Tugas Tutorial 1 PLH - Reski Pradana

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

BB03.RK17a RII.

2
(15 Agustus 2019)

TUGAS TUTORIAL 1

Nama Mata Kuliah : PEBI 4223 Pendidikan Lingkungan Hidup


Pokok Bahasan : 1. Perkembangan dan konsep dasar PLH
2. Manusia, energi dan SDA
3. Manusia dan air
4. Lingkungan Global
Nama Pengembang : Drs. Albertus Djoko Lesmono, M.Si.
Masa Regestrasi : 2223.2
Rentang Skor : 2 -100
Jenis tugas : Penguasaan konsep

Kompetensi Khusus
1. Menjelaskan perkembangan PLH ditingkat internasional, asean dan Indonesia
2. Menjelaskan materi dan energi dalam kehidupan
3. Menganalisis kebutuhan air dalam kehidupan manusia

No Uraian Soal Skor


1. Ditinjau dari perkembangan PLH di Indonesia, sudahkah dunia pendidikan kita sadar 15
bahwa PLH adalah untuk semua orang ? Jelaskan pula ungkapan yang menyatakan :
“PLH untuk semua orang”.

2. Manakah pendapat yang anda setujui tentang model pendidikan lingkungan, sebagai 15
PKLH atau PLH ? Jelaskan.

3. “Tujuan pengembangan PLH untuk peserta didik adalah harus lebih menonjolkan 15
ranah afektif (yaitu nilai, sikap dan perilaku yang baik terhadap lingkungan) daripada
sekedar ranah kognitifnya (pengetahuan) saja”.
Setujukah anda dengan pernyataan ini ? Jika setuju, jelaskanlah apa fungsi
pengetahuan lingkungan bagi pengembangan ranah afektif ini.

4. ”PLH dapat mempermudah pencapaian ketrampilan tingkat tinggi seperti : berpikir 15


kritis, berpikir kreatif, berpikir secara integratif, memecahkan masalah”. Maka, materi
yang diangkat dalam PLH sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan
Berkelanjutan ditetapkan ada 3 (tiga) pilar pembangunan. Jelaskan inti dari masing-
masing pilar tersebut.

5 Apa yang dimaksud dengan “kiamat ekologik” dan bagaimana terjadinya “kiamat 15
ekologik”

6 Jelaskan bagaimana hubungan antara “Hukum Konservasi Materi” dengan “Hukum 15


Kekekalan Energi”.

7 Jelaskan dampak pertambahan penduduk terhadap masalah lingkungan Global, dan 10


bagaimana alternatif solusi untuk menangani masalah lingkungan global.
BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

1. Menurut pendapat saya dunia pendidikan saat ini sudah menyadari bahwa pendidikan
lingkungan hidup perlu untuk semua orang. Namun, kesadaran bahwa pendidikan
lingkungan hidup adalah untuk semua orang masih perlu ditingkatkan. Masih ada
sebagian masyarakat yang belum menyadari pentingnya pendidikan lingkungan hidup
dan bagaimana hal itu dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan kehidupan mereka
sendiri. Pendidikan lingkungan hidup harus menjadi bagian dari kegiatan pendidikan
seumur hidup, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah, di masyarakat, dan di tempat
kerja.
Ungkapan "Pendidikan lingkungan hidup untuk semua orang" memiliki arti bahwa
pendidikan lingkungan hidup seharusnya menjadi hak bagi setiap individu tanpa
terkecuali. Setiap orang, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, dan
pendidikan, harus memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan lingkungan hidup
yang berkualitas dan bermanfaat.

2. Kedua model pendidikan lingkungan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan


masing-masing. Namun, sebagai pendidik lingkungan, saya cenderung setuju dengan
model Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) karena model ini lebih holistik dan
memberikan pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu lingkungan hidup. PLH juga
dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan lingkungan, tidak hanya pada konteks
kependudukan. Sebagai pendidikan yang bersifat lintas disiplin, PLH dapat melibatkan
berbagai disiplin ilmu dan bidang keahlian, sehingga dapat menghasilkan solusi yang
lebih kreatif dan inovatif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

3. Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Pendidikan Lingkungan Hidup tidak hanya
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang lingkungan hidup,
tetapi juga untuk membangun sikap, nilai, dan perilaku yang baik terhadap lingkungan.
Dalam hal ini, ranah afektif menjadi lebih penting dibandingkan dengan ranah kognitif,
karena sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan hanya dapat tumbuh jika didukung
oleh pemahaman dan kesadaran yang kuat tentang isu-isu lingkungan hidup.
Namun, pengetahuan lingkungan tetap menjadi faktor penting dalam pengembangan
ranah afektif peserta didik. Pengembangan ranah afektif peserta didik dalam Pendidikan
Lingkungan Hidup harus didukung oleh pengetahuan lingkungan yang memadai. Tanpa
pemahaman dan kesadaran yang kuat tentang isu-isu lingkungan, sulit bagi peserta didik
untuk membangun sikap dan perilaku yang positif terhadap lingkungan hidup. Oleh
karena itu, pengetahuan lingkungan merupakan dasar penting yang harus dikuasai oleh
peserta didik dalam pengembangan ranah afektif mereka.

4. Inti dari masing-masing pilar sebagai berikut :


1. Pilar Ekonomi, menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah
terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: pola konsumsi dan produksi,
teknologi bersih, pendanaan/pembiayaan, kemitraan usaha, pertanian, kehutanan,
perikanan, pertambangan, industri, dan perdagangan.
2. Pilar Sosial, menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah: kemiskinan,
kesehatan, pendidikan, kearifan/budaya lokal, masyarakat pedesaan, masyarakat
perkotaan, masyarakat terasing/terpencil, kepemerintahan/ kelembagaan yang baik,
serta hukum dan pengawasan.
3. Pilar Lingkungan, menekankan pada pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
yang berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah pengelolaan sumber daya
air, pengelolaan sumber daya lahan, pengelolaan sumber daya udara, pengelolaan
sumber daya laut dan pesisir, energi dan sumber daya mineral, konservasi
satwa/tumbuhan langka, keanekaragaman hayati, dan penataan ruang.

5. "Kiamat ekologik" merujuk pada bencana atau kehancuran besar-besaran yang terjadi
akibat kerusakan lingkungan dan ekosistem bumi. Istilah ini menggambarkan gambaran
apokaliptik tentang masa depan bumi yang penuh kepunahan dan kemusnahan karena
perusakan lingkungan yang berlebihan.
"Kiamat ekologik" dapat terjadi karena banyak faktor, seperti perubahan iklim global,
kehilangan keanekaragaman hayati, kerusakan hutan, polusi, pemanasan global, dan
banyak lagi. Salah satu penyebab utama kiamat ekologik adalah tindakan manusia yang
tidak bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan.
BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

Kerusakan lingkungan dan ekosistem yang semakin parah dapat menyebabkan


kepunahan spesies, kelangkaan sumber daya alam, dan bencana alam yang semakin
sering dan parah. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan manusia, ekonomi, dan
kehidupan di planet ini secara keseluruhan.

6. Hukum Konservasi Materi dan Hukum Kekekalan Energi adalah dua prinsip dasar dalam
ilmu fisika yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Kedua prinsip ini menjelaskan
bahwa benda dan energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, melainkan hanya dapat
berubah bentuk atau dipindahkan dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Kedua prinsip ini saling terkait karena perubahan energi dapat menyebabkan perubahan
materi dan sebaliknya. Contohnya, reaksi kimia dapat menghasilkan energi, seperti pada
reaksi pembakaran kayu di mana energi panas dihasilkan. Sebaliknya, perubahan energi
dapat menyebabkan perubahan materi, seperti pada reaksi nuklir di mana atom
mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan energi.

7. Pertambahan penduduk yang semakin cepat dapat menyebabkan dampak negatif pada
lingkungan global. Beberapa dampak yang dapat terjadi antara lain:

1. Peningkatan konsumsi sumber daya alam: Semakin banyak penduduk, semakin besar
konsumsi sumber daya alam yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan eksploitasi
berlebihan dan bahkan kehabisan sumber daya alam tertentu seperti air bersih dan
hutan.
2. Peningkatan polusi: Pertambahan penduduk juga berarti meningkatnya polusi udara,
air, dan tanah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Pencemaran ini dapat
mengancam kesehatan manusia dan juga ekosistem di sekitarnya.
3. Peningkatan emisi gas rumah kaca: Semakin banyak penduduk, semakin besar juga
penggunaan energi untuk kebutuhan mereka. Hal ini berarti peningkatan emisi gas
rumah kaca seperti karbon dioksida, yang dapat menyebabkan pemanasan global dan
perubahan iklim.

Untuk menangani masalah lingkungan global akibat pertambahan penduduk, beberapa


alternatif solusi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Program Keluarga Berencana: Program ini dapat membantu mengurangi laju


pertumbuhan penduduk dan membantu mengendalikan populasi manusia.
2. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan: Upaya pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan dapat membantu mencegah eksploitasi berlebihan dan
menjaga keseimbangan ekosistem.
3. Promosi teknologi ramah lingkungan: Penggunaan teknologi ramah lingkungan
seperti energi terbarukan dan mobil listrik dapat membantu mengurangi emisi gas
rumah kaca dan dampak negatif pada lingkungan.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat: Pendidikan dan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dampak negatif
dari perilaku manusia juga sangat penting untuk menciptakan perubahan yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai