Anda di halaman 1dari 12

Lembaran Kerja Mahasiswa

Farmakoterapi Infeksi

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

Dosen : apt. Ratna Sari Dewi, M. Farm

IDENTITAS MAHASISWA
Nama Annisa Yuri, Apriani Efendi, Dwy Owen, Echa Saskia Azli, Lydia Tri
Wulandari, indri Nofira, Isnaini Annur, Mia Audina, Nabela, Nur Rahmi
Azizah, Rohiyal Novilian, Suci Amelia Ramadhani,Tiara Rizkia, Yusni
anissa putri, Zertika Wulandari, Zikra Suhada
No urut absen 04, 05, 11, 12, 25, 21, 22, 27, 29, 32, 39, 40, 41, 48, 49, 50
Kelompok 2 (dua)
Pertemuan ke 5 (lima)
Hari/Tanggal Selasa 17 oktober 2023
Topik Hiv

TATA TERTIB PERKULIAHAN


1 Mahasiswa dibagi tas tiga kelompok besar (A, B dan C) yang dibagi menurut urutan
absen kuliah. Misal, jika jumlah mahasiswa 50 orang, maka mahasiswa nomor urut
absen 1 s/d 16 menjadi kelompok A, nomor urut absen 17 s/d 32 menjadi kelompok B,
dan sisanya kelompok C

2 Tiap mahasiswa dalam satu kelompok tersebut diberi studi kasus dengan topik yang
sama dan tiap kelompok memperoleh studi kasus dengan topik yang berbeda

3 Tiap mahasiswa wajib membuat LKM. Sebaiknya diketik dalam kertas HVS A4,
huruf Times New Roman 12, 1 spasi dan dibawa pada saat kuliah.
4 Sistematika isi LKM dibuat sebagai berikut :

SISTEMATIKA ISI LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)


A KASUS

Kelompok B

Kasus:
Seorang laki-laki, Tn. N 46 tahun, pekerjaan security hotel, datang ke RS karena
mengeluhkan sesak napas sejak kemarin. Status pernikahan : Duda
Dari anamnesa sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS),
memberat 3 hari SMRS. Pasien mengeluh nyeri dada sejak 1 minggu SMRS. Sesekali
batuk namun tidak terdapat dahak ataupun darah. Keluhan lain yaitu badan lemah, nafsu
makan menurun, penurunan berat badan (terakhir dua bulan lalu berat 78kg dan saat ini
68kg), keringat malam, serta mual. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)
dalam batas normal. Riwayat penyakit dahulu pernah menjalani pengobatan Oral Anti
Tuberkulosa (OAT) kurang lebih 3 tahun yang lalu dan dinyatakan sembuh. Riwayat
minum alkohol disangkal. Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita TB. Pernah
berhubungan seksual dengan PSK beberapa kali (tidak ingat berapa kali). Diagnosis : HIV

Subjektif
B.
 Jenis kelamin: Laki-laki Tn.N
 Umur: 46 tahuN
 Pekerjaan : security hotel
 Keluhan utama: sesak napas sejak 1 minggu SMRS, memberat 3 hari SMRS, Nyeri
dada sejak 1 minggu
 Keluhan lain : Sesekali Batuk (tidak terdapat dahak dan darah), Badan lemas, Nafsu
makan menurun( BB sebelumnya 78 kg, sekarang 68 kg), Keringat malam, Mual,
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) dalam batas normal

RIWAYAT PENYAKIT
 Keluhan : Sesak nafas sejak kemaren
 Anamnesa :
1. Sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, memberat 3
hari SMRS
2. Nyeri dada 1 minggu SMRS
3. Batuk (- dahak dan darah)
- Keluhan lain :
1. Badan lemah
2. Nafsu makan menurun
3. Penurunan berat badan ( dari 78 kg sampe 68 kg)
4. Keringat malam + mual
5. BAB dan BAK normal
- Riwayat penyakit dahulu :
1. pengobatan oral anti tuberkulosa kurang lebih 3 tahun dan dinyatakan
sembuh.
2. Pernah berhubungan seksial dengan PSK beberapa kali

B. KEYWORDS/TERMINOLOGI FARMASI

 Penyakit Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan


berkembang biaknya mikroorganisme, suatu kelompok luas dari organisme yang
terdiri dari satu atau banyak sel seperti bakteri, jamur, parasit atau virus (WHO,
2012).
 Hiv merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan
makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. (Kemenkes, 2014).
 Hepatitis merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan pada hati karena
toxin/racun, seperti bahan kimia atau obatobatan ataupun agent penyebab infeksi seperti
Virus (International Journal of Medical Sciences 2006).
 TB (tuberculosis) penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru dan
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, meskipun dapat mengenai
organ apa pun di dalam tubuh. Infeksi TB berkembang ketika bakteri masuk melalui
droplet di udara (Kementerian Kesehatan RI. 2018).
 Anamnesa Anamnesa adalah suatu proses wawancara antara pasien atau keluarga
pasien dengan dokter atau perawat yang berwenang untuk memperoleh keterangan
tentang keluhan dan riwayat penyakit yang diderita pasien
C. RUMUSAN KASUS
Apakah pemberian obat kepada pasien sudah tepat?

D. Objektif

 Pemeriksaan Vital
H1 H2 H3 H4

TD
130/110 mmHg 150/110 mmHg 130/100 mmHg 128/100 mmHg
RR
28 x/menit 32 x/menit 32 x/menit 28 x/menit
Nadi
98 x/menit 92 x/menit 86 x/menit 92 x/menit
T 38,6°C 38,5°C 38°C 37,8°C
Pemeriksaan Laboratorium I
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hb 7,9 g/dL 11,5-16 g/dL

Leukosit 15000/uL 4000-11.000/uL


Trombosit 228.000/ uL 150.000–450.000/ uL

MCV 60,8 fL 80 - 110 fL.


MCH 26 pg 26-34 pg
MCHC 30 g/ dL 31-36 g/dL
GDA 94 mg/dL 70-130 mg/dL
SGOT 32 u/L 10 – 31 U/L
SGPT 27 u/ L 9 – 36 U/L
Albumin 1,97 g/dL 3,5-5,3 g/dL

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Protein total 7,98g/dL 6,6-8,79 g/dL
Bilirubin direk 0,27mg/dL < 0,2 mg/dL
Bilirubin total 0,58 mg/ dL 0,1-1,2 mg/dL
BUN 14,8 mg/dL 5 - 17 mg/dl
CRP 84,18mg/L < 5 mg/L
Natrium 133 mmol/l 135-145 mmol/l
Kalium 4,4 mmol/l 3,6-5,0 mmol/L
Klorida 112 mmol/l 96–106 mmol/L
Proteinurea 25 mg/dL <10 mg/dL
pCO2 26 mmHg 35 – 45 mmHg
pO2 76 mmHg 80-100 mmHg
HCO3 18,5 mmol/L 22-28 mmol/L
 Pemeriksaan Laboratorium II
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hb 11 g/dL 11,5-16 g/dL
Leukosit 9060/uL 4000-11.000/uL
Trombosit 308.000/uL 150.000–450.000/ uL
Albumin 2,2 g/dL 3,5-5,3 g/dL
SGOT 30 10 – 31 U/L
SGPT 27 9 – 36 U/L
Bilirubin total 0,58 0,1-1,2 mg/dL
Bilirubin direk 0,2 < 0,2 mg/dL
HbsAg Negatif
Anti HCV positif
BUN 12 5 - 17 mg/dl
Proteinurea negatif <10 mg/dL
LDH 200 u/l 140-280 u/I

 Profil Penatalaksanaan Pengobatan


H1 H2 H3 H4 H5
Ns 20 tts/mnt √ √ √ √ √
Cotrimoxazol PO 2 dd 1 tab √ √ √ √ √
Ondansetron 8 PO 3 dd 1 tab (prn) √ √ √
Omeprazol IV 1 dd 40 mg √ √
Neviral PO 2 dd 1 tab √ √ √ √ √
Duviral PO 2 dd 1 tab √ √ √ √ √

E. Assessment

 Tepat Indikasi

Nama Obat Indikasi Mekanisme Kerja Obat Keterangan

NS Cairan elektrolit Mempengaruhi Tepat Indikasi


metabolisme natrium dan
keseimbangan asam basa
tubuh (Drugs.com)

Cotrimoksazol Terapi pencegahan Menghambat biosintesis Tepat Indikasi


(Sulfamethoxazole primer pasien HIV asam nukleat dan protein
+ Trimetoprim) dengan CD4 <200 bakteri (Medscape)
sel/mm3 (Kemenkes,
2019)

Ondansetron 8 Antiemetik mengantagonis reseptor 5- Tepat Indikasi


HT3 yang terdapat pada
chemoreseptor trigger
zone (CTZ) di area
postrema otak dan juga
pada aferen vagal saluran
cerna (Medscape).

Omeprazole Profilaksis stress mengurangi sekresi asam Tepat Indikasi


ulcer (Ariana, 2018) (yang normal dan yang
dibuat) dengan jalan
menghambat enzim
H+/K+ATPase secara
selektif dalam sel-sel
parietal (Medscape)

Neviral Anti ARV (NNRTI) Non-Nucleoside Reverse Tepat Indikasi


(Nevirapine) Transcriptase Inhibitor
(NNRTI); aktivitas
melawan HIV-1 dengan
mengikat reverse
transcriptase, dan dengan
demikian memblokir aksi
polimerase yang
bergantung pada RNA dan
DNA, termasuk replikasi
HIV-1 (Medscape)

Duviral (Zidovudin Anti ARV (NRTI) Nucleoside Reverse Tepat Indikasi


dan Lamivudin) Transcriptase Inhibitor
(NRTI); setelah fosforilasi,
menghambat transkriptase
balik HIV dengan
pemutusan rantai DNA
virus; analog sitosin
(Medscape)

 Tepat obat

Nama Obat Alasan Drug Of Choice Keterangan

NS Untuk menggantikan cairan yang hilang Tepat Obat


(Drugs.com).

Cotrimoksazol Untuk membantu mencegah infeksi pada Tepat Obat


(Sulfamethoxazo orang dewasa yang terinfeksi HIV (NCBI,
le + 2023)
Trimetoprim)
Ondansetron 8 Untuk mengatasi efek samping dari obat Tepat Obat
Neviral (mual dan muntah) (Drugs.com)

Omeprazole Untuk PUD (Drugs.com) Tepat Obat

Neviral Untuk pengobatan HIV (Drugs.com) Tepat Obat


(Nevirapine)

Duviral Untuk pengobatan HIV (Drugs.com) Tepat Obat


(Zidovudin dan
Lamivudin)

 Tepat Pasien
Nama Obat Kontraindikasi Keterangan
Hipersensitif terhadap komponennya
NS Tepat Pasien
(Drugs.com)
Cotrimoksazol gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang
(Sulfamethoxazole + berat, porfiria Tepat Pasien
Trimetoprim) (PIONas, 2023)
kehamilan, menyusui, gangguan hati sedang Tepat Pasien
Ondansetron dan berat (maksimal 8 mg/hari)
(PIONas, 2023)
Omeprazol Hipersensitifitas (PIONas) Tepat Pasien
Hipersensitif terhadap nevirapin, menyusui Tidak Tepat
gangguan fungsi hati yang berat; profilaksis Pasien
Neviral (Nevirapine)
setelah pemaparan (post-exposure
prophylaxis) (PIONas, 2023)
Duviral (Zidovudin dan Tepat Pasien
Anemia Berat (PIONas, 2023)
Lamivudin)

 Tepat Dosis
Nama Obat Dosis Yang Dosis Pemeliharaan Keterangan
Diberikan

NS 20 tetes/menit Tepat dosis Tepat Dosis

Dosis seharusnya :
20 tetes/hari
(Medscape,2023)

Cotrimoksazol 2 X 480mg Tepat dosis Tepat Dosis

Dosis seharusnya :
150-300mg/hari
(DIPIRO 10th)

Ondansetron 8 3 X 8mg (prn) Tepat dosis Tepat Dosis

Dosis seharusnya :
Mulai 8 mg 30 menit
sebelum kemotrapi

(DIPIRO 10th)

Omeprazole 1 X 40mg Tepat dosis Tepat Dosis

Dosis seharusnya :

Tukak lambung 40
mg x sehari

(PIONas)

Tidak tepat dosis

Dosis seharusnya :

200mg/hari selama 14 Tidak Tepat


Neviral 2 X 200mg
hari pertama, setelah Dosis
14 hari diberikan
400/hari

(Medscape,2023)
F. DRPs

No Drug Related Problem Check Penjelasan


List
1. Terapi obat yang tidak diperlukan
Terdapat terapi tanpa Tidak Tidak terdapat obat yang diberikan tanpa
indikasi medis indikasi
Pasien mendapatkan Tidak Semua terapi diberikan tepat indikasi
terapi tambahan yang
tidak diperlukan
Pasien masih Ya Pasien tetap harus diobati dengan terapi
memungkinkan menjalani non farmakologi
terapi non farmakologi
Terdapat duplikasi terapi Tidak Pasien mendapatkan terapi yang sesuai
Pasien tidak mendapatkan Tidak Pasien tidak mendapatkan terapi untuk
penanganan terhadap efek mengatasi efek samping dari obat
samping yang seharusnya
dapat dicegah

2. Kesalahan Obat
Bentuk sediaan tidak tepat Tidak Bentuk sediaan yang diberikan tepat yaitu
tablet karena mempertimbangkan kondisi
pasien
Terdapat kontraindikasi Tidak Tidak ada obat yang di kontra indikasi untuk
pasien
Kondisi pasien tidak dapat Tidak Kondisi pasien dapat diatasi dengan obat
disembuhkan oleh obat untuk mengurangi keluhan pasien
Obat tidak diindikasikan Tidak Tidak terdapat obat yang tidak diindikasikan
untuk kondisi pasien untuk kondisi pasien
Terdapat obat lain yang lebih Tidak Terapi lain yang dipilihkan sesuai dengan
efektif literatur
3. Dosis tidak tepat

Dosis terlalu rendah atau Tidak Dosis yang diberikan sudah sesuai
terlalu tinggi
Frekuensi penggunaan tidak Tidak Frekuensi yang diberikan sudah sesuai
tepat
Durasi penggunaan tidak tepat Tidak Durasi penggunaan sudah tepat

4. Reaksi yang tidak diinginkan


Obat tidak aman untuk pasien Tidak Terapi yang diberikan aman untuk pasien

Terjadi reaksi alergi Tidak Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi dari
penggunaan obat
Terjadi interaksi obat Tidak Tidak terdapat interaksi obat

Dosis obat dinaikkan atau Tidak Dosis obat tidak dinaikkan atau diturunkan
diturunkan terlalu cepat
Muncul efek yang tidak Tidak Tidak muncul efek yang merugikan pasien
diinginkan

5. Ketidak sesuaian kepatuhan pasien


Obat tidak tersedia Tidak Semua obat yang dibutuhkan pasien telah
tersedia di apotek rumah sakit dan dilakukan
pengecekan obat setiap hari
Pasien tidak mampu Tidak Keluarga pasien mampu menyediakan obat
menyediakan obat
Pasien tidak mengerti intruksi Tidak Keluarga pasien mengerti intruksi
penggunaan obat penggunaan obat
Pasien tidak patuh atau memilih Tidak Pasien patuh dalam penggunaan obat
untuk tidak menggunakan obat
6. Pasien membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak Ya Terdapat gejala yang belum diterapi, yaitu
diterapi pasien menderita batuk dan hepatitis

Pasien membutuhkan obat lain Ya Pasien membutuhkan obat lain seperti Peg
yang sinergis IFN, Laserin sirup dan Vitamin

Pasien membutuhkan terapi Tidak Pasien sudah mendapatkan terapi profilaksis


profilaksis

G PLAN
. a. Terapi Farmakologi

1. Penggunaan Neviral (Nevirapine) diganti dengan Efavirenz pada NNRTI , karena


Nevirapine (NVP) memiliki efek samping Hepatotoksisitas tinggi, yang dimana
pasien memiliki hasil labor anti HVC positif (Hepatitis C). (PNPK tatalaksana HIV)
2. Untuk terapi Hepatitis C diberikan terapi Pegylated Interferon, pemberian Peg-IFN
1x/minggu juga membantu kepatuhan meningkatkan kepatuhan pasien dan
memberikan kenyamanan bagi pasien (Dipiro ed 11th)
3. Disarankan pemberian obat batuk laserin syr 3x10ml untuk mengatasi gejala batuk
pasien.
4. Pasien direkomendasikan untuk mendapatkan terapi tambahan untuk mengatasi efek
samping dari penggunaan obat cotrimoxazole dan duviral yang menyebabkan diare
tetapi tidak semua pasien mengalami efek samping dari penggunaan obat, tapi jika
terjadi diare kami merekomendasikan obat anti diare adalah attapulgit (Samuel,
2019)
5. Pasien direkomendasikan untuk mendapatkan vitamin Curvit tab 1x1 tab perhari,
karena bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, serta dapat membantu
nafsu makan. dan memenuhi kebutuhan vitamin untuk meningkatkan respon sistem
kekebalan tubuh.

b. Terapi Non Farmakologi

1. Pemberian nutrisi
Defisiensi gizi pada pasien positif HIV biasanya dihubungkan dengan adanya
peningkatan kebutuhan karena adanya infeksi penyerta/infeksi oportunistik
2. Aktivitas dan olahraga ringan
Olahraga yang dilakukan secara teratur sangat membantu efeknya juga
menyehatkan.Olahraga secara teratur menghasilkan perubahan pada jaringan, sel, dan
protein pada system imun.
3. Pemberian Kompres demam
Pasien memiliki suhu tubuh 37,8 derajat celcius, disarankan untuk melakukan kompres
dengan air hangat/kool fever sebagai terapi demamnya.
4. Istirahat yang cukup

G. a. MONITORING DAN KIE


a.Pemeriksaan Labor
a. Kadar albumin
b. Anti HVC
b.Pemeriksaan gejala dan tanda
c. Penyembuhan batuk
d. Mual
e. Nyeri dada
f. Nafsu makan dan berat badan
c.Monitoring efek samping dan interaksi obat yang muncul
d.Monitoring tanda vital pasien

b. KIE
A. Menaati terapi non farmakologi, dengan penggunaan obat yang rutin dapat
mengurangi/menyembuhkan penyakit
B. Komunikasi terkait durasi untuk penggunaan obat yang teratur, seperti aturan pakai
dan cara pakai obat.
C. Edukasi pasien untuk menghindari stress.
D. Hindari penggunaan barang bersama

G. RESUME (Penetapan Learning Objective)

• Untuk terapi Hepatitis C diberikan terapi Pegylated Interferon, pemberian Peg-IFN


1x/minggu juga membantu kepatuhan meningkatkan kepatuhan pasien dan
memberikan kenyamanan bagi pasien (Dipiro ed 11th)
• Disarankan pemberian obat batuk laserin syr 3x10ml untuk mengatasi gejala batuk
pasien.
• Pasien direkomendasikan untuk mendapatkan terapi tambahan untuk mengatasi efek
samping dari penggunaan obat cotrimoxazole dan duviral yang menyebabkan diare
tetapi tidak semua pasien mengalami efek samping dari penggunaan obat, tapi jika
terjadi diare kami merekomendasikan obat anti diare adalah attapulgit (Samuel, 2019)
• Pasien direkomendasikan untuk mendapatkan vitamin Curvit tab 1x1 tab perhari,
karena bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, serta dapat membantu
nafsu makan. dan memenuhi kebutuhan vitamin untuk meningkatkan respon sistem
kekebalan tubuh.

H.
• AIDSinfo. Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents.
Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Adults and Adolescents with HIV.
Dep Heal Hum Serv 2018; 298.
• Ayoade, F. O., 2018. Medscape. [Online] Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/218580-clinical
• DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L. and Ellingrod, V. L. (2020) Pharmacotherapy:
A Pathophysiologic Approach, Eleventh Edition. 11th edn. New York: McGraw Hill
• EASL. (2020). EASL recommendations on treatment of hepatitis C: Final update of
the series. Journal of Hepatology, 1–49.
• Micromedex, 2018. Micromedex - IBM Watson Health. [Online] Available at:
https://www.micromedexsolutions.com/ (Diakses 3 Maret 2018)
• Neal, M. J. 2016. Medical Pharmacology at a Glance. 8th edn. West Sussex: John
Wiley & Sons, Ltd, p.29
• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV (PNPK-HIV 2019).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/90/2019. 2019; 220.

Anda mungkin juga menyukai