Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mukminah

NIM : 2202400
Matkul : Epidemiologi Penyakit Menular

HEPATITIS C

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang merupakan virus RNA dengan
amplop, diklasifikasikan ke dalam genus berbeda (Hepacavirus) dari famili Flaviviridae.
Penyakit hepatitis C merupakan peradangan pada organ liver (hati) yang disebabkan oleh
penyebaran virus hepatitis C. Virus hepatitis C yang masuk ke organ hati melalui aliran darah
ini kemudian akan merusak sistem kerja organ hati (liver) dan menginfeksi jaringan sel-sel
disekitar organ hati. Virus ini dapat mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati, kanker
hati, kegagalan hati, dan kematian.

1. Penyab Hepatitis C
Penyebab penyakit hepatitis C adalah karena infeksi dari bawaan darah. Penyakit
hepatitis C ini ditularkan lewat kontak darah dengan darah, disaat darah mengalami suatu
infeksi lewat aliran darah dari orang lain. Pengguna narkoba suntikan (IDU) yang
memakai jarum suntik dan alat suntik lain secara bergantian berisiko paling tinggi
terkena infeksi HCV. Hal ini karena kedua virus menular dengan mudah melalui
hubungan darah ke darah. HCV dapat menyebar dari darah orang yang terinfeksi yang
masuk ke darah orang lain melalui cara yang berikut:
 Memakai alat suntik (jarum suntik, semprit, dapur, kapas, air) secara bergantian.
 Kecelakaan ketusuk jarum.
 Luka terbuka atau selaput mukosa (misalnya di dalam mulut, vagina, atau dubur).
 Produk darah atau transfusi darah yang tidak di skrining.

Berbeda dengan HIV, umumnya dianggap bahwa HCV tidak dapat menular melalui air
mani atau cairan vagina kecuali mengandung darah. Ini berarti risiko terinfeksi HCV
melalui hubungan seks adalah rendah. Namun masih dapat terjadi, terutama bila berada
infeksi menular seksual seperti herpes atau hubungan seks dilakukan dengan cara yang
meningkatkan risiko luka pada selaput mukosa atau hubungan darah ke darah, misalnya
akibat kekerasan. Perempuan dengan HCV mempunyai risiko di bawah 6 persen
menularkan virusnya pada bayinya waktu hamil atau saat melahirkan, walaupun risiko
ini meningkat bila viral load HCV-nya tinggi. Kemungkinan HCV tidak dapat menular
melalui menyusui (Spiritia, 2005).

2. Gejala Hepatitis C
Masa inkubasi atau jangka waktu sejak virus hepatitis C masuk ke dalam tubuh hingga
menimbulkan keluhan adalah 2 minggu sampai 6 bulan. Dalam rentang waktu ini
(hepatitis C akut), umumnya hanya segelintir penderita yang mengalami gejala, antara
lain:
 Demam
 Hilang nafsu makan
 Lemas
 Sakit perut
 Muntah
 Penyakit kuning
Hepatitis C akut umumnya sembuh dengan sendirinya dalam 2–3 minggu. Namun, pada
beberapa kasus, infeksi bisa berkembang menjadi hepatitis C kronis.
Sama seperti pada fase akut, sebagian besar penderita hepatitis C kronis juga tidak
mengalami keluhan sampai virus menyebabkan kerusakan pada hati. Gejala yang dapat
timbul akibat hepatitis kronis dan kerusakan hati meliputi:
 Tubuh terasa lelah sepanjang hari
 Nyeri sendi dan otot
 Perut kembung
 Gatal-gatal di kulit
 Hilang nafsu makan
 Mual dan muntah
 Mudah memar atau berdarah
 Gangguan ingatan jangka pendek dan sulit berkonsentrasi
 Perubahan suasana hati (mood)
 Penyakit kuning
 Penumpukan cairan di perut (asites)
 Muntah darah
 Penurunan kesadaran
3. Data Penyakit Hepatitis C di Indonesia saat ini
Penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar 1.500.000
penduduk dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi VHB dan VHC.
Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah
Myanmar di antara negara-negara anggota WHO SEAR (South East Asian Region).
Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi Hepatitis B dan 2 juta orang
terinfeksi Hepatitis C.

4. Cara Penularan
Cara penularan penyakit Hepatitis C yaitu bisa disebabkan oleh hak sebagai berikut :
1. Penggunaan jarum suntik
2. Hubungan intim
3. Penularan perinatal
4. Penggunaan alat pribadi bersama

5. Pencegahan
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis C. Meski demikian, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus hepatitis C, yaitu:
- Mencuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, terutama setelah beraktivitas di
luar ruangan dan sebelum makan
- Tidak menggunakan NAPZA, apalagi berbagi jarum suntik dengan pengguna lain
- Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti pisau cukur, sikat gigi, dan gunting
kuku, karena mudah tercemar dengan darah
- Berhati-hati saat ingin ditindik atau ditato, antara lain dengan memilih tempat tindik
atau tato yang terpercaya dan memastikan bahwa peralatannya steril
- Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan sekali pakai sebelum kontak
dengan darah orang lain, terutama bagi petugas medis
- Berhubungan seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom dan tidak
bergonta-ganti pasangan seksual
- Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dan berolahraga secara teratur
Khusus bagi penderita hepatitis C yang memiliki luka terbuka, tutuplah luka tersebut
dengan plester. Hal ini untuk mencegah penularan hepatitis C kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai