Anda di halaman 1dari 19

GOLONGAN VII A (HALOGEN)

Disusun oleh:
1. Tiara Heni Sapitri
2.
3.

Abepura Dwi Putra, S.Pd


Kelas: XII IPA 4

SMA NEGERI 1 MARTAPURA


TAHUN AJARAN 2023/2024
Daftar Isi

BAB I Keberadaan Unsur Di Alam......................................................................3

1.1 Fluorine.....................................................................................................4

1.2 Klorin.......................................................................................................4

1.3 Bromin.....................................................................................................4

1.4 Iodine.......................................................................................................4

1.5 Astatine......................................................................................................4

BAB II Sifat-Sifat Unsur Golongan VII A...........................................................5

2.1 Sifat Fisika.................................................................................................5

2.1.1 Wujud Zat..........................................................................................5

2.1.2 Titik Cair Dan Titik Didih.................................................................5

2.1.3 Warna Dan Aroma.............................................................................6

2.1.4 Kelarutan............................................................................................7

2.2 Sifat Kimia................................................................................................7

BAB III Pembuatan Unsur....................................................................................9

3.1 Pembuatan dalam Industri.........................................................................9

3.2 Pembuatan dalam Skala Laboratorium...................................................12

BAB IV Kegunaan Unsur Dan Senyawa............................................................15

BAB V Kesimpulan dan Saran...........................................................................18

Daftar Pustaka......................................................................................................19

2
BAB I

KEBERADAAN UNSUR DI ALAM

Unsur-unsur golongan VII A dinamakan halogen, artinya pembentukan


garam (berasal dari kata halos dan genes, halos yang berarti garam; genes yang
berarti pembentukan atau pencipta). Pada umumnya golongan VII A terdapat
dalam bentuk garamnya. Hal ini karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam alkali membentuk garam. Unsur-unsur golongan halogen adalah
fluorin ( F ), klorin ( Cl ), bromin ( Br ), Iodin ( I ) dan astatin ( At ). Secara umum
biasanya unsur halogen dilambangkan dengan huruf X.

Unsur-unsur Golongan VIIA (Halogen) di alam, semuanya ditemukan


dalam keadaan diatomik. Hal ini terjadi karena unsur-unsur golongan tidak stabil
jika berdiri sendiri. Oleh karena itu, unsur halogen harus berikatan agar stabil.

Unsur-unsur Golongan VIIA (Halogen) dapat ditemukan di beberapa


tempat. Fluorin dapat ditemukan di atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan
di dalam air laut. Bromin juga dapat ditemukan di dalam air laut. Begitu juga
dengan iodin, yang dapat ditemukan di dalam air laut. Astatin dapat ditemukan
dari pemboman bismuth dengan partikel alfa.

3
Gambar 1 Unsur-unsur Golongan VII A ( Halogen)

1.1 Fluorine
Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit
Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan
diperoleh HF dan garam calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di
elektrolisis untuk menghasilkan gas F2.
CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF

1.2 Klorin
Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida
ditemukan di air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat
penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram
NaCl. Proses untuk mendapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan
NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas H2, dan NaOH
pada katode.

1.3 Bromin
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di
air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut mati dengan
kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.

1.4 Iodine
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam
jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di
Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine
dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO 3
dengan reaksi sebagai berikut :

2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O

1.5 Astatine
Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.

4
BAB II

Sifat-Sifat Unsur Golongan VII A

Adapun sifat-sifat yang yang dimiliki unsur halogen dapat


dikelompokan sebagai sifat fisika dan sifat kimia

2.1 Sifat Fisika


Tabel 2.1 Sifat Fisika Unsur Golongan VII A

berdasarkan Flour (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium (I2)


1. Molekul Diatomic
2. Wujud zat Gas Gas Cair Padat
3. Warna gas / uap Kuning muda Kuning hijau Coklat merah Ungu
4. Pelarutnya (organic) CCl4 dan CS2
5. Warna larutan
Tak Berwarna Tak Berwarna Coklat Ungu
(terhadap pelarut)
6. Reaksi dengan logam
2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi)
(M)
7. Pembentukan asam
Membentuk asam oksi kecuali F
oksi

2.1.1 Wujud Zat


Wujud Halogen pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin
berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang
mudah menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat
unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap
iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.

2.1.2 Titik Cair Dan Titik Didih


Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya
tarik-menarik antar molekul halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana
diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan pertambahan massa

5
molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih halogen
meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.

Tabel 2.1.2 Titik Didih dan Titik Leleh Unsur Halogen

2.1.3 Warna Dan Aroma


Warna dan aroma halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin
berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua,
iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen
berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun.

6
Gambar 2.1.4 Perbedaan Warna Unsur Halogen

2.1.4 Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang.
Fluor selain larut dalam air juga mengalami reaksi.

Gambar 2.1.4 Kelarutan Unsur Halogen

2.2 Sifat Kimia


Sifat kimia halogen adalah sebagai berikut :

- Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif
terhadap unsur logam maupun nonlogam
- Mempunyai bilangan oksidasi -1
- Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan semakin
mudah menangkap elektron. Karena itu, unsur halogen merupakan oksidator
yang kuat
- Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena mempunyai 7
elektron valensi sehingga cenderung menarik elektron dan menjadi ion negatif
dalam rangka membentuk susunan elektron gas mulia

7
Gambar 2.2 Sifat Kimia Unsur Golongan VII A

8
BAB III

Pembuatan Unsur

3.1 Pembuatan dalam Industri


3.1.1 Flour (F2)
Flourin diperoleh melalui metode Moisson yaitu proses elektrolisis garam
kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3%
untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wadah
baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh
mengandung air karena F2 yang terbentuk akan mengoksidasinya.

elektrolisis
2 HF(l) H2 (g) + F2 (g)

Katode (baja) : 2H+ (aq) + 2e- → H2(g)

Anode (karbon) : 2F-(aq) → F2(g) + 2e-

Klor (Cl2)

Proses Downs yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair). Sebelum dicairkan,
NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF agar titik lebur turun dari 800 oC
menjadi 600oC.

Katode : Na+ 2e- → Na

Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-

Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan Cl 2 yang tebentuk,


digunakan diafragma lapis dan besi tipis.

Proses Gibbs (proses klor-alkali) yaitu elektrolisis larutan NaCl.

Anoda: karbon, katoda: baja berpori, dan dinding pemisah diafragma dari asbes.
Disebut sel Nelson.

2 NaCl → 2 Na+ + 2 Cl-

9
Katode (baja berpori) : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)

Anoda (karbon): 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e- + 2 NaCl + 2H2O → 2 NaOH +


H2 + Cl2(g)

Proses Deacon, Oksidasi gas HCl yang mengandung udara dengan menggunakan
katalis tembaga.

Reaksi :4HCl (aq) + O2(g) → 2H2O(aq)+ 4Cl-(g)

Berlangsung pada suhu ± 430oC dan tekanan 200 atm. Hasil reaksinya tercampur
± 44% N2.

3.1.2 Brom (Br2)


Dalam proses industri, bromine dibuat dengan cara mengalirkan gas klorin
ke dalam larutan bromide.

Reaksi : Cl2(g) + 2Br- (aq) → Br2(aq) + 2Cl-(g)

Dalam ekstra KCl dan MgCl2 dari carnalite terdapat MgBr2 0,2%

MgBr2 + Cl2 → MgCl2 + Br2

Air laut diasamakan dengan H2SO4 encer dan direaksikan dengan klor,
penambahan asam dilakukan agar tidak terjadi hidrolisis. Dengan penghembusan
udara diperoleh volume yang cukup besar yang mengandung brom kemudian
dicampur dengan SO2 dan uap air.

SO2 + Br2 + H2O → 2 HBr + H2SO4

Kemudian direaksikan dengan Cl2

2 HBr + Cl2 →2 HCl + Br2

Penyulingan dengan KBr dapat menghilangkan klor dan dengan penambahan


KOH dapat menghilangkan I2.

Cl2 + 2 KBr →2 KCl + Br2

10
I2 + OH- →I- + OI- + H2O

Air laut mengandung ion bromida (Br-) dengan kadar 8 x 10-4.dalam 1 liter
air laut dapat diperoleh 3 kilogram bromin (Br 2). Campuran udara dan gas Cl2
dialirkan melalui air laut. Cl2 akan mengoksidasi Br- menjadi Br. Udara
mendesak Br2 untuk keluar dari larutan.

2Br-(aq) + Cl2(g) → Br2(l) + 2 Cl- (aq)

Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis sesuai reaksi.

Br2(aq) + H2O(aq) → 2 H+(aq) + Br-(g) + BrO-(aq)

Untuk mencegah hidrolisis, kesetimbangan akan digeser ke kiri dengan


penambahan H+.

Dibuat dari air laut atau air yang mengandung garam-garan bromida. Pada pH 3,5.
Br2 yang terbentuk diserap oleh larutan Na 2CO3 sehingga dihasilkan campuran
NaBr dan NaBrO3. Jika diasamkan dan didestilasi akan didapat Br2 yang larut
dalam air.

5 HBr(aq)+HBrO3(aq) → 3Br2(g)+3H2O(l)

3.1.3 Iod (I2)


Garam chili mengandung NaIO3 0,2 %

Setelah mengkristalkan NaNO3, filtrat yang mengandung IO -3 di tambah


NaHSO3 lalu di asamkan.

2NaIO3(s) + 5NaHSO3(aq) → 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(s) + H2O(aq) + I2(g)

atau

2IO3- + 5HSO3- → 5SO42- + 3H+ + H2O +I2

Endapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.

11
Dari lumut laut dengan cara dikeringkan dan dibakar, selanjutnya
diekstraksi dengan air. Larutan yang mengandung iodida ini akan menghasilkan
iod, bila ditambah asam sulfat dan mangan dioksida serta didestilasi.

3.2 Pembuatan dalam Skala Laboratorium


Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang
biasanya digunakan untuk eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat
yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi
terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO 2 atau KMnO2 dalam lingkungan
asam. Senyawa halida dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan
H2SO4pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :

2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O

10X- + 2MnO4- + 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O

3.2.1 Flour
Senyawa HF dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam
halida (NaF) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan
reaksi berikut :

2NaF + H2SO4 →Na2SO4 + 2HF

3.2.2 Klorin
Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :

Proses Weldon

Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl

MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2 NaCl(s) → Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 2H2O(aq) + Cl2(g)

Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4

CaOCl2(aq) + H2SO4(aq) → CaSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

12
Mereaksikan KMnO4 dan HCl

KMnO4(s) + HCl(aq) → 2KCl(aq) + MnCl2(aq) + 8H2O(aq) + 5Cl2(g)

Proses untuk medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan


natrium klorida pekat(br in e) akan menghasilkan Cl 2 pada anode dan H2 serta
OH pada katode.

Anoda : 2 Cl- → Cl- + 2 e-

Katoda : 2 H2O + 2 e- → H2 + OH- +

2 Cl- + 2 H2O → Cl2 + H2 + 2 OH-

Senyawa HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan


garam halide (CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan
persamaan reaksi berikut

CaCl2(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(aq) +2HCl(aq)

3.2.3 Brom
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :

Proses untuk mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam


bromin dengan zat pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2
agar tidak mengoksidasi ion klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2Br(s) + Cl2(g) → Br2(s) + 2Cl(g)

Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.

CaOCl2(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

Cl2(g) + 2Br-(s) → Br2(s) + 2Cl-(g)

Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.

2KMnO4(s) + 16HBr(l) → 2KBr(aq) + 2MnBr2(aq) + 8H2O(aq) + 5Br2(g)

Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO2.

13
2NaBr(s) + H2SO4(aq) + MnO2 (s) → Na2SO3(aq) + Br2(g) + H2O(aq)

3.2.4 Iodin
Unsur iodin dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :

Iodin diperoleh dari elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses
untuk mendapatkan klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat
adalah dengan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit, NaHSO 3, dengan reaksi
sebagai berikut :

2NaIO3(s) + 5NaH2SO3(aq) → 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) + H2O (aq) + I2(g)

Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan


bromin, hanya saja bromida diganti dengan iodin.

Senyawa HI tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat
karena I- akan dioksidasi oleh H2SO4.

MgI2(s) + H2SO4(aq) → MgSO3(aq) + I2(g) + H2O(aq)

Senyawa HI biasanya dibuat dengan pereaksi H·3PO4

3MgI2(s) + 2H3PO4(aq) → Mg3(PO4)2(aq) + 6HI(aq)

14
BAB IV

Kegunaan Unsur Dan Senyawa

4.1 Fluorin
- Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama
Freon.
- Membuat Teflon
- Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas.

4.1.1 Senyawa Fluorin


CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin,
seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada
bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon.

- Teflon (polietrafluoroetilena). Nomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang


tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk
melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket.
- Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk
membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca.
- Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah
kerusakan gigi.

4.2 Klorin
- Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.
- Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
- Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL
(tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
- Untuk industri sebagai jenis pestisida.
- Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.

15
- Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan
tekstil.
- Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.

4.2.1 Senyawa Klorin


- Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih
pada pakaian.
- Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin
dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di
jalan raya daerah beriklim dingin.
- Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada
elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku
pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.
- Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan
pengelantang atau pemutih pada kain
- Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
- Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
- Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
- Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik.
- KCl untuk pembuatan pupuk.
- KClO3 untuk bahan pembuatan korek api

4.3 Bromin
- Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).
- Untuk pembuatan AgBr.
- Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan
pestisida

16
4.3.1 Senyawa Bromin
- Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin
bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder
atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr 2 yang mudah menguap
dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan udara.
- AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam
film fotografi.
- Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.

4.4 Iodin
- Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang
dikenal dengan iodium tingtur).
- Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI).
- Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.

4.4.1 Senyawa Iodin


- KI digunakan sebagai obat anti jamur.
- Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik
- AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi
- NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit
gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat
kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.

17
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur golongan VII A dinamakan
halogen, artinya pembentukan garam (berasal dari kata halos dan genes, halos
yang berarti garam; genes yang berarti pembentukan atau pencipta). Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan
berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan
halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator).
Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit
terluarnya, karena kereaktifannya yang sangat tinggi sehingga halogen tidak
mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karena sifatnya yang sangat reaktif
sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk mencapai keadaan yang stabil atom-atom ini cenderung menerima
satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara
bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah
menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif
disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator yang kuat karena
kecenderungannya membentuk ion negatif. Golongan halogen terdiri dari
beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At)
dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas. Sifat negatif halogen
senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.

5.2 Saran
Dalam Menggunakan unsur golongan VII A atau yang disebut juga
halogen, harus berhati-hati. Karena unsur ini dapan mengakibatkan pembakaran
kimia yang cukup parah jika bersentuhan langsung dengan kulit manusia.

18
Daftar Pustaka

Sunarya, Yayan (2005). Kimia Dasar 2. Bandung: Grafika Bestari.

Sundari, Rini. Unsur Kimia Halogen. https://kimiarini.wordpress.com/kimia-


unsur/halogen/. Diakses 9 November 2017.

Deswanti, Reni. Manfaat Unsur dan Senyawanya.


https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-kimia-
unsur/3-manfaat-unsur-dan-senyawanya/. Diakses 9 November 2017

Safrizal, Rino. 2012. Kelimpahan Halogen di Alam.


http://www.jejaringkimia.web.id/2011/01/kelimpahan-halogen-di-alam.html.
Diakses 9 November 2017.

Rahayu, Sri. 2013. Makalah Unsur Halogen.


nchirewrahayu.blogspot.co.id/2013/10/makalah-unsur-halogen.html?m=1.
Diakses 9 November 2017.

19

Anda mungkin juga menyukai