Plankton Suksesi
Plankton Suksesi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme laut umumnya dibagi menjadi tiga, salah satunya adalah plankton. Biasanya,
hewan ini dapat ditemukan di laut dengan ukuran yang cukup kecil. Namun, pada dasarnya
plankton adalah organisme yang penting bagi ekosistem bumi. Dikutip dari lmu tentang
Plankton dan Peranannya di Lingkungan Perairan oleh Asus Maizar S. H, dkk. (2021:11),
plankton merupakan organisme laut yang memiliki peran penting dalam menentukan
kekayaan biotik dari lingkungan perairan darat dan laut.
Plankton adalah organisme laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh pasang surut air.
Hal ini disebabkan plankton tidak dapat berenang dengan baik. Sehingga organisme tersebut
tidak dapat melawan arus. Nama plankton sendiri didapat dari bahasa Yunani yaitu
"planktos" yang memiliki arti melayang atau mengembara. Oleh karena itu, pengertian dari
nama tersebut dikaitkan dengan sifat plankton yang tidak dapat berenang dan hanya
melayang-layang saja.
Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan maupun hewan
yang hidup melayang maupun terapung secara pasif di permukaan perairan, dan pergerakan
serta penyebarannya dipengaruhi oleh gerakan arus walaupun sangat lemah (Sumich, 1992;
Nybakken, 1993; Arinardi, 1997).
Masih menurut Lipman (2010) suksesi adalah proses pendiri perusahaan untuk
mentransfer pengetahuan dan modal intelektual kepada generasi selanjutnya dalam anggota
keluarga yang membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan perlu dikelola agar sukses.
Suksesi plankton menurut para ahli adalah proses perubahan komunitas plankton dari waktu
ke waktu. Proses suksesi plankton dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan
kondisi lingkungan, migrasi, dan persaingan antar spesies.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui Defenisi Suksesi Planktonologi
2. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suksesi Plankton
3. Mengetahui Peran Suksesi Plankton
4. Mengetahui Manfaat Dan Struktur Suksesi Plankton
5. Mengetahui Suksesi Plankton Primer Dan Sekunder
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. penggunaan lahan
Perubahan penggunaan lahan dapat menyebabkan perubahan aliran air dan kualitas air.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan komposisi dan kelimpahan plankton di
perairan.
Suksesi plankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Suksesi plankton
berperan dalam menstabilkan produktivitas perairan dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Suksesi plankton dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor lingkungan maupun faktor
biotik. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi suksesi plankton antara lain:
1. Iklim: Iklim, seperti suhu, cahaya, curah hujan, dan angin, dapat mempengaruhi
komposisi spesies, struktur vegetasi, dan fungsi ekologis komunitas plankton.
2. Topografi: Topografi, seperti ketinggian, kemiringan, dan arah lereng, dapat
mempengaruhi ketersediaan air, nutrisi, dan cahaya.
3. Tanah: Tanah, seperti tekstur, kandungan nutrisi, dan pH, dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
1. Titik awal: Pada titik awal, komunitas plankton didominasi oleh spesies pionir yang
toleran terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim.
2. Tahap dominasi: Pada tahap dominasi, komunitas plankton didominasi oleh satu atau
beberapa spesies yang dominan.
3. Tahap transisi: Pada tahap transisi, komunitas plankton mengalami perubahan
komposisi spesies.
4. Tahap klimaks: Pada tahap klimaks, komunitas plankton mencapai kondisi yang stabil
dan seimbang.
Suksesi plankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Suksesi plankton
berperan dalam:
3
a. Meningkatkan produktivitas perairan: Fitoplankton merupakan produsen primer
dalam ekosistem perairan, yang berperan dalam menghasilkan oksigen dan nutrisi
bagi organisme lain.
b. Menjaga keseimbangan ekosistem: Suksesi plankton dapat menjaga keseimbangan
ekosistem dengan mengendalikan populasi organisme lain.
c. Membantu dalam pengelolaan perairan: Perubahan komunitas plankton dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya pencemaran atau perubahan lingkungan.
Pada perairan tawar yang baru terbentuk, komunitas plankton didominasi oleh spesies
fitoplankton yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti cyanobacteria.
Seiring dengan meningkatnya kelimpahan nutrisi, fitoplankton yang lebih kompleks, seperti
alga hijau dan diatom, mulai berkembang.
Pada perairan laut, suksesi plankton dikendalikan oleh faktor-faktor seperti suhu,
salinitas, dan kedalaman. Pada perairan laut yang hangat dan dangkal, komunitas plankton
didominasi oleh fitoplankton yang bersel tunggal, seperti dinoflagellata dan
coccolithophorida. Pada perairan laut yang dingin dan dalam, komunitas plankton didominasi
oleh fitoplankton yang bersel banyak, seperti diatom dan dinoflagellata.
Suksesi plankton sangat penting dslam perairan karena memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas perairan
Suksesi plankton dapat meningkatkan produktivitas perairan dengan meningkatkan
kelimpahan fitoplankton. Fitoplankton merupakan produsen primer dalam ekosistem
perairan, yang berperan dalam menghasilkan oksigen dan nutrisi bagi organisme lain.
2. Menjaga keseimbangan ekosistem
Suksesi plankton dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengendalikan populasi
organisme lain. Misalnya, fitoplankton dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh
zooplankton dan ikan.
4
Suksesi plankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan. Perubahan komunitas
plankton dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pencemaran atau perubahan lingkungan.
Struktur suksesi adalah pola perubahan komunitas dari waktu ke waktu. Struktur suksesi
dapat digambarkan dalam berbagai cara, termasuk:
Pada umumnya, struktur suksesi dapat dibagi menjadi dua fase utama, yaitu fase awal dan
fase akhir.
a. Fase awal
Fase awal suksesi ditandai dengan munculnya spesies yang toleran terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrim. Spesies-spesies ini biasanya memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dalam kondisi cahaya yang rendah, nutrisi yang terbatas, dan persaingan antar spesies
yang rendah.
b. Fase akhir
Fase akhir suksesi ditandai dengan munculnya komunitas yang stabil dan kompleks.
Komunitas ini biasanya memiliki keragaman jenis yang tinggi, struktur vegetasi yang
kompleks, dan fungsi ekologis yang lengkap.
Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan, seperti suhu, cahaya, nutrisi, dan curah
hujan, dapat mempengaruhi komposisi spesies, struktur vegetasi, dan fungsi ekologis
komunitas.
Gangguan: Gangguan, seperti kebakaran, banjir, dan penebangan, dapat menyebabkan
perubahan struktur suksesi.
Waktu: Suksesi membutuhkan waktu untuk berlangsung. Semakin lama proses
suksesi berlangsung, semakin kompleks pula struktur komunitas yang terbentuk.
Struktur suksesi memiliki peran penting dalam ekosistem. Struktur suksesi berperan dalam:
5
Berikut adalah beberapa contoh struktur suksesi:
1. Suksesi hutan
Pada hutan primer, struktur suksesi dimulai dengan munculnya spesies pionir, seperti lumut
dan ganggang. Seiring dengan meningkatnya nutrisi dan stabilitas lingkungan, spesies pohon
mulai berkembang. Pada tahap akhir suksesi, hutan akan didominasi oleh pohon-pohon yang
tinggi dan berumur panjang.
Pada padang rumput, struktur suksesi dimulai dengan munculnya spesies rumput yang tahan
kekeringan. Seiring dengan meningkatnya curah hujan, spesies tumbuhan lain mulai
berkembang. Pada tahap akhir suksesi, padang rumput akan didominasi oleh spesies
tumbuhan yang lebih kompleks, seperti semak dan pohon.
3. Suksesi perairan
Pada perairan, struktur suksesi dimulai dengan munculnya spesies fitoplankton yang tahan
terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Seiring dengan meningkatnya nutrisi dan stabilitas
lingkungan, spesies fitoplankton yang lebih kompleks mulai berkembang. Pada tahap akhir
suksesi, perairan akan didominasi oleh komunitas fitoplankton yang kompleks.
Suksesi primer adalah suksesi yang terjadi pada habitat yang belum pernah dihuni oleh
organisme sebelumnya. Contohnya adalah suksesi plankton di perairan tawar yang baru
terbentuk, seperti danau yang baru terbentuk atau kolam yang baru dibuat. Pada suksesi
primer, komunitas plankton didominasi oleh spesies pionir yang toleran terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrim, seperti cyanobacteria. Seiring dengan meningkatnya kelimpahan
nutrisi, fitoplankton yang lebih kompleks, seperti alga hijau dan diatom, mulai berkembang.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada habitat yang pernah dihuni oleh
organisme sebelumnya, tetapi kemudian mengalami gangguan, seperti kebakaran, banjir, atau
penebangan. Contohnya adalah suksesi plankton di perairan tawar yang pernah tercemar,
seperti danau yang tercemar oleh limbah organik. Pada suksesi sekunder, komunitas plankton
yang ada sebelumnya akan mati atau hilang akibat gangguan. Kemudian, komunitas plankton
akan terbentuk kembali dari spesies-spesies yang masih bertahan atau dari spesies-spesies
yang bermigrasi dari habitat lain.
6
Karakteristik Suksesi primer Suksesi sekunder
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan maupun hewan
yang hidup melayang maupun terapung secara pasif di permukaan perairan, dan pergerakan
serta penyebarannya dipengaruhi oleh gerakan arus walaupun sangat lemah (Sumich, 1992;
Nybakken, 1993; Arinardi, 1997).
Masih menurut Lipman (2010) suksesi adalah proses pendiri perusahaan untuk
mentransfer pengetahuan dan modal intelektual kepada generasi selanjutnya dalam anggota
keluarga yang membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan perlu dikelola agar sukses.
Suksesi plankton menurut para ahli adalah proses perubahan komunitas plankton dari waktu
ke waktu. Proses suksesi plankton dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan
kondisi lingkungan, migrasi, dan persaingan antar spesies.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini saya sebagai penulis bahwa suksesi planktonologi sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan biota di perairan. Oleh karena itu saya himbau
pembaca untuk mengetahui peran penting suksesi planktonologi dimana sangat penting dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan biota.
8
DAFTAR PUSTAKA
McLusky DS, Elliott M. Ekosistem muara: ekologi, ancaman dan pengelolaan New York:
Oxford University Press; 2004.
F.E. Clements "proses perubahan komunitas plankton menuju suatu kondisi klimaks yang
stabil dan seimbang”;(1916)
H.A. Gleason (1917) "proses perubahan komunitas plankton yang disebabkan oleh interaksi
antar spesies".
E.P. Odum (1953) "proses perubahan komunitas plankton yang disebabkan oleh interaksi
antara faktor lingkungan dan faktor biotik".
Plankton dan Peranannya di Lingkungan Perairan oleh Asus Maizar S. H, dkk. (2021:11),
Sumich, 1992; Nybakken, 1993; Arinardi, 1997 “Plankton merupakan sekelompok biota
akuatik”.
Lipman (2010) “suksesi adalah proses pendiri perusahaan untuk mentransfer pengetahuan
dan modal intelektual “.