Laporan Karya Tulis Masjid Al Jabar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KARYA TULIS

KE MASJID AL JABAR

Disusun Oleh :
1. Afifah Lintang Ocktaviani
2. Resti Pramesti
3. Naelun Najah
4. Finzah Risvanaya
5. Nanda Mario Stiven
6. Muhammad Fahmi Idris
7. Wisnu Anugerah

Kelas : VIII D

MTs NU 01 WARUREJA
Jln. Raya Kendayakan, Kec.Warureja,Kab. Tegal
TAHUN 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis yang berjudul “ Laporan Karya Tulis Ke Masjid Al Jabar” ini telah
disetujui oleh Pembimbing dan disyahkan pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing, Kepala MTs NU 01 Warureja

H. Slamet Nasiruddin S.pd Tuhlani, S.H

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
 Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu
 Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati
 Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berpikir
 Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa
 Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak
 Kesuksesan tidak akan bertahan jika dicapai dengan jalan pintas

PERSEMBAHAN :
Laporan Karya tulis ini persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tersayang
2. Bapak Kepala MTs NU 01 Warureja.
3. Guru Pembimbing.
4. Bapak/ Ibu Guru beserta Staff TU.
5. Adik dan Kaka Kelas VII dan IX.
6. Para pembaca yang budiman

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini dengan Judul “ Laporan Karya Tulis Ke Masjid Al Jabar”
Dalam karya tulis yang sederhana ini penulis akan menggambarkan sedikit
bagaimana Masjid Al Jabar yang berada di kota Bandung
Seiring terselesaikannya penulisan karya tulis ini, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Tuhlani, SH selaku kepala MTs NU 01 Warureja
2. Bapak H. Slamet Nasiruddin S.pd selaku pembimbing karya tulis.
3. Bapak/Ibu guru yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan karya tulis
ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini banyak kekurangan baik
dalam materi, teknik, maupun penyajian data. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Penulis berharap semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tegal, 20 Juli 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................2
C. Rumus Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Kota Bandung.................................................................................................3
B. Sejarah Masjid Al Jabbar ..............................................................................4
C. Keistimewaan Masjid Al Jabbar ....................................................................6
D. Lokasi dan Fasilitas Di Masjid Al Jabbar .....................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................12

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masjid dalam pengertian khusus yaita tempat atau bangunan yang dibangun
khusus untuk menjalankan ibadah, terutama shalat berjama'ah bagi umat islam,
Masjid tidak hanya tempat untuk melakukan ibadah, banyak kegiatan keagamaan
didalamnya termasuk Maspd Jami Al-Jabbar yang ada di kelurahan jatihandap.
Adapun kegiatan keagamaan yang dilakukan seperti, pengajian in rabo dan
kamis, istogota istifa tiap bulan, PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), buka bersama
Ta'jilan, kuliah ramadhan, MDTA (Maranyah Diniyah Takmiliyah Awadiyah), unit
pengumpulan zakat, pondok aqiqah Al-Jabbar, dan pemotongan hewan qurban.
Dari banyaknya kegiatan yang diselenggarakan, tidak semua kegiatan tersebut
berjalan dengan efektif. Disebabkan dalam penyebaran informasi kegiatannya masih
memanfaatkan Microphone Masjid. Yang menyebabkan warga tidak banyak yang
mengetahui informasi kegiatan yang ada di Masjid Jami Al- Jabbar.
Selain kurang efektifnya penyebaran informasi kegiatan, adapun kegiatan
dalam pelaksanaan pemotongan hewan qurban, pendaftaran yang dilakukan muh
secara manual (pupper based) yang menyulitkan pannia qurban pada saat
pemotongan hewan qurban berlangsung masih ada yang mendaftar sebagai Shohibul
qarhan, ditakutkan ada kesalahan pada saat pembagian jatah hewan qurban yang
diinginkan Shohibul qurban
Dan juga kegiatan yang dilakukan setiap tahun pada saut bulan ramadhan
yaitu pelayanan zakat fitrah, informasi mengenai zakat fitrah masih menggunakan
mikropon masjid das pendataan pun masih manual Manual yang dilakukan
masyarakat harus mendatangi masji al-jabbar untuk melakukan zakat fitrah dan
pendataan masih dilakukan diselembaran kertas
Permasalahan lainnya yaitu untuk melakukan Aqiqah, masyarakat harus
mengkonfirmasikan dengan dating secara langsung kepada pengurus Masjid, dan

vi
tidak hanyak masyarakat yang tahu ada pelayanan Aqiqah di Masjid karena
informasi yang disebarkan hanya mengandalkan selembaran brusur.
Salah satu lembaga yang ada di masjid Al-Jabbar yaitu MDTA (Madrysh
Diniyah Takmiliyali Awaliyah merupakan satu kegiatan pendidikan kegunaan Islam
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan agama islam sebagui pelengkap
bugiswa Sekolah Dasar (SD Sederajat), dengan masa belajar 4 (empat) tahun.
Banyak warga yang tidak tahu ada kegiatan lembaga pendidikan keagamaan

MDTA di Masjid Al-Jabbar dikarenakan informasi tentang MDTA belum tersebar


luas
Komputer adalah sebuah alat yang dapat memproses banyak informasi. Komputer
tidak hanya digunakan untuk kebutuhan pekerjaan kantor saja melainkan komputer
pun sangat diperlukan untuk kebutuhan masjid dalam menjalankan kegiatan
keagamaan.
Ada ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bagi orang-orang yang senantiasa untuk
memakmurkan masjid: "Sesungguhnya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah
itu adalah orang yang beriman pada Allah dan hari akhirat, menegakan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mereka pasti dari
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah." (QS.At-Taubah [9]: 18).

B. Tujuan Penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan dan sikap religi.
2. Mengenal tempat-tempat wisata religi yang ada.
3. Mengetahui asal usul pembuatan Masjid yang ada di Indonesia
4. Menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama

C. Rumusan Masalah
1. Dimana lokasi Masjid Al Jabbar?
2. Bagaimana Sejarah Dari Masjid Al Jabbar?
3. Bagaimana Bentuk Bangunan Masjid Al jabbar?
4. Apa keistimewaan Masjid Al Jabbar?

vii
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOTA BANDUNG

Kota Bandung merupakan salah satu destinasi utama yang selalu dikunjungi
oleh setiap pengunjung, baik pengunjung lokal maupun pengunjung mancanegara.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu Kota Bandung menjadi
pusat pemerintahan, pusat perdagangan, industri, dan pusat perekonomian di Jawa
Barat. Selain itu juga Kota Bandung memiliki kondisi geografis yang bagus, sehingga
sangat layak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata utama yang ada di Jawa Barat.
Kota Bandung memiliki banyak faktor yang dapat menarik pengunjung untuk
berkunjung. Dan hal ini menjadi potensi bagi pengembangan pariwisata yang dimiliki
Kota Bandung. Kota Bandung memiliki potensi yang banyak untuk dijadikan
sebagai kota wisata salah satunya yaitu wisata religi.
Adapun beberapa tempat yang berada di Kota Bandung yang memiliki nilai religi
seperti masjid, alam, makam, dan pesantren. Maka dari itu wisata religi ini bisa
dijadikan sebagai wisata baru yang dapat dikembangkan di Kota Bandung.
Potensi wisata religi di Kota Bandung cukup banyak. Potensi-potensi wisata
religi tersebut salah satunya yaitu Masjid Al Jabbar. Sehingga dengan hal tersebut
Masjid Al Jabbar menjadi daya tarik bagi wisata religi .Masjid Al Jabbar memiliki
beberapa kegiatan religi diantaranya menjadi sarana dalam melaksanakan ibadah
sholat 5 waktu, mengadakan perayaan hari besar agama islam, melakukan pengajian
rutin, dan hal itu yang menjadikan Masjid Al Jabbar sebagai wisata religi yang ada di
kota Bandung.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, kini Masjid Al Jabbar sangat padat
dikunjungi oleh khalayak ramai, baik di waktu pagi, siang, sore, bahkan malam

viii
hari.Hal ini semakin didukung, setelah mantan Walikota Bandung Kang Emil
mengubah wajah teras mesjid raya ini, terutama kawasan alun- alun dengan dipasang
rumput sintesis yang sangat indah. Namun dengan hal ini semua menjadi suatu
permasalahan, dimana wisata rekreasi lebih menonjol dibanding wisata religi yang
ada di Masjid Al Jabbar.Dibuktikan dengan pengunjung yang mengikuti kegiatan di
masjid yang sedikit, dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mengunjungi
alun-alun termasuk masjid yang begitu banyak. Karena para pengunjung lebih banyak
menghabiskan waktu rekreasi di alun-alun Bandung, dibandingkan dengan mengikuti
acara keagamaan di Masjid.

B . SEJARAH MASJID AL JABBAR

Masjid Al Jabbar terletak di Jl. Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan


Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan
'Masjid Terapung'. Masjid yang dibangun di lahan seluas sekitar 25 hektare ini
memiliki kapasitas sekitar 30.000 orang, dengan rincian 10.000 orang di area dalam
(indoor) dan 200 orang di area Plaza.
Sejarah pembangunan Masjid Raya Al Jabbar mengalami perjalanan yang
cukup panjang. Usulan membangun masjid milik Provinsi Jawa Barat sudah dimulai
pada tahun 2016 ke Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, saat Ridwan Kamil masih
menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Saat itu, Provinsi Jawa Barat masih
menumpang kepada Masjid Agung Bandung karena belum memiliki masjid sendiri.
Sementara berdasarkan ketentuan yang berlaku, setiap level pemerintahan memiliki
masjidnya sendiri, yaitu Masjid Negara milik negara, Masjid Raya milik provinsi,
Masjid Agung milik kota dan kabupaten, Masjid Besar milik kecamatan, dan Masjid
Jami milik desa. Saat itu, Ridwan Kamil yang juga seorang arsitek menawarkan diri

ix
untuk membuat rancangan Masjid Al Jabbar.
Gubernur Ahmad Heryawan kemudian meresmikan dimulainya pembangunan
masjid terapung tersebut pada Jumat, 29 Desember 2017. Pembebasan tanah untuk
Masjid Raya Provinsi Jawa Barat dan kolam retensi (embung) untuk mencegah banjir
di sekitar Gedebage sendiri telah dimulai sejak tahun 2015 dengan luas 4,5798
hektare oleh Biro PBD. Hal ini dilanjutkan pada tahun 2016, yaitu seluas 12,2066
hektare oleh Biro PBD, dan tahun 2017 seluas 3,3556 hektare oleh Dinas BMPR.
Ridwan Kamil yang memenangkan Pilkada Jabar 2018, kemudian berkesempatan
melanjutkan pembangunan masjid yang dirancangnya sendiri. Tidak selalu mulus,
pembangunan salah satu masjid terbesar di Jabar ini sempat terhenti selama 1,5 tahun
akibat refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Rencana Gubernur Jawa
Barat Ridwan Kamil yang mengupayakan penyelesaian Masjid Raya Al Jabbar di
tahun 2020 sehingga bisa digunakan pada 2021 menjadi tertunda hingga akhir tahun
2022. Pada akhirnya, masjid tersebut dapat diresmikan tepat lima tahun setelah
peletakan batu pertamanya, yaitu pada akhir tahun 2022.

Masjid Raya Al Jabbar dibangun dengan struktur utama beton dan


rangka atap dengan struktur baja. Bangunan utama Masjid Raya Provinsi Jawa Barat
ini memiliki luas 99 meter x 99 meter dengan penutup atap kubah utama
menggunakan kaca 6.136 lembar yang disusun seperti sisik ikan dengan kubah yang
berwarna. Adapun canopy pada atap dan kubah utama sebanyak 88 buah, dan rangka
menara dengan ketinggian 99 meter. Masjid ini dilengkapi 4 buah menara dengan
menara tertinggi yang memiliki tinggi 99 meter.

Bangunan Masjid Raya Al Jabbar memiliki lantai dasar termasuk


museum seluas 11.238,20 meter persegi, lantai 1 memiliki 8.329 meter persegi, dan
lantai mezzanine seluas 2.232 meter persegi. Sehingga Masjid Raya Al Jabbar
memiliki total luas 21,799,20 meter persegi. Kapasitas ruang sholat Masjid Raya Al
Jabbar di lantai 1 adalah 9.822 orang, lantai mezanin berkapasitas 3.188 orang, pada
selasar 3.627 orang, dan plaza 16.363 orang. Sehingga total daya tampung ruang
sholat Masjid Raya Al Jabbar adalah sekitar 33 ribu orang Adapun pada eksteriornya
terdapat selasar penghubung atau portico seluas 4.238,60 21,799,20 meter persegi,
selasar terbuka depan masjid seluas 2.539 21,799,20 meter persegi, kolam reflektif
seluas 5.489 21,799,20 meter persegi, dan plaza 5.163 21,799,20 meter persegi.
Sehingga jumlah luas eksterior Masjid Raya Al Jabbar memiliki total luas 17.429,60
meter persegi. Luas area perencanaan Masjid Raya Al Jabbar mencapai 26 hektare
dengan area tapak bangunan 2,9 hektare. Sementara luas area kolam atau danau
mencapai 6,930 hektare, sedangkan luas plaza, parkir, dan area hijau 11,163 hektare.

x
Berikut rincian tahapan pembangunan dari masjid raya provinsi Jawa Barat.

1. Tahap I (2018) : membuat bangunan utama seluas 99 x 99 meter, penutup kubah


utama dengan 6.136 kaca, penyusunan kaca seperti sisik ikan, pemasangan 88 kanopi,
rangka minaret setinggi 99 meter, plaza luar dan instalasi WTP (water treatment
plant)

2. Tahap II (2019) : membuat struktur jembatan, kolam reflektif, plaza bundar,


pemasangan keramik lantai dasar, plafon, perbaikan ramp bagi jamaah difabel, site
development, talang air hujan, AC dan sprinkler, sewage pit serta backup genset

3. Tahap III (2020) : melakukan overstek plaza depan, galian tanah, sheet pile, rumah
pompa, oprit jembatan, pemasangan penutup plat lantai, pematangan lahan,
pengerasan jalan betos, sanitasi dan air serta pemasangan pintu dan jendela

4. Tahap IV (2021-2022) : pembangunan masjid (lantai, pencahayaan, plafon,


minaret, outdoor, sound system, dan artwork), interior Ma’rodh (struktur, interior,
multimedia, dan MEP), serta landscape (taman, tapak, sanitasi, MEP dan menara
pandang)

Meski sempat terhalang pandemi Covid-19 yang berujung pada keterlambatan target
pembangunan, Masjid Al Jabbar Bandung mulai beroperasi pada 30 Desember 2022.
Masjid yang berdiri di atas kolam retensi (embung) ini disebut membutuhkan
anggaran fantastis hingga Rp 1 triliun dan sempat menimbulkan kontroversi.

C. KEISTIMEWAAN MASJID AL JABBAR


Masjid Raya Al Jabbar juga memiliki beberapa keistimewaan seperti arsitektur
ikonik, masjid terapung, empat menara, ruang shalat monumental, museum, tata
cahaya, pusat edukasi dan rekreasi edukasi.
1.Tanpa Tiang Tengah

xi
Salah satu keunikan dari Masjid Al Jabbar ini adalah, didesain dengan tidak memilki
tiang di tengahnya, menurut manajer pembangunan mesjid ini Affy Primadhian,
desain seperti ini memiliki kesulitan sendiri dalam penyelesaiannya.
2. Tanpa Kubah
Masjid Al Jabbar juga dibangun tidak seperti masjid lain pada umumnya, yang selalu
mencirikan adanya qubah, namun Masjid Al Jabbar ini, di desain dengan tanpa
qubah.Menambah kemegahan dari masjid ini, karena berdiri di atas danau buatan,
yang disengaja dirancang untuk memenuhi kebutuhan air warga Bandung.
3.Menjadi Pusat Edukasi
Masjid Al Jabbar bisa menjadi pusat edukasi karena terdapat perpustakaan yang
nyaman dengan meja dan kursi tertata rapi, serta buku yang dapat dibaca sambil
menunggu waktu salat.Jika ingin ke perpustakaannya, maka harus naik tangga dari
kafetaria yang nampak modern dengan interior meja kayu minimalis.
4. Dijuluki Masjid Terapung
Masjid Al Jabbar juga terlihat seolah terapung di atas air saat dilihat dari kejauhan,
karena memang dikelilingi oleh danau buatan. Danau tersebut juga dibuat bukan
hanya sebagai tambahan nilai estetika semata, melainkan sebagai retensi penyerap air
yang datang dari arah utara menuju selatan kawasan Kota Bandung.
5. Punya 27 Pintu Unik
Fakta menarik lainnya dari masjid yang pembangunanya sempat tertunda akibat
pagebluk itu juga memiliki 27 pintu yang menyimbolkan total wilayah kabupaten dan
kota. Adapun, simbol tersebut diejawantahkan dalam pintu-pintu melalui desain batik
dari setiap Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.

6. Mengusung Filosofi Asmaul Husna

Al Jabbar sendiri diambil dari salah satu Asmaul Husna yang artinya Maha Perkasa.
Dibangun di atas tanah 99 x 99 meter dan memiliki 4 menara salah satunya memiliki
menara tertinggi 99 meter

7. RUANG SHOLAT MONUMENTAL

Besar dan tingginya ruang salat, ditambah lagi tidak ada kolom-kolom yang
menghalangi, membuat ruangan menjadi monumental. Ketika memasuki ruangan,
kita akan merasa sangat kecil. Terlebih dengan adanya lafaz Allah yang berukuran
besar tepat di atas kepala kita. Kehadirannya semakin meyakinkan kita akan
kebesaran Allah SWT yang segala rahmat-Nya tidak akan berhenti untuk diberikan
kepada tiap hamba-Nya.

D. LOKASI DAN FASILITAS MASJID AL JABBAR

xii
Alamat Masjid Al Jabbar yaitu di Jl. Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan
Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Jika naik kendaraan pribadi, kamu bisa
mengambil Jalan Soekarno-Hatta via Gedebage-Derwati dan Jalan Soekarno-Hatta
via Cimincrang atau samping Kampus II UIN SGD Bandung. Namun untuk jalur
Cimincrang hanya bisa dilalui oleh mobil. Untuk bus dan kendaraan besar bisa
melalui jalur Derwati. Jika kamu berencana datang ke Masjid Raya Al-Jabbar
Bandung dengan rombongan naik bus, bisa parkir di kawasan Stadion GBLA.Kamu
juga bisa menggunakan cara ke Masjid Al Jabbar Bandung naik kendaraan umum.
Berikut informasinya:

 Cara ke Masjid Al-Jabbar naik bus Damri: Dari pusat Kota Bandung, kamu bisa
naik bus Damri tujuan Cibiru dan berjalan kaki ke Bundaran Cibiru. Setelah itu,
naik bus Damri atau angkot yang melewati Jl Soekarno Hatta dan turun di
pertigaan sebelum Polda Jawa Barat. Kamu bisa melanjutkan perjalanan naik ojek
online dengan tarif sekitar Rp20.000.
 Cara ke Masjid Al Jabbar naik kereta api: Turun di Stasiun Kiaracondong atau
Stasiun Cimekar. Dari Stasiun Kiaracondong, lanjutkan perjalanan naik angkot
hijau dengan rute Cibiru-Cicadas dan turun di pertigaan sebelum Polda Jawa Barat.
Kamu bisa melanjutkan perjalanan naik ojek online. Jika turun di Stasiun Cimekar,
kamu bisa langsung naik ojek online ke Masjid Al-Jabbar.

Berikut beberapa fasilitas di Masjid Al Jabbar

1. Tempat Wudhu Outdoor

Salah satu pengalaman yang harus dicoba di sini adalah mengambil air wudu di area
halaman masjid. Arsitek membuat paviliun wudu yang terinspirasi dari masjid-masjid
besar di Turki.

2. Jembatan Nabi Musa

xiii
Jembatan Nabi Musa menjadi penghubung antara plaza dengan halaman utama
masjid. Jembatan ini berkisah tentang salah satu mukjizat Nabi Musa AS, yaitu dapat
membelah lautan. Berjalan di antara air mancur yang tingginya hampir 2x manusia
normal membuat kita seakan berjalan di antara lautan.

3. Koridor

Koridor Masjid Raya Al Jabbar dibuat mengelilingi halaman utama. Kita akan
disuguhkan sudut pandang yang berlainan saat memandang masjid. Sebelum terlewat,
berhentilah sejenak tepat di tengah-tengah koridor dan nikmatilah pemandangan
masjid 180 derajat.

4. Taman Tematik Nabi

Kawasan masjid menghadirkan taman Nabi Adam, taman Nabi Nuh, taman Nabi
Ibrahim, taman Nabi Yunus, dan taman Nabi Isa. Kelima taman memiliki desain yang
berbeda sesuai dengan kisah masing-masing nabi serta menghadirkan
keanekaragaman tanaman di Jawa Barat.

5. Akses Disabilitas

xiv
Di sisi kanan dan kiri menuju pintu masjid disiapkan akses ramp bagi warga
disabilitas, bahkan ada dua lift yang memadai untuk naik dan turun bagi pengguna
kursi roda. Ada petugas dari masjid yang akan membantu mendorong kursi roda,
bahkan menyediakan kursi roda bagi lansia. Banyak fasilitas di Al Jabbar yang ramah
disabilitas, misalnya ruang wudu dan toilet khusus bagi kalangan difabel. Beberapa
fasilitas menarik lainnya di kawasan masjid juga dapat dengan mudah diakses oleh
mereka.Banyak bagian menarik yang nantinya juga bisa dengan mudah diakses
seperti pusat edukasi yang berada di lantai dasar atau di bawah masjid.

6. Pusat Edukasi
Pusat edukasi ini dapat dijangkau baik dari pintu utara, selatan atau dari dalam masjid
menuruni tangga. Lokasinya ada di paling belakang masjid.Pusat edukasi ini terdapat
perpustakaan yang nyaman dengan meja dan kursi yang tertata rapi, juga rak-rak
buku.Untuk mencapai perpustakaan harus naik tangga dari kafetaria. Jadi lokasi
perpustakaan menyatu dengan kafetaria, yang nampak modern dengan interior meja
kayu minimalis.

D. ATURAN BERKUNJUNG DI MASJID AL JABBAR


Bagi masyarakat yang ingin datang ke Masjid Al Jabbar, harus memperhatikan aturan
berkunjung yang berlaku. Simak poin-poin di bawah ini.
1. Perhatikan batas suci
2. Tidak makan dan minum di area masjid
3. Tidak tidur di area masjid
4. Pastikan pengunjung membawa plastik untuk sepatu/sandal
5. Dilarang menginjak rumput di area Masjid Raya Al Jabbar
6. Kolam tidak untuk berenang
7. Tidak merusak fasilitas yang ada di area Masjid Raya Al Jabbar
8. Tidak membuang sampah sembarangan atau bawa sampahmu hingga menemukan
Aturan yang ada di tempat wisata dibuat agar seluruh pengunjung dapat merasa aman
dan nyaman. Berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
adalah perbuatan yang tidak terpuji. Dampak-dampak yang ditimbulkan dari
perbuatan tersebut yaitu :
1. Mengganggu kenyamanan pengunjung lain
2. Jika pengunjung membuang sampah secara sembarangan, maka dapat
menyebabkan tempat wisata menjadi kotor

xv
3. Pengunjung bisa tersesat jika tidak mengikuti arahan atau petunjuk yang telah
terpasang di tempat wisata
4. Dapat menimbulkan bahaya bagi orang lain maupun diri sendiri
5. Dapat mengancam keamanan serta keselamatan di tempat wisata

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masjid al-jabar merupakan masjid yang baru diresmikan pada 30 desember 2022.
Masjid ini terletak di Jl. Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota
Bandung, Jawa Barat. Masjid al-jabar juga sering disebut masjid terapung, karena
masjid ini dibangun dengan kolam reflektif di sekelilingnya, sehingga memberikan
kesan seperti masjid yang mengapung di atas air. Kolam di sekitar masjid tidak hanya
berfungsi untuk memperindah namun juga berfungsi sebagai pengendali banjir di
kawasan Gedebage, yang nantinya dapat dimaksimalkan sebagai aktivitas wisata
seperti wisata perahu dan memancing. Selain itu masjid al-jabar juga memiliki fasilitas
lain, seperti museum Rasulullah SAW dan Al-Quran, foodcourt, tempat manasik haji,
penginapan, dan perpustakaan.Beberapa hari setelah peresmian masjid al-jabar,
pengunjung membludak untuk beribadah serta melihat-lihat masjid yang baru saja
dibangun. Karena membludaknya pengunjung, terdapat hal-hal yang seharusnya tidak
dilakukan oleh pengunjung. Hal tersebut tertangkap kamera dan tersebar luas dalam
sosial media. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apa yang menjadi penyebab dari
hal-hal tersebut lalu dampak apa saja yang didapat.

B. Saran

xvi
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui
kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat
menyempurnakan karya tulis ini.
Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan karya tulis ini. Dalam
pembuatan karya tulis ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis
sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan kekhilafan. Semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, P., dan Prasetyo. R. (2019). EKSISTENSI MASJID DI ERA
RASULULLAH
https://www.liputan6.com/
https://aljabbar.jabarprov.go.id/
https://pasjabar.com/2022/12/31/
https://bandung.kompas.com/read/2022/11/12/051500378/cuma-ada-8-hidran-yang-
befungsi-di-kota-bandung-pengamat-tata-kota-itb-?page=all

xvii
LAMPIRAN

xviii
xix

Anda mungkin juga menyukai