Anda di halaman 1dari 29

i

KARYA ILMIAH

PERHITUNGAN BESAR DAYA LISTRIK PADA BEBAN SISTIM

PENGKONDISIIAN UDARA DI RUANG PRODI FISIKA FMIPA

UNIVERSITAS UDAYANA

Oleh

1.S PONIMAN.

2. WINDARYOTO

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
i
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulisan

karya ilmiah berjudul Menghitung Konsumsi Energi Listrik Dan Perawatan Pada

Beban AC Di Ruangang kuliah.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,

maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si, selaku selaku Wakil Dekan I di

FMIPA UNUD yang memberi ijin pengukuran.

2. Bapak –Ibu dosen prodi fisika Fmipa..

Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya. Demi perbaikan karya ilmiah ini kearah yang lebih baik,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Jimbaran, Juli 2017

Penulis

iv
iii

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER ............................................................................... i

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI........................................................................................................v

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 1

1.3 Batasan Masalah..........................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI 2

2.1 Energi Listrik dan Manfaatnya .................................................... 2


v
2.2 .Sitim Perpidahan Panas Aliran... ......................................... 2

2.3 Beban Panas Dalam Ruang 4

2.4 Sistim Pengkondisian Udara. . 6


iv

2 5 Daya dan Energi Listrik ....................................................................... 9

2.6 PerhitunganBeban Kalor di Dalam Daerah Tepi Ruang . . 10

2.7 Temperatur Gas Refrigeran . . 12.

2.8 Perhitungan Kebutuhan Beban AC . . . . . . 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data ............................................................................................ 15

3.2 Pembahasan ............................................................................................. 17

BAB IV Kesimpulan ...................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19


v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor Transmisi Dari Jendela ....................... 10

Tabel 2.2. Jumlah Penggantian Udara .............................................. 11

Tabel 2.3. Jumlah Panas Sensibel Dan Panas Laten dari Orang dan Faktor

Kelompok.........1 2

Tabel 2.4 Nilai Konversi Simtim Satuan Panas. . 14

Tabel 3.1 Daftar Hasil Perhitungan Alat Penyegaran Udara Di Prodi Fisika. .

15

Tabel 3.2 Perhitungan Konversi Energi Pada Beban AC di Prodi Fisika . .

16
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perpindahan Panas Aliran dari Plat ke Fluida.....................................3

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Penyegaran Udara..........................................................4

Gambar 2.3 Prinsip Pendinginan Lembab.................................................................6

Gambar 2.4. Rangkaian listrik Air Conditioning (AC)................................................8


1

BAB I PENDALUAN.

Penggunaan dan kebutuhan energi listrik berperan penting dalam kegiatan

sehari- hari baik dibidang industri, transportasi, komunikasi dan lain-lain. Selain

mempunyai manfaat perkembangan teknologi juga mempunyai dampak negetif dengan

semakin bertambahnya konsumsi energi listrik terutama penggunaan peralatan

Pengkondisian Udara di ruang ruang kuliah yang tergolong central untuk kenyaman.

Penggunaan peralatan Pengkondisian Udara membutuhkan daya Listrik yang besar

serta cara perawatan yang dilakukan berkala dan secara kontinu . Hal tersebut perlu di

teliti untuk mengetahui besar kebutuhan konsumsi energi listrik yang dipakai serta

melakukan perawatan untuk beban peralatan pengkondisian udara .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang diatas, maka perumusan pada penelitian

tentang penyegar udara adalah bagaimana cara mengetahui besar konsumsi energi listrik

dan cara melakukan perawatan pada beban peralatan pengkondisian uadra di ruang

kuliah .

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempertegas lingkup permasalahan dan memper-mudah pencapaian tujuan dari


1
2

penulisan karya ilmiah ini , maka hanya dihitung besar konsumsi energi listrik dan

perawatan beban peralatan pengkondisian udara di ruang kuliah prodi fisika fmipa

Unud.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Energi Listrik .

Energi yang dimanfaatkan dalam kebutuhan masyarakat pada umumnya berupa energi

(tenaga) listrik. Energi yang dimanfaatkan untuk perlatan listrik dalam menghidupkan

motor, lampupenerangan, pemanasan, pendinginan atau untuk menggerakan kembali

peralatan mekanik agar mendapatkan energi dalam bentuk lain.

Energi dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain tenaga air, minyak bumi, batu

bara, tenaga tangin, tenaga panas bumi, nuklir, matahari, dan energi lainnya. Besar

Energi listrik yang di hasilkan mulai dari beberapa volt sampai ribuan hingga jutaan

volt.

Energi (tenaga) listrik merupakan energiyang sangat fleksibel, karena energi listrik

dapat dengan mudah diubah menjadi energi lain, misalnya energi/tenaga listrik

dikonversikan menjadi energi-panas, energi-gerak, energi-cahaya, dan energi-lainnya.

Energi listrik

2
3

sangat dibutuhkan. Penggunaan energi/tenaga listrik sekarang sudah banyak (luas)

sekali, dan masyarakat sudah amat bergantung pada keperluan energi/tenaga listrik.

2.2 Sistim Perindahan Panas Aliran.

Pada sistim perpindahan panas aliran diperlukan keseimbangan energi yang

berhubungan dengan aliran dinamika fluida dan analisa lapisan batas. Gaya viscous

menentukan Lapisan batas fluida yang menggambar shear strees dantara lapisan fluida

dan didefenisikan sebagai berikut.

du
 
dy . . . . 2.1

Dengan  : viscosiyas dinamic.

du
: gradien kecepatan aliran kearah y.,
dy

Kecepatan aliran panas fluida yang bertemperatur Tw , kecepatan aliran akan

diperlihatkan pada gambar 2-1 berikut

Aliran

u

3
4

Dinding Tw

Gambar 2-1 Perpindahan Panas Aliran dari Plat ke fluida.

Bila kecepatan aliran pada plat digambar 2.1 yang di hasilkan oleh aksi viscaus

mendekati nol, maka perpindahan panas diantara dinding dan fluida dengan luas

permukaan A mengikuti persamaan 2.2 berikut.

q  h.ATw  T  .. . . 2.2e

Dengan ;

Kalori
h : koeffesien perpinadahan panas aliran / konveksi
( m2 .o C.det
ik

A: Luas permukaan antara dinding dan fluida ( m 2 )

Tw : Temperatur diding (0 C )

T : Temperatur fluida ( 0
C )

2 .3 Beban Panas Ruangan

Ruangan yang mempergunakan alat penyegaran udara ( air Conditioner )

beban kalor meliputi beban kalor ruangan dan beban kalor alat penyegar udara yang ada

dalam

4
5

ruangan. Beban kalor ruangan ditentukan oleh bebab kalor sensibel- dan jumlah uap
Hs

airW.

Yang harus di atasi oleh udara yang keluar dari alat penyegaran , agar kondisi udara di

dalam ruangan dapat dipertahankan pada kondisi an temperatur dan kelembaban yang

di inginkan.

Kondisi ini dapat di lihat pada gambar 2.-2 seperti berikut

Ga mbar 2.2 Prinsip Kerja Penyegaran Udara;

5
6

Bila besar temperatur udara di dalam ruang yang diingkan adalah t r o C ,


o
dan temperatur udara terkondisi atau penyegar yang masuk adalah ta C , maka

jumlah udara penyegar yang diperlukan dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan 2.2

G Hs kg/ jam . . . 2-2


t  t x.0,240
r a

dengan ,

H s : beban kalor sensibel ( kcal/ jam ).


o
ta : temperatur udara terkondisi/ penyegar. ( C )

tr :
o
temperatur udara di dalam ruangan C)

G : jumlah aliran udara penyegar . ( kg / jam )

Selama proses perubahan karean panas sensibel sampai perubahan karena uap air ( kalor

laten ) besar perbandingan pencampuran lembab X


a dari udara penyegar dapat di peroleh

sebagai berikut

X a X r 
G
W
HL ( kg/ kg ,) 2 .3
X a X r  2.3.a
597,3G

6
7

Dengan :

X a : perbandingan pencampuran lembab dari udara terkondisi.

X r : perbandingan kelembaban udara ruangan ( kg / kg , )

W : uap air yang terjadi . ( kg / jam ).

H L : beban kalor laten = 597,3 x W ( kcal / jam )

G ; jumlah aliran udara penyegar / terkondisi ( kg / jam ).

Hasil perhitungan Perbandingan pencampuran lembab udara penyegar dari hasil perhitungan

dapat Di bandinkan dengan nilai pada gambar 2.3 sebagai berikut

Gambar 2.3 Prinsip Pendinginan Udara.

2.4 Sistem Pengkondisian Udara

7
8

Sistem Pengkondisian udara merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan

udara, sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan dan juga dapat

mengatur aliran udara serta kebersihannya. Pada sistem pengkondisian tidak hanya

mengontrol suhu ruangan , melainkan juga menjaga kelembaban, tingkat kebersihan

(sesuai dengan kelas ruangan yang

dipersyaratkan), tekanan udara .. Sehingga, sistem tata udara sangatlah diperlukan demi

menghasilkan kualitas udara yang baik .

Dalam sistem pengkondisian udara, komponen yang mengatur sistem tata udara ini

disebut Air Handling Unit (AHU). Disebut unit, karena AHU terdiri dari beberapa alat

yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnys, unsur dari sistem

penyegaran udara terdiri-dari:

a. Kumparan Pendingin (Evaporator) berguna untuk media-penukar panas

antara udara yang akan dialirkan secara bersamaan dengan refrigen.

b. Sistem Pembagi/Distribusian (Ducing-pipa) berguna sebagai pembagi atau

pemutar/penggerak udara-dari Air-Handling-Unit (AHU) mrnuju

bilik/ruangan.

c. Sistem peralatan yang bermanfaat untuk mengangkut refrigan (kipas/pompa).

8
9

d. Sistem peralatan yang dapat memindahkan panas antara refrigran ke

bilik/ruang.

e. Saringan refrigran bermanfaat untuk memfilter udara yang dialirkan agar

diperoleh udara yang bersih bebeas debu atau kuman.

Sistem HVAC pengaruhnya sangat vital bagi para pengguna energi listrik terutama

industri-industri besar yang dipenuhi motor-motor dan mesin-mesin sehingga harus

selalu dijaga suhu

dan kelembabannya, selain itu juga pada gedung-gedung perkantoran yang dipenuhi

peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban udaranya. Sistem HVAC mempunyai

tiga komponen utama yaitu: a. Heating

Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, sepanjang musim

didominasi dengan suhu yang dingin. Heating tersusun oleh beberapa bagian penting

antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic. Furnace berfungsi

sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air bernama hydronic di boiler,

hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke udara

yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk ruangan. b.Ventilation

Ventilation adalah proses untuk mengalirkan udara dari dan menuju ruangan, bertujuan

untuk membuang debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak sedap, karbon dioksida

,panas, bakteri di udara,serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan. Ada dua jenis

9
10

ventilasi, yaitu forced ventilation dan natural ventilation. Forced ventilation adalah

sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk mensirkulasikan

udara

Gambar 2.4 Rangkaian listrik Air Conditioning (AC)

AC atau pengkondisian udara, menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang

terdiri dari beberapa bagian penting yaitu refrigant, kompresor, heat-exchanger, dan

katup ekspansi. Prinsip kerja suatu AC sama seperti prinsip kerja suatu pendingin air

hanya saja
10
11

pada pendingin air terdapat suatu fan untuk mendinginkan kondensor, sedangkan pada

pengkondisian udara, terdapat satu fan/blower lagi untuk mensirkulasikan udara dingin

dalam ruangan. jika menggunakan media liquid chiller energi yang dibutuhkan untuk

operasional AC lebih rendah bila dibandingkan tanpa menggunakan liquid chiller.

Sehingga proses kerjanya adalah udara yang tersirkulasi panasnya melalui heat

exchanger oleh liquid chiller di satu komponen bernama Air Handling Unit (AHU).

Sedangkan panas dari liquid chiller diserap oleh refrigerant

melalui heat exchanger yang lainnya. Jadi ada semacam proses pendinginan bertingkat

didalamnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. 4

2. 5 Daya dan Energi Listrik

Daya merupakan kecepatan dilakukan usaha. Semakin cepat usaha yang dikerjakan oleh

gaya, semakin besar daya yang didapat. DalamSI, daya diukur dalam satuan watt (W),

dan dapat diukur dalam satuan kilowatt (kW), dimana satu kilowatt nilainya setara

dengan 1000 W.

Daya merupakan perkalian antara tegangan yang disuplai dengan arus yang mengalir

pada peralatan, sesuai persamaan:

P  V .I
2. 4

Dengan :

P : daya Listrik ( Watt )


11
12

V : tegangan listrik pada beban ( Volt ).

I : Arus sumber Listrik ( Amper ).

Untuk mendapatkan energi listrik didapatkan dari perkalian daya listrik dikalikan

dengan lamanya waktu pemakaian, sesuai persamaan:

W  P.t
(2.5)

Dimana :

W : Energi listrik yang dibutuhkan ( Kwh )

P : daya yang terpakai ( Watt )

t : waktu pemakaian beban. ( jam ).

2.6 Perhitungan Beban Kalor di dalam Daerah Tepi Ruang

Perhitungan beban kalor di dalam daerah tepi ruang ditentukan oleh besar

beban kalor sensibel dan besar beban kalor laten. Faktor tranmisi radiasi matahari

melalui “ window pane “ menentukan besar beban kalor. Bila cendela – cendela

dibayangi oleh gedung maka pengaruh transmisi matahari kecil. Nilai Faktor tranmisi

radiasi mata hari di berikan pada tabel 2.1 berikut.

12
13

Tabel 2-1 Faktor transmisi dari cendela

Kaca Tanpa Penutup. Dengan Penutup dalam

ruangan

Kaca biasa. 0,95 0,50.

Kaca Ganda: 0,70

- Kaca biasa O,6 0,50

- Menyerap di luar 0,40

Kaca setengah cermin 0,4 -

Beban kalor sensibel yang di pengaruhi jumlah pergantian udara dalam ventilasi

alamiah dapat di peroleh dengan membagi jumlah udara yang masuk karena adanya

gaya alamiah oleh volume ruangan , seperti diberikan pada tabel 2 -2 berikut :

Tabel 2- 2 Jumlah Penggantian Udara

13
14

Rumah standar. 1 kali

Rumah dengan banyak 1,5. - 2 kali.

jendela

Rumah, pintu dan jendela 1,5 – 2 kali.

Sering di buka tutup

Beban panas sensibel ruang karena jumlah orang yang ada di dalam ruang terkoreksi

oleh faktor kelompok wanita , pria dan anak anak. Untuk wanita dipakai faktnor

kelompuk pria dewasa kali 0,82, sedang anak-anak dipakai faktor kelompok pria kali

0,75. Temperatur ruangan juga menntukan Besar beban panas sensibel ,seperti

diberikan pada tabel 2-3 berikut.

Tabel 2.3 : Jumlah Panas Sensibel,Panas Laten, dari orang dan fakttor kelompok.

Kondisi Bangunan Jumlah Kalor Jumlah Kalor Radiasi untuk Perangan

Kerja Total orang Kalor 25 0C 26 0 C 27 0 C Faktor

(laki-laki ) pada kelompok

dewasa orang yang

bekerja.

14
15

Sensibel 53 50 46

Duduk di kursi Gedung 87 Kcal /jam 0,897

Laten 25 28 32

sensibel 53 49 45

Bekerja di be Kantor, Hotel 106 Laten 47 51 55 0,947

Lakang meja

ssibelen 61 52 -

Berdiri atau Toko serba 123 Laten 40 44 49 0,818

Berjalan Ada, Toko

lambat eceran

Sensibel 68 62 55

Dansa Ruang dansa 201 Laten 122 128 135 0,944

2.7 Temperatur Gas Refrigeran Keluar.

Selama proses kompressigi tekanan gas dan temperatur gas keluar besarnya akan

naik ,laju kenaikan temperatur bergantung dari jenis gas refrlamigeran yang

dipergunakan pada alat penyegaran udara. Bila dalam proses kompressi tidak ada

perubahan kalor maka temperatur gas keluaran di berikan sebagai berikut

15
16

 k 1
T2  T1   k
P P 
2. 6
 21

Dengan :

T2 Temperatur absolut gas pada kondisi akhir kompresi. ( K )


;

T1 : Temperatur absolut gas pada kondisi awal kompresi. ( K )

P1 , P2 : Tekanan Kompresor pada kondisi awal dan akhir ( N .m -2 )

K : Konstanta adiabatik dari gas refrigeran.

Dari pers .2.6 makin tinggi harga konstanta adibatik ,makin tinggi pula kenaikan temperatur

dari proses kompresi tersebut . Beberapa harga k untuk udara , ammonia, freon 22 , freon 12

masing-masing berharga 1,4 ; 1,3 ; 1,2 ; 1,136.

Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi di cairkan dalam kondensor dengan

cara mendinginkan uap refrigeran. Laju perpindahan panas dan perbedaan temperatur antara

refrigeran dengan air pendingin di kondensor diambil harga rata-rata untuk mempermudah

perhitungan perpindahan panas di dalam kondensor.

2.8 Perhitungan Kebutuhan Beban AC

16
17

Untuk memilih AC yang sesuai dengan kebutuhan, maka ada 3 jenis yang penting

untuk diperhatikan yakni:

a. Cooling load (beban pendinginan), bergantung dari beberapa faktor yaitu

luas ruangan, ukuran dan posisi jendela, jumlah orang, jumlah beban listrik,

dan jumlah lampu didalam ruangan.

b. Daya listrik (watt)

c. HP kompresor

Satuan HP (Paard Kracht) atau sering tersebut dengan daya kuda ,

merupakan satuan daya pada kompresor alat penyegaran udara yang

menunjukkan berapa besar energi diserap kompresor saat kompresor di

operasikan. .. Setelah ditentukan besar nilai satuan BTU/h maka selanjutnya

dikonversikan ke dalam satuan HP. Dimana 1 HP setara dengan 9000 BTU/h

-10000 BTU/h dan 1 HP = 0,746 kW yang dapat di lihat pada tabel 2- 4

Sebagai berikut

Tabel 2. 4 Nilai Konversi Energi dalam BTU/hour ke HP

17
18

NO. BTU/hr Ukuran AC

1 ±5000 ½ HP

2 ±7000 ¾ HP

3 ±9000 1 HP

4 ±12000 1 ½ HP

5 ±18000 2 HP

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data

Selelah dilkukan pengukuran dan perhitunagn di peroleh besar daya pelaralatan

peyegaran udara di ruang prodi fisika fmipa unud yang di tunjukan pada Tabel 3.1.

berikut

Tabel 3.1 Data Hasil perhitungan Beban Penyegaran Udara di prodi fisika

No. Ruang ruang prodi Merek Type Kap Daya 1 Total

fisika (HP)
HP(kW) kW

18
19

1 Ruang Kajur Politron Wall Splite 2,5 0,746 1,865

2 Ruang BHA Politron Wall Splite 2,5 0,746 1,865

3 Ruang BHA Politron Wall Splite 2 0,746 1,492

4 Ruang Lab fis Das Politron Wall Splite 2,5 0,746 1,865

5 Ruang BHC Politron Wall Splite 1,5 0,746 1,119

6 Ruang Sidang Politron Wall Splite 2,5 0,746 1,865

7 Ruang Lab Politron Wall Splite 2,5 0,746 1,865

Komputer

8 Ruang Lab Gel Politron Wall Splite 1,5 0,746 1,119

Optik

9 Ruang Lab Elektro Politron Wall Splite 1,5 0,746 1,119

10 Ruang Dosen Politron Wall Splite 1,5 0,746 1,119

Jumlah: 15,293

Berdasarkan data yang diperoleh selama bulan januari – maret maka selanjutnya dihitung

konsumsi energi total AC per hari dengan waktu tunda mati outdoor AC kira-kira selama

19
20

30 menit , berikut didapatkan perhitungan konsumsi energi selama satu hari yang dapat

dilihat pada Tabel 3,2

Tabel 3.2 Perhitungan konsumsi energi pada beban AC di Prodi fisika

Waktu
Kap Daya 1 Energi AC
No. Ruang Prodi Fisika Operasional/hari
(HP) HP(kW) (kWH)/hari
(Jam)

1 Ruang Kajur 2,5 0,746 8 14,920

2 Ruang BHA 2,5 0,746 8 14,920

3 Ruang BHA 2 0,746 8 11,936

4 Ruang Lab Fis Das 2,5 0,746 9,5 17,717

5 Ruang HBC 1,5 0,746 6,5 7,273

6 Ruang Sidang 2,5 0,746 8 14,920

7 Ruang Laab 2,5 0,746 9,5 17,717

Komputer

8 Ruang Lab Gel Optik 1,5 0,746 6,5 7,273

20
21

9 Ruang Lab Elektro 1,5 0,746 6,5 7,273

10 Ruang Dosen 1,5 0,746 8 8,952

Jumlah: 122,901

3.2 Pembahasan

Dalam perawatan AC perlu dilakukan perawatan berkala 3 bulan sekali dengan

mencuci indoor dan outdoor AC dengan alat cuci AC yang fungsinya untuk

membersihkan debu-debu di bagian kipas blower indoor AC serta pipa condenser agar

memberikan sirkulasi udara bersih dikeluarkan dari AC.

Langkah kedua mengecek berapa arus yang dihasilkan dengan menggunakan tang

ampere. AC dengan kapasitas kompresor 2,5 HP tekanan gas freon R22 idealnya

antara 65-70 psi dan besar arus dari 7,0 – 11,9 Ampere, sedangkan tekanan gas freon

R410 antara 110-140 psi dengan besar arus dari 7,0 – 11,9 Ampere . jika terjadi

kebocoran gas pada pipa condenser dilakukan pencegahan dengan memberikan busa

sabun agar dapat dicek dimana letak kebocoran dan dilakukan pengelasan di daerah

kebocoran tersebut. . Penggunaan timer switch memungkinkan membantu kerja AC

tidak terus-menerus beroprasi dan mengakibatkan berkurangnya konsumsi energi

listrik. Dari

21
22

perhitungan yang dilakukan pada beban AC di ruang prodi fisika fmipa dalam sehari

kurang lebih sebesar 122,901 kWh/jam.

IV KESIMPULAN.

Dari hasil pembehasan dapat di simpulkan

1.. Dibutuhkan perawatan yang berkala dan kontinu pada peralatan penyegaran udara-

Agar bebab daya lebih hemat.

2 Dipilih refrigeran yang mengasilkan temperatur keluaran kecil agar tidak minim

Bulkan panas pada kompresor.

3 Penempatan AC di harapkan sesuai dengan jumlah beban yang ada di ruangan.

22
23

DAFTAR PUSTAKA.

1 J.P Holman : Heat Transfer , Mc Crow Hill Internasional Sidney 1980.

2 James L. Threlkill : Thermal Evironmental, Engineering, Prenvice Hall ,1982

3 Wiranto Aris Munandar-Heizo Saito : Penyegaran Udara , PT Pradnya Paramita

Jakarta, 1981.

23

Anda mungkin juga menyukai