Anda di halaman 1dari 21

STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK KEUANGAN

Oleh:

Kelompok 5:

SANG AYU KOMPIANG WENI (2002622010036 / 06)


NI PUTU ADELLYA ERIKA PUTRI (2002622010037 / 07)
NI KADE YUNDA SRI WINDARI (2002622010056 / 26)
NI LUH SHINTA DEWI SAVITRI (2002622010410 / 31)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2023
1.1. Sumber dan Penggunaan Dana
Studi aspek keuangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak
atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud. Selain itu, studi aspek keuangan juga
ditujukan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, dan kemampuan proyek
untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, serta
untuk menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
Agar dapat mendanai suatu kegiatan investasi, biasanya diperlukan dana
yang relatif besar. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang
ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan
apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari
keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dari kebijakan pemilik
usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah
satu modal atau dengan modal gabungan
1.1.1. Sumber Dana
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dapat dibedakan ke dalam dua
macam, yaitu modal yang berasal dari sumber intern dan modal yang berasal dari
sumber ekstern.
a). Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di
bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan perusahaan
menggunakan sumbar dana intern di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Dengan adanya dana yang berasal dari dalam perusahaan, maka perusahaan
tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga.
2. Setiap saat tersedia jika diperlukan.
3. Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana
perusahaan.
4. Biaya pemakaian relatif murah.
Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di
dalam perusahaan antara lain terdiri dari laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
a. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan
dalam suatu bisnis setelah dividen dibayarkan. Laba ditahan disebut juga sebagai
laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh
(earned surplus).
b. Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yangdapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b). Sumber Ektern
Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari
luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana ekstern di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.
2. Dapat dicari dari berbagai sumber.
3. Dapat bersifat fleksibel.
Adapun yang merupakan sumber ekstern perusahaan adalah supplier, bank,
dan pasar modal, penjelasannya sebagai berikut:
a. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu Perusahaan dalam bentuk
penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun),
maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).
Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu
tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier
kepada langganan. Adapun supplier atau manufaktur (pabrik) biasanya menjual
mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang
menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5
sampai 10 tahun.
b. Bank
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
c. Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua
kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,
yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan
dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain
adalah tempat () bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah
atau jangka panjang. Pemodal yang dimaksudkan disini adalah perorangan atau
lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah
perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Fungsi dari pasar modal itu sendiri adalah mengalokasikan secara efisien arus
dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi
yang mempunyai defisit tabungan.
Dalam pemenuhan kebutuhan dana investasi, ada beberapa pertimbangan
yang perlu untuk senantiasa diperhatikan dalam menenetukan sumber
pendanaannya, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi aktiva tetap yang tidak disusut, sebaiknya dibelanjai dengan
menggunakan modal sendiri.
2. Bagi aktiva tetap yang disusut, sebaiknya dibelanjai dengan menggunakan
modal sendiri atau pinjaman jangka panjang.
3. Aktiva lancar dapat dibelanjai dengan menggunakan utang jangka pendek.
4. Aktiva lancar permanen sebaiknya dibelanjai dengan menggunakan utang
jangka panjang atau modal sendiri.
1.1.2. Penggunaan Dana
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk
menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang
baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis
proyek. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada
kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi
bisnis yang bergantung kepada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka
akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Disamping
itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis
tersebut. Biaya seringkali sinonim dengan beban. Biaya-biaya dapat dibagi dalam
kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya konversi,
biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biaya produk,
baiya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estiamsi, biaya standar, biaya
tertanam (sunk cost) dan biaya tunai. Secara umum, pengalokasian dana tersebut
dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan
untuk modal kerja (working capital).
1. Alokasi Dana Untuk Aktiva Tetap.
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap
tidak berwujud (intangible assets). MenurutBaridwan (1989.) aktiva tetap
berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka
waktu lebih dari satu periode akuntansi. seperti tanah, gedung perkantoran dan
peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya., Aktiva
tetap tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang
memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak patent, lisensi, copyright,
goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya praoperasional, dan lain sebagainya.
2. Alokasi Dana Untuk Modal kerja.
Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan dikurangi beban lancer, atau modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan
operasi sehari-hari.
Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu: gross
working capital dan net working capital. Gross working capital adalah
keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi. Sedangkan net
working capital menunjukkan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal
kerja di sini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, diluar dari penggunaan dana untuk
aktiva tetap yang tersebut diatas. Estimasi dari modal kerja tergantung kepada
rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana
produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan
semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
1.1.3 Pemahaman Modal
Jenis-Jenis Modal dibagi menjadi dua jenis yaitu:
A. Modal Asing
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan
modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Modal asing itu sendiri dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu utang jangka
pendek, utang jangka menengah, dan utang jangka panjang.
a. Modal Asing atau Utang Jangka Pendek (Short-Term Debt)
Modal asing jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya
paling lama satu tahun. Adapun jenis-jenis yang termasuk ke dalam modal asing
jangka pendek adalah rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli dan
kredit wesel.
b. Modal Asing atau Utang Jangka Menengah (Intermediate-Term Debt)
Modal asing atau utang jangka menengah adalah utang yang jangka
waktunya lebih dari satu tahun, tetapi kurang dari 10 tahun. Bentuk utama dari
kredit jangka menengah ini adalah term loan dan leasing.
c. Modal Asing atau Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt)
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan
karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memperoleh modal asing
adalah obligasi. Obligasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Obligasi biasa, yakni obligasi yang menawarkan bunga tetap dan dibayarkan
tiap tahun atau semester.
b. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate), yaitu obligasi yang
menawarkan kupon yang perhitungan besarannya mengacu pada suatu indeks
pasar uang, seperti LIBOR atau Euribor.
c. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds), yaitu obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga secara berkala, tetapi keuntungannya diterima
oleh investor melalui selisih antara harga diskonto dan nilai par obligasi pada saat
jatuh tempo.
d. Obligasi konversi (convertible bonds), yaitu obligasi yang dapat dikonversikan
ke dalam bentuk saham dari perusahaan penerbit obligasi yang rasio
pertukarannya telah ditentukan sebelumnya pada saat diterbitkannya obligasi yang
bersangkutan.
B. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham, baik secara tertutup maupun terbuka. Perolehan
dana dari modal sendiri biasanya berasal dari sumber-sumber sebagai berikut.
a. Setoran dari pemegang saham;
b. Cadangan laba; dan
c. Laba yang belum dibagi.
1.1.4. Biaya Modal Individual
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing
sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut
dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Biaya modal ini terdiri dari biaya
modal dari:
a). Utang perniagaan
b). Utang jangka pendek
c). Utang wesel
d). Obligasi
e). Laba ditahan
f). Penggunaan saham preferen.
1.1.5. Biaya Modal Tertimbang
Perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal
yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of
capital) disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. WACC juga
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi pasar, struktur modal
perusahaan dan kebijakan dividen, kebijakan investasi.Biaya moda rata-rata
tertimbang atau dikenal dengan istilah weighted average cost of capital (WACC)
adalah rasio keuangan yang menghitung biaya pendanaan perusahaan untuk
memperoleh aset dengan membandingkan struktur utang dan ekuitas bisnis.
Konsep biaya modal erat kaitannya dengan dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat
keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi
investor dan perusahaan.
1.1.6 Biaya Produksi Serta Arus Kas
A. Biaya Produksi
Biaya tetap adalah biaya produksi yang jumlah totalnya tetap meskipun
volume produksi berubah. Komponen biaya tetap meliputi biaya pembelian mesin
atau peralatan produksi, biaya pemeliharaan mesin/peralatan produksi, dan biaya
penyusutan mesin atau peralatan prduksi. Biaya variabel adalah biaya produksi
yang jumlah totalnya berubah secara proporsional terhadap perubahan volume
produksi. Komponen biaya variabel meliputi biaya bahan baku, biaya bahan
pembantu, biaya bahan pengemas, biaya utilitas, dan upah tenaga kerja.
B. Arus Kas
Proyeksi arus kas berguna untuk penyusunan proyeksi neraca. Arus kas
merupakan catatan atas penerimaan (arus kas masuk) dan pengeluaran (arus kas
keluar) kas dalam satu periode. Selisih antara keduanya (masuk dan keluar)
disebut arus kas bersih
1.1.7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah berkas yang berisi data transaksi keuangan
perusahaan pada periode tertentu. Berkas tersebut harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan evaluasi untuk perkembangan usaha
ke depan. tujuan penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan adalah untuk
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan serta jumlah dan
jenis-jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah berkas yang di dalamnya berisi data-data
pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Jika lebih banyak pemasukan
dibandingkan pengeluaran maka disebut laba perusahaan. Sebaliknya jika yang
lebih besar adalah pengeluaran, tentu Perusahaan merugi.
b. Laporan Arus Kas
Di dalam laporan ini biasanya berisi data terkait arus keluar masuknya uang
perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan tujuan laporan ini untuk
mengetahui perputaran keuangan sebelumnya.
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal berisi tentang data-data modal perusahaan.
Biasanya laporan ini juga dibuat untuk periode tertentu, bisa enam bulanatau satu
tahun. Karena di dalam waktu-waktu tersebut perputaran modal juga berubah-
ubah sehingga perlu pencatatan.
d. Laporan Neraca
Neraca merupakan catatan posisi keuangan yang menyajikan informasi aset,
kewajiban, dan modal dalam satu periode secara menyeluruh dan terperinci.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan yang
membantu menjelaskan bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan
keuangannya. Catatan ini juga membantu menjelaskan penyimpangan atau
anggapaninkonsistensi dalam metodologi akun tahun ke tahun.
1.1.8. Penaksiran Aliran kas dan Biaya Modal
Aliran kas operasional = laba setelah pajak + penyusutan + bunga (1-pajak)
Penaksiran aliran kas bersih sangat penting, jika investasi nantinya
dihubungkan dengan biaya modal (cost of capital). Kalau biaya bunga
dikurangkan terlebih dahulu dalam menghitung aliran kas, dan kemudian
dipergunakan biaya modal dalam perhitungan layak tidaknya suatu usulan
investasi, maka akan terjadi perhitungan ganda (double accounting). Pertama pada
waktu mengurangkan bunga pada laba, kedua pada waktu menggunakan tingkat
bunga sebagai biaya modal untuk menilai layak tidaknya suatu investasi.
Dalam menaksir aliran kas operasional perlu ditentukan periode waktu
yang diperkirakan. Umumnya periode waktu yang dipergunakan dalam menaksir
aliran kas operasional ini disesuaikan dengan umur ekonomis investasi tersebut.
Umur ekonomis suatu proyek investasi merupakan jangka waktu di mana proyek
itu dapat memberikan manfaat ekonomis. Di luar periode tersebut, proyek tidak
lagi mempunyai arti ekonomis.
1.2. Aliran Kas
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di
masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan
diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk pengembangan proyek
tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari
kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
untuk devloment proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi
perusahaan
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdari dari :
1) Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran
pada awal periode untuk investasi
2) Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada
saat operasi usaha
3) Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha
tersebut berakhir
1.3 Macam – Macam Biaya
Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki
jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Komponen yang
terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis
usaha yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi :
biaya prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi.
Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:
1. Biaya prainvestasi terdiri dari:
a. biaya pebuatan studi
b. biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti
a. Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan, perlatan,
inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain: goodwill, hak cipta, lisensi, dan merk
dagang
3. Biaya operasional yang terdiri dari:
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon dan air
d. Niaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran, dan
h. Biaya-biaya lainnya.
1.4 Menghitung Kebutuhan Modal Investasi
Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan apakah
suatu proyek menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan Muhammad,
2000). Analisis finansial berkaitan dengan sumber dana (investasi) yang akan
diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal (biaya yang
akan dikeluarkan) dan sumber dana yang bersangkutan. Analisis finansial
meliputi:
1. Net Present Value (NPV)
NPV suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima
proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga
dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh
investasi. Dalam menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat suku bunga yang
relevan.
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV yaitu :
• NPV > 0, artinya proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat
dilaksanakan.
• NPV < 0, artinya proyek tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan.
Dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.
• NPV = 0, artinya proyek mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial
opportunity cost faktor produksi normal, dengan kata lain proyek tersebut tidak
untung dan tidak rugi.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net B/C Ratio menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap
satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net B/C
merupakan angka perbandingan antara present value (PV) dari benefit yang
positif dengan PV dari benefit yang negatif.
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C rasio adalah :
• Net B/C > 1, maka NPV > 0. proyek menguntungkan.
• Net B/C < 1, maka NPV < 0. proyek merugikan.
• Net B/C = 1, maka NPV = 0. proyek tidak untung dan tidak rugi.
3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan PV kas keluar yang
diharapkan dengan PV kas masuk yang diharapkan atau dapat diartikan sebagai
tingkat bunga yang menyebabkan NPV = 0.
IRR adalah tingkat rataan keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang
melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (%). Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek
untuk sumber daya yang digunakan. Suatu investasi dikatakan layak, apabila
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika
nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tersebut
tidak layak untuk dilaksanakan.
4. Payback Period
PBP atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam
menilai kelayakan usaha yang digunakan untuk mengukur periode waktu
pengembalian modal yang digunakan. Semakin cepat modal dapat kembali,
maka semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang
digunakan akan cepat kembali dan digunakan untuk membiayai kegitan lain.
5. BEP atau Titik Impas
Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya
pandapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan, sehingga pada saat itu
perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
hasil analisis suatu usaha jika terjadi kesalahan atau perubahan pada perhitungan
biaya dan penjualan. Setiap kemungkinan yang terjadi dilihat pengaruhnya
terhadap usaha. Implikasi dari kondisi tersebut harus diadakan analisis kembali
untuk berbagai kemungkinan yang terjadi pada kondisi riil. Analisis
usaha umumnya berdasarkan pada nilai dari perkiraan- perkiraan yang dapat
terjadi pada masa mendatang (Sutojo, 1983).
Metode – metode Evaluasi Project atau Metode Penilaian Investasi
Ada beberapa alat analisa dalam menilai keputusan investasi Yaitu:
1. Metode Accounting Rate of Return
2. Metode Payback Periode
3. Metode Net Present Value
4. Metode Internal Rate of Return
5. Metode Profitability Index
6. Metode rasio keuangan
1). Metode Accounting Rate of Return
Accounting Rate of Return adalah metode penilaian investasi yang
mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari investasi. Metode ini
menggunakan dasar laba akuntansi, sehingga angka yang digunakan adalah laba
setelah pajak(EAT) yang dibandingkan dengan rata-rata investasi.
Rata-rata EAT
ARR =
Rata-rata Investasi
untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menjumlahkan EAT selama umur
investasi dibagi dengan umur investasi. sedangkan untuk menghitung rata-rata
investasi adalah investasi dengan nilai residu dibagi 2.
2). Metode Payback Periode
Payback Periode adalah metode yang mengukur lamanya dana investasi
yang ditanamkan kembali seperti semula.(statu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang
diterima)
Investasi x 1 tahun
Payback Periode =
Cashflow
3). Metode Net Present Value
Salah satu metode untuk menilai investasi yang memperhatikan time value
of money adalah net present value. NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari
cashflow dengan nilai sekarang dari investasi. Untuk menghitung NPV, pertama
menghitung present value dari penerimaan atau cashflow dengan discount rate
tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi. Jika selisih
antara PV dari cashflow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek
investasi adalah layak. dan sebaliknya.
4). Metode Internal Rate of Return
Jika pada NPV mencari nilai sekarang bersih dengan tingkat discount rate
tertentu, maka metode IRR mencari discount rate yang dapat menyamakan antara
present value dari aliran kas dengan present value dari investasi. atau IRR adalah
tingkat discount rate yang dapat menyamakan PV of cashflow dengan PV of
investment. Sehingga untu mencari besar IRR diperlukan data NPV yang
mempunyai dua kutub positif dan negative. dan selanjutnya dilakukan interpolasi.

NPVrr x (rt –rr)


IRR = rr +
TPVrr - TPVrt
Dimana:
rr = tingkat discount rate(r) lebih rendah
rt = tingkat discount rate(r) lebih tinggi
TPV = Total Present Value
NPV = Net Present Value
5). Metode Profitability Index
Metode ini membandingkan antara present value dari penerimaan dengan
present value dari investasi. Jika PI lebih besar dari 1, maka proyek dikatakan
layak untuk dijalankan.
6). Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah alat penting dalam studi kelayakan bisnis karena
membantu dalam menganalisis kesehatan keuangan perusahaan dan menilai
apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan. Ada banyak rasio keuangan yang
dapat digunakan dalam studi kelayakan bisnis, tetapi di bawah ini saya akan
menyebutkan beberapa rasio keuangan utama yang umum digunakan:
A. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini penting karena kegagalan dalam
membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Mengukur
kemampuan dengan melihat aktiva lancar perusahaan, yaitu dengan melihat aktiva
lancar perusahaan relatif terhadap utang lancar. Untuk menilai likuiditas
perusahaan menggunakan rasio sebagai berikut.
a) Current Ratio
Current Ratio = Aktiva Lancar × 100%
Utang Lancar
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau
kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang tersebut. Tingkat persentase
rasio tinggi belum tentu dapat menjamin akan dibayarnya utang perusahaan yang
sudah jatuh tempo. Hal ini disebabkan oleh adanya jumlah persediaan yang relatif
tinggi dibandingkan dengan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga
tingkat perputaran persediaan rendah.
b) Quick Ratio
Quick Ratio = (Aktiva Lancar - Persediaan) × 100%
Utang Lancar
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan
memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas,
walaupun kenyataannya, persediaan lebih likuid daripada piutang.
B. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
a) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio dapat memberikan gambaran struktur modal yang
dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat risiko tidak tertagihnya suatu utang.
Debt to equity ratio = Total Utang × 100%
Modal Sendiri
Misalnya, apabila suatu perusahaan menetapkan bahwa total debt to equity ratio
yang harus dipertahankan adalah 1 : 2 atau 200%, berarti setiap total utang sebesar
Rp1,00 harus dijamin dengan modal sendiri Rp2,00.
Baik sekali : < 70%
Baik : > 70% - 100%
Cukup baik : > 100% - 150%
Kurang baik : > 150% - 200%
Tidak baik : > 200%
b) Debt to Total Assets Ratio
Debt to total assets ratio adalah perbandingan antara total utang (utang
lancar dan utang jangka panjang) dan total aktiva. Rasio ini menunjukkan bagian
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh utang sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:16 Debt to Total Assets Ratio = Total Utang × 100%
Total Aktiva
Misalnya apabila suatu perusahaan menetapkan total debt to total assets ratio yang
harus dipertahankan adalah 1 : 3 atau 300%, berarti. Setiap total utang sebesar
Rp1,00 dijamin dengan total aktiva Rp3,00. Apabila tingkat total debt to total
assets ratio antara > 40% - 50% sudah dianggap baik maka total debt to total
assets ratio sebagai berikut:
Baik sekali : < 40%
Baik : > 40% - 50%
Cukup baik : > 50% - 60%
Kurang baik : > 60% - 80 %
Tidak baik : > 80%
C. Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba perusahaan selama periode tertentu.
a) Net Rate of Return on Investment
Net rate of return on investment mengukur tingkat kembalian investasi
yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva
yang dimiliki perusahaan maupun dengan dana yang berasal dari pemilik modal.
Net Rate of Return on Investment = Laba Bersih(Setelah Pajak) × 100%
Total Aktiva
b) Return on Equity Return on equity
Return on Equity Return on equity adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dengan cara
matematis, return on equity, yaitu sebagai berikut:
Return on Equity = Total Bersih (Setelah Pajak) × 100%
Modal Sendiri
D. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas, juga dikenal sebagai rasio perputaran, membantu
mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya dalam menghasilkan
pendapatan. Berikut adalah beberapa jenis rasio aktivitas yang umum digunakan
beserta rumusnya:
a) Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover Ratio):
Accounts Receivable Turnover Ratio = Pendapatan Kredit
Rata-rata Piutang Usaha
Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan mengumpulkan piutang
dari pelanggan. Semakin tinggi rasio ini, semakin cepat perusahaan mengonversi
piutang menjadi uang tunai.
b) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio):
Inventory Turnover Ratio = Biaya Barang Terjual
Rata-rata Persediaan
Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan menjual atau menggunakan
persediaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin cepat persediaan berputar,
Contoh Soal :
Sebuah Perusahaan merencanakan sebuah proyek investasi yang
diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp.750.000.000,- Dana tersebut
Rp.100.000.000,- merupakan modal kerja, dan sisanya modal tetap dengan nilai
residu diperkirakan sebesar Rp.150.000.000,-dan mempunyai umur ekonomis 5
tahun.
Proyeksi penjualan selama usia ekonomis diperkirakan sebagai berikut:
Tahun 1 Rp.400.000.000,-
Tahun 2 Rp.450.000.000,-
Tahun 3 Rp.500.000.000,-
Tahun 4 Rp.550.000.000,-
Tahun 5 Rp.600.000.000,-
Struktur biaya pada proyek ini adalah biaya variabel 40%, dan biaya tetap tunai
selain penyusutan sebesar Rp.20.000.000,-pertahun. Pajak yang diperhitungkan
30% dan return yang diharapkan 18 %. Dari data tersebut apakah proyek investasi
tersebut layak dijalankan!(Gunakan 5 metode penilaian)
JAWAB:
Perhitungan laba setelah pajak dan cashflow
KETERANGAN Tahun1 Tahun2 Tahun3 Tahun4 Tahun5
Penjualan 400.000 450.000 500.000 550.000 600.000
Biaya Variabel 160.000 180.000 200.000 220.000 240.000
Biaya Tetap 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
Tunai 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Penyusutan
Total Biaya 280.000 300.000 320.000 340.000 360.000
Laba Sbl Pajak 120.000 150.000 180.000 210.000 240.000
Pajak 30% 36.000 45.000 54.000 63.000 72.000
Laba Setelah 84.000 105.000 126.000 147.000 168.000
Pajak 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Penyusutan - - - - 150.000
Nilai Residu - - - - 100.000
Modal Kerja
Cashflow 184.000 205.000 226.000 247.000 518.000

