Anda di halaman 1dari 5

BB03.RK17a RII.

2
(15 Agustus 2019)

TUGAS TUTORIAL 3
Nama Mata Kuliah : PEBI 4223 Pendidikan Lingkungan Hidup
Pokok Bahasan : 1. Tanah, Lahan, dan Mahluk Hidup
2. Ekoefisiensi dan Pembangiunan Berkelanjutan
3. Etika Lingkungan
Nama Pengembang : Drs. Albertus Djoko Lesmono, M.Si.
1Masa Regestrasi : 2023.1
Rentang Skor : 6 -100
Jenis tugas : Penguasaan konsep

Kompetensi Khusus
1. Menjelaskan maksud tanah dan lahan bagi kehidupan manusia, serta tata guna lahan.
2. Menjelaskan konsep dasar ekoefisiensi dan pembangunan berkelanjutan
3. Menjelaskan teori etika lingkungan dan pentingnya etika lingkungan dalam PLH.

No Uraian Soal Skor


1. Apa yang dimaksud dengan Lahan Basah, Lahan Kering dan Lahan Kritis ? Berikan 20
penjelasan, dan masing-masing jenis lahan tersebut cocok ditanami tanaman jenis
apa?

2. Apa yang dimaksud dengan Kawasan Strategis Pariwisata? Apakah daerah di 15


lingkungan sekitar anda dapat disebut atau dijadikan Kawasan Strategis Pariwisata?
Berikan alasan-alasan dan contohnya

3. Bagian selatan Kabupaten Jember memiliki potensi sumber bahan tambang. Sumber 20
bahan tambang ini telah dieksplorasi baik secara legal (perusahaan) maupun secara
illegal (mandiri oleh masyarakat). Bagaimanakah hubungan antara ekoefisiensi
dengan pemanfaatan sumber bahan tambang ini ? Jelaskan

4. Pemerintah RI telah membuat Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang ketentuan 15


pokok pengelolaan lingkungan hidup yang sering juga disebut AMDAL. Berdasarkan
Undang-undang ini, Apa-sajakah fungsi dari AMDAL dalam pembangunan
berkelanjutan ?

5 Ada lima teori dalam beretika lingkungan. Sebutkan kelima teori tersebut dan 15
jelaskan perbedaan utama antara teori-teori beretika lingkungan tersebut.

6 Jelaskan apa pentingnya PLH bagi etika lingkungan. 15


BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

1. Lahan Basah:
Lahan basah merujuk pada area yang secara alami tergenang atau memiliki tingkat
kelembaban yang tinggi secara kronis atau berulang. Lahan basah biasanya ditemukan di
sepanjang sungai, rawa-rawa, dan pesisir pantai. Kelembaban tinggi di lahan basah
disebabkan oleh sumber air yang melimpah, baik dari hujan, air tanah, atau air sungai.
Lahan basah umumnya memiliki tanah yang berair dan kandungan nutrisi yang tinggi.

Tanaman yang cocok untuk ditanam di lahan basah termasuk padi, tanaman air seperti
teratai, anggrek air, dan tumbuhan rawa seperti jelatang. Lahan basah juga ideal untuk
budidaya tanaman yang membutuhkan kelembaban tinggi, seperti cranberry dan blueberry.

Lahan Kering:
Lahan kering mengacu pada area yang memiliki tingkat kelembaban yang rendah dan
curah hujan yang terbatas. Lahan kering umumnya memiliki tingkat penguapan air yang
tinggi dan sedikit air yang tersedia untuk tanaman. Tanah di lahan kering biasanya
memiliki sifat yang tidak baik dalam menahan air.

Tanaman yang cocok untuk ditanam di lahan kering meliputi tanaman gurun seperti kaktus,
tanaman sukulen, dan tanaman gandum yang tahan kekeringan. Selain itu, tanaman
kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang merah, dan kedelai juga dapat tumbuh
baik di lahan kering.

Lahan Kritis:
Lahan kritis adalah lahan yang terdegradasi secara ekstensif dan kehilangan
produktivitasnya secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
erosi tanah, kekeringan yang parah, penurunan kualitas tanah, atau kelebihan air yang
berkepanjangan. Lahan kritis sering kali tidak dapat mendukung pertumbuhan tanaman
yang sehat dan produktif tanpa upaya pemulihan yang serius.

Pemulihan lahan kritis dapat melibatkan praktik-praktik seperti konservasi tanah,


penanaman penutup tanah, pengendalian erosi, dan rehabilitasi kualitas tanah. Tanaman
yang cocok untuk ditanam di lahan kritis dapat bervariasi tergantung pada penyebab utama
degradasi lahan tersebut. Tanaman penutup tanah yang kuat seperti rumput jenis vetiver
atau legum dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan mengurangi erosi pada lahan
kritis.

2. Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) merujuk pada wilayah atau area yang memiliki
potensi pariwisata yang signifikan dan dianggap strategis untuk dikembangkan dan
dipromosikan sebagai tujuan wisata. KSP biasanya memiliki daya tarik alam, budaya,
sejarah, atau infrastruktur pariwisata yang kuat. Pemerintah dan pemangku kepentingan
terkait bekerja sama untuk mengembangkan infrastruktur, meningkatkan fasilitas, dan
mempromosikan KSP untuk menarik wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan
mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Jember adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Meskipun Jember
memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik, saat ini belum secara resmi dijadikan
Kawasan Strategis Pariwisata oleh pemerintah. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan untuk dikembangkan menjadi KSP di masa depan. Berikut adalah beberapa
alasan mengapa Jember memiliki potensi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata:
1. Keindahan Alam:
Jember memiliki beragam keindahan alam, termasuk perkebunan teh di daerah
Bondowoso dan Argopuro, air terjun seperti Air Terjun Tancak, serta pantai-pantai
indah seperti Pantai Papuma dan Pantai Watu Ulo. Keindahan alam ini dapat menarik
minat wisatawan untuk mengunjungi Jember.
2. Kearifan Lokal dan Budaya:
Jember memiliki kearifan lokal dan budaya yang kaya. Salah satu contohnya adalah
festival tahunan Jember Fashion Carnaval yang terkenal, di mana para peserta
mengenakan kostum-kostum spektakuler dan mengikuti parade di jalan-jalan kota
Jember. Ini merupakan atraksi budaya yang dapat menarik minat wisatawan.
3. Pusat Edukasi:
BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

Jember juga memiliki beberapa institusi pendidikan tinggi yang terkait dengan
pertanian dan perkebunan, seperti Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember.
Hal ini dapat menjadi basis untuk pengembangan pariwisata edukasi, di mana
wisatawan dapat belajar tentang pertanian, kebun botani, dan inovasi di bidang
pertanian.
4. Ekowisata dan Agrowisata:
Potensi ekowisata dan agrowisata di Jember cukup besar. Wisatawan dapat
mengunjungi kebun-kebun teh, perkebunan kopi, dan kebun-kebun sayuran untuk
belajar tentang proses produksi dan menikmati pemandangan alam yang indah.
5. Lokasi Strategis:
Jember memiliki aksesibilitas yang baik, terletak di sebelah selatan kota Surabaya
dan berdekatan dengan kota-kota lain seperti Malang dan Banyuwangi. Hal ini
memudahkan akses wisatawan untuk mencapai Jember.

3. Ekoefisiensi adalah konsep yang menggabungkan efisiensi sumber daya dan perlindungan
lingkungan dalam suatu kegiatan atau proses. Hal ini berarti mencapai hasil yang maksimal
dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Ketika berbicara tentang pemanfaatan sumber bahan tambang,
ekoefisiensi memiliki hubungan yang erat dengan upaya untuk mengelola dan
menggunakan sumber daya tersebut secara berkelanjutan.
Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara ekoefisiensi dan pemanfaatan sumber
bahan tambang:

1. Penggunaan Sumber Daya yang Efisien:


Ekoefisiensi melibatkan penggunaan sumber daya secara efisien, termasuk dalam
konteks pemanfaatan bahan tambang. Dengan menerapkan teknologi dan praktik
yang canggih, proses penambangan dapat ditingkatkan efisiensinya, mengoptimalkan
penggunaan energi, air, dan bahan kimia, serta mengurangi limbah yang dihasilkan.

2. Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan:


Pemanfaatan sumber bahan tambang yang ekoefisien berfokus pada pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan. Ini melibatkan mengurangi dampak negatif pada
ekosistem, termasuk air dan tanah yang terkontaminasi, penggundulan hutan, dan
kerusakan habitat alami. Upaya ini melibatkan pengendalian polusi, reklamasi lahan,
dan pemulihan lingkungan pasca-penambangan.

3. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca:


Penambangan dan pengolahan bahan tambang seringkali melibatkan penggunaan
energi yang signifikan. Dalam konteks ekoefisiensi, penting untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses ini. Ini dapat dicapai melalui
penggunaan sumber energi yang lebih bersih, peningkatan efisiensi energi, dan
implementasi teknologi hijau yang lebih ramah lingkungan.

4. Diversifikasi Ekonomi:
Ekoefisiensi dalam pemanfaatan sumber bahan tambang juga dapat berhubungan
dengan diversifikasi ekonomi. Selain hanya mengandalkan penambangan sebagai
sumber pendapatan, diversifikasi ekonomi melibatkan pengembangan sektor
pariwisata, pertanian, atau industri lainnya yang berkelanjutan secara lingkungan. Ini
membantu mengurangi ketergantungan pada penambangan dan mengurangi tekanan
terhadap sumber daya alam.

5. Peningkatan Kesadaran Masyarakat:


Ekoefisiensi juga melibatkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Dalam konteks pemanfaatan sumber
bahan tambang, hal ini dapat mencakup melibatkan masyarakat lokal dalam proses
pengambilan keputusan, memberikan pendidikan dan pelatihan terkait lingkungan,
serta mempromosikan praktik pengelolaan yang bertanggung jawab.

4. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah salah satu instrumen yang
diatur dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Indonesia.
Fungsi AMDAL dalam pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

1. Evaluasi Dampak Lingkungan:


AMDAL digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang mungkin terjadi
akibat suatu proyek atau kegiatan pembangunan. Dengan melakukan analisis yang
komprehensif, AMDAL dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak potensial
terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pencegahan dan Pengendalian Dampak:
Salah satu tujuan utama AMDAL adalah untuk mencegah atau mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil analisis, tindakan pencegahan dan
pengendalian dapat dirancang dan diimplementasikan guna meminimalkan dampak
negatif terhadap aspek lingkungan seperti air, udara, tanah, flora, fauna, dan
ekosistem.
3. Pengambilan Keputusan yang Berkelanjutan:
AMDAL memberikan informasi yang relevan dan objektif tentang dampak
lingkungan suatu proyek. Dengan melibatkan proses konsultasi publik dan partisipasi
masyarakat, AMDAL dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih bijaksana
dan berkelanjutan. Keputusan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan dampak
lingkungan, sosial, dan ekonomi dari suatu proyek.
4. Integrasi Aspek Lingkungan dalam Perencanaan Pembangunan:
Melalui AMDAL, aspek lingkungan dapat diintegrasikan ke dalam proses
perencanaan pembangunan. Dengan menganalisis dan mempertimbangkan dampak
lingkungan secara menyeluruh, AMDAL membantu memastikan bahwa
pengembangan dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan
lingkungan.
5. Peningkatan Kesadaran Lingkungan:
AMDAL juga berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pelaku pembangunan tentang pentingnya perlindungan lingkungan.
Dalam proses AMDAL, publik dapat terlibat dalam konsultasi dan diskusi mengenai
dampak lingkungan suatu proyek. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.

5. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing teori dan perbedaan utama antara
mereka:
1. Antroposentrisme:
Teori ini menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dalam etika lingkungan.
Pandangan antroposentris berfokus pada kesejahteraan dan kepentingan manusia
sebagai prioritas utama, dengan asumsi bahwa lingkungan dan makhluk hidup lain
memiliki nilai intrinsik yang ditentukan oleh manfaat mereka bagi manusia.
2. Biosentrisme:
Pendekatan ini menekankan bahwa semua makhluk hidup, tidak hanya manusia,
memiliki nilai intrinsik dan hak-hak moral. Dalam teori biosentrisme, semua bentuk
kehidupan dianggap memiliki nilai inheren dan memiliki hak untuk dihormati dan
dilindungi. Pendukung biosentrisme berpendapat bahwa tidak hanya kesejahteraan
manusia yang penting, tetapi juga kesejahteraan spesies lain dan keselamatan
ekosistem.
3. Ekosentrisme:
Teori ekosentrisme menekankan pentingnya ekosistem secara keseluruhan.
Pendukung ekosentrisme berargumen bahwa ekosistem memiliki nilai intrinsik yang
lebih besar daripada individu atau spesies yang ada di dalamnya. Perhatian utama
dalam ekosentrisme adalah keseimbangan, integritas, dan keberlanjutan ekosistem.
Tindakan etis diukur berdasarkan dampak mereka pada ekosistem secara
keseluruhan.
4. Teosentrisme:
Teori teosentrisme berlandaskan pada keyakinan bahwa alam dan makhluk hidup
mencerminkan keberadaan Tuhan atau kekuatan ilahi. Dalam teosentrisme, nilai
moral ditemukan dalam hubungan makhluk hidup dengan Tuhan atau kekuatan yang
lebih tinggi. Lingkungan dilihat sebagai manifestasi Tuhan yang harus dihormati,
dilestarikan, dan dijaga dengan penuh rasa syukur.
5. Ekofeminisme:
Ekofeminisme menggabungkan perspektif feminis dengan kepedulian lingkungan.
Teori ini menyoroti keterkaitan antara dominasi patriarki dan penindasan terhadap
alam. Ekofeminisme mengajukan gagasan bahwa diskriminasi gender dan kerusakan
lingkungan bersifat saling terkait dan saling memperkuat. Gerakan ekofeminis
BB03.RK17a RII.2
(15 Agustus 2019)

mendorong perubahan sosial yang melibatkan kesetaraan gender dan penghormatan


terhadap alam.

Perbedaan utama antara teori-teori tersebut terletak pada pusat perhatian etika mereka.
Antroposentrisme berfokus pada kepentingan manusia, biosentrisme memperhatikan nilai
intrinsik semua makhluk hidup, ekosentrisme menekankan keseimbangan dan
keberlanjutan ekosistem, teosentrisme melihat hubungan dengan kekuatan ilahi,
sementara ekofeminisme menyoroti keterkaitan antara penindasan gender dan kerusakan
lingkungan.

6. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan lingkungan hidup penting bagi etika
lingkungan:
1. Kesadaran dan Pemahaman:
Pendidikan Lingkungan Hidup membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman
individu tentang isu-isu lingkungan yang ada. Dengan pengetahuan yang diperoleh
melalui pendidikan, individu dapat memahami kompleksitas masalah lingkungan dan
dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan. Ini memungkinkan mereka untuk
mengembangkan sikap etis terhadap lingkungan.
2. Tanggung Jawab dan Kewajiban:
Pendidikan Lingkungan Hidup membantu membentuk sikap tanggung jawab dan
kewajiban terhadap lingkungan. Melalui pendidikan, individu memahami bahwa
mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi lingkungan demi
keberlanjutan planet ini. Mereka memahami bahwa tindakan mereka dapat berdampak
baik atau buruk bagi lingkungan, dan mereka memiliki kewajiban moral untuk
bertindak secara bertanggung jawab.
3. Nilai-nilai dan Etika:
Pendidikan Lingkungan Hidup membantu membangun nilai-nilai dan etika yang
berhubungan dengan lingkungan. Melalui pembelajaran tentang pentingnya
keanekaragaman hayati, keadilan sosial, keberlanjutan, dan hak-hak semua makhluk
hidup, individu dapat menginternalisasi nilai-nilai ini dalam pandangan mereka
tentang etika dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip ini.
4. Pengambilan Keputusan Berkelanjutan:
Pendidikan Lingkungan Hidup memberikan alat dan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengambil keputusan berkelanjutan. Individu yang teredukasi dalam
lingkungan hidup mampu mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan
keputusan sehari-hari mereka, baik dalam konsumsi, produksi, atau pilihan gaya
hidup. Mereka menjadi lebih sadar tentang jejak ekologis mereka dan berupaya
mengurangi dampak negatifnya.
5. Partisipasi dan Aksi:
Pendidikan Lingkungan Hidup mendorong partisipasi aktif dan tindakan nyata dalam
pelestarian dan perlindungan lingkungan. Melalui pendidikan, individu dipersiapkan
untuk menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada solusi lingkungan. Mereka
dapat terlibat dalam kegiatan konservasi, rehabilitasi lingkungan, kampanye advokasi,
dan upaya kolektif lainnya untuk menjaga lingkungan.
Dengan demikian, Pendidikan Lingkungan Hidup memainkan peran penting dalam
membentuk sikap, nilai-nilai, dan etika yang mendukung perlindungan dan pelestarian
lingkungan. Ini membantu membangun kesadaran, tanggung jawab, pemahaman, dan
keterlibatan aktif dalam upaya menjaga bumi kita untuk generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai