10041-Article Text-35279-1-10-20221024
10041-Article Text-35279-1-10-20221024
10041-Article Text-35279-1-10-20221024
Abstrak
Permasalahan lingkungan yang menjadi isu nasional adalah permasalahan sampah. Upaya penurunan volume
sampah ditingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
dengan melibatkan partisipasi ibu rumah tangga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi
pengelolaan sampah dengan prinsip 3R sebagai upaya penurunan volume sampah pada ibu rumah tangga di
Kelurahan Labuhan Deli. Metode dalam penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif untuk melihat
gambaran pengelolaan sampah dengan prinsip 3R pada ibu rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli. Hasil
penelitian menunjukkan responden merupakan ibu rumah tangga berumur 55-56 tahun (37,8%), pendidikan
terakhir SD (51%), pendapatan keluarga di bawah Rp. 3.000.000 (63,3%), suku melayu (72,4%) dan memiliki
jumlah anggota keluarga <5 orang (77,6%) dengan timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan dalam 6
hari adalah 397,5 Kg atau setiap harinya dihasilkan sampah rumah tangga 0,676 Kg/hari dan 0,166
Kg/orang/hari dengan jenis sampah organik sebanyak 90% dan sampah anorganik 10%. Komposisi sampah
terbanyak adalah sampah makanan sebanyak 83,3%. Pengelolaan sampah dengan prinsip reduce pada sebagian
besar ibu rumah tangga masuk kategori rendah yaitu 75 ibu rumah tangga (76,5%), pengelolaan sampah dengan
prinsip reuse pada sebagian ibu rumah tangga masuk kategori sedang yaitu 46 ibu rumah tangga (46,9%),
pengelolaan sampah dengan prinsip recycle pada sebagian besar ibu rumah tangga masuk kategori rendah yaitu
96 ibu rumah tangga (98%), dan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R pada sebagian besar ibu rumah tangga
masuk kategori rendah yaitu 88 ibu rumah tangga (89,8%). Kemudian hampir semua ibu rumah tangga tidak
mengetahui adanya Peraturan Daerah dan Peraturan Wali Kota Medan berkaitan dengan pengelolaan Sampah
Rumah serta adanya denda sebesar 10.000.000 atau kurungan penjara selama 3 bulan bagi setiap orang yang
membuang sampah sembarangan.
Abstract
The environmental problem that has become a national issue is the waste problem. Efforts to reduce the volume
of waste at the household level can be done by applying the 3R principle (Reduce, Reuse and Recycle) by
involving the participation of housewives. This study was conducted to determine the implementation of waste
management with the 3R principle as an effort to reduce the volume of waste for housewives in Labuhan Deli
Village.. The method in this study is a descriptive survey to see an overview of waste management with 3R
principles on housewives in Labuhan Deli Village. The results showed that the respondents were housewives
aged 55-56 years (37.8%), the last education was elementary school (51%), family income below Rp. 3,000,000
(63.3%), Malay ethnicity (72.4%) and having <5 family members (77.6%) with household waste generated in 6
days is 397.5 Kg or every day household waste produced is 0.676 Kg/day and 0.166 Kg/person/day with 90%
organic waste and 10% inorganic waste. The composition of the most waste is food waste as much as 83.3%.
Waste management with the principle of reduce for most housewives is in the low category, namely 75
housewives (76.5%), waste management with the principle of reuse for some housewives is in the medium
category, namely 46 housewives (46.9%) , waste management with the recycle principle in most housewives is
in the low category, namely 96 housewives (98%), and waste management with the 3R principle in most
housewives is in the low category, namely 88 housewives (89.8%). Then almost all housewives are not aware of
the Regional Regulation and the Medan Mayor Regulation relating to the management of household waste as
well as a fine of 10,000,000 or imprisonment for 3 months for anyone who litters.
96
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
total timbulan sampah rumah tangga pada sebanyak 0,046 Kg (6,8%) dan sampah plastik
pengukuran pertama adalah 200 Kg dengan sebanyak 0,067 Kg (9,9%).
rerata 2,041 Kg, median 2 Kg. Standar Deviasi
(SD) 0,66 Kg serta berat minimum 0,5 Kg dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
berat maksimum 3,5 Kg. Kemudian total Berdasarkan hasil penelitian diketahui seluruh
timbulan sampah rumah tangga pada responden tidak melakukkan pemilahan sampah
pengukuran kedua adalah 197,5 Kg dengan yaitu sebanyak 98 responden (100%), sebanyak
rerata 2,015 Kg, median 2 Kg. Standar Deviasi 86 responden (87,8%) membuang sampah ≥ 7
(SD) 0,58 Kg serta berat minimum 0,5 Kg dan kali dalam seminggu dan penanganan sampah
berat maksimum 3,5 Kg. Lalu total timbulan dengan kelompok terbanyak yaitu dengan dibakar
sampah rumah tangga pada pengukuran dua yaitu 57 responden (58,2%).
kali pengukuran adalah 397,5 Kg dengan rerata Tabel 8.
4,056 Kg, median 4 Kg. Standar Deviasi (SD) Distribusi penanganan sampah pada ibu rumah
1,15 Kg serta berat minimum 1 Kg dan berat tangga berdasarkan lingkungan di Kelurahan
maksimum 7 Kg. Labuhan Deli.
Sampah Sampah Sampah
Tabel 1. Ling diangkut dibakar dibuang
Distribusi jumlah rata-rata sampah rumah kung petugas ke
tangga yang dihasilkan tiap rumah tangga per an sungai
hari di Kelurahan Labuhan Deli n % n % n %
Timbulan Sampah Rumah Tangga I 8 88,9 1 11,1 - -
̅ Pengukuran Kg/hari II 6 66,7 3 33,3 - -
̅ Pengukuran 1 III 6 85,7 1 14,3 - -
0,680
IV - - 9 100 - -
̅ Pengukuran 2 0,671 - - 3 33,3 6 66,7
V
̅ Pengukuran 1 dan 2 (Kg/hari) 0,676 VI 3 42,9 4 57,1 - -
VII 1 8,3 10 83,3 1 8,3
VIII 2 16,7 5 41,7 5 41,7
Berdasarkan tabel diatas hasil
observasi menunjukkan bahwa rata-rata IX 2 18,2 8 72,7 1 9,1
sampah yang dihasilkan dari setiap rumah X - - 1 100 - -
tangga adalah 0,676 Kg/hari dengan range XI - - 12 100 - -
berat sampah rumah tangga yang dihasilkan
minimal 0,5 Kg dan maksimal 3,5 Kg per 3 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
harinya. Pada pengukuran pertama, rata-rata lingkungan yang sampahnya diangkut oleh
sampah yang dihasilkan dari setiap rumah petugas adalah Lingkungan I, II, III, VI, VII,
tangga yaitu sebanyak 0,680 Kg/hari dan pada VIII, dan XI dengan Lingkungan I yang paling
pengukuran kedua yaitu sebanyak 0,671 banyak dilakukan pengangkutan sampah yaitu 8
Kg/hari. rumah tangga (88,9%), kemudian diketahui
Berdasarkan hasil observasi yang bahwa seluruh lingkungan membakar sampah
dilakukkan dalam 2 kali pengukuran dalam penanganan sampah mereka dengan
menunjukkan bahwa rata-rata sampah rumah lingkungan IV yang paling banyak melakukan
tangga yang dihasilkan setiap orang per harinya pembakaran sampah yaitu 9 rumah tangga
adalah 0,166 Kg. Hasil observasi diketahui (100%), serta diketahui bahwa lingkungan yang
bahwa jenis sampah organik merupakan jenis sampahnya dibuang ke sungai adalah lingkungan
sampah terbanyak yang dihasilkan tiap rumah V, VII,VIII dan IX dengan lingkungan V yang
tangga per hari di Kelurahan Labuhan Deli paling banyak membuang sampah disungai yaitu
yaitu sebanyak 0,609 Kg (90%). Sedangkan 6 rumah tangga (66,7%).
jenis sampah anorganik yang dihasilkan tiap
rumah tangga per hari hanya sebesar 0,067 Kg Pengelolaan Sampah dengan Prinsip Reduce
(10%). Kemudian diketahui bahwa jumlah Pada Ibu Rumah Tangga
komposisi sampah rumah tangga terbanyak Distribusi pengelolaan sampah dengan prinsip
yang dihasilkan setiap hari adalah sampah reduce pada ibu rumah tangga disajikan dalam
makanan seperti sisa makanan, sisa potongan tabel dibawah:
sayur maupun bungkusan makanan dari
dedaunan yaitu sebanyak 0,563 Kg (83,3%), Tabel 9.
kemudian sampah kertas, karton dan nappies Distribusi pengelolaan sampah dengan prinsip
98
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
rerata 4,056 Kg, median 4 Kg. Standar Deviasi sebagaimana penelitian Lya (2009) dalam
(SD) 1,15 Kg serta berat minimum 1 Kg dan Widiarti (2012) yang menyebutkan bahwa jenis
berat maksimum 7 Kg. Adapun rata-rata jumlah sampah rumah tangga yang paling banyak
timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 70%
adalah sebesar 0,676 Kg/rumah tangga/hari dan dan sampah anorganik 28% dan sisanya limbah
0,166 Kg/orang/hari. Kemudian hasil observasi B3 sebanyk 2%. Pada umumnya kegiatan yang
juga menunjukkan bahwa jenis sampah dilakukan manusia dihasilkan sampah organik
terbanyak yang dihasilkan oleh setiap rumah yang lebih banyak dari pada sampah anorganik
tangga di Kelurahan Labuhan Deli merupakan yaitu sampah organik sekitar 60-70% dan sampah
Sampah Organik dengan berat harian sampah anorganik 30-40% (Purwaningrum, 2016).
organik yang dihasilkan setiap rumah tangga Berdasarkan penelitian ini diketahui
sebesar 0,609 Kg (90%) dan sisanya bahwa komposisi sampah rumah tangga yang
merupakan sampah jenis sampah anorganik paling banyak dihasilkan yaitu sampah makanan
dengan berat harian yang dihasilkan sebesar yang terdiri dari sisa-sisa makanan, potongan
0,067 Kg (10%). Selanjutnya hasil observasi sayuran dan potongan buah-buahan. Banyaknya
juga menunjukkan bahwa komposisi sampah timbulan sampah makanan ini dikarenakan
terbanyak yang dihasilkan dari seluruh rumah banyak ibu rumah tangga di Kelurahan Labuhan
tangga sebesar 83,3% adalah sampah makanan Deli yang tidak melakukkan pengelolaan sampah
seperti sisa makanan, sisa potongan sayur rumah tangga dengan prinsip recycle dengan cara
maupun bungkusan makanan dari dedaunan. mengelola sampah makanan tersebut menjadi
Zuriyani dkk (2020) dalam penelitiannya pupuk kompos. Ratya & Herumurti (2017) dalam
menyatakan bahwa satu keluarga di Kelurahan penelitiannya menyatakan bahwa komposisi
Pasir Nan Tigo menghasilkan sampah rumah timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan
tangga sebanyak 0,01 Kg/hari maka dapat Rungkut yang paling banyak dihasilkan setiap
diartikan bahwa timbulan sampah di Kelurahan hari adalah sampah yang dapat dikomposkan
Labuhan Deli lebih besar dari penelitian seperti sampah dapur dan sisa makanan yaitu
tersebut. Adanya perbedaan jumlah timbulan sebanyak 58,4% dari total keseluruhan timbulan
sampah rumah tangga yang dihasilkan ini sampah rumah tangga yang dihasilkan. Penelitian
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti letak ini juga sejalan dengan hasil penelitian
geografis, iklim, tingkat sosial ekonomi, sebelumnya oleh Dewilda dkk (2014) yang
kepadatan penduduk dan kemajuan teknologi. menyatakan bahwa komposisi sampah domestik
Kelurahan Deli memiliki jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh sampah
yang begitu besar sehingga menghasilkan basah 75,5%, sampah plastik 16,6% dan sampah
sampah yang banyak pula. Sebagai salah satu kertas 5,3%.
wilayah yang berada di Kota Medan, Kelurahan Data mengenai jumlah timbulan, jenis
Labuhan Deli tergolong sebagai wilayah dan komposisi sampah rumah tangga sangat
strategis yang dapat diakses dari berbagai penting untuk diketahui dikarenakan data tersebut
wilayah lainnya yang tentunya dapat dapat menjadi acuan dalam menyusun berbagai
memudahkan masuknya berbagai macam kebijakan dan program pengelolaan sampah,
produk yang banyak menghasilkan sampah penyediaan fasilitas pengelolaan sampah,
seperti produk dengan kemasan plastik. penyediaan wadah pemilahan sampah, angkutan
Berdasarkan hasil observasi yang pengangkut sampah serta penyusunan rute
dilakukkan dalam 2 kali pengukuran pengangkutan sampah khususnya di Kelurahan
menunjukkan bahwa rata-rata sampah rumah Labuhan Deli.
tangga yang dihasilkan setiap orang per harinya
adalah 0,166 Kg. Hasil penelitian ini sejalan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dengan penelitian Hadameon (2019) yang Pengelolaan sampah yang saat ini dianggap
menyatakan bahwa rata-rata berat sampah paling efektif adalah dengan pemilahan sampah
rumah tangga di Kota Binjai yang dihasilkan sesuai dengan jenisnya, yaitu sampah organik
adalah 0,17 kg/orang. Hal ini menunjukkan dan anorganik yang setiap jenisnya
bahwa timbulan sampah yang berada di memerlukan tindakan yang berbeda.
Kelurahan Labuhan Deli yang merupakan salah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
satu kelurahan yang di Kota Medan tidak dilakukan, diketahui bahwa seluruh ibu rumah
berbeda dengan timbulan sampah rumah tangga tangga tidak melakukkan pemilahan sampah
yang ada di Kota lainnya seperti Kota Binjai. yaitu sebanyak 98 ibu rumah tangga (100%).
Pada penelitian ini diketahui pula jenis sampah Tidak terlaksananya pemilahan sampah oleh ibu
organik lebih banyak dari sampah anorganik rumah tangga dikarenakan tidak tersedianya
102
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
fasilitas yang memadai seperti tidak adanya menerima plastik saat berbelanja, tidak mau
tempat sampah pilah yang disediakan untuk membawa dan menggunakan wadah sendiri saat
masyarakat umum di Kelurahan Labuhan Deli membeli makanan dan minuman dan tidak mau
serta ibu rumah tangga merasa bahwa sampah membawa keranjang saat berbelanja. Maka perlu
yang akan dibuang tidak perlu dipisahkan adanya sosialisasi dan edukasi yang diberikan
terlebih dahulu karena tidak akan memberi bagi ibu rumah tangga agar mampu
manfaat lagi. melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dengan prinsip reduce di tingkat rumah tangga.
dilakukan sebagian besar ibu rumah tangga Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmadi
membuang sampah ≥ 7 kali dalam seminggu (2017) bahwa partisipasi pengelolaan sampah
yaitu sebanyak 86 ibu rumah tangga (87,8%). dengan Prinsip Reduce di Kota Teheran masih
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa pada kategori rendah menuju sedang (26%)
sebagian besar ibu rumah tangga sudah dengan melakukan kegiatan Reduce dengan
membuang sampah rumah tangga setiap hari memadatkan sampah sebelum dibuang dan
namun tidak di buang ke TPS dikarenakan memilih untuk membeli produk yang
tidak tersedianya TPS di kelurahan tersebut. menghasilkan sedikit sampah.
Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan
umum republik indonesia nomor Pengelolaan Sampah dengan Prinsip Reuse
03/PRT/M/2013 tentang penyelenggaraan pada Ibu Rumah Tangga
prasarana dan sarana persampahan dalam Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penanganan sampah rumah tangga dan sampah dilakukan, diketahui bahwa pengelolaan sampah
sejenis sampah rumah tangga menyatakan rumah tangga dengan prinsip reuse pada sebagian
bahwa sampah tidak boleh berada di TPS lebih ibu rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli
dari 24 jam. masuk pada kategori sedang yaitu sebanyak 46
Untuk masyarakat yang akses menuju ibu rumah tangga (46,9 %). Adapun tindakan
lingkungannya kurang memadai maka tidak Reuse yang sebagian besar dilakukkan oleh
mendapat fasilitas pengangkutan sampah. responden adalah menggunakan kembali kantong
Kemudian diketahui bahwa seluruh lingkungan belanjaan untuk pengumpulan sampah yaitu
melakukan penanganan sampah melalui sebanyak 87 ibu rumah tangga (88,8%).
kegiatan pembakaran sampah, kegiatan Berdasarkan angka presentase, hampir
membakar sampah adalah kegiatan yang paling sebagian dari ibu rumah tangga di Kelurahan
umum dilakukan oleh ibu rumah tangga di Labuhan Deli memiliki tingkat pengelolaan
Kelurahan Labuhan Deli karena dinilai lebih sampah dengan prinsip reuse masuk pada
praktis. kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian lainnya dari ibu rumah tangga masih
Pengelolaan Sampah dengan Prinsip Reduce belum melakukan pengelolaan sampah dengan
pada Ibu Rumah Tangga prinsip reuse seperti menggunakan sampah kertas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah yang masih bersih untuk packing bumbu dapur,
dilakukan, diketahui bahwa pengelolaan menggunakan botol bekas untuk wadah sabun
sampah rumah tangga dengan prinsip reduce cair dan minyak goreng, menggunakan tumbler
pada sebagian besar ibu rumah tangga di dan box makan. Kurangnya kesadaran dalam diri
Kelurahan Labuhan Deli masuk pada kategori masyarakat untuk melakukkan pengelolaan
rendah yaitu sebanyak 75 ibu rumah tangga sampah melalui kegiatan reuse menyebabkan
(76,5 %). Adapun tindakan reduce yang pada keberadaan sistem penanganan sampah berjalan
umumnya dilakukkan oleh responden adalah kurang optimal (Laysa, 2012). Penelitian ini juga
memanfaatkan handuk bekas dan sprei usang sejalan dengan penelitian Ahmadi (2017) yang
untuk dijadikan kain lap yaitu sebanyak 96 menyatakan bahwa partisipasi pengelolaan
responden (98%). sampah di Kota Teheran dengan Prinsip Reuse
Rendahnya tingkat pengelolaan sampah masih belum terlalu tinggi yaitu pada kategori
dengan prinsip reduce pada ibu rumah di rendah menuju sedang (20%) dengan melakukan
Kelurahan Labuhan Deli dikarenakan ibu kegiatan Reuse dengan program sumbangan
rumah tangga masih belum mengetahui barang-barang yang dapat digunakan kembali
tindakan apa saja yang dapat mengurangi oleh Pemerintah Kota Teheren.
timbulan sampah, ibu rumah tangga juga
cenderung melakukkan hal-hal yang dinilai Pengelolaan Sampah dengan Prinsip Recycle
praktis yang justru menimbulkan sampah dalam pada Ibu Rumah Tangga
melakukan kegiatan sehari hari seperti tetap Berdasarkan hasil penelitian yang telah
103
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
dilakukan, diketahui bahwa pengelolaan dengan prinsip 3R pada ibu rumah tangga yang
sampah rumah tangga dengan prinsip recycle rendah di Kelurahan Labuhan Deli dikarenakan
pada sebagian besar ibu rumah tangga di masih banyak ibu rumah tangga yang belum
Kelurahan Labuhan Deli masuk pada kategori memahami pelaksanaan pengelolaan sampah
rendah yaitu sebanyak 96 ibu rumah tangga dengan prinsip 3R dan tidak melakukan
(98%). Adapun tindakan Recycle yang pada pemilahan sampah organik dan anorganik.
umumnya dilakukkan oleh responden adalah Berdasarkan hal ini perlu dilakukannya
mengumpulkan sampah dari bahan plastik dan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan
menjualnya ke pengepul yaitu sebanyak 89 pengelolaan sampah dengan prinsip 3R pada ibu
responden (90,8%). rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli untuk
Rendahnya tingkat pengelolaan sampah menurunkan angka timbulan sampah khususnya
dengan prinsip recycle di Kelurahan Labuhan sampah rumah tangga yang dihasilkan. Tidak
Deli dikarenakan kurangnya kesadaran terlaksananya pengelolaan sampah dengan
masyarakat khususnya ibu rumah tangga dalam prinsip 3R dilihat dari salah satu faktornya yaitu
penerapan prinsip recycle, ibu rumah tangga masyarakat tidak melakukkan pemilahan sampah
cenderung melakukan kegiatan yang dinilai berdasarkan jenis sampah (Ediana dkk, 2018).
paling praktis seperti mengumpulkan sampah Penelitian ini sejalan dengan penelitian Edison
yang ada lalu membuang atau membakarnya. dkk (2017) bahwa di Kabupaten Solok lebih dari
Ibu rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli separuh responden (56,3%) yang memiliki
cenderung tidak melakukkan pengelolaan penerapan 3R pada sampah rumah tangga yang
sampah menjadi produk hand made seperti tas tidak baik. Penanganan sampah dengan prinsip
atau dompet, membuat kompos, membuat 3R (Reuse, Reduce, Recycle) merupakan salah
bubur kertas dan membuat ecobric. Ibu rumah satu strategi inovatif dalam pengelolaan sampah
tangga belum dapat melakukkan kegiatan rumah tangga dan terbukti mengurangi timbulan
recycel ini dikarenakan tidak mengetahui cara sampah (Hartono dkk, 2020)
pengelolaan sampah dengan prinsip recycle ini, Berdasarkan hasil observasi diketahui
maka perlu dilakukkan edukasi lanjutan untuk bahwa pengelolaan sampah dengan prinsip 3R
meningkatkan partisipasi ibu rumah tangga pada seluruh lingkungan di Kelurahan Labuhan
dalam pengelolaan sampah dengan prinsip 3R. Deli masuk pada kategori rendah serta hampir
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmadi seluruh rumah tangga dengan jumlah anggota
(2017) bahwa partisipasi pengelolaan sampah keluarga <5 orang, 5 orang dan >5 orang tingkat
dengan Prinsip Recycle masih pada kategori pengelolaan sampah rumah tangga dengan
sedang (29%) dengan kegiatan recycle yang prinsip 3R nya masuk pada kategori rendah. Hal
paling disukai pada tingkat rumah tangga yaitu ini menunjukkan bahwa tingkat pengelolaan
dengan menyerahkan sampah yang dapat sampah dengan prinsip 3R pada ibu rumah
didaur ulang ke truk pengumpul yang tangga di Kelurahan Labuhan Deli di seluruh
disediakan oleh pemerintah Kota. Persentase lingkungan dengan jumlah anggota keluarga yang
responden yang melakukan kegiatan recycle heterogen masih pada kategori rendah maka perlu
seperti membuat kompos masih sedikit adanya sosialisasi dan edukasi untuk seluruh ibu
dikarenakan sebagian besar masyarakat tidak rumah tangga disetiap lingkungan di Kelurahan
secara langsung bisa ikut membuat kompos Labuhan Deli untuk melakukan pengelolaan
sehingga tidak mengetahui cara pembuatan sampah dengan prinsip 3R.
kompos karena masyarakat hanya
mengumpulkan sampah basah ke tempat Peraturan Pengelolaan Sampah Rumah
penggilingan sampah yang ada di Lingkungan Tangga
RW 01 Kelurahan Kunciran (Tansatrisna, Terdapat peraturan daerah Kota Medan No. 6
2014) Tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan
dan peraturan Wali Kota Medan No. 26 tahun
Pengelolaan Sampah dengan Prinsip 3R 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Kota
pada Ibu Rumah Tangga Medan dalam pengelolaan Sampah Rumah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Tangga dan Sampah Jenis Rumah Tangga yang
dilakukan, diketahui bahwa pengelolaan didalamnya mengatur tentang penyelenggaraan
sampah rumah tangga dengan prinsip 3R pada dan ketentuan pengelolaan sampah, retribusi
sebagian besar ibu rumah tangga di Kelurahan sampah, serta sanksi seperti adanya denda
Labuhan Deli masuk pada kategori rendah sebesar 10.000.000 atau kurungan penjara selama
