Straregi Dakwah Persis
Straregi Dakwah Persis
Ustadz Aceng Zakaria adalah seorang da'i. Sebagai penyeru dan pengajak agama Allah
maka ustaz Aceng berusaha secara maksimal memberikan pemahaman kepada mad'u. Di
antara usaha yang dilakukan oleh ustaz A. Zakaria ialah memberikan tamsil dalam
penjelasannya. Bagi yang menyimak dengan baik ceramah beliau akan mendapatkan
gambaran bagaimana tamsil digunakan dengan baik dan benar.
Bidang Dakwah
Mempertegas dan Memperluas Peran dan Fungsi Dakwah PERSIS dalam upaya
menjaga Akhlak Bangsa
Rencana Jihad
Tamsil Dakwah
Tamsil, menurut al-Katib, ialah pemberian gambaran, penjelasan,
menampakkan, menghadirkan, dan pemberian pengaruh. Perkara yang satu
digambarkan oleh perkara kedua agar dipahami baik oleh pendengar atau
pembacanya. Seperti perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa
Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal (QS. al-Jumu'ah [62]: 5)
Yang memikul wahyu dari Allah tapi tidak mengamalkannya adalah seperti
himar membawa kitab.
Tamsil merupakan penggambaran mengenai kesamaan makna yang dapat
dipahami. Pada ayat di atas pemikul wahyu dari Allah berupa Taurat
digambarkan seperti himar. Sama-sama memikul kitab tapi tidak memperoleh
manfaat dan keutamaan.
Pembuatan tamsil (perumpamaan) adalah untuk orang yang tidak tahu tentang
berbagai perkara, atau tersembunyi baginya berbagai hal. Manusia memerlukan
pembuatan perumpamaan disebabkan tersembunyi berbagai hal darinya. Maka
Allah membuat perumpamaan untuk diri mereka.
Dengan perumpamaan tersebut, maka manusia memahami apa yang gaib dari
penglihatan dan pendengaran mereka yang dhohir. Siapa yang memikirkan
berbagai perumpamaan yang Allah buat dalam Alquran maka ia adalah orang
berilmu. Demikian dijelaskan Muammad al-Tirmidzi dalam kitabnya."
Permasalahan Umat :
Di sisi lain PERSIS sendiri perihal isu lingkungan, masih belum memiliki kesadaran
struktural, masih personal. Dengan kata lain, pemufakatan, pengkajian, dan hal yang
menyangkut ekologis masih berada di taraf paradigma para anggotanya, belum sampai kepada
suatu kelembagaan yang memang benar-benar fokus untuk menelaahnya lebih dalam lagi,
seperti NU yang telah membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) pada tahun 2010