan sebuah peluang usaha yang gagal dijadikan bisnis, adalah sebagai
berikut.

a. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman.


b. Peluang itu sudah “kadaluarsa” atau telah banyak ada orang.
c. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya.
d. Waktunya sudah lewat.
e. Survey pasar tidak akurat.
f. Mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain.
g. Daya beli rendah.
h. Kebutuhan tidak kontinyu.
i. Tingkat kebutuhan kecil.
j. Pemilihan alternatif ide-ide bisnisnya salah.

14. Motivasi menjadi Wirausaha

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong pribadi atau seseorang untuk


mencapai apa yang mereka inginkan atau apa yang menjadi tujuan mereka. Motivasi
adalah energi yang menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Tanpa motivasi
mustahil seseorang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Ada beberapa alasan
seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994)berikut :

1) Alasan keuangan,
2) Alasan sosial
3) Alasan pelayanan
4) Alasan memenuhi diri.

20
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kelemahan Isi Kedua Buku

Buku 1 Keunggulan : Kelemahan :


1. Buku ini memiliki 1. Ada banyak istilah
identitas buku yang jelas, rumit yang digunakan
serta ber ISBN. di dalam buku ini,
2. Buku ini menyajikan sehingga
materi secara lengkap dikhawatirkan akan
dan detail, sehingga sulit dipahami oleh
pembaca mendapat masyarakat awam
banyak informasi hanya karena terlalu asing
dari satu sumber. dengan beberapa
3. Tata bahasa dalam buku istilah tersebut.
ini sudah baik. 2. Kualitas gambar yang
4. Tampilan dan cover buku disajikan cukup rendah
ini sangat baik dan rapi. dan Kabus, sehingga
5. Buku ini menyajikan terdapat beberapa
gambar beserta table dan gambar yang pecah dan
bagan mengenai tidak dapat terbaca
penjelasan dengan jelas
kewirausahaan . keterangan yang
6. Buku ini juga menyajikan dilampirkan dalam
rangkuman dan juga gambar.
pertanyaan untuk
diskusi,guna untuk
membuat si pembaca
lebih memahami materi
yang dibahas.

21
Buku 2 Keunggulan: Kelemahan:
1. Buku ini memiliki 1. Ada banyak istilah
identitas buku yang jelas, rumit yang digunakan
serta ber ISBN. di dalam buku ini,
2. Meski tidak sedetail buku sehingga
1,buku ini juga dikhawatirkan akan
menyajikan informasi sulit dipahami oleh
secara lengkap. masyarakat awam
3. Tampilan dan cover buku karena terlalu asing
ini sangat baik dan rapi. dengan beberapa
4. Buku ini menyajikan istilah tersebut.
gambar table yang 2. Tata bahasa dalam
lumayan lengkap, buku ini sudah baik,
sehingga pembaca namun ada beberapa
mendapat ilustrasi kesalahan dalam
dengan baik mengenai penggunaan tanda
kewirausahaan. baca.
5. Buku ini juga menyajikan 3. Kualitas gambar yang
rangkuman beserta disajikan cukup
latihan dan tugas,guna rendah, sehingga
untuk membuat si terdapat beberapa
pembaca lebih gambar yang pecah dan
memahami isi dari materi tidak dapat terbaca
yang dibahas. dengan jelas
keterangan yang
dilampirkan dalam
gambar.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peluang yang paling besar kesuksesannya itu bersumber dari diri kita sendiri.
Usaha yang berawal dari sebuah hobi akan membuat seseorang sukses menjadi
entrepreneur dan terbukti semakin berkembang.Keahlian seseorang dalam mengelola
usaha akan mendorong kesuksesan usahanya. Memulai sebuah usaha dengan keahlian
yang dimiliki pada suatu bidang dan kemudian temukan inspirasi dan peluang
bisnisnya. Seorang Wirausahawan harus mempunyai pemikiran yang kreatif dan
inovatif guna mendapatkan hasil yang maksimal agar tidak ada kendala dalam
membuka usaha dan pemilihan yang tepat dengan modal yang dimiliki oleh calon
wirausaha.
Peluang usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi bagi
pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan mendapat keuntungan, namun jika
gagal maka itu bagian resiko yang dihadapi. Namun demikian, hal itu dapat dijadikan
pengalaman yang sangat berharga. Dan tentunya memiliki sikap yang Inovatif dan
Kreatifitas adalah hal pokok yang dibutuhkan oleh seseorang untuk membangun
unsahanya.

B. Rekomendasi
Berdasarkan Critical Book yang kami buat, sebaiknya kita semua harus membaca
kedua buku tersebut, dikarenakan buku tersebut terdapat beberapa pendapat yang
berbeda jadi kita semua mendapatkan ilmu yang lebih luas. Tetapi jika kita merasa agak
sedikit malas untuk membaca kedua buku ini, kami kelompok A sangat
merekomendasikan untuk membaca buku yang pertama dikarenakan lebih lugas dan
akurat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Habibah, R. N. (2020). Kewirausahaan. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.

Prof.Dr. Dedy Takdir S, S. M. (2015). Kewirausahaan. Yogyakarta: Wijana Mahadi Karya.

24

Anda mungkin juga menyukai