Elektif June Refonda 22712018
Elektif June Refonda 22712018
Disusun Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Profesi Dokter Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Disusun oleh:
22712018
NIP 017110426
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………...iv
BAB I. LATAR BELAKANG………………………………………………………………..1
BAB II. METODE…………………………………………………………………………….3
BAB III. HASIL PENGAMBILAN DATA…………………………………………………..4
BAB IV. INTERVENSI DAN HASIL………………………………………………………..7
BAB V. PEMBAHASAN…………………………………………………………………….9
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...11
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….12
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Elektif dengan judul
“Evaluasi Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Windusari” dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan stase Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Tentunya pada proses pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan
kegiatan ini, Penulis masih memiliki banyak kekurangan, namun dengan adanya bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak akhirnya kegiatan promosi kesehatan ini dapat berjalan dengan
lancar. Untuk itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat,
khususnya untuk:
1. dr. Siti Sarifah Yulianti selaku Kepala Puskesmas Windusari sekaligus Dosen
Pembimbing Klinik (DPK) yang telah mengizinkan, membimbing, dan memberi arahan
kepada penulis dalam pelaksanaan promosi kesehatan.
2. Dr. dr. Titik Kuntari, MPH. selaku Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) yang telah
memberikan dukungan, motivasi dan arahan dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan
ini.
3. Masyarakat Desa Windusari khususnya anggota Kader Kesehatan yang telah mengikuti
kegiatan promosi kesehatan dengan antusias.
4. Keluarga yang tiada hentinya memberikan dukungan dan doa.
5. Teman-teman dokter muda IKM FK UII di Puskesmas Windusari untuk seluruh kerja
sama dalam pelaksanaan Stase IKM ini.
6. Segenap pihak yang telah ikut membantu proses pembuatan laporan promosi kesehatan
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan promosi kesehatan
maupun dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, dengan berbesar hati penulis
mengharapkan kritik dan saran sebagai pertimbangan dalam penyempurnaan laporan berikutnya.
Penulis juga memohon maaf atas segala kesalahan dan keterbatasan yang ada dalam pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Magelang, Agustus 2023
iv
June Refonda Sangpa Safira
v
BAB I
LATAR BELAKANG
1
farmasi klinik dapat mencegah terjadinya medication error, sehingga mutu dari kehidupan
pasien meningkat (Kemenkes, 2016).
2
BAB II
METODE
3
BAB III
HASIL PENGAMBILAN DATA
4
dikumpulkan menggunakan laporan yang tercatat secara manual dengan tulisan tangan dan di
rekapitulasi dengan aplikasi Microsoft Excel.
Pelayanan farmasi klinik Puskesmas Windusari dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian terutama pengkajian resep dan Pelayanan Informasi Obat (PIO). Dalam tahap
pengkajian obat sebenarnya sudah tersedia lembar pengkajian resep yang memuat
kelengkapan penulisan resep, berat badan pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu
pemberian, dan tanda tangan penelaah. Namun beberapa bulan terakhir lembar tersebut
jarang dipakai, karena menurut Saudari Aprilia dan Bapak Waluyo selaku tenaga teknis
kefarmasian memerlukan waktu lama dan sering hilang karena beberapa lembar formulir
pengkajian resep terlepaas dari penjepit kertas. Namun apabila terdapat kesalahan pada resep
atau resep yang tidak bisa terbaca maka tenaga kefarmasian melakukan konfirmasi ulang
kepada dokter yang menuliskan resep. Menurut tenaga kefarmasian Puskesmas Windusari
formulir pengkajian resep sangat membantu dan meningkatkan ketelitian dalam proses
pengkajian obat. Selain itu waktu yang terbatas dengan indikator pelayanan <5 menit
menyebabkan konseling informasi obat kurang lengkap.
Menurut pasien yang telah menerima obat, ada beberapa informasi yang belum
tersampaikan seperti cara penyimpanan obat di rumah dan tidak ditanyakan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi.
3.1.2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari penanggung jawab farmasi berupa laporan
Permintaan dan Pemakaian Obat (LPLPO) Puskesmas Windusari. Pemakaian obat dari
beberapa jejaring didata manual menggunakan tulisan tangan lalu dikumpulkan untuk direkap
pada aplikasi Microsoft Excel. Catatan stok obat di gudang diperbarui setiap harinya.
3.2. Permasalahan yang ditemukan di Pelayanan Farmasi Puskesmas Windusari
Berdasarkan analisis 5M terdapat permasalahan pada pelayanan farmasi Puskesmas
Windusari yang ditemukan dari hasil observasi dan wawancara selama kegiatan magang
elektif sebagai berikut.
3.2.1. Man
Puskesmas Windusari memiliki tiga tenaga teknis kefarmasian, walaupun saat ini
belum ada apoteker untuk proses permintaan obat berjalan dengan lancar.
3.2.2. Methods
Pelayanan farmasi klinis berupa pengkajian resep tidak menggunakan formulir
pengkajian resep. Tenaga farmasi Puskesmas Windusari mengatakan lembar formulir
pengkajian resep menyita waktu dan mudah hilang walaupun sudah disatukan dengan resep
5
menggunakan penjepit kertas, padahal lembar tersebut dapat meningkatkan ketelitian proses
pengkajian resep. Indikator waktu pelayanan <5 menit menyebabkan pelayanan informasi
obat dan konseling tidak secara lengkap tersampaikan bahkan riwayat alergi jarang
ditanyakan kepada pasien.
3.2.3. Money
Tidak ada kendala untuk pengadaan obat, dana yang digunakan adalah dana APBD
dan dana BLUD.
3.2.4. Material
Penyediaan obat setiap awal bulan maupun setiap stok habis berjalan dengan lancar.
Laporan dan kartu stok obat diperbarui setiap harinya.
3.2.4. Machine
Terdapat meja pelayanan farmasi, kamar, dan gudang obat yang masing-masing
memiliki fasilitas yang cukup. Loket pelayanan obat terdapat komputer yang digunakan
untuk memperbarui laporan pengeluaran obat. Di ruang Di kamar obat terdapat rak, lemari
khusus narkotika, lemari pendingin obat, dan seperangkat alat pembuat sediaan obat puyer.
Gudang penyimpanan obat memiliki rak, lemari khusus obat narkotika, lemari pendingin
obat, lemari pendingin vaksi, serta komputer yang digunakan untuk mencatat Laporan
Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat (LPLPO).
3.3. Rencana Intervensi
Setelah melakukan kegiatan observasi, wawancara, analisis data sekunder, serta
berdiskusi dengan pihak farmasi Puskesmas Windusari, penulis menentukan langkah
intervensi berupa pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan stempel checklist
pengkajian resep yang dapat ditempelkan di bagian belakang resep sehingga keluhan kertas
formulir pengkajian yang sering hilang dan membutuhkan waktu lama dapat teratasi.
Dilakukan juga intervensi berupa pembuatan poster PIO yang diletakkan di ruang tunggu
obat, sehingga pasien dapat mendapatkan informasi selama menunggu obat.
6
BAB IV
INTERVENSI DAN HASIL
7
Perubahan yang terjadi setelah dilakukannya intervensi ini adalah peningkatan ketelitian
petugas farmasi dalam melakukan pengkajian resep dan dalam memberikan informasi kepada
pasien. Selain itu, pasien dapat mengisi waktu ketika menunggu obat dengan membaca poster
PIO.
4.4. Harapan
Dengan adanya intervensi yang telah dilakukan, diharapkan terdapat peningkatan
ketelitian pengkajian resep dan penyampaian informasi obat kepada pasien. Begitu juga
dengan poster yang diharapkan dapat efisien menyampaikan informasi kepada pasien.
Dengan begitu, medication errors dapat dicegah dalam pelayanan farmasi.
8
BAB V
PEMBAHASAN
9
informasi mengenai obat dengan jelas dan akurat. Selain itu terdapat juga konseling sebagai
salah satu pelayanan kefarmasian untuk memberikan informasi yang benar dengan tujuan
pasien atau keluarga pasien paham dengan manfaat pengobatan, jadwal pengobatan, cara
serta lama penggunaan obat, efek samping, cara penyimpanan dan penggunaan obat.
Apoteker atau tenaga teknis farmasi melakukan konseling tersebut dan melakukan verifikasi
untuk mengecek kepemahaman pasien untuk mengoptimalkan tujuan terapi. Dengan
mengoptimalkan konseling dapat meningkatkan mutu kehidupan pasien dan mencegah
medication error (BPOM, 2019; Kemenkes, 2016; Puji Astuti et al., 2018)
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12
dengan petugas teknis kefarmasian dan
DPK dr. Siti Syarifah Yulianti
6. Jumat, 08.00-16.00 Memperbaiki produk intervensi dan
4 Agustus mencetak produk intervensi
2023
7. Sabtu, 08.00-11.00 Menyerahkan produk intervensi kepada
5 Agustus petugas teknis kefarmasian Puskesmas
2023 Windusari
13
Lampiran 2. Dokumentasi Observasi Ruang Kefarmasian
14
Lampiran 3. Formulir Pengkajian Resep
15
Lampiran 5. Lembar Permintaan dan Pemakaian Obat (LPLPO)
16
Lampiran 6. Standar Operasional Prosedur
17
18
19
20
Lampiran 7. Poster Pelayanan Informasi Obat
21
Lampiran 8. Stempel Pengkajian Resep
22
Lampiran 10. Dokumentasi Stempel Checklist Pengkajian Resep
23