Anda di halaman 1dari 3

Straregi Dakwah Persis :

Ustadz Aceng Zakaria adalah seorang da'i. Sebagai penyeru dan pengajak agama Allah
maka ustaz Aceng berusaha secara maksimal memberikan pemahaman kepada mad'u. Di
antara usaha yang dilakukan oleh ustaz A. Zakaria ialah memberikan tamsil dalam
penjelasannya. Bagi yang menyimak dengan baik ceramah beliau akan mendapatkan
gambaran bagaimana tamsil digunakan dengan baik dan benar.

Di setiap ceramahnya, beliau menggunakan tamsil. Penyusun al-Muyassar ini


menggunakan tamsil dalam sambutan, ceramah, dan debat. Tamsil yang digunakan ustaz
Aceng bersumber dari Alquran, al-Sunnah, guru beliau, ulama, kitab, pengalaman diri
sendiri dalam menghadapi orang lain, serta logika dan dialektika. Tamsil tersebut ia
sampaikan dengan tenang, mengalir, segar, dan sedikit tersenyum. Pendengar pun tersenyum
hingga tertawa dibuatnya. Berikut penulis sajikan sebagian tamsil yang dibuat ustaz A.
Zakaria.

 Bidang Dakwah

Mempertegas dan Memperluas Peran dan Fungsi Dakwah PERSIS dalam upaya
menjaga Akhlak Bangsa

 Rencana Jihad

Pengembangan Dakwah dan Kajian Pemikiran Islam.

1. Menyusun peta dakwah di setiap jenjang pimpinan Jamiyah.


2. Meningkatkan upaya perluasan dakwah melalui berbagai media.
3. Mengintensifkan pengiriman da'i ke daerah-daerah.
4. Mengoptimalkan peran dan fungsi situs PERSIS untuk kepentingan
dakwah.
5. Meningkatkan Dakwah bi al-Kitabah melalui penerbitan brosur, bulletin,
majalah, jurnal, buku, dan media cetak lain.
6. Mengkaji dan merespon dinamika pemikiran, seni, dan budaya yang
berkembang di masya- rakat.
7. Merumuskan Materi Dakwah Kontemporer.
8. Mengkaji dan menangkal aliran-aliran sesat dan pemurtadan.
9. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang bergerak dalam bidang
dakwah pemerintah dan non pemerintah dalam maupun luar negeri.
10. Mengupayakan kepemilikan sarana dakwah melalui Radio, Televisi dan
IT.
 Pembinaan Sumber Daya Dakwah

1. Merumuskan pola kaderisasi dakwah dan menyusun Panduan Dakwah


PERSIS,
2. Meningkatkan kualitas pendidikan kader dan melalui lembaga formal dan
non-formal.
3. Mengidentifikasi, mendata, dan menspesifikasi keilmuan para da'i
Jamiyahdi setiap jenjang.
4. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan jurnalistik serta
broadcasting.
5. Mengadakan sarana laboratorium dakwah di setiap jenjang pimpinan
Jamiyah.
6. Memfasilitasi para da'i PERSIS untuk memasuki lembaga-lembaga baik di
sektor pemerintah maupun swasta.

 Komunikasi Dakwah dan Kemasjidan

1. Merumuskan pola komunikasi dakwah antar masjid di lingkungan


Jamiyah.
2. Merumuskan pola komunikasi dakwah antar masjid binaan Jamiyah.
3. Meningkatkan kualitas manajemen masjid.
4. Mengembangkan pola pemakmuran mesjid Jamiyah dan majid binaan
Jamiyah.
5. Menginventarisasi perkembangan jumlah mesjid, mushalla, dan surau
milik Jamiyah dan binaan.

 Tamsil Dakwah
Tamsil, menurut al-Katib, ialah pemberian gambaran, penjelasan,
menampakkan, menghadirkan, dan pemberian pengaruh. Perkara yang satu
digambarkan oleh perkara kedua agar dipahami baik oleh pendengar atau
pembacanya. Seperti perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa
Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal (QS. al-Jumu'ah [62]: 5)
Yang memikul wahyu dari Allah tapi tidak mengamalkannya adalah seperti
himar membawa kitab.
Tamsil merupakan penggambaran mengenai kesamaan makna yang dapat
dipahami. Pada ayat di atas pemikul wahyu dari Allah berupa Taurat
digambarkan seperti himar. Sama-sama memikul kitab tapi tidak memperoleh
manfaat dan keutamaan.
Pembuatan tamsil (perumpamaan) adalah untuk orang yang tidak tahu tentang
berbagai perkara, atau tersembunyi baginya berbagai hal. Manusia memerlukan
pembuatan perumpamaan disebabkan tersembunyi berbagai hal darinya. Maka
Allah membuat perumpamaan untuk diri mereka.
Dengan perumpamaan tersebut, maka manusia memahami apa yang gaib dari
penglihatan dan pendengaran mereka yang dhohir. Siapa yang memikirkan
berbagai perumpamaan yang Allah buat dalam Alquran maka ia adalah orang
berilmu. Demikian dijelaskan Muammad al-Tirmidzi dalam kitabnya."

Permasalahan Umat :

Jika menengok kawan modernisnya, Muhammadiyah, Ia telah mengambil langkah lebih


dulu untuk permasalahan lingkungan. Dalam tulisannya, Setiawan (2022) memaparkan
dengan kehadiran Majelis Lingkungan Hidup menjadi indikator kesuseksesan
Muhammadiyah dalam mengimplementasikan triloginya; healing, heading, dan schooling.
Lahirnya lembaga kajian yang fokus merespona dan mengkaji isu lingkungan telah memberi
corak baru bagi ormas Islam sendiri khususnya.

Di sisi lain PERSIS sendiri perihal isu lingkungan, masih belum memiliki kesadaran
struktural, masih personal. Dengan kata lain, pemufakatan, pengkajian, dan hal yang
menyangkut ekologis masih berada di taraf paradigma para anggotanya, belum sampai kepada
suatu kelembagaan yang memang benar-benar fokus untuk menelaahnya lebih dalam lagi,
seperti NU yang telah membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
(LPBI) pada tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai