Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

Laporan Keaslian Pemeriksa Plagiarisme X


Kesamaan Ditemukan: 4%

Tanggal: Senin, 12 Oktober 2020


Statistik: 98 kata Dijiplak / 2693 Total kata
Keterangan: Rendahnya Plagiarisme Terdeteksi - Dokumen Anda memerlukan Perbaikan Opsional.
--------------------------------------------------- -----------------------------------------

77 Analisis Kualitatif Pelaksanaan Tindakan Kegawatdaruratan Neonatal di Puskesmas Wilayah Kerja


Dinas Kesehatan Kota Manado Ellen Pesak*, Agnes Montolalu*, Bongakaraeng** *Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Manado Kemenkes **Departemen Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Manado Kemenkes Penulis Koresponden : Penulis Pertama, Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Manado Email: indira.bonga@gmail.com ABSTRAK Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai
sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil khususnya, masa
pertumbuhan dan perkembangan neonatal merupakan masa yang paling kritis karena dapat menyebabkan
kesakitan dan kematian pada bayi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang disajikan
secara deskriptif eksploratif.

Informan utama berjumlah 6 orang yang terdiri dari 5 orang Bidan dan 1 orang Perawat. Informan
triangulasi sebanyak 6 kepala Puskesmas. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
mendalam (Independent Interview), observasi dengan menggunakan checklist dan demonstrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan gawat darurat di Puskesmas Ponted
Kota Manado tenaga kesehatan dapat mempersiapkan pasien sebelum diberikan tindakan,
ketersediaan peralatan yang cukup tersedia dan mencukupi kebutuhan di ruang gawat darurat saat
prosedur kerja, masih terdapat yang tidak menggunakan SOP (Standar Operasional Prosedur)
dalam melaksanakan tindakan kegawatdaruratan, belum ada keseragaman dan perbedaan
panduan pelaksanaan tindakan kegawatdaruratan antara puskesmas satu dengan Puskesmas yang
lain belum semuanya diberikan pelatihan kedaruratan dasar (implementasi Basis Kedaruratan
Obstetri Neonatal).

Disarankan Dinas Kesehatan Kota Manado dapat memantau dan mengevaluasi kembali kinerja petugas
kesehatan khususnya pelaksanaan tindakan darurat darurat untuk
Machine Translated by Google

bayi Neonatal dan dapat memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan Pened, Pembuatan
SOP (Standar Operasional Prosedur) yang belum ada, sehingga tenaga kesehatan di Puskesmas
dapat bekerja seragam sesuai aturan. Bagi peneliti lain dapat mengidentifikasi beban kerja
petugas kesehatan.

Kata Kunci : Penanggulangan Kedaruratan, Bimbingan, Puskesmas PENDAHULUAN


Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir merupakan salah satu penentu derajat kesehatan.
Pelayanan kesehatan Neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu hamil khususnya tumbuh kembang Masa neonatal merupakan masa yang
paling kritis karena dapat menimbulkan kesakitan dan kematian bayi, oleh karena itu derajat kesehatan
neonatal penting untuk diperhatikan (Rahmawati dan Ningsih, 2016). Derajat kesehatan
neonatus sangat berkaitan dengan tingkat kesehatan pada masa kehamilan, pertolongan persalinan
dan perawatan bayi baru lahir.

Menurut WHO (2015) setiap tahunnya kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai 37%
dari seluruh kematian pada anak balita. Setiap 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal karena sebab-
sebab yang dapat dicegah. Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara
lain bayi prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25%, dan 23% merupakan bayi lahir dengan
Asfiksia dan trauma.

Data Dinas Kesehatan Kota Manado jumlah kematian bayi pada tahun 2017 sebanyak 246 dengan
penyebab asfiksia 57 (23%) bayi, BBLR 51 (21%) bayi, pneumonia 10 (4%) bayi, kelainan bawaan
21 (9%) dan penyebab lainnya 107 (43%). Penyebab kematian neonatal terbanyak adalah asfiksia,
masalah bayi baru lahir lainnya sehingga bidan harus mempunyai kemampuan dan keterampilan
yang memadai mengenai tindakan darurat yaitu resusitasi bayi baru lahir dan pengobatan
sakit neonatus, hal ini sangat penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Bayi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tindakan kegawatdaruratan di wilayah
kerja puskesmas Dinas Kesehatan Kota Manado, akibat tenaga kesehatan dalam mempersiapkan
pasien, penyiapan alat dan prosedur yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tindakan
kegawatdaruratan neonatal di Puskesmas Kota Manado. puskesmas. BAHAN DAN METODE Penelitian
ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif
eksploratif.

Pendekatan waktu pengumpulan data adalah cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 6 orang
petugas kesehatan dan 6 orang kepala puskesmas di Puskesmas Pontianak di Manado. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu wawancara mendalam (In Depth Interview)
terhadap subjek penelitian dan data sekunder melalui observasi terhadap fasilitas pendukung aksi
darurat dan demonstrasi.
Machine Translated by Google

Pengumpulan data melalui wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan


utama yaitu 6 orang, terdiri dari 5 orang bidan dan 1 orang perawat dengan masa kerja
minimal 2 tahun sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Pone, dan informan triangulasi
dilakukan kepada 6 kepala Puskesmas. Analisis data diolah sesuai dengan ciri-ciri analisis
isi yaitu pengumpulan data, reduksi data, verifikasi yang disajikan dalam bentuk deskriptif,
kemudian penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan utama berjumlah 6
orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 5 orang bidan dan 1 orang perawat puskesmas tambak
yaitu IU1, IU2, IU3, IU4, IU5, IU6 dengan latar belakang pendidikan D. III Kebidanan, dan D.III
Keperawatan, rata-rata masa kerja antara 27-40 tahun, semua jenis kelamin perempuan.

Untuk informan triangulasi, Kepala Puskesmas berjumlah 6 orang yaitu yang disebut IT1, IT2,
IT3, IT4, IT5, IT6, dengan usia antara 32-44 tahun, pendidikan S1 kedokteran, jenis kelamin
perempuan 4 orang, laki-laki 2 orang . Petugas kesehatan mempersiapkan pasien untuk
memberikan tindakan darurat pada bayi neonatal Informasi yang ingin diperoleh dari
wawancara mendalam tentang mempersiapkan pasien secara psikologi atau jiwa dari segi orang
tua bayi neonatal antara lain kecemasan, kekhawatiran pasien sebelum dilakukan perawatan
darurat neonatal sebagai berikut : Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan
utama yaitu bidan dan perawat tentang persiapan pasien dalam tindakan gawat darurat,
semua mengatakan bahwa orang tua pasien diberikan penjelasan yang jelas mengenai
tindakan gawat darurat dan diberikan informed consent. Hal ini dapat dilihat pada kotak 1 dibawah ini: Kotak 1”…

kok ada yg nonton ngurus aksinya biar tau jumlah orang didepan kota minta persetujuan
aksinya dulu..." (IU1) "...kami simpan penjelasannya dulu supaya orang tuaku khawatir... "(IU2)
"... huh...kalau io no bu harus bilang kalau ada yang mo mengadakandarurat karena depe mama
panako..."(IU3)"
.... Oh ...

kok ada orang banget jadi kamu harus tahu bahwa kamu perlu tahu bahwa kamu harus tahu
seseorang harus tahu juga.. "(IU4)Harus" ...tidak boleh ada yang tahu supaya aku tahu kalau ini
harus disikapi sebagai secepatnya karena gawat janin.. "(IU5)" ... iya bu di puskesmas biar
orang sibuk mar orang harus jelaskan penjelasan bayi tentang gawat janin ... "(IU6) Setiap
waktu" ...tindakan darurat diberikan, orang tua pasien dijelaskan terlebih dahulu dengan jelas
tentang tindakan yang harus dilakukan agar orang tua bayi tidak merasa cemas dan memahami
keseriusan penyakit tikus..." (IU1, IU2, IU3.IU4, IU5, IU6).
Machine Translated by Google

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh informan utama bidan dan perawat sebelum melakukan
tindakan gawat darurat pada orang tua pasien diberikan penjelasan yang jelas dan memberikan informed
consent. Pernyataan diatas juga disampaikan oleh Informan Triangulasi yaitu Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat
Center mengatakan, sebelum diberikan perawatan darurat, orang tua pasien diberikan penjelasan dan
informed consent. Hal ini dapat dilihat pada kotak 2 dibawah ini: 79 Kotak 2”…

oh iya bu, benar bidan sebelum resusitasi sedang menjaga kasusnya untuk penjelasan pasien sedang
disiapkan bae-bae..." (IT1) "...tapi ibu pasien disuruh dulu orang tuanya, ibu saya juga maksudnya... "(IT2)
"apa pun yang terjadi jangan jadi sasaran..." (IT3) " ... Saya perlu tahu bahwa io no bu karena jika
...Iya betul kalau tindakan harus bilang depe
mama...

"(IT4)" ... Oh .... Saya punya nomor jaga, saya kenal anggota keluarga, dalam hal ini orang tua
pasien.. "(IT5)" ...Iya kami sangat dekat, bidan wali mengatakan bahwa bayi mama sangat
tanggap.... "(IT6)" keluarga atau orang tua ... Semua tindakan darurat sebelum pasien
mengambil tindakan dijelaskan dengan jelas dan meminta orang tua menandatangani surat persetujuan
(IT1, IT2 , IT3, IT4, IT5, IT6).

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh informan utama dan informan triangulasi
mengatakan bahwa dalam persiapan pasien dalam pelaksanaan tindakan gawat darurat sebelum
diberikan tindakan keluarga pasien atau orang tua pasien diberikan penjelasan terlebih dahulu dan
memberikan informed consent. . Memantau dan mengevaluasi kembali pelaksanaan persiapan
sebelum dilakukan tindakan, pasien diberikan penjelasan sejelas-jelasnya karena dengan penjelasan
atau informasi yang tepat dan jelas akan memberikan rasa nyaman kepada orang tua pasien sehingga
merasa percaya diri dan adanya perhatian dari petugas kesehatan dalam memberikan penjelasan terlebih
dahulu mengenai informed consent tersebut.

Menurut Susiloningsih 2016 dalam penelitiannya tentang pelaksanaan prosedur kerja


pelaksanaan resusitasi menyimpulkan bahwa pelaksanaan persiapan pasien sebelum
tindakan medis merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib dilakukan untuk mengurangi rasa
kekhawatiran orang tua. pasien yang akan melakukan tindakan resusitasi.

Penelitian Jowari tahun 2017 menyimpulkan bahwa mempersiapkan pasien sebelum berobat dapat
menurunkan kecemasan pasien sehingga pasien merasa terlindungi dan diperhatikan. Petugas
Kesehatan menyiapkan alat untuk memberikan tindakan darurat pada Bayi Neonatal Informasi yang
ingin diperoleh dari wawancara mendalam tentang persiapan alat dalam pelaksanaan tindakan darurat
meliputi, cara menyiapkan alat, alat apa saja yang dibutuhkan, kendala,
Machine Translated by Google

harapan dan manfaat penyiapan alat, serta ketersediaan alat, dapat dilihat dari hasil wawancara mendalam
dengan informan utama dan informan triangulasi, pada kotak 3 dibawah ini: Kotak 3 “...

Untuk peralatan yang sudah tidak layak pakai, hal ini kami lakukan setiap tahun untuk melakukan
evaluasi kebutuhan alat di Puskesmas....." (IT1). "...Jika alat yang kami pantau memang lengkap, dan
ada mendukung setiap latihan..." (IT2) "...Kalau benda memang perlengkapan yang menunjang setiap
latihan,..." ( IT3) "...Kalau ada alat aksinya telur dadar rusak dilaporkan Untuk pengganti.

(IT4) kalau alatnya ada masalah, semua tersedia (IT5) ".... Kalau alat aksi radarnya menunjukkan ada
masalah lengkap bu (IT6)" ...
Persiapan alat-alat untuk tindakan darurat darurat semua tersedia, bila ada yang rusak atau tidak
layak pakai, perbaikan atau penggantian peralatan baru
...

(IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6) Pernyataan diatas menurut Rekawati (2016) mengatakan bahwa untuk
ketersediaan alat merupakan suatu komitmen dari pimpinan untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan
khususnya pada ruang pelayanan untuk Menurut Winarno dalam teori George C Edward bahwa tercapainya
suatu tujuan pelaksanaan kegiatan harus ditunjang dengan tersedianya alat atau prasarana, tanpa
alat atau prasarana maka tugas tidak dapat terlaksana dan tujuan tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa penyiapan alat dalam
pelaksanaan tindakan darurat adalah dari ketersediaan alat yang tersedia cukup tidak ada masalah.
Petugas Kesehatan melakukan Prosedur Kerja dalam tindakan darurat pada bayi Neonatal
Informasi yang ingin diperoleh melalui wawancara mendalam tentang prosedur adalah bagaimana
melakukan prosedur darurat dengan memberikan tindakan resusitasi atau CPR (Resusitasi Jantung Paru),
membersihkan jalan nafas atau membantu memberi jalan napas.

Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan utama yaitu bidan dan perawat tentang
prosedur kerja pada 80 tindakan kegawatdaruratan, semuanya mengatakan bahwa SOP belum
semuanya digunakan dan belum adanya keseragaman dalam pemberian prosedur kegawatdaruratan.
Hal ini dapat dilihat pada kotak 4 dibawah ini: Kotak 4 “…Iya yang di prosedur kerja langsung diberikan
tindakan SOP. Yang ada hanya resusitasi pada bayi (IU1)” ...

Prosedur tersebut berhasil bila pasien sadar akan tindakan segera dan SOP namun hanya satu yang
dilakukan yaitu Resusitasi pada bayi (IU1) "....tidak ada bu yang bekerja sesuai dengan ilmu yang
didapat untuk SOP Neonatal (IU2). "...Kami bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang ada
Machine Translated by Google

apakah tidak ada SOP Neonatal (IU2)” ....Oh iya, tata cara perawatan dengan menggunakan tindakan
resusitasi bayi (IU3)"...

Prosedur kerja tindakan gadar menggunakan infant resus itation (IU3)” ... SOP Sesi
Neonatal sudah ada tapi masyarakat tetap menjaga diri. Lihat SOPnya (IU4). “… SOP Neonatal tersedia
namun setiap memberikan tindakan pada bayi neonatal tidak menggunakan SOP (IU4)”
...Iya, SOPnya kurang lengkap. ibu "(IU5) "
...Untuk SOP Neonatal belum lengkap tapi untuk SOP Ibu Hamil sudah ada (IU5)untuk SOP ada
"....rencana darurat baru untuk rencana yang berduka (IU6)" ... SOP tindakan radar baru akan
disiapkan ( IU6) "...

Secara keseluruhan prosedur tindakan gadar neonatal merupakan prosedur kerja tindakan
darurat darurat yang belum semuanya menggunakan SOP (IU1, IU2, IU3, IU4, IU5, IU6). Terkait prosedur
kerja tiap puskesmas berbeda-beda. ada pelayanan gawat darurat yang menggunakan SOP dan masih
ada pula yang belum maksimal menggunakan SOP kegawatdaruratan neonatal.

Pernyataan senada dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi Kepala Puskesmas,
menyebutkan bahwa SOP pelayanan gawat darurat neonatal belum maksimal. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa belum semua Puskesmas Pone telah melakukan pelayanan gawat darurat
dengan baik sesuai prosedur kerja.

Menurut penelitian Mutiara (2017), menyatakan bahwa pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan
prosedur kerja atau standar operasional prosedur (SOP), sehingga seluruh kegiatan dapat dilaksanakan
sesuai dengan aturan sehingga tidak ada keraguan dalam bertindak. karena sudah sesuai peraturan.
KESIMPULAN 1. Persiapan Pasien. Petugas kesehatan dapat mempersiapkan pasien sebelum diberikan
perawatan darurat. 2. Persiapan alat.

Ketersediaan alat cukup tersedia, dan dapat memenuhi kebutuhan di IGD. 3.


Prosedur Kerja Kebanyakan tenaga kesehatan melakukan tindakan darurat pada bayi Neonatal belum
menggunakan SOP Neonatal dan belum adanya keseragaman pedoman antara puskesmas satu dengan
puskesmas lainnya, pedoman yang berbeda, tenaga kesehatan belum semuanya diberikan pelatihan
tentang poned. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Manado.

Diharapkan dapat memantau dan mengevaluasi kembali kinerja petugas kesehatan khususnya
pelaksanaan tindakan darurat darurat pada bayi Neonatal serta dapat memberikan kesempatan
pelatihan tentang PONED. 2. Untuk Puskesmas. 81 Membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
belum ada, agar tenaga kesehatan di Puskesmas dapat bekerja seragam sesuai aturan, karena ada
pekerjaan
Machine Translated by Google

pedoman yang sama dengan persepsi dan mempunyai dasar hukum dalam melaksanakan tindakan
darurat di puskesmas. 3.

Bagi Peneliti Lain Agar ada peneliti lain yang mengkaji analisis beban kerja pada pelaksanaan tindakan
kegawatdaruratan neonatal di Puskesmas.
SUMBER PENDANAAN DIPA KESEHATAN MANADO REFERENSI POLITEKNIK KEMENTERIAN
KESEHATAN 1. Atkinson, R. dkk. 2013. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga. 2.
Bouwhuizen, M. 2014. Keperawatan. Penerjemah: Moelia Radja Siregar. Jakarta: EGC. 3. Departemen.
Republik Indonesia Kes. 2016. Majalah Diknakes. Jakarta: Pembangunan
Sehat.2011.

Materi Tentang Keadaan Darurat pada Neonatal 4. Hurlock, EB 2015. Psikologi Perkembangan
Anak. Jakarta: EGC. 5. Kartono K. 2014. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju. 6. Molong.
2016. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi PT Remaja Rosda Karya, Bandung. 7. Sartika, 2015.
Penelitian Kesehatan tentang manajemen kegawatdaruratan di RS Gatot Subroto Jakarta. 8. Rachmat,
J. 2015. tindakan darurat Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya. 9. Soetjiningsih.

2012. Pertumbuhan Anak. Jakarta: EGC. 10. Profil Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2015
dan 2016 11. Munica dkk. 2015 Keterampilan Dasar Kebidanan II, Yogyakarta, EGC 12. Atik
Purwandari, Agnes Montolalu, Riyana . Analisis Berat Badan Bayi Baru Lahir Ruptur Perineum
Persalinan Di Rumah Sakit Fisilogi Maria Walanda Maramis KECAMATAN Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara International Journal Of Health Medicine And Current Research Sepetember
2019I (1339-1335).

SUMBER INTERNET:
--------------------------------------------------- -----------------------------------------

<1% - http://www.ijstr.org/research-paper-publishing.php?month=aug2019
<1% -
https://www.savethechildren.org/us/about-us/media-and-news/2019-press-releases/roh
ingya-pengungsi-bayi-yang lahir-tidak sehat-tempat penampungan
1% - http://ocs.unism.ac.id/index.php/PROBID/article/view/26
<1% - http://www.science.gov/topicpages/u/universitas+sumatera+utara.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/395931074/6fe39346ce524c008bdb622fb213f1a9-p
df
<1% - https://www.mcser.org/journal/index.php/mjss/article/viewFile/3280/3234
<1% - https://gatesofvienna.blogspot.com/2008/10/taking-care-of-your-own.html
Machine Translated by Google

<1% - https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4689046/
<1% -
https://quizlet.com/285744290/legal-documentation-and-defenses-2017-flash-cards/
<1% - https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877129715301970
<1%
- https ://www.alibaba.com/product-detail/IT4-IT5-Profile-making-machinery-for_6072168
6732.html
<1% - https://silo.pub/diversity-resistance-in-organizations-applied-psychology .html
<1%
- https://www.researchgate.net/publication/255691480_'Midwives_are_the_backbone_of_o
ur_health_system'_Lessons_from_Afghanistan_to_guide_expansion_of_midwifery_in_chall
enging_settings
<1% - https://europepmc.org/articles/PMC3975452
<1% - https://www. sites.google.com/site/ukahft/2017-rules
<1%
- https://sustainabledevelopment.un.org/index.php?page=view&type=504&nr=1496&me
nu=139
<1%
- https://www .researchgate.net/publication/321797162_Reformasi_Birokrasi_dan_Komunik
asi_Organisasi_Tinjauan_Terhadap_Solidaritas_Masyarakat_Mekanik_dan_Relasi_Politik

Anda mungkin juga menyukai