LKM HIV AIDS Kelompok 2 Kelas A - Pertemuan 5
LKM HIV AIDS Kelompok 2 Kelas A - Pertemuan 5
Farmakoterapi Infeksi
IDENTITAS MAHASISWA
Nama Annisa Yuri, Apriani Efendi, Dwy Owen, Echa Saskia Azli, Lydia Tri
Wulandari, indri Nofira, Isnaini Annur, Mia Audina, Nabela, Nur Rahmi
Azizah, Rohiyal Novilian, Suci Amelia Ramadhani,Tiara Rizkia, Yusni
anissa putri, Zertika Wulandari, Zikra Suhada
No urut absen 04, 05, 11, 12, 25, 21, 22, 27, 29, 32, 39, 40, 41, 48, 49, 50
Kelompok 2 (dua)
Pertemuan ke 5 (lima)
Hari/Tanggal Selasa 17 oktober 2023
Topik Hiv
2 Tiap mahasiswa dalam satu kelompok tersebut diberi studi kasus dengan topik yang
sama dan tiap kelompok memperoleh studi kasus dengan topik yang berbeda
3 Tiap mahasiswa wajib membuat LKM. Sebaiknya diketik dalam kertas HVS A4,
huruf Times New Roman 12, 1 spasi dan dibawa pada saat kuliah.
4 Sistematika isi LKM dibuat sebagai berikut :
Kelompok B
Kasus:
Seorang laki-laki, Tn. N 46 tahun, pekerjaan security hotel, datang ke RS karena
mengeluhkan sesak napas sejak kemarin. Status pernikahan : Duda
Dari anamnesa sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS),
memberat 3 hari SMRS. Pasien mengeluh nyeri dada sejak 1 minggu SMRS. Sesekali
batuk namun tidak terdapat dahak ataupun darah. Keluhan lain yaitu badan lemah, nafsu
makan menurun, penurunan berat badan (terakhir dua bulan lalu berat 78kg dan saat ini
68kg), keringat malam, serta mual. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)
dalam batas normal. Riwayat penyakit dahulu pernah menjalani pengobatan Oral Anti
Tuberkulosa (OAT) kurang lebih 3 tahun yang lalu dan dinyatakan sembuh. Riwayat
minum alkohol disangkal. Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita TB. Pernah
berhubungan seksual dengan PSK beberapa kali (tidak ingat berapa kali). Diagnosis : HIV
Subjektif
B.
Jenis kelamin: Laki-laki Tn.N
Umur: 46 tahuN
Pekerjaan : security hotel
Keluhan utama: sesak napas sejak 1 minggu SMRS, memberat 3 hari SMRS, Nyeri
dada sejak 1 minggu
Keluhan lain : Sesekali Batuk (tidak terdapat dahak dan darah), Badan lemas, Nafsu
makan menurun( BB sebelumnya 78 kg, sekarang 68 kg), Keringat malam, Mual,
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) dalam batas normal
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan : Sesak nafas sejak kemaren
Anamnesa :
1. Sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, memberat 3
hari SMRS
2. Nyeri dada 1 minggu SMRS
3. Batuk (- dahak dan darah)
- Keluhan lain :
1. Badan lemah
2. Nafsu makan menurun
3. Penurunan berat badan ( dari 78 kg sampe 68 kg)
4. Keringat malam + mual
5. BAB dan BAK normal
- Riwayat penyakit dahulu :
1. pengobatan oral anti tuberkulosa kurang lebih 3 tahun dan dinyatakan
sembuh.
2. Pernah berhubungan seksial dengan PSK beberapa kali
B. KEYWORDS/TERMINOLOGI FARMASI
D. Objektif
Pemeriksaan Vital
H1 H2 H3 H4
TD
130/110 mmHg 150/110 mmHg 130/100 mmHg 128/100 mmHg
RR
28 x/menit 32 x/menit 32 x/menit 28 x/menit
Nadi
98 x/menit 92 x/menit 86 x/menit 92 x/menit
T 38,6°C 38,5°C 38°C 37,8°C
Pemeriksaan Laboratorium I
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hb 7,9 g/dL 11,5-16 g/dL
E. Assessment
Tepat Indikasi
Tepat obat
Tepat Pasien
Nama Obat Kontraindikasi Keterangan
Hipersensitif terhadap komponennya
NS Tepat Pasien
(Drugs.com)
Cotrimoksazol gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang
(Sulfamethoxazole + berat, porfiria Tepat Pasien
Trimetoprim) (PIONas, 2023)
kehamilan, menyusui, gangguan hati sedang Tepat Pasien
Ondansetron dan berat (maksimal 8 mg/hari)
(PIONas, 2023)
Omeprazol Hipersensitifitas (PIONas) Tepat Pasien
Hipersensitif terhadap nevirapin, menyusui Tidak Tepat
gangguan fungsi hati yang berat; profilaksis Pasien
Neviral (Nevirapine)
setelah pemaparan (post-exposure
prophylaxis) (PIONas, 2023)
Duviral (Zidovudin dan Tepat Pasien
Anemia Berat (PIONas, 2023)
Lamivudin)
Tepat Dosis
Nama Obat Dosis Yang Dosis Pemeliharaan Keterangan
Diberikan
Dosis seharusnya :
20 tetes/hari
(Medscape,2023)
Dosis seharusnya :
150-300mg/hari
(DIPIRO 10th)
Dosis seharusnya :
Mulai 8 mg 30 menit
sebelum kemotrapi
(DIPIRO 10th)
Dosis seharusnya :
Tukak lambung 40
mg x sehari
(PIONas)
Dosis seharusnya :
(Medscape,2023)
F. DRPs
2. Kesalahan Obat
Bentuk sediaan tidak tepat Tidak Bentuk sediaan yang diberikan tepat yaitu
tablet karena mempertimbangkan kondisi
pasien
Terdapat kontraindikasi Tidak Tidak ada obat yang di kontra indikasi untuk
pasien
Kondisi pasien tidak dapat Tidak Kondisi pasien dapat diatasi dengan obat
disembuhkan oleh obat untuk mengurangi keluhan pasien
Obat tidak diindikasikan Tidak Tidak terdapat obat yang tidak diindikasikan
untuk kondisi pasien untuk kondisi pasien
Terdapat obat lain yang lebih Tidak Terapi lain yang dipilihkan sesuai dengan
efektif literatur
3. Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah atau Tidak Dosis yang diberikan sudah sesuai
terlalu tinggi
Frekuensi penggunaan tidak Tidak Frekuensi yang diberikan sudah sesuai
tepat
Durasi penggunaan tidak tepat Tidak Durasi penggunaan sudah tepat
Terjadi reaksi alergi Tidak Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi dari
penggunaan obat
Terjadi interaksi obat Tidak Tidak terdapat interaksi obat
Dosis obat dinaikkan atau Tidak Dosis obat tidak dinaikkan atau diturunkan
diturunkan terlalu cepat
Muncul efek yang tidak Tidak Tidak muncul efek yang merugikan pasien
diinginkan
Pasien membutuhkan obat lain Ya Pasien membutuhkan obat lain seperti Peg
yang sinergis IFN, Laserin sirup dan Vitamin
G PLAN
. a. Terapi Farmakologi
1. Pemberian nutrisi
Defisiensi gizi pada pasien positif HIV biasanya dihubungkan dengan adanya
peningkatan kebutuhan karena adanya infeksi penyerta/infeksi oportunistik
2. Aktivitas dan olahraga ringan
Olahraga yang dilakukan secara teratur sangat membantu efeknya juga
menyehatkan.Olahraga secara teratur menghasilkan perubahan pada jaringan, sel, dan
protein pada system imun.
3. Pemberian Kompres demam
Pasien memiliki suhu tubuh 37,8 derajat celcius, disarankan untuk melakukan kompres
dengan air hangat/kool fever sebagai terapi demamnya.
4. Istirahat yang cukup
b. KIE
A. Menaati terapi non farmakologi, dengan penggunaan obat yang rutin dapat
mengurangi/menyembuhkan penyakit
B. Komunikasi terkait durasi untuk penggunaan obat yang teratur, seperti aturan pakai
dan cara pakai obat.
C. Edukasi pasien untuk menghindari stress.
D. Hindari penggunaan barang bersama
H.
• AIDSinfo. Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents.
Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Adults and Adolescents with HIV.
Dep Heal Hum Serv 2018; 298.
• Ayoade, F. O., 2018. Medscape. [Online] Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/218580-clinical
• DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L. and Ellingrod, V. L. (2020) Pharmacotherapy:
A Pathophysiologic Approach, Eleventh Edition. 11th edn. New York: McGraw Hill
• EASL. (2020). EASL recommendations on treatment of hepatitis C: Final update of
the series. Journal of Hepatology, 1–49.
• Micromedex, 2018. Micromedex - IBM Watson Health. [Online] Available at:
https://www.micromedexsolutions.com/ (Diakses 3 Maret 2018)
• Neal, M. J. 2016. Medical Pharmacology at a Glance. 8th edn. West Sussex: John
Wiley & Sons, Ltd, p.29
• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV (PNPK-HIV 2019).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/90/2019. 2019; 220.