Analisa Kelayakan:
1. Accounting Rate of Return
(84.000 + 105.000 + 126.000 + 147.000 +168.000)/5
ARR = X 100%
(750.000+150.000)
2
= 28 %
Karena tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 18% ,maka menurut
metode ini investasi layak untuk dijalankan.
2. Payback Period

Investasi 750.000
Cashflow th1 184.000
566.000
Cashflow th2 205.000
361.000
Cashflow th3 226.000
135.000
Cashflow th 4 247.000

135.000
Payback Periode = 3 tahun + x 1Th
247.000
= 3,55 tahun
Jika target kembalinya investasi 4 tahun, maka investasi ini layak ,karena PBP
lebih kecil disbanding dengan target kembalinya investasi.
3. Net Present Value
Tabel Perhitungan Net Present Value r = 18%
Tahun Cashflow Discount Factor Present Value
R =18% Of Cashflow
1 184.000.000 0,847 155.848.000
2 205.000.000 0,718 147.190.000
3 226.000.000 0,609 137.634.000
4 247.000.000 0,516 127.452.000
5 518.000.000 0,437 226.366.000

Total Present Value of Cashflow 794.490.000


Present Value of Investment 750.000.000
44.490.000
Dengan menggunakan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 18%,
ternyata diperoleh NPV sebesar Rp.44.490.000,- Artinya dengan NPV positif
maka proyek investasi ini layak untuk dilaksanakan.
4. Internal Rate of Return
Tabel Perhitungan Net Present Value r = 24%
Tahun Cashflow Discount Factor Present Value
R =24% Of Cashflow
1 184.000.000 0,806 148.304.000
2 205.000.000 0,650 133.250.000
3 226.000.000 0,524 118.424.000
4 247.000.000 0,423 104.481.000
5 518.000.000 0,341 176.638.000

Total Present Value of Cashflow 681.097.000


Present Value of Investment 750.000.000
-68.903.000
Dengan demikian :
rr = 18 % NPVrr = 44.490.000
rt = 24%
TPVrr = 794.490.000,-
TPVrt = 681.097.000,-

NPVrr
IRR = rr + x (rt –rr)
TPVrr - TPVrt
44.490.000
IRR = 18% + x (24% -18%)
794.490.000 – 681.097.000
IRR = 20,35%
Karena IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat keuntungan yang
disyaratkan maka proyek tersebut layak untuk dijalankan.
5. Profitability Index
PV of Cashflow
Profitability Index =
Investasi
794.490.000
PI =
750.000.000
= 1,06
Karena PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan layak.
DAFTAR PUSTAKA

Saebani, Beni Ahmad. 2018. Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: Pustaka Setia.
Daoed, T. Syahril dan Muhammad Amri Nasution. 2021. Studi Kelayakan Bisnis.
Medan: Undhar Press.
Ichsan, Reza Nurul. 2019. Studi Kelayakan Bisnis. Medan: Manhaji.
H. Sugiyanto. 2020. Studi Kelayakan Bisnis. Banten: yayasan Pendidikan dan
Sosial Indonesia Maju (YPSIM).
Adnyana, I Made. 2020. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta Selatan: Lembaga
Penerbitan Universitas Nasional.
Leli. 2020. Investasi. URL: https://www.academia.edu/11789971/INVESTASI.
Diakses pada tanggal 15 September 2023
Univeritas Esa Unggul. 2020. Kebutuhan dan Sumber Dana Aliran Kas. URL:
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=279332
Diakses pada tanggal 15 September 2023

Anda mungkin juga menyukai