Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan 4

FOKUS KAJIAN DAN PENDEKATAN ETIKA DAKWAH

Pendekatan Studi Objek Studi

Kritis –Filosofis -Konstruktivis Pandangan


Moral/Pernyataan
Moral: Baik-Buruk,
Normatif-Evaluatif Bermoral-Tidak
Bermoral

Deskriptif-Analisis

Aspek Luar dan


Metaetika Dalam dari Perilaku
Da’i/Dakwah
Pada pertemuan sebelumnya, etika itu
bergantung sudut pandang; dapat
dikatakan ilmu (pengetahuan filsafat
moral/bersifat filosofis) atau sebagai
pedoman perilaku praktis
Berbasis pada pandangan tersebut
pendekatan etika antara lain: deskriptif,
kritis-filosofis, meta-etika, normatif-
evaluatif, berkenaan dg dakwah
Apa yang menjadi fokus kajian etika dakwah?
Maka jawabannya tiada lain adalah pernyataan dan pandangan
moral perilaku dakwah. Pandangan moral maksudnya pandangan
baik buruk terhadap perilaku dakwah.
-Nah, nilai apa saja yang terdapat dalam dakwah itu? Apa yang
dapat ditingkatkan dari mutu dakwah? Apakah berkaitan dengan
mutu da’i? Ataukah mutu proses?
-Apabila berkaitan dengan mutu da’I, apakah yang dimaksud
berkenaan dengan akhlak , penampilan, kepribadian,
profesionalisme, atau kompetensi pengetahuan dan wawasan?
-Apabila berkait dengan proses, apakah yg dimaksud itu
penataan dan pengemasan pesan, sisipan pesan, gaya
penyampaian, pemilihan dan penggunaan metode, penentuan
waktu serta tempat?.
Aspek-aspek Perilaku Dakwah
• Proses dakwah= hubungan yang terbangun dan
tercipta dalam proses dakwah
• Kualitas personal pelaku dakwah: akhlak,
kepribadian, dan skill dakwah
• Kualitas pesan dakwah dan metode penyampaian
• Pilihan dan sifat media yang dipergunakan
• Sisipan dan asesoris dakwah
• Kompetensi dakwah: gaya, mode penyampaian,
logika, etika, estetika
1. Pendekatan Kritis-Filosofis-Konstruktivis
=Murni pendekatan filsafat dengan karakteristik kritis, radix,
sistematis. Dengan pendekatan ini seorang peneliti/pemikir
dakwah tidak mudah menerima begitu saja suatu
peristiwa/kegiatan dinilai baik. Setidaknya sesuatu
dipandang baik harus serta merta dibuktikan atau
ditunjukkan dengan argumen yang menguatkannya.
Pendekatan ini berasumsi tidak ada nilai kebaikan yang
betul-betul kokoh, selalu ada pandangan lain yang lebih atau
bahkan terbaik. Bahwa nilai baik-buruk itu relatif, tentatif,
dan menunjukkan adanya derajat kebaikan (hierarkhi nilai).
Manusia harus berupaya mendapatkan derajat nilai yang
terbaik. Dlm perilaku manusia saja ada yang termasuk
kategori zhalimun linafsih, muqtashid, musabaqah. Ada
hasan dan ada ahsan. Pesan moral Islam fastabiqul khairat
Etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha
manusia untuk menjawab pertanyaan fundamental
“bagaimana manusia harus hidup dan bertindak“,
atau mencoba mengerti mengapa manusia memilih
perilaku tertentu, dan cara tertentu? .....kisah
insfiratif pengusaha muda/ Utk etika dakwah dg
merenungkan 20 dalil keutamaan dakwah
- Etika berarti suatu disiplin pengetahuan yang
merefleksikan masalah-masalah moral atau
kesusilaan secara kritis dan sistematis.
secara metodis merefleksikan permasalahan
moral berdasarkan penalaran akal budi dan
nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dapat
juga berdasarkan pada pengalaman iman
sebagai tanggapan atas wahyu dalam
lembaga agama tertentu. Diantaranya
mengkaji konsep al-khair, ma’ruf, hasanah,
thayyibah, karimah
2. Pendekatan Normatif-Evaluatif

=Pendekatan ini mengutamakan pandangan nilai baku


dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah berhasil
dirumuskan. Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa
perilaku dakwah ideal itu hendaknya mengacu kepada
standar perilaku sebagaimana digariskan dalam al-Qur’an
dan al-Hadis; serta rambu –rambu penyelenggaraan
dakwah sebagaimana diatur dalam perundang-undangan
di Indonesia. Studi etika dakwah dilakukan dengan
membandingkan perilaku dakwah empirik dengan standar
acuan dakwah seperti disebutkan. Perilaku dakwah yang
tidak sesuai dengan ajaran dipandang menyalahi atau
mengalami penyimpangan.
Posisi etika dakwah dalam hal ini sebagai
panduan atau pedoman baik-buruk prilaku,
merupakan jawaban atas pertanyaan filosofis.
Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku, etika
adalah nilai-nilai, norma-norma, dan asas-asas
moral yang dipakai sebagai pegangan yang umum
diterima bagi penentuan baik buruknya perilaku
manusia atau benar salahnya tindakan manusia
sebagai manusia. Etika dalam arti kedua ini dapat
dikatakan merupakan bahan kajian untuk etika
dalam arti pertama. A. Darun Setiady (2007: 1)
3. Pendekatan Deskriptif-Analisis

=Pendekatan ini melukiskan apa adanya tingkah laku


dakwah maupun kepribadian pelaku dakwah yang
ditampilkan seseorang. Metode penelusuran dilakukan
dengan serangkaian pengamatan atau observasi terhadap
fenomena perilaku dakwah, melakukan wawancara
mendalam dengan subjek pelaku dakwah, pencatatan
terhadap berbagai peristiwa yang berkaitan dengan
dakwah. Pendekatan ini lebih merupakan penelitian
untuk etika dakwah. Misalnya, studi deskriptif humor
dalam dakwah, dakwah musik, lagu dalam dakwah, gaya
dan peformance dakwah fenomenal, sebagai fenomena
sosial betul-betul didalami melalui serangkaian
penelitian.
4. Pendekatan Metaetika

=Pendekatan ini bertugas mempertanyakan apakah arti kata baik bila


dipakai dalam konteks etis. Metaetika mengarahkan perhatiannya
kepada arti khusus dari bahasa etika. Ia hanya menyoroti arti khusus
kata baik dengan membandingkan kalimat “Menjadi donor organ
tubuh adalah perbuatan yang baik” dengan kalimat jenis lain seperti
“Mobil ini masih dalam keadaan baik”. Kalimat yg satu lebih ke sifat
baik perilaku (karimah), sedangkan yang kedua sifat benda (thayyibah)
-Pendekatan metaetika untuk dakwah dapat diarahkan pada sejumlah
asumsi yang terkandung dalam kata baik menurut masyarakat tentang
tingkah laku dakwah. Misalnya yang baik itu jika diperkaya dengan
humor dan guyonan, atau yang disebut baik itu lugas dan tegas dalam
menyampaikan kebenaran.
--Atau ukuran baik itu seperti yang dijelaskan teori etika: yang baik itu
bermanfaat (pragmatisme), berguna (utilitarianisme), orsinil dan asli
(nativisme), alami (naturalisme), masuk akal (rasionalisme), dll.
-Ada juga istilah dalam alquran: al-khair, ma’ruf, hasanah, thayyibah, karimah

Anda mungkin juga menyukai