Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mukminah

NIM : 2202400
Matkul : Epidemiologi Penyakit Menular ( Tugas 2)

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit TBC, Serta Upaya yang dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi Iklim dan Lingkungan negara Indonesia saat ini.

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis di paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru. Bakteri tuberkulosis
yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak
napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari
dan demam. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan
dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat berakibat fatal.

1. Pencegahan Penyakit TBC


Salah satu langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan
diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG,
dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang
menderita TBC. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan TB yaitu :
 Menggunakan masker saat berada di tempat ramai dan berinteraksi dengan
penderita TBC, serta mencuci tangan.
 Tutup mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau gunakan tisu untuk menutup
mulut , tisu yang sudah digunakan di masukan ke dalam plastik dan di buang ke
kotak sampah.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang
diderita tidak lagi menular.
 Khusus bagi penderita TB menggunakan masker ketika berada di sekitar orang
terutama selama tiga minggu pertama pengobatan, upaya ini dapat membantu
mengurangi risiko penularan.
2. Penanggulangan TBC
Penanggulangan TBC dilaksanakan sejalan dengan Rencana Strategi Nasional TBC
2020 – 2024. Upaya untuk mencapai target Eliminasi TBC 2030 yakni, pertama
mengupayakan penerbitan Peraturan Presiden tentang Penanggulangan Tuberkulosis
untuk memperkuat dukungan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat, kedua,
mengupayakan perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan berbagai
kementerian/lembaga untuk memperkuat peran dan dukungan lintas sektor. Ketiga,
integrasi penanganan TBC dengan stunting di 160 kabupaten/kota, dan keempat,
digitalisasi pemantauan minum obat pasien TBC dan penerapan mekanisme agar
pasien TBC dapat berobat sampai sembuh dalam situasi Pandemi COVID-19. Terkait
upaya yang dilakukan Kemenkes, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menekankan penanggulangan TBC
harus dilakukan dengan bersama-sama dari lintas sektor. Sementara itu, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan
perencanaan dan penganggaran pada Major Project Reformasi Sistem Kesehatan
pada delapan area kunci reformasi sistem kesehatan yang saling terkait untuk
memastikan target pengendalian TBC dapat tercapai, yaitu:
1. pendidikan dan penempatan tenaga kesehatan
2. penguatan Puskesmas
3. peningkatan Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan terluar
4. kemandirian farmasi dan alat kesehatan, ketahanan kesehatan
5. pengendalian penyakit dan imunisasi
6. pembiayaan kesehatan
7. teknologi informasi
8. pemberdayaan masyarakat.
3. Upaya yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi Iklim dan
Lingkungan negara Indonesia saat ini.
Strategi Penanggulangan Tuberkulosis di Era Perubahan Iklim
Dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi penyebaran TB,
dibutuhkan strategi penanggulangan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan di antaranya adalah:
1. Meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan. Salah satu cara untuk
mengurangi risiko penyebaran TB adalah dengan meningkatkan akses terhadap
perawatan kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan TB. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
pentingnya perawatan kesehatan, serta dengan meningkatkan akses terhadap
fasilitas kesehatan yang tepat.
2. Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dapat membantu
mengurangi penyebaran TB. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan
menjadi sangat penting untuk menanggulangi penyakit ini. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kebersihan
lingkungan, serta dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
memadai.
3. Meningkatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mencegah penyebaran TB. Oleh karena itu, meningkatkan tingkat vaksinasi dapat
membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Upaya ini dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya
vaksinasi dan meningkatkan akses terhadap vaksin.
4. Mengurangi emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca merupakan salah satu
penyebab perubahan iklim. Oleh karena itu, mengurangi emisi gas rumah kaca
dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada penyebaran TB. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber energi
terbarukan dan mengurangi penggunaan energi fosil.
5. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan. Pemantauan dan pengawasan
menjadi sangat penting dalam mengatasi penyebaran TB di era perubahan iklim.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sistem pemantauan dan
pengawasan penyakit, serta meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak terkait.

Referensi :

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1767/stop-tuberkulosis

https://rsprespira.jogjaprov.go.id/tuberkulosis-dan-perubahan-iklim-bagaimana-
perubahan-iklim-mempengaruhi-penyebaran-penyakit/

Anda mungkin juga menyukai