Kelompok 2 Tafsir Sosial
Kelompok 2 Tafsir Sosial
MAKALAH
Disusun Sebagai Bahan Presentasi Serta Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Sosial Semester III Tahun Akademik 2022
Disusun Oleh:
Kelompok 2
ST. NURJANNAH
30300121004
NURFADILAH
30300121006
WHANDY SUWIRNO
30300121011
MUHAMMAD SABIR
30300121018
ARJUNA RISAL
30300121020
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
berjudul “Analisis Ayat Tugas Seorang Rasul (QS. An-Nahl: 36)”. Shalawat
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir
Th.I., M.Hum. selaku Dosen mata kuliah Tafsir Sosial. Berkat tugas yang
diberikan, kita dapat menambah wawasan mengenai topik yang diberikan. Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf kepada para pembaca atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis juga
berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan saran dan masukan yang
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keterangan dan konsep-konsep, baik yang bersifat global maupun terperinci, yang
tersurat maupun yang tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan
Dampak dari perubahan ini antara lain hubungan dialog yang telah
dibangun oleh Al-Qur’an pada masa turunnya menjadi monologis. Artinya, Al-
Qur’an sudah tidak lagi aktif berdialog tetapi sebaliknyamenunggu untuk diajak
dan konteks yang melingkupi turunnya Al-Qur’an tidak akan terulang sama persis
pada saat ini. Kondisi sosial kehidupan Nabi Muhammad Saw., menerima wahyu
sekaligus cara beliau menafsirkannya dan mengaplikasikannya dalam sebuah
perilaku juga tidak akan dapat dirasakan oleh umat Islam sekarang dan masa yang
akan datang. Fakta ini menunjukkan bahwa ada rentang waktu yang sangat
panjang antara Al-Qur’an sekaligus Nabi Muhammad dengan umat Islam yang
hidup dalam dunia modern sekarang. Sehingga menjadi tantangan yang harus
dihadapi para mufassir tentang perkembangan kajian teoritis tafsir sosial, sehingga
Al-Qur’an yang telah diwahyukan pada masa lalu tetapi harus tetap bisa dijadikan
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat dan Terjemahan
َّ غوتَ ۖ فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن َهدَى
َُّللا َّ اجتَنِبُوا
ُ الطا َ َّ وًل أَ ِن ا ْعبُدُوا
ْ َّللا َو س ا ُ َولَقَدْ َب َعثْنَا فِي ُك ِل أ ُ َّم ٍة َر
ُْف َكانَ َعاقِ َبة َ ظ ُروا َكي ِ ِيروا فِي ْاْل َ ْر
ُ ض فَا ْن ُ ت َعلَ ْي ِه الض َََّللَةُ ۚ فَس ْ ََّو ِم ْن ُه ْم َم ْن َحق
َْال ُم َك ِذ ِبين
Terjemahan:
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut”, kemudian di antara
mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam
kesesatan. Maka berjalanlah kamu di Bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
a. عمة
Kata Ummah berasal dari amma-ya ummu yang berarti menuju menumpu
dan meneladani. 1 Kata ummah memiliki beberapa makna dapat bermakna bangsa
maupun waktu, atau tempat yang sama meskipun penghimpunannya itu dilakukan
b. طغوت
Kata ( )طغوت thaghut terambil dari kata ( طغى ) thagha yang pada
mulanya berarti melampaui batas. Ia biasa juga dipahami dalam arti berhala-
1
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung: Pt. Mizan Pustaka, 2007), h 429.
M. Dawan Rahardjo, Ensiklopedia al-Qur’an: Tasir Sosial Berdasarkan Konsep-
2
Kunci, h 430.
3
berhala, karena penyembahan berhala adalah sesuatu yang sangat buruk dan
melampaui batas. Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup segala
sikap dan perbuatan yang melampaui batas, seperti kekufuran kepada Tuhan,
c. َهدَى
Hidayah (petunjuk) yang dimaksud ayat di atas adalah hidayah khusus
dalam bidang agama yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang hatinya
cenderung untuk beriman dan berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya5. Ar-
d. ُالض َّٰللَة
katanya adalah الهدايةyaitu petunjuk. Adapun kata الضَللyang berarti sesat, ia juga
dapat digunakan untuk semua penyimpangan dari manhaj, baik dengan sengaja
ataupun tidak, baik itu sedikit ataupun banyak, karena sesungguhnya jalan lurus
yang diridhai oleh Allah itu sangatlah susah sekali. Dan juga pada kata الضَلل
yang berarti sesat, jika dilihat dari sisi lain, ia mempunyai dua jenis; pertama
adalah sesat dalam ilmu nadzari, seperti tersesat dalam mengetahui Allah,
4
M.Quraish Shihab, Tafsir al-mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jilid 7
(Cet.3; Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 224.
5
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 225.
6
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an: Kamus al-Qur’an, Jilid 3
(Cet.1; Depok: Pustaka Khazanah Fawa'id, 2017), h. 861.
4
kedua adalah sesat dalam ilmu amaliyah, seperti tentang hukum-hukum syariat
berupa peribadatan.7
ini adalah dalam keyakinannya, bukan dalam ucapan mereka, dan perkataan
mereka terkadang bisa saja jujur. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam
diutus kepada mereka adalah pembohong, sehingga mereka pun mendustakan para
kata فيقواyang berarti mereka difasiqkan ,seperti Bentuk kata وزنواartinya mereka
dihiaskan, atau seperti bentuk kata وخطءواartinya lalu mereka disalahkan.8
C. Kandungan Ayat
Rasul ialah dalam rangka mengajak umat mereka untuk beribadah kepada Allah
7
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an: Kamus al-Qur’an, Jilid 3, h.
548-549.
8
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an: Kamus al-Qur’an, h. 308.
5
diutusnya para Rasul ialah supaya mereka mendakwahi kaumnya untuk beribadah
kepada Allah semata dan melarang dari beribadah kepada selain-Nya. Selain itu,
ayat tersebut juga menunjukkan bahwa tauhid inilah agama para Nabi dan Rasul,
D. Penafsiran Ayat
1. Tafsir Al-Qurtubi
Firman Allah Ta’ala: “Dan sungguh Kami telah mengutus Rasul pada
Maksudnya, tinggalkan oleh kalian semua sesembahan selain Allah, seperti: setan,
dukun, patung dan semua yang menyeru kepada kesesatan. “Maka di antara umat
itu ada orang-orang Yang diberi petunjuk oleh Allah.” Maksudnya diberi
ketetapan dahulu (qadha) bagi dirinya sehingga dia mati dalam Kekufurannya.
kepada mereka untuk mendapatkan petunjuk. “Maka diantara umat itu ada
orang-orang yang diberi petuniuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-
orang yang telah pasti kesesatan baginya.” Hal ini telah dijelaskan bukan hanya
dalam satu tempat saja. “Maka berjalanlah kamu dimuka bumi.” Maksudnya,
6
Maksudnya, bagaimana akhir mereka menuju kepada kebinasaan adzab dan
kehancuran. 9
2. Tafsir Al-Azhar
antara orang yang mendapat petunjuk Tuhan dan orang-orang yang sesat. Manusia
akibat dari orang yang mendustakan Tuhan, orang yang tidak sudi menerima
kebenaran. Di sini Tuhan telah menjelaskan bahwa akibat dari orang yang
mendustakan ajaran Tuhan itu, tidaklah ada yang selamat. Memang, kadang-
sedikit itu, mereka bertambah lupa dan mereka bertambah bangga dalam
3. Al-Thabari
Maksud dari ayat tersebut ialah Allah berfirman: “Wahai manusia, Kami
telah mengutus pada setiap umat terdahulu sebelum kalian seorang Rasul.
semata dan menunaikan ibadah untuk-Nya wajtanibu thaghut dan jauhilah tagut”
Maksudnya, jauhilah setan dan waspadalah, agar ia tidak menyesatkan kalian dan
Firman Allah: “Faminhum man hada Allah “ maka diantara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah“ maksudnya ialah, Kami mengutus
9
Imam Al-Qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi, terj, Jilid 10 ( t.t: Pustaka Azzam, 2008), h. 257.
10
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 5 (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, t.th), h. 3911.
7
Rasul-rasul ditengah-tengah manusia dengan membawa petunjuk Allah, lalu
yang Kami utuss para Rasul kepada mereka itu ada orang yang telah dipastikan
sesat, sehimgga mereka menyimpang dari jalan yang lurus, kufur kepada Allah,
Fasiru fil ardhi kaifa kana ‘aqibarul mukadzibin “Maka berjalanlah kamu
orang musyrik Quraisy, “Jika kalian, wahai manusia, tidak membenarkan rasul.
Kami tentang apa yang dikabarkannya mengenai umat-umat yang tertimpa azab,
lantaran kufur kepada Allah dan mendustakan para rasul, maka berjalanlah di
muka bumi yang mereka tinggali dan negeri-negeri yang mereka makmurkan, lalu
menimpa mereka. Kalian akan melihat kebenaran hal itu dan mengetahui
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari tafsir ayat sosial QS. An-Nahl ayat 36 maka
berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Makhluk sosial adalah
sebagai sebuah organisme hidup. Oleh karena itu, manusia hidup secara
maka manusia suka ataupun tidak suka, tidak dapat mengelak dari kerja sama.
memenuhinya serta makin tidak bisa mengelak dari kebutuhan pada tangan
ataupun bantuan orang lain. Dalam sebuah kelompok masyarakat, keagamaan, dan
lain-lain maka tentu dibutuhkan sosok yang namanya pemimpin yang akan
melarangnya dari perbuatan yang melampaui batas (thagut) yang nantinya akan
merugikan diri sendiri.
B. Saran
kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kalangan banyak. Karena
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari kalian yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
9
DAFTAR PUSTAKA
al-Ashfahani, A.-R. (2017). Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur'an: Kamus Al-Qur'an.
Depok: Pustaka Khazanah Fawa'id.
al-Qurtubi, I. (2008). Tafsir al-Qurtubi. t.t: Pustaka Azzam.
Hamka. (t.th). Tafsir al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD.
Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedia Al-Qur'an: Tafsir Sosial Berdasarkan
Konsep-Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
Shihab, M. Q. (2005). Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur'an.
Jakarta: Lentera Hati.
-----. (2007). Wawasan Al-Qur'an. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
10