Anda di halaman 1dari 14

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.

03
RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENERAPAN


HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA DALAM
PELAYANAN

RUMAH SAKIT TK. III 03.06.01


CIREMAI

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENERAPAN HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN

KELUARGA DALAM PELAYANAN.....................................................................................1

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 3

ii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03
RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III 03.06.01


NO : KEP / 09.01 / V / 2022

TENTANG

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENERAPAN HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA


DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TK.III 03.06.01 CIREMAI

KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI

Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III 03.06.01
Ciremai diperlukan pelaksanaan penerapan hak pasien dan keterlibatan keluarga
dalam pelayanan agar terlaksana dengan maksimal.
2. Bahwa agar pelaksanaan penerapan hak pasien dan keterlibatan keluarga dalam
pelayanan di Rumah Sakit Tk. III 03.06.01 Ciremai dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Tk.III 0306.01 Ciremai.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2 perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai.

Mengingat :
1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan no. 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien.
7. Peraturan Menteri Kesehatan no. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan no. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.
9. Peraturan Menteri Kesehatan no. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis

1
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Rahasia Kedokteran
11. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006.
12. Keputusan Dirjen Yanmed HK.00.06.3.5.1866 tentang Pedoman Persetujuan Tindakan
Medik ( Informed Consent), 1999.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1591/2020 Tentang Protokol Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (Covid-19)

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Rumah Sakit Ciremai tentang Kebijakan Pelaksanaan
Penerapan Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga dalam Pelayanan di Rumah
Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai.

KEDUA : Kebijakan Pelaksanaan Penerapan Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga


dalam Pelayanan di Rumah Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai sebagaimana dalam
Diktum Kesatu digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dan agar dapat dilaksanakan oleh seluruh unsur pelayanan di
Rumah Sakit Tk III 03.06.01 Ciremai.

KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor KEP / 01.02.01 / IV / 2020 tentang Kebijakan Pelaksanaan Penerapan
Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Cirebon
Pada tanggal: 09 Mei 2022

Kepala Rumah Sakit Ciremai

Muchlas Fahmi, Sp.OG


Mayor Ckm NRP 11030007800777

2
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03 Lampiran : Keputusan Kepala Rumah
RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI Sakit Ciremai No. Kep/09.01
/V/2022

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENERAPAN HAK DAN KETERLIBATAN


KELUARGA DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TK.III 03.06.01
CIREMAI

1. Mengidentifikasi, Melindungi, dan Mempromosikan Hak-hak Pasien


a. Rumah Sakit Ciremai mengidentifikasi, menghormati agama dan nilai-nilai
kepercayaan pasien dan keluarga sesuai peraturan pemerintah No. 44 tahun 1999
dan mencakup seluruh agama yang ada di Indonesia (Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, Budha dan Konghucu) dan didokumentasikan dalam rekam medis.
Rumah Sakit Ciremai mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai kepercayaan
pasien dan bila mungkin keluarganya.
Identifikasi nilai-nilai kepercayaan pasien diantaranya :
- Menolak terapi dikarenakan kepercayaan.
- Menolak pulang hari tertentu karena kepercayaan.
- Menolak dilayani oleh petugas laki-laki atau perempuan.
- Menolak dilakukan imunisasi pada anaknya.
- Menolak dirawat secara medis dan mencari pengobatan alternatif.
- Tidak makan jenis makanan tertentu seperti daging, ikan dll.

b. Rumah Sakit Ciremai melayani bimbingan mental dan rohani yang dilaksanakan
secara rutin oleh Tim Internal Rumah Sakit Ciremai dan atas permintaan
pasien/keluarga oleh Tim Internal atau Tim Eksternal (kerjasama dengan
Rohaniawan luar).
1) Pelayanan kerohanian rutin oleh Rohaniawan Internal diatur sebagai berikut :
- Dilaksanakan pada jam kerja
- Pelaksanaan minimal satu kali dalam satu minggu
- Dilaksanakan kepada beberapa orang pasien tergantung pada kondisi
pasien
- Mendata mengidentifikasi agama pasien yang akan dibimbing dalam hal ini
Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu.
- Prosesi pelayanan bimbingan harus sesuai dengan keyakinan pasien.
- Dilaksanakan minimal 15 menit
- Pelaksanakan tidak mengganggu pelayanan medis dan tidak mengganggu
ketertiban dan kenyamanan pasien lain.

3
2) Pelayanan kerohanian atas permintaan pasien oleh Rohaniawan Eksternal
diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
- Dilaksanakan untuk pasien yang membutuhkan
- Dilaksanakan atas ijin perawat ruangan
- Keluarga pasien mengisi formulir permohonan kegiatan kerohanian
- Diikuti maksimal 5 orang
- Dilaksanakan 1 kali dalam 1 hari
- Pelaksanaan kerohanian/ibadah tidak mengganggu pelayanan medis dan
tidak mengganggu ketertiban serta kenyamanan pasien lain
- Bila pasien/keluarga membutuhkan Rohaniawan dapat menghubungi
petugas rohaniawan sewaktu-waktu di luar jam kerja

c. Rumah Sakit Ciremai bertanggung jawab atas perlindungan barang milik pasien
yang telah dititipkan di Rumah Sakit. Rumah Sakit mengidentifikasi kelompok yang
berisiko yang memerlukan pengawasan khusus dan perlu dilindungi dari
kemungkinan tindak kekerasan atau penganiyaan fisik selama di rawat di Rumah
Sakit.
Mengidentifikasi pasien yang memerlukan perlindungan terhadap barang milik
pasien dan mengidentifikasi kelompok yang beresiko yang memerlukan
pengawasan khusus dan perlu dilindungi dan kemungkinan tindak kekerasan atau
penganiayaan fisik selama di Rumah Sakit Ciremai, meliputi :
1) Barang milik pasien yang dilindungi berupa :
- Uang dan perhiasan berharga
- Barang elektronik : HP, Laptop dan lain-lain.
Kategori pasien yang barangnya harus dilindungi :
- Pasien tidak sadar tanpa keluarga
- Pasien tanpa keluarga
- Pasien yang meminta Rumah Sakit untuk melindungi barangnya
- Pasien terkait kriminalitas
2) Upaya perlindungan terhadap kekerasan/penganiayaan fisik, meliputi :
- Membuat daftar kelompok pasien yang beresiko tidak dapat melindungi
dirinya yaitu pasien dengan cacat fisik dan cacat mental, pasien usia lanjut,
pasien bayi dan anak-anak, korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
pasien Napi korban dan tersangka tindak pidana.
- Membuat daftar pengunjung di luar jam berkunjung.
- Memberlakukan penggunaan kartu penunggu pasien dan kartu berkunjung
tamu.
- Memasang CCTV di daerah terpencil dan terisolir.
- Untuk pasien dengan kasus kriminal dan tahanan yang terkait dengan
hukum, Rumah Sakit Ciremai bekerjasama dengan Kepolisian dan Aparat
Hukum lainnya.

4
d. Rumah Sakit Ciremai menghormati kebutuhan privasi pasien selama pelayanan
dan pengobatan, setiap wawancara klinik, pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan
transportasi dan informasi pasien bersifat rahasia, Rekam medik hanya dibuka
untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
Mengidentifikasi kebutuhan privasi dan menjaga informasi pasien yang bersifat
rahasia (Rekam Medis) selama mendapatkan pelayanan kesehatan, meliputi :
- Menempatkan pasien laki-laki terpisah dengan pasien perempuan
- Memasang sekat pemisah antar pasien
- Rekam Medis hanya dibawa, dibaca dan digunakan oleh petugas Rumah Sakit
yang berkepentingan dengan pelayanan pasien.
- Perlakuan khusus terhadap pasien tahap terminal
- Identitas pasien tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan
- Menjaga informasi identitas pasien agar tidak terdengar, dilihat dan dibaca oleh
khalayak umum.
- Status Rekam Medis tidak diperbolehkan, dibawa pasien/keluarga selama
mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ciremai.

e. Rumah Sakit Ciremai menerima keluhan/pengaduan yang diajukan oleh


pasien/keluarga terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah Sakit baik
lisan maupun tertulis sesuai tingkatan keluhan/pengaduan selanjutnya akan
diselesaikan oleh Tim PIPP (Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan)
sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai berikut :
- Penanganan keluhan/pengaduan pada jam kerja
- KELUHAN
Penanganan keluhan/pengaduan PASIEN
di luar jam kerja
- Penanganan keluhan/pengaduan melalui media komunikasi lain

PADA JAM KERJA DI LUAR JAM KERJA

UNIT TERKAIT KONTROLE

PASIEN PUAS PENANGANAN ALUR


PASIEN TDK KELUHAN/PENGADUAN
PUAS PASIEN TDK PUAS PASIEN PUAS
PADA JAM KERJA DAN DI LUAR JAM KERJA

TIM PIPP

5
PASIEN

MANAJEMEN
KELUHAN PASIEN

TIM PIPP UNIT TERKAIT

PENANGANAN ALUR KELUHAN/PENGADUAN


LANGSUNG KE TIM PIPP

RESPON PASIEN

TIDAK PUAS TIM PIPP PUAS

MANAJEMEN
Penanganan Keluhan/pengaduan melalui Komunikasi Lainnya :
- Tim PIPP wajib mengecek Email, SMS dan Whatsapp yang masuk setiap hari.
- Setiap Email, SMS dan Whatsapp yang masuk diidentifikasi dan diselesaikan dengan unit
terkait (bidang umum / medis).
- Keluhan/pengaduan via telepon diselesaikan setelah diverifikasi terlebih dahulu dengan
unit terkait.
- Hasil penyelesaian keluhan/pengaduan segera ditindaklanjuti oleh Tim PIPP dan
dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit.

CATATAN :
SETIAP KELUHAN/PENGADUAN DI CATAT DI BUKU KOMPLAIN

2. Menginformasikan Pasien Tentang Hak Pasien


a. Hak Pasien dan Keluarga menurut Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 4 tahun
2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien ada 18 hak pasien
dan 8 kewajiban pasien. Rumah Sakit Ciremai menetapkan dan tidak menyimpang
dari isi menurut Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tersebut yaitu 18 Hak dan 8
Kewajiban/Tanggung Jawab pasien.
1) Hak Pasien :
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

7
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit.
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana; dan
r) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Kewajiban Pasien
a) mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b) menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;
c) menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit ;
d) memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;

8
e) memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
f) mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g) menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan
h) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
b. Setiap pasien baru diinformasikan tentang hak dan kewajiban pasien serta tata
tertib Rumah Sakit Ciremai melalui prosedur General Consent terhadap pasien
baru rawat jalan dan pasien yang akan dirawat inap.

3. Melibatkan Keluarga Pasien Dalam Keputusan Tentang Perawatan Pasien


Rumah Sakit Ciremai mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam
proses pelayanan dan pengobatan dengan melibatkan pasien dan keluarganya,
mendukung second opinion dan staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan
dan prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam proses asuhan, Rumah Sakit memberitahu pasien dan keluarganya
tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau
tidak melanjutkan pengobatan.

Petugas klinik dan non klinik memotivasi keterlibatan pasien dan keluarga dalam
proses keperawatan dan mendukung dengan memfasilitasi untuk mendapatkan
second opinion dengan pengisian formulir second opinion, meliputi :

- Menyiapkan dan memfasilitasi keinginan pasien untuk mendapatkan second


opinion.
- Second opinion ditujukan kepada dokter yang mempunyai SIP (surat ijin praktek)
dan mempunyai kompetensi yang sama dengan dokter yang merawat.
- Akibat yang timbul dari second opinion merupakan tanggung jawab pasien/keluarga.

c. Penanganan pasien terminal sampai akhir kehidupan pasien, meliputi :


- DPJP menginformasikan kondisi pasien kepada keluarganya
- Perawat menawarkan pelayanan kerohanian
- Pasien ditempatkan di kamar terdekat dengan nurse station.
- Apabila poin di atas tidak memungkinkan pasien tetap di kamarnya dan perawat
untuk lebih sering mengobservasi.
- Keluarga pasien mendampingi

9
d. Rumah Sakit Ciremai menghormati/mendukung hak pasien dan keluarga bila
menolak/menghentikan tindakan resusitasi atau menolak/ menghentikan
pengobatan, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Prioritas pemberi persetujuan untuk penolakan tindakan resusitasi atau
menolak/menghentikan pengobatan adalah : suami/istri, orang tua, anak yang
sudah dewasa, keluarga lain yang ada hubungan darah, kenalan bila yang
tersebut diatas tidak ada.

e. Rumah Sakit Ciremai mendukung proses pelayanan medis dan perawatan sesuai
hak pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan penuh rasa hormat dan
kasih sayang pada pasien terminal sampai saat menjelang akhir kehidupannya.
- Rumah Sakit Ciremai mendukung Hak Pasien dan Keluarganya dalam
menetapkan posisinya pada saat menolak/menghentikan pelayanan Resusitasi
dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar sesuai
dengan norma agama dan budaya masyarakat, persyaratan hukum dan
peraturan.

f. Rumah Sakit Ciremai mempunyai proses untuk menanggapi permintaan tambahan


informasi dari pasien terkait pelayanan.

4. Mendapatkan Persetujuan Pasien / Informed Consent :


a. Informed Consent tindakan medis/pemeriksaan berisiko tinggi, penolakan
pengobatan dan penggunaan darah atau prodak darah serta penolakan tindakan
resusitasi dilaksanakan dengan tertulis dalam formulir informed consent.
b. Melibatkan pasien dan keluarga sesuai prioritas penerima penjelasan yang
berkompeten dalam permohonan persetujuan.
c. Rumah Sakit mempunyai prosedur informed consent yang diberikan oleh orang
lain.
d. Identitas petugas pemberi Informed Consent berupa Nama, tanggal dan tanda
tangan.
e. Bila pemberi persetujuan tidak bisa baca tulis maka:
- Petugas membacakan isi formulir Informed Consent
- Persetujuan dengan menggunakan cap ibu jari tangan kanan
f. Informasi diberikan secara lisan dan lengkap mencakup keuntungan dan kerugian
dari tindakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun terapeutik.
g. Semua rincian tindakan yang akan dilakukan harus diinformasikan kepada pasien
dan atau keluarganya.
h. Rencana tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan harus disertai
pengantar persetujuan atau penolakan dari pasien dan atau keluarganya.

10
i. Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien dalam keadaan sadar dan
sehat mental, telah berusia minimal 18 tahun/telah melangsungkan perkawinan.
Bagi mereka yang berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah maka persetujuan
diberikan oleh orang tua/wali/keluarga terdekat.
j. Bagi pasien tidak memiliki keluarga atau pasien dalam kondisi tidak sadar,
gangguan kejiwaan dan lainnya, maka yang menandatangani adalah saksi dari
pihak pasien.
k. Apabila dalam suatu tindakan operasi terdapat perluasan operasi yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, maka demi menyelamatkan jiwa pasien informed consent
dapat diberikan setelah tindakan medik.
Tindakan yang menggunakan formulir informed consent sebagaimana terlampir dalam
Daftar Tindakan/Pemeriksaan Medis Yang Memerlukan Persetujuan Tindakan
Kedokteran (Informed Consent), yaitu :
1) Tindakan pembedahan menggunakan formulir persetujuan/penolakan tindakan
operatif
2) Tindakan pembiusan menggunakan formulir persetujuan/penolakan tindakan
anestesi
3) Transfusi darah menggunakan formulir persetujuan/penolakan transfusi darah
4) Tindakan medis berisiko tinggi
5) Resusitasi dilakukan pada setiap pasien yang memerlukan kecuali terhadap pasien
yang keluarganya menolak untuk dilakukan resusitasi.
6) Untuk tindakan Haemodialisa, informed consent diperbaharui setiap tiga bulan.

Tindakan pasien yang menggunakan formulir General Consent :


1) Tindakan invasif : Pasang infus, Pengambilan sampel darah, Pasang kateter dan
NGT (pendelegasian tugas kepada tenaga perawat berkompeten).

5. Mendidik Staf Tentang Hak Pasien :


Semua petugas di Rumah Sakit Ciremai wajib mengetahui dan melaksanakan
penerapan hak dan kewajiban pasien. Materi yang harus dikuasai oleh setiap staf
diantaranya :
a. Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien
b. Komunikasi Efektif Mendukung Partisipasi Pasien dan Keluarga
c. Penanganan Keluhan/Pengaduan
d. Privasi Pasien dalam Pelayanan

Ditetapkan : di Cirebon
Pada tanggal: 09 Mei 2022

Kepala Rumah Sakit Ciremai

11
dr. Muchlas Fahmi, Sp.OG
Mayor Ckm NRP 11030007800777

12

Anda mungkin juga menyukai