Metaetika Dalam dari Perilaku Da’i/Dakwah Pada pertemuan sebelumnya, etika itu bergantung sudut pandang; dapat dikatakan ilmu (pengetahuan filsafat moral/bersifat filosofis) atau sebagai pedoman perilaku praktis Berbasis pada pandangan tersebut pendekatan etika antara lain: deskriptif, kritis-filosofis, meta-etika, normatif- evaluatif, berkenaan dg dakwah Apa yang menjadi fokus kajian etika dakwah? Maka jawabannya tiada lain adalah pernyataan dan pandangan moral perilaku dakwah. Pandangan moral maksudnya pandangan baik buruk terhadap perilaku dakwah. -Nah, nilai apa saja yang terdapat dalam dakwah itu? Apa yang dapat ditingkatkan dari mutu dakwah? Apakah berkaitan dengan mutu da’i? Ataukah mutu proses? -Apabila berkaitan dengan mutu da’I, apakah yang dimaksud berkenaan dengan akhlak , penampilan, kepribadian, profesionalisme, atau kompetensi pengetahuan dan wawasan? -Apabila berkait dengan proses, apakah yg dimaksud itu penataan dan pengemasan pesan, sisipan pesan, gaya penyampaian, pemilihan dan penggunaan metode, penentuan waktu serta tempat?. Aspek-aspek Perilaku Dakwah • Proses dakwah= hubungan yang terbangun dan tercipta dalam proses dakwah • Kualitas personal pelaku dakwah: akhlak, kepribadian, dan skill dakwah • Kualitas pesan dakwah dan metode penyampaian • Pilihan dan sifat media yang dipergunakan • Sisipan dan asesoris dakwah • Kompetensi dakwah: gaya, mode penyampaian, logika, etika, estetika 1. Pendekatan Kritis-Filosofis-Konstruktivis =Murni pendekatan filsafat dengan karakteristik kritis, radix, sistematis. Dengan pendekatan ini seorang peneliti/pemikir dakwah tidak mudah menerima begitu saja suatu peristiwa/kegiatan dinilai baik. Setidaknya sesuatu dipandang baik harus serta merta dibuktikan atau ditunjukkan dengan argumen yang menguatkannya. Pendekatan ini berasumsi tidak ada nilai kebaikan yang betul-betul kokoh, selalu ada pandangan lain yang lebih atau bahkan terbaik. Bahwa nilai baik-buruk itu relatif, tentatif, dan menunjukkan adanya derajat kebaikan (hierarkhi nilai). Manusia harus berupaya mendapatkan derajat nilai yang terbaik. Dlm perilaku manusia saja ada yang termasuk kategori zhalimun linafsih, muqtashid, musabaqah. Ada hasan dan ada ahsan. Pesan moral Islam fastabiqul khairat Etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab pertanyaan fundamental “bagaimana manusia harus hidup dan bertindak“, atau mencoba mengerti mengapa manusia memilih perilaku tertentu, dan cara tertentu? .....kisah insfiratif pengusaha muda/ Utk etika dakwah dg merenungkan 20 dalil keutamaan dakwah - Etika berarti suatu disiplin pengetahuan yang merefleksikan masalah-masalah moral atau kesusilaan secara kritis dan sistematis. secara metodis merefleksikan permasalahan moral berdasarkan penalaran akal budi dan nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dapat juga berdasarkan pada pengalaman iman sebagai tanggapan atas wahyu dalam lembaga agama tertentu. Diantaranya mengkaji konsep al-khair, ma’ruf, hasanah, thayyibah, karimah 2. Pendekatan Normatif-Evaluatif
=Pendekatan ini mengutamakan pandangan nilai baku
dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah berhasil dirumuskan. Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa perilaku dakwah ideal itu hendaknya mengacu kepada standar perilaku sebagaimana digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis; serta rambu –rambu penyelenggaraan dakwah sebagaimana diatur dalam perundang-undangan di Indonesia. Studi etika dakwah dilakukan dengan membandingkan perilaku dakwah empirik dengan standar acuan dakwah seperti disebutkan. Perilaku dakwah yang tidak sesuai dengan ajaran dipandang menyalahi atau mengalami penyimpangan. Posisi etika dakwah dalam hal ini sebagai panduan atau pedoman baik-buruk prilaku, merupakan jawaban atas pertanyaan filosofis. Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku, etika adalah nilai-nilai, norma-norma, dan asas-asas moral yang dipakai sebagai pegangan yang umum diterima bagi penentuan baik buruknya perilaku manusia atau benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Etika dalam arti kedua ini dapat dikatakan merupakan bahan kajian untuk etika dalam arti pertama. A. Darun Setiady (2007: 1) 3. Pendekatan Deskriptif-Analisis
=Pendekatan ini melukiskan apa adanya tingkah laku
dakwah maupun kepribadian pelaku dakwah yang ditampilkan seseorang. Metode penelusuran dilakukan dengan serangkaian pengamatan atau observasi terhadap fenomena perilaku dakwah, melakukan wawancara mendalam dengan subjek pelaku dakwah, pencatatan terhadap berbagai peristiwa yang berkaitan dengan dakwah. Pendekatan ini lebih merupakan penelitian untuk etika dakwah. Misalnya, studi deskriptif humor dalam dakwah, dakwah musik, lagu dalam dakwah, gaya dan peformance dakwah fenomenal, sebagai fenomena sosial betul-betul didalami melalui serangkaian penelitian. 4. Pendekatan Metaetika
=Pendekatan ini bertugas mempertanyakan apakah arti kata baik bila
dipakai dalam konteks etis. Metaetika mengarahkan perhatiannya kepada arti khusus dari bahasa etika. Ia hanya menyoroti arti khusus kata baik dengan membandingkan kalimat “Menjadi donor organ tubuh adalah perbuatan yang baik” dengan kalimat jenis lain seperti “Mobil ini masih dalam keadaan baik”. Kalimat yg satu lebih ke sifat baik perilaku (karimah), sedangkan yang kedua sifat benda (thayyibah) -Pendekatan metaetika untuk dakwah dapat diarahkan pada sejumlah asumsi yang terkandung dalam kata baik menurut masyarakat tentang tingkah laku dakwah. Misalnya yang baik itu jika diperkaya dengan humor dan guyonan, atau yang disebut baik itu lugas dan tegas dalam menyampaikan kebenaran. --Atau ukuran baik itu seperti yang dijelaskan teori etika: yang baik itu bermanfaat (pragmatisme), berguna (utilitarianisme), orsinil dan asli (nativisme), alami (naturalisme), masuk akal (rasionalisme), dll. -Ada juga istilah dalam alquran: al-khair, ma’ruf, hasanah, thayyibah, karimah
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita