Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TARI KLASIK

“ TARI BONDAN “

Disusun oleh:
1. Tesa Ramadani
2. Naila khalawatul aini
3. Dian Nurhasanah
4. Ulwi maskuroh

SMA NEGERI 1 WARUREJA


2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jenis tari tradisional yang ada di Indonesia sangat beragam. Tari klasik adalah salah
satu jenis tari yang hingga saat ini masih dilestarikan dan sering dipentaskan di berbagai
daerah. Menurut pengertian nya, tari klasik termasuk dalam golongan tari yang muncul serta
berkembang di sekitar wilayah keraton. Tari Bondan dari kota Surakarta. Tarian tradisional
ini termasuk tarian klasik sejak zaman kerajaan Majapahit. Dulu, Tari Bondan seharusnya
ditampilkan oleh sekelompok gadis di desa di kerajaan Mataram sebagai simbol untuk
menunjukkan diri mereka sebagai generasi ibu masa depan.
Pertunjukan ini memiliki filosofi yang menggambarkan cinta ibu yang merawat dan
mendidik anaknya tanpa syarat dalam suka dan duka hingga meninggal. Tarian Bondan ini
dilakukan oleh wanita yang membawa boneka bayi sambil membawa payung terbuka lebar
dan membawa kendhi (Kendi adalah tempat menyimpan air berbentuk teko yang terbuat
dari tanah liat) harus hati-hati dalam menarikannya. Ada tiga macam gerakan dengan makna
yang berbeda, yaitu Bondan Cindogo, Bondan Mardisiwi dan Bondan Pegunungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tari Klasik dan apa saja Ciri – Cirinya?
2. Apa itu Tari Bondan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengerian dan Ciri – Ciri Tari Klasik
2. Mengetahui Pengertian dan Ciri – Ciri Tari Bondan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Klasik


Tari klasik merupakan salah satu jenis tari tradisional yang lahir dan berkembang
di lingkungan keraton dan ada sejak zaman feodal. Tari klasik diturunkan secara turun
temurun pada kalangan bangsawan. Pada umumnya tari klasik mempunyai beberapa ciri
khas yang dimilikinya antara lain:
 masih berpedoman pada pakem tertentu (terdapat standarisasi),
 mempunyai nilai estetis yang sangat tinggi serta makna yang dalam, dan
 tariannya disajikan dalam berpenampilan yang serba mewah mulai gerak, riasan,
sampai kostum yang dikenakan para penari tari klasik.
Seni tari klasik adalah tari tradisional yang lahir pada lingkungan keraton atau di sekitar
wilayah pusat pemerintahan. Pada umumnya, tarian ini diwariskan secara turun temurun
oleh kalangan bangsawan.
Sejatinya, pengertian tari klasik adalah tari yang berkembang di sekitar wilayah kerajaan
dan menjadi tradisi yang melekat dengan masyarakat umum. Tarian ini memiliki
peraturan yang pakem dan baku, sehingga tidak dapat diubah-ubah.
Pengertian Tari klasik adalah jenis seni tari tertua yang ada di Indonesia, apabila dilihat
melalui perkembangannya yang berasal dari kerajaan serta peraturan yang mengikatnya.
Meskipun tergolong sebagai seni yang tua, tetapi daya tarik seni klasik ini tidak kalah
dengan seni tari modern maupun kontemporer.

B. Ciri - Ciri Tari Klasik


Salah satu ciri dari tari klasik adalah tidak dapat diubah, karena memiliki peraturan yang
pakem. Apabila diubah, maka dikhawatirkan akan merubah makna filosofis dari tarian
tersebut yang telah ada sejak lama. Selain tidak dapat diubah, ada pula ciri lain dari tari
klasik, berikut penjelasannya.

1. Memiliki pedoman dan peraturan pakem tertentu


Secara khusus, tari klasik telah memiliki pakem atau peraturan tertentu. Dengan adanya
peraturan tersebut, maka susunan serta makna tariannya pun sudah jelas dan sesuai
dengan peraturan.
Jika ada struktur yang diubah, maka secara makna juga dapat berubah. Oleh karena
itulah, pakem maupun peraturan yang ada pada tarian klasik ini tidak boleh diubah.
Contohnya seperti tari Cakaleleng, ada dua versi dari tari Cakaleleng yaitu tari
tradisional dan festival. Dua versi ini memiliki makna dan fungsi yang berbeda. Tari
Cakaleleng tradisional memiliki fungsi sebagai upacara adat, sedangkan tari Cakaleleng
festival memiliki fungsi sebagai media hiburan.
Apabila tidak dipisahkan, maka tari Cakaleleng bisa beralih fungsi dan kehilangan
kemagisan atau unsur mistis yang ada pada tari Cakaleleng tradisional. Namun, tari
Cakaleleng juga perlu dilestarikan, sehingga salah satunya adalah membuat versi baru
yang berfungsi sebagai media hiburan.

2. Memiliki tata rias yang cantik


Salah satu ciri khas dari tari klasik adalah memiliki tata rias yang cantik. Para penari
biasanya akan menggunakan riasan yang tebal dan telah disesuaikan dengan tema
tariannya.
Dengan ada peraturan ini, maka karakter dari para penari akan terlihat dengan jelas serta
dapat tersusun dengan baik. Hampir setiap tari klasik memiliki ciri ini. Contohnya seperti
tari golek menak, tari gandrung dan lainnya.
Akan tetapi, ada pula tari klasik Indonesia yang tidak perlu tata rias. Biasanya tari klasik
yang tidak membutuhkan tata rias adalah tarian perang yang ditarikan oleh laki-laki.
Namun, untuk menghadirkan kesan prajurit dan semangat berjuang, biasanya riasan yang
digunakan hanya berupa coretan saja.

3. Busana mewah
Busana ataupun kostum yang digunakan oleh para penari dalam tari klasik juga tergolong
cukup mewah. Sebab, tari klasik biasanya berkembang di wilayah keraton.
Dikarenakan berkembang di wilayah bangsawan, maka busana yang digunakan oleh para
penari pun harus menyerupai bangsawan atau terlihat pantas untuk tampil di depan
bangsawan. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari cerita kerajaan yang sering kali
digunakan dalam tariannya.
Selain mewah, tari klasik biasanya memiliki banyak properti busana pelengkap yang
cukup banyak dan bervariatif. Contohnya seperti mahkota, anting, gelang hingga gelang
kaki. Setiap properti busana tersebut, memiliki makna dan representasi atas tema dari
tari.

4. Memiliki nilai estetika yang tinggi


Tari klasik merupakan tarian yang tumbuh serta berkembang di wilayah kerajaan atau
keraton. Oleh karena itulah, nilai estetika pada tari klasik juga sangat tinggi.
Makna maupun filosofi yang terkandung di dalam tari klasik sangat kental akan budaya
dari daerah tari tersebut berkembang. Oleh karena inilah, tari klasik banyak menarik
minat wisatawan mancanegara.
Salah satu tari klasik yang memiliki nilai estetika tinggi adalah tari baksa kembang. Tari
klasik satu ini menceritakan tentang kisah dari seorang remaja perempuan yang memiliki
paras cantik dan sedang bermain di taman bunga.
Selain makna keseluruhan tari, properti pada tari Baksa Kembang pun sarat akan makna.
Contohnya seperti halilipan yang melambangkan sifat rendah hati.

C. Tari Bondan

Tari Bondan Tani menggambarkan kehidupan wanita di pedesaan yang hidup


menjadi petani. Di dalam tarian ini, penari menggambarkan berbagai aktivitas menanam
dan memanen padi.

Makna Tari Bondan


Payung, boneka, dan kendi yang digunakan dalam Tari Bondan memiliki makna
tersendiri. Menurut buku Ning: Anak Wayang, payung melambangkan pengayoman atau
perlindungan. Boneka melambangkan kasih sayang kepada anak-anak dan sesama.
Sedangkan kendi mengandung makna air suci untuk memberikan kesegaran jasmani dan
rohani. Secara keseluruhan, makna Tari Bondan bertujuan untuk melatih kesabaran dan
ketekunan dalam menghadapi segala bentuk kehdupan. Penari melakukan gerakan
memutar payung sebagai lambang perlindungan. Ada pun gerakan memandikan boneka
lalu menidurkannya adalah lambang kasih sayang kepada anak atau adik. Gerakan
memecahkan kendi di bagian akhir mengandung makna bahwa semua masalah yang
dialami dapat diselesaikan. Kendi sebagai tempat penyimpanan air juga melambangkan
kesegaran bagi semua orang.

Sejarah Tari Bondan


Menurut artikel oleh Kinesti Eqi Jayanti dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni
Indonesia Yogyakarta, Tari Bondan Kendhi diciptakan oleh Supadi Ngaliman
Condropangrawit, atau disingkat dengan nama S. Ngaliman. S. Ngaliman lahir di Sragen
pada tanggal 12 Maret 1919 atau pada hari Rabu Legi 9 Jumadil Akhir Tahun 1849
dalam kalender Jawa. Tari Bondan diciptakan sekitar tahun 1970-an sesuai pengamatan
terhadap keadaan sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar. Tari Bondan mengisahkan
tentang penggambaran seorang anak perempuan yang membantu ibunya mengasuh
adiknya, memberikan kasih sayang, dan merawatnya. Kesenian ini dipentaskan oleh
anak-anak perempuan. Tarian ini mengajarkan kepada anak-anak untuk mengerti dan
memahami pekerjaan perempuan. Perwujudan gerak dalam tari ini adalah gerak-gerak
yang mewakili keseharian seorang ibu, seperti gerak ngudang bayi, menyuapi, dan
mencuci.
Dalam pertunjukannya, para penari menggunakan properti boneka bayi di tangan kiri
sambil memegangi payung. Sedangkan tangan yang lain memegang kendi. Satu gerakan
yang menjadi ciri khas Tari Bondan adalah mereka menari di atas sebuah kendi. Gerakan
tersebut menguji keseimbangan penari atas kendi sambil memutarnya serta memainkan
payung. Atraksi ini termasuk unik dan membutuhkan keahlian khusus. Gerakan Tari
Bondan ini tidak terdapat dalam tarian putri gaya Surakarta yang lainnya.

Jenis Tari Bondan


Berdasarkan buku Pendidikan Seni Tari, Tari Bondan dibagi menjadi Tari Bondan
Cindogo, Tari Bondan Mardisiwi, dan Tari Bondan Pegunungan (Tani). Tari Bondan
Cindogo dan tari Bondan Mardisiwi merupakan tari gembira. Tarian tersebut
menggambarkan rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Sedangkan, Tari
Bondan Pegunungan menggambarkan tingkah laku putri asal pegunungan yang sedang
asyik menggarap ladang atau sawah. Busana yang digunakan dalam Tari Bondan adalah
kain wiron, baju kotang, dan jamang. Penari Tari Bondan dilengkapi dengan
perlengkapan berupa boneka dan payung.

Pola Lantai Tari Bondan


Pola lantai Tari Bondan diawali dengan pola garis lurus dan diakhiri dengan pola lantai
lengkung. Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Oleh karena itu
dalam pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, antara lain bentuk pola
lantai, maksud atau makna pola lantai, jumlah penari, ruangan atau tempat pertunjukan,
dan gerak tari. Menurut modul oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pola
lantai pada tari tradisional memiliki fungsi, yaitu: Memperkuat atau memperjelas
gerakan-gerakan dari peranan tertentu. Membantu memberikan tekanan atau kekuatan
pada suatu tokoh tertentu yang ditonjolkan. Menghidupkan karakteristik gerak dari
keseluruhan pertunjukan tari. Membentuk komposisi, menyesuaikan tari dengan bentuk
ruang pertunjukan. Untuk memperindah suatu tarian. Jenis Gerak Tari Menurut buku
Seni Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gerak tari yang indah
berasal dari proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi
(pengubahan) sehingga lahirlah dua jenis gerak, yaitu: Gerak murni atau disebut gerak
wantah adalah gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk artistik
(keindahan) dan tidak mempunyai maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi (gestur)
atau gerak tidak wantah adalah gerak yang yang mengandung arti atau maksud tertentu
dan telah distilasi, Misalnya gerak ulap-ulap (dalam tari Jawa) merupakan stilasi dari
orang yang sedang melihat sesuatu yang jauh letaknya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tari bondan adalah salah satu contoh tari klasik yang berasal dari daerah Surakarta,
Jawa Tengah. Dibandingkan dengan tari-tarian tradisional lainnya, tari bondan dianggap
memiliki keunikan tersendiri. Tarian yang dimainkan dengan properti berupa payung,
boneka bayi dan kendi ini dikatakan unik karena berbagai gerakannya menceritakan
tentang kisah dan kasih sayang seorang ibu kepada anak bayinya. Simak penelusuran kami
mengenai asal usul, sejarah, gerakan, dan informasi mengenai tarian tersebut berikut ini.

Tari bondan adalah tari yang terlahir dari kebudayaan masyarakat Surakarta masa silam.
Tarian ini mengisahkan tentang seorang ibu yang mengasuh anaknya, memberikan kasih
sayang, dan merawat bayinya hingga besar. Tidak diketahui siapa sebetulnya orang yang
menciptakannya, yang jelas tarian ini, kini menjadi sangat populer dan sering dipentaskan
dalam berbagai kesempatan.

Sejarah dan Asal Usul Tari Bondan Berdasarkan sejarahnya, Tari Bondan dulunya
merupakan tarian wajib bagi para kembang desa di kerajaan Mataram Lama. Tarian ini
dimainkan untuk menunjukan jati diri sebagai seorang yang meski cantik, tapi tetap
memiliki jiwa keibuan.

B. Saran
Adanya kesenian tari Bondan khas Surakarta ini tentu harus kita apresiasi, salah satunya
dengan cara melestarikannya pada generasi anak dan cucu kita.

Anda mungkin juga menyukai