Anda di halaman 1dari 24

BAB I GAMBARAN UMUM

A. Visi dan Misi Puskesmas

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dikabupaten nagekeo diarahkan


dalam mencapai Visi Bupati Nagekeo yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2018-
2024 Yakni; ”Mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman dan bermartabat
melalui pembangunan sektor pertanian dan pariwisata”, dengan Visi Bidang
Kesehatan: “Mewujudkakn masyarakat nagekeo yang sehat jiwa raga dan
spiritual serta masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan”. Visi dan Misi
Puskesmas merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bupati Nagekeo dalam
pembangunan kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro. Ada pun Visi
Puskesmas Nangaroro adalah; “Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Nagaroro
Sehat” dengan Misi yang ditetapkan untuk mencapai Visi tersebut adalah
sebagai berikut;

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif


dan preventif
2. Meningkatkan mutu pelayanan yang komprehensif dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan pembaerdayaan
potensi masyarakat serta peran dari Lintas Program dan Lintas Sektor
4. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dan managemen
penyelenggaraan Puskesmas
5. Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang
mendukung pelayanan kesehatan
6. Meningkatkan kesejahtraan karyawan Puskesmas Nangaroro

B. Tata Nilai Puskesmas


Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan masyarakat sebagai
pengguna layanan, Puskesmas Nagaroro sebagai fasilitas pelayanan publik
mempunyai Tata Nilai dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, antara
lain:
1) Profesionalisme
Pelayanan kesehatan berdasarkan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi
sehingga sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat,
disiplin, bekerja keras dan berkomitmen
2) Sikap
Dalam memberikan pelayanan selalu bersikap positif, sepenuh hati,
penuh empati dan tidak diskriminasi melalui senyum, sapa, salam dan
santun
3) Keterbukaan
Terbuka dalam memberikan informasi pelayanan serta siap menerima
kritik dan saran atas pelayanan yang diberikan dengan menjunjung tinggi
nilai kejujuran dan keadilan

Motto : “MELATI” (Melayani Dengan Hati),

C. Kebijakan Mutu
Dalam meningkatkan mutu pelayanan yang dapat menjawabi kepuasan
masyarakat sebagai penerima layanan, pelaksanaan pelayanan diatur dalam
kebijakan mutu yang ditetapkan sebagai kerangka kerja yang
dikomunikasikan dan diterapkan di seluruh unit layanan dan akan ditinjau
kesesuaian pencapaiannya secara berkala. Adapun kebijakan mutu
Puskesmas Nangaroro antara lain;
a. Kepala Puskesmas dan seluruh staf wajib berpartisipasi dalam
program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
b. Para Penanggung Jawab, Koordinator Program, Kepala Unit Layanan
dan Pelaksana kegiatan wajib melakukan kolaborasi dalam
pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien
c. Pedoman Mutu dan Perencanaan mutu/ kinerja disusun berdasarkan
Visi, Misi, dan Tata Nilai Puskesmas
d. Perencanaan Mutu disusun oleh seluruh Staf Puskesmas yang
dikoordinasikan oleh PenanggungJawab Managemen Mutu
e. Perencanaan Mutu/ Kinerja meliputi perencanaan mutu/ kinerja
managemen, mutu/ kinerja UKM dan mutu/ kinerja UKP/ Layanan
Klinis

D. Gambaran Umum dan Kependudukan


1. Gambaran Umum Wilayah
Puskesmas Nangaroro terletak di Jl. Ende-Aegela, RT 23, Kelurahan
Nangaroro, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo. Wilayah Kerja
Puskesmas Nangaroro terdiri dari 1 Kelurahan dan 18 Desa dengan luas
wilayah ± 238,02 km2. Wilayah kerja Puskesmas Nangaroro meliputi
keseluruhan Wilayah Kecamatan Nangaroro dengan batas wilayah sebagai
berikut:
 Utara :Wilayah Kerja Puskesmas Danga dan Puskesmas Kaburea
 Timur :Wilayah Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende
 Selatan :Laut Sawu dan Wilayah Kerja Puskesmas Maunori
 Barat :Wilayah Kerja Puskesmas Boawae
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro

Kondisi Daerah Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro meliputi pegunungan,


dataran rendah dan pantai, dengan pemanfaatan tanah sebagai perkebunan,
bangunan/ rumah, sawah dan lain-lain. Semua wilayah kerja Puskesmas
Nangaroro dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan jarak tempuh dari desa ke puskesmas rata rata 45 menit, terkecuali
Desa Kotakeo, Kotakeo 1, Kotakeo 2, dan Degalea dengan jarak tempuh rata
– rata 1,5 jam

Table 1.1 Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro


Tahun 2021

Luas Wilayah Jumlah Lingkungan/ Jumlah


No Desa/ Kelurahan
(km2) Dusun RT

1 Nangaroro 7 7 23
2 Nataute 3 3 6
3 Utetoto 10
4 Odaute 7,3 4 8
5 Bidoa 10 4 10
6 Ulupulu 12 4 16
7 Ulupulu 1 10 4 16
8 Pagomogo 9 4 16
9 Kotakeo 13
10 Kotakeo 1 17 4 11
11 Koatakeo 2 13 2 5
12 Podenura 8,1 4 10
13 Riti 7,4 4 16
14 Tonggo 5 4 9
15 Wokodekororo 7,2 4 12
16 Wokowoe 11 4 14
17 Degalea 9,1 4 8
18 Woewutu 4,1 4 8
19 Woedoa 6 4 12

Sumber Data; Kantor Kecamatan Nangaroro, 2021

Dari table diatas terlihat bahwa Kelurahan Nangaroro memiliki Luas Wilayah
Paling Besar yakni 00000 km2 demikian juga dengan jumlah lingkungan
sebanyak 7 Lingkungan dan jumlah RT sebanyak 23 RT.

2. Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data proyeksi penduduk BPS Kabupaten Nagekeo,
Penduduk Wilayah Kecamatan Nangaroro berjumlah 24.011 jiwa.
Diklasifikasikan menurut jenis kelamin, dari total 24. 011 jiwa terdapat
10. 728 Jiwa atau 44,67% Laki-laki dan 11.107 Jiwa atau 46,25%
Perempuan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk
perempuan Di Wilayah Kecamatan Nangaroro lebih banyak dibandingkan
laki-laki.

b. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur dan Jenis Kelamin di
wilayah kerja Puskesmas Nangaroro secara lengkap dapat dilihat dalam
Tabel dibawah ini:
Table 1.2 Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro
Tahun 2021

Kelompok Laki-Laki + Rasio Jenis


No Laki-laki Perempuan
Umur Perempuan Kelamin
1 0-4
2 5-9
3 10-14
4 15-19
5 20-24
6 25-29
7 30-34
8 35-39
9 40-44
10 45-49
11 50-54
12 55-59
13 60-64
14 65-69
15 70-74
16 75+

Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021

c. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)


Berdasarkan komposisi penduduk menurut kelompok umur pada table 2.1
diatas dapat di gambarkan salah satu Indikator Ekonomi yakni Angka
Beban Tanggungan yang merupakan perbandingan atau rasio antara
penduduk usia belum produktif (0 - 14 Tahun) dan usia tidak produktif
(>65 Tahun) dengan penduduk usia produktif (15-64 Tahun).
Besarnya Angka Beban Tanggungan dapat menggambarkan beban
tanggungan ekonomi penduduk usia produktif yang terjadi diwilayah
Kecamatan Nangaroro.
Tabel 1.3 Angka Beban Tanggungan Ekonomi Usia Produktif
Tahun 2021

Usia Tahun 2021


0 – 14
15 – 64
65 +
Rk %

Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021

Grafik 1.1 Beban Tanggungan Ekonomi Usia Produktif


Tahun 2021

0-14 15-64 65+


Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021
Berdasarkan sajian data pada table 1.3 dan grafik 1.1 menunjukan bahwa
penduduk usia belum produktif sebanyak 00000 orang dan penduduk usia
tidak produktif sebanyak 00000 orang sementara penduduk usia produktif
sebanyak 0000 orang, sehingga secara ekonomi angka beban
tanggungan penduduk Kecamatan Nangaroro sebesar 000% yang artinya
setiap 000 orang penduduk usia produktif menanggung 000 orang
penduduk usia belum produktif dan tidak produktif lagi.
Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa rasio Beban
Tanggungan penduduk Kecamatan Nangaroro < 00% dengan kategori ....

BAB II SARANA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 43 Tahun 2019).
Penyelenggaraan puskesmas sebagai fasiitas kesehatan tingkat pertama
ditunjang oleh berbagai Sarana kesehatan yang berada di Wilayah Kecamatan
Nangaroro. Sarana Kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi sarana
puskesmas dan beberapa sarana pelayanan kesehatan yang tercatat di
Puskesmas Nangaroro sampai dengan tahun 2021.

1. Peralatan dan Sarana Kesehatan


Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan Puskesmas
Nangaroro telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam gedung seperti
pada table berikut:
Tabel 2.1 Fasilitas Pelayanan dan Ruangan Puskesmas Nangaroro
Tahun 2021

No Bangunan Ruangan Jumlah

1 Bangunan I
1.1 Lantai 1 Ruangan Tunggu 2
Loket Pendaftaran 1
Poli MTBS 1
Poli KIA 1
Poli Umum 1
Apotik 1
Poli TBC 1
Poli Gigi 1
Ruangan Cold Chain 1
Poli KB, IVA & Sadanis 1
Unit Gawat Darurat 1
VK/ Ruangan Bersalin 1
Nifas 1
1.2 Lantai 2 Managemen 1
Kepala Puskesmas 1
UKM 1
Ruangan Pertemuan 1
2 Bangunan 2 Gudang Obat 1
3 Bangunan 3 Laboratorium 1
4 Bangunan 4 Ruangan Tunggu 1
Ruangan Peralatan 8
Ruangan Perawatan 8
Laundry 1
Ruangan Linen 1
Gudang Peralatan 2
5 Bangunan 5 Rumah Tunggu 1
Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021

2. Sarana Penunjang
Dalam menunjang penyelenggaan Puskesmas baik bersifat Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan maupun
managemen, Puskesmas Nangaroro didukung dengan sarana penunjang
kegiatan seperti berikut;
Tabel 2.2 Fasilitas Pelayanan dan Ruangan Puskesmas Nangaroro
Tahun 2021

N Keadaan Barang
Jenis Sarana Prasarana Jumlah
o Baik RR RS RB
A Sarana Non Medik
1 Ambulance 1 1
2 Mobil Pusling 1 1
3 Sepeda Motor
B Sarana Penunjang
1 Komputer
2 Laptop
3 Lemari Pendingin Besar/ Kecil
4 Lemari Peralatan
5 LemariPengarsipan
6 Lemari Obat
7 Frezer 2 2
8 TV 1 1
9 Sofa
10 Kursi Kerja
11 Kursi Plastik
12 Podium Loket Pendaftaran
13 Bangku/ Kursi Panjang
14 Meja Komputer
15 Meja Biro
16 Meja Setenga Biro
17 Sterilisator Listrik
18 AC
19 APAR
20 Tempat Tidur Periksa
21 Tempat Tidur Pasien
22 Ginekolog Bad
23 Lemari Pasien
24 Proyektor 1 1
Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021

3. Jaringan dan Jejaring Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas


Nangaroro
Berdasarkan Permenkes No 46 Tahun 2019 tentang Puskesmas, disebutkan
bahwa dalam mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, Puskesmas
memiliki Jaringan Pelayanan Kesehatan dan Jejaring Fasilitas Kesehatan
yang berada di wilayah kerja puskesmas.
Dalam tata hubungan kerja, Jaringan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
secara rutin bulanan melaporkan hasil pelayanan kesehatan di masing-
masing wilayah kerjanya, sedangakan Jejaring Fasilitas Kesehatan lainnya
yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan, upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat lebih bersifat pembinaan, koordinasi dan rujukan serta
Lintas sektor terkait koordinasi dalam bidang upaya kesehatan yang
diberikan. diwilayah Kecamatan.
Adapun Jaringan Pelayanan Kesehatan dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (di Luar Organisasi Puskesmas) yang berada di wilayah
Kecamatan Nangaroro adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Jejaringan dan Jejaring Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas NangaroroTahun 2021

No Jejaring dan Jaringan Fasilitas Kesehatan Jumlah


A Jejaring Pelayanan Kesehatan
1 Pustu 6
2 Polindes 10
3 Poskesdes 2
B Jaringan Fasilitas Kesehatan
1 Praktek Dokter Umum 1
2 Apotik 1
3 Bp Swasta 1

Sumber Data; Profil Puskesmas Nangaroro, 2021

B. Akses Pelayanan Kesehatan


1. Kunjungan Puskesmas
Puskesmas Nangaroro merupakan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan
akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat selama 24 jam. Sesuai
Keputusan Kepala Puskesmas Nangaroro Nomor: ..../..../... tentang
Pelayanan Yang Disediakan di Puskesmas.
Data kunjungan Puskesmas terdiri dari kunjungan kasus lama dan kasus
baru yang telah direakpitulasi diunit Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
maupun kunjungan di jejaring pelayanan puskesmas yang berada di wilayah
Kecamatan Nangaroro yang dirincikan menurut jenis kelamin seperti grafik
dibawah ini:
Grafik 2.1 Kunjungan Puskesmas dan Jaringan Pelayanan
Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

Total Kunjungan
18,000 16,224

16,000

14,000
Perempuan
12,000 10,345

10,000
Laki-Laki
8,000 5,879
6,000

4,000

2,000

0
Laki-Laki Perempuan Total Kunjungan
Sumber Data; Sikda Puskesmas Nangaroro, 2021
Dari grafik diatas menunjukan bahwa pada tahun 2021 jumlah kunjungan
Puskesmas sebanyak 16. 224 orang dengan proporsi pengunjung
perempuan sebanyak 10.345 orang lebih banyak dari laki-laki.

2. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak


Morbiditas merupakan gambaran kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu dan merupakan penjabaran angka kesakitan baik
insiden maupun prevelensi dari suatu penyakit. Angka morbiditas disuatu
wilayah dapat menggambarkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah
tersebut. Data morbiditas merupakan data penyakit yang diperoleh dari data
pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu.
Data sepuluh penyakit terbanyak diwilayah Kecamatan Nangaroro diambil
dari data kunjungan puskesmas Rawat Jalan dan Rawat Inap maupun
jaringan pelayanan kesehatan puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
Nangaroro pada Tahun 2021 seperti pada table dibawah ini:
Tabel 2.4 Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja
Puskesmas NangaroroTahun 2021

No Nama Penyakit Jumlah


1 ISPA 5.090
2 Myalgia 1.821
3 Gastritis 1.116
4 Vulnus 952
5 Hipertensi 631
6 Dermatitis 520
7 Gingivitis 488
8 Febris 413
9 Diare 309
10 Sepalgia 235

Sumber Data; Sikda Puskesmas Nangaroro, 2021


Dari Table diatas menunjukan bahwa jumlah penyakit terbanyak diwilayah
Kecamatan Nangaroro berdasarkan pengkategorian sepuluh besar penyakit
tahun 2021 adalah penyakit ISPA dengan jumlah 5.090 kasus.

C. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)


Dalam mewujudkan masyarakat Kecamatan yang sehat, dibutuhkan Tata
Hubungan Kerja puskesmas dan jejaring Kesehatan lainnya diwilayah kerja
puskesmas seperti yang tertuang di dalam Permenkes No. 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas.
UKBM dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dengan memanfaatkan potensi
dan sumber daya yang tersedia dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang
terjadi. Sebagai salah satu jejaring kesehatan, UKBM di kelola oleh masyarakat
dengan pemerintah desa sebagai pembina utama dalam menggerakan
masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat. Dalam Tata Hubungan kerja dengan jejaring
kesehatan, Puskesmas berperan dalam melakukan koordinasi dengan
pemerintah Desa terkait pembentukan dan pengelolaan UKBM berkelanjutan
melalui pendekatan penyelesaian masalah kesehatan dan dalam prosesnya,
puskesmas melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi berkelanjutan dalam
meningkatkan kualitas UKBM di wilayah Kecamatan.
Sejalan dengan revitalisasi desa siaga menjadi desa/kelurahan siaga aktif tata
pengelolaan UKBM dilakukan dalam suatu wadah Desa/ Kelurahan Siaga aktif
dan merupakan salah satu indikator penentuan strata perkembangan desa/
kelurahan siaga aktif.
Di wilayah kerja Puskesmas Nangaroro UKBM yang telah terbentuk dan
bergerak dalam wadah desa/ kelurahan siaga aktif antara lain Posyandu,
Posbindu, Posyandu Lansia, Pokja AMPL Desa, Jumantik dan KDS.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal masyarakat
yang menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas yakni kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Dalam memantau perkembangannya posyandu dikelompokan dalam srata
pratama, strata madya, strata purnama dan strata mandiri.
Diwilayah Kecamatan Nangaroro jumlah Posyandu sebanyak 59 Posyandu
dengan tingkat perkembangan sesuai strata seperti grafik dibawah ini:
Grafik 2.2 Strata Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

PURNAMA PRATAMA
2 1

MADYA
56

Sumber Data; Sikda Puskesmas Nangaroro, 2021


Dari garfik diatas menunjukan bahwa berdasarkan strata terdapat 1 Posyandu
Pratama, 56 Posyandu Madya dan 2 Posyandu Purnama.

BAB III SUMBER DAYA KESEHATAN


Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama Puskesmas Nangaroro telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat, perawat gigi, analis kesehatan, apoteker dan nutrisionis.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur terpenting dalam
organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan
SDM. SDM kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Jenis
dan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Nangaroro pada tahun 2021 dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Data Kepegawaian Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan


Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

Status Pegawai
Jenis Tenaga
No Jlh ASN Pendidikan
Kesehatan NON
PNS ASN
PTT
1 Dokter Umum 3 3 S1 Profesi
2 Dokter Gigi 1 1 S1 Profesi
3 Perawat
4 Perawat Gigi 3 3
5 Bidan
6 Apoteker 1 1 1
7 Asisten Apoteker 2 2
8 Epidemologi 2 1 1
9 Penyuluh Kesehatan 1 1
10 Sanitarian 2 1 1
11 Tenaga Gizi 3 3
12 Analis Kesehatan 2 2
13 Rekam Medis 1 1
14 Tenaga Non Medis
a. Sopir 2 1 1
c. CS 2 1 1
d. Admin 1 - 1
c. Laundry 1 - 1
Jumlah 84 81 3

Sumber Data; Managemen Puskesmas Nangaroro, 2021

A. Sebaran Tenaga Kesehatan


Dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan diwilayah kerja puskesmas
nangaroro dibutuhkan penataan ketenagaan sesuai kebutuhan pelayanan
kesehatan yang tersedia baik di masing-masing unit pelayanan
puskesmas maupun jaringan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Nangaroro. Adapun sebaran ketenagaan yang berada di
Puskesmas Nangaroro adalah Sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sebaran Ketenagaan di Unit dan Jaringan Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Nangaroro tahun 2021

Status Pegawai
Jenis Ketenagaan
No Jlh Jaringan
Kesehatan Admi
UKM UKP Pelayanan
n
Kesehatan
1 Dokter Umum 3 1 - 2
2 Dokter Gigi 1 - 1
3 Perawat 4 3
4 Perawat Gigi 3 1 - 2
5 Bidan 18
6 Apoteker 1 - - 1
7 Asisten Apoteker 2 2
8 Epidemologi 2 - 2 -
9 Penyuluh Kesehatan 1 - 1 -
Nutrisionis 2 - 1 1
Ahli Gizi 1 - 1 -
10 Sanitarian 2 - 2 -
12 Analis Kesehatan 2 1 - 1
13 Rekam Medis 1 - - 1

Sumber Data; Managemen Puskesmas Nangaroro, 2021

BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan Kesehatan adalah besarnya dana yang di keluarkan dalam


pengelolaan pelayanan kesehatan di Puskesmas baik bersifat Upaya
Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Managemen
penyelenggaraan Puskesmas.
Pembiayaan puskesmas bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jampersal dan Bantuan
Operasional Khusus (BOK). Adapun sumber pembiayaan Puskesmas
Nangaroro dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Sumber Pembiayaan dan Realisasi Anggaran Puskesmas


Nangaroro Tahun 2021

Alokasi Realisasi
No Sumber Pembiayaan Ket
Anggaran Anggaran
1 DAU
2 BOK
3 JKN Kapitasi
4 Jamkesda
Jumlah

Sumber Data; Managemen Puskesmas Nangaroro, 2021


BAB V KESEHATAN KELUARGA
A. Kesehatan Ibu
1. Angka Kematian Ibu
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat di lihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu, di samping itu kejadian
kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada
tahun tertentu dengan penyebab kematian terkait gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu maternal berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu
melahirkan dan masa nifas. Pada Tahun 2021 kasus Kematian ibu tidak ada
di wilayah Kecamatan Nangaroro. Diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro,
kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sangat baik, disamping kemudahan
mengakses pelayanan kesehatan yang tersedia dimasing-masing wilayah
kerja Puskesmas Nangaroro.
Grafik 5.1 Kasus Kematian Ibu Tahun 2019-2021
Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.4
0.3
AKI AKI AKI
0.2 0 0 0

0.1
0
2019 2020 2021

Sumber Data; Managemen Puskesmas Nangaroro, 2021


Dari grafik diatas menunjukan bahwa sejak Tahun 2019 s/d Tahun 2021,
kasus kematian ibu tidak terjadi diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro.

2. Kesehatan Ibu Hamil


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan,
dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman
pelaksanaan pelayanan kesehatan antenatal. Kegiatan pelayanan antenatal
meliputi: pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet tambah
darah pada ibu hamil selama masa kehamilan. Selama masa kehamilan
kontak petugas dan ibu hamil minimal dilakukan 4 kali sesuai periode satu
masa kehamilan dengan pelayanan kesehatan wajib yang diperoleh adalah
10 T. Pelayanan kesehatan ibu hamil dititik beratkan pada upaya promotif
dan preventif yang dapat diukur dalam pencapain cakupan Kunjungan
Pertama Ibu Hamil (K1) dan Kunjungan Keempat Ibu Hamil (K4).
Cakupan K1 merupakan gambaran pelayanan kesehatan ibu hamil terstandar
pada usia kehamilan trimester I, sedangkan cakupan K4 merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan
ibu hamil sesuai standar dengan distribusi satu kali pada trimester pertama,
satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ke tiga.
Diwilayah Kerja Puskesmas Nangaroro cakupan K1 dan K4 dapat dilihat
pada table dibawah ini:

Grafik 5.2 Cakupan Pelayanan K1 dan K4


Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

63.6 Bumil K4
Bumil K4 272

66.1 Bumil K1
Bumil K1 283

Ibu Hamil
428

Ibu Hamil

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Sumber Data; Managemen Puskesmas Nangaroro, 2021


Dari grafik diatas menunjukan bahwa pada tahun 2021 ibu hamil yang
memperoleh pelayanan K1 (10 T) pada trimester I sebanyak 66,1 %
sedangkan cakupan K4 sebanyak 63,6% ibu hamil secara terstandar
mendapatkan pelayanan kesehatan diwilayah Kecamatan Nangaroro
sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
agar ibu hamil mempunyai kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan K4, pada saat pelayanan antenatal
wajib diberikan zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi Tetanus dalam
memenuhi standar kualitas pelayanan kesehatan Ibu Hamil. Gambaran
pelayanan Fe dan Imunisasi Tetanus diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro
pada Tahun 2021 seperti pada grafik dibawah ini:
Grafik 5.2 Cakupan Pelayanan FE dan TT
Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro Tahun 2021

100 100
100

90

80

70 63.6
60

50
40.9
40

30

20

10

0
TTD TT

Target Pencapaian
Pemberian Imunisasi Tetanus Difteri (TD) berkaitan erat dengan ANC.
sebagai upaya pencegahan Tetanus Neonatorum, setiap ibu hamil wajib
mendapatkan imunisasi Td.
Tren pelayanan imunisasi Td 1 s/d Td 5 pada ibu hamil tahun 2021 dapat
dilihat pada grafik berikut ini:

60
Ibu Hamil Ibu Hamil
52 50
Ibu Hamil
50 41

Ibu Hamil
40 32
Ibu Hamil
27

30

Td 4
20 Td 3 11.7
Td 2 12.1 Td 5
Td 1 7.5
6.3 9.6
10

0
Td 1 Td 2 Td 3 Td 4 Td 5

Komplikasi kebidanan merupakan kejadian kesakitan yang terjadi pada ibu


hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun jaringan
pelayanan kesehatan lainnya diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro terdapat
20% dari total ibu hamil dengan kasus komplikasi kebidanan yang
membutuhkan penanganan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar
maupun rujukan. Komplikasi kebidanan merupakan keadaaan penyimpangan
dari normal yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi yang meliputi: Hb <8 g%, Tekanan Darah Tinggi
(Sistole >140 mmhg dan Diastole >90 mmhg), eklamsia, Ketuban Pecah Dini,
Perdarahan Pervagina, Letak Lintang pada usia kehamilan >32 Minggu,
Letak sungsang pada primi gravida, infeksi berat atau sepsis maupun
persalinan prematur.
Rasio Penemuan Kasus Komplikasi Kebidanan Diwilayah Kerja Puskesmas
Nangaroro pada Tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Komplikasi Kebidanan
8

Estimasi Kasus
86

Dari grafik diatas menunjukan bahwa sesuai target estimasi penemuan kasus
komplikasi kebidanan, dari 86 kasus ditemukan 8 kasus komplikasi
kebidanan dan telah dilakukan penanganan sesuai prosedur. Dalam
menemukan kasus resiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang menjadi
target di butuhkan evaluasi berlanjut dalam meningkatkan penemuan kasus.

3. Kesehatan Ibu Bersalin


Persalinan merupakan suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran placenta dan selaputnya
(Mayles,1996). Pelayanan kesehatan ibu bersalin mencakup pelayanan
Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan dengan kompetensi kebidanaan, Pelayanan Kunjungan Nifas
maupun pelayanan Viamin A pada masa Nifas. Pelayanan persalinan yang
tidak terstandar dapat berdampak pada Komplikasi persalinan, kematian ibu
maternal maupun bayi baru lahir.
Diwilayah Kecamatan Nangaroro pada Tahun 2021, cakupan persalinan
ditolong tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan sebanyak 99,3 %
(296 persalian) dari total persalinan 298 orang dimana terdapat 2 persalinan
tidak ditolong oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
sedangkan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan sebanyak 295
persalinan (99 %) dengan 3 Persalinan tidak dilakukan di fasilitas kesehatan.
Optimalisasi pelaksanaan 2H2 Center dan ketersediaan rumah tunggu
diperlukan dalam meningkatkan pelayanan persalinan diwilayah kerja
Puskesmas Nangaroro.
Cakupan pelayanan persalinan diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
100 100

Persalinan Dito-
long Nakes
99.3
Persalinan Di
Faskes
99
Target

Pencapaian

Persalinan Ditolong Nakes Persalinan Di Faskes

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai


standar yang diberikan pada ibu bersalin yang dihitung sejak 6 jam sesudah
persalinan sampai dengan 42 hari pasca persalinan dimana durasi
Pelaksnaaan KF 1 (6 Jam – 3 hari), KF 2 dilakukan dalam waktu 4 s/d 28 hari
dan KF 3 dalam waktu 29 s/d 42 hari. Pelayanan kesehatan yang diberikan
pada masa Nifas antara lain:
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (Involusi Uterus)
3. Pemeriksaan Lokhia dan pengeluaran pervagina lainnya
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif selama 6 bulan
5. Pemberiaan Kapsul Vitamin A 200.000 IU setelah melahirkan dan 24 Jam
setelah pemberian Kapsul Vitamin A Pertama.

Diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro cakupan pelayanan masa nifas dapat


dilihat pada Grafik berikut ini:
KF 1
100 KF 3
99.7

KF 2
95.6

KF 1 KF 2 KF 3

Dari grafik diatas menunjukan bahwa dari target pencapaian 100%


pelaksanaan Kunjungan Nifas, Cakupan KF2 belum mencapai target dimana
terdapat 13 Ibu Nifas yang tidak mendapatkan pelayanan Nifas (95,6%) dan
Pencapaian KF 3 sebesar 99,7% dengan 1 Ibu Nifas yang tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan sehingga dalam pelaksanaannya tata pengelolaan
pelayanan masa nifas melalui penyesuaian penjadwalan pelaksanaan
kunjungan sesuai target untuk masing-masing ibu nifas.
Masa Nifas merupakan masa pemulihan kondisi biologis ibu maupun
intervensi dini pemenuhan kebutuhan intake gizi mikro pada bayi melalui
komposisi ASI pada Ibu. Kebutuhan Vitamin A pada pada bayi sebesar
200.000 SI yang akan diberikan melalui ASI, sehingga dalam tatalaksana
pelayanan Nifas menjadi salah satu indikator pencapaian pelayanan
kesehatan masa nifas. Diwilayah Kecamatan Nangaroro semua ibu nifas
mendapatkan Vitamin A (Pencapaian 100%).

4. Keluarga Berencana
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang melahirkan wanita cukup tinggi. Usia subur seorang wanita
umumnya pada usia 15 – 49. Dalam mengatur kelahiran wanita/pasangan
diprioritaskan menggunakan alat kontrasepsi (KB). Tingkat pencapaian
pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan
kepesertaan KB Aktif dari jenis-jenis alat kontrasepsi yang digunakan.
Pada Tahun 2021 diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro peserta KB aktif
sebanyak 900 orang dari 2.433 Pus sehingga pencapaian KB Aktif sebesar
37% dari target pencapaian 100%.
Adapun reprentasi cakupan kepesertaan KB Aktif berdasarkan jenis
Kontrasepsi yang digunakan dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Kondom Suntik
1% 25%
5%

Implant
39%

AKDR
5%

MOW
24%

Dari diagram diatas menunjukan bahwa dari peserta akseptor KB Aktif, Jenis
Kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah Aimplant dengan 39 %
peserta.

B. Kesehatan Anak
1. Angka Kematian Bayi
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat 1 Tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar kematian bayi dapat dilihat dari
penyebab endogen dan eksogen. Kematian endogen umumnya terjadi pada
kematian neonatus (0 sd 28 hari) dimana penyebab kematian bayi umumnya
disebabkan oleh faktor bawaan yang dibawah anak sejak lahir baik pada
masa konsepsi dari orang tua maupun pada saat masa kehamilan,
sedangkan kematian eksogen yang terjadi pada post neonatal merupakan
kematian bayi yang terjadi pada usia setelah 1 Bulan sampai dengan
menjelang usia 1 Tahun yang dipengaruhi oleh lingkungan luar.
Angka kematian bayi balita yang terjadi dalam suatu wilayah pada kurun
waktu yang sama dapat menggambarkan derajat kesehatan masyarakat
diwilayah tersebut.
Gambaran Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita di wilayah kerja
Puskesmas Nangaroro pada Tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Series 1

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Neonatal
Bayi
Balita

Series 1

2. Pelayanan Kesehatan Neonatal


3. Pelayanan Kesehatan Bayi
4. Pelayanan Imunisasi
5. Pelayanan Kesehatan Balita
6. Status Gizi
7. Status Gizi Bayi
8. Status Gizi Balita
9. Distribusi Vitamin A
10. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
12. Gzdgzg

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


1. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
2. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
3. Aaggg

BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT


A. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
1. Tuberkulosis
2. Pneumonia
3. Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan
4. Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
5. Diare
6. Kusta
7. Covid-19
8. Gfhj

B. Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunitas


1. Difteri
2. Tetanus Neonatorum
3. AFP/ Lumpuh Layu Akut
4. Campak
5. Penyakit Potensial KLB/ Wabah
6. Gdzfgzg

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
3. Malaria
4. Rabies
5. Dgggzg

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular


1. Hipertensi
2. Diabetes Militus
3. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara
4. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
5. Bzbzbzb

BAB VII KESEHATAN LINGKUNGAN


A. Sarana Air Minum
B. Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
C. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
D. Pengawasan Tempat-Tempat Umum
E. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
F. Hgjkg

BAB VIII PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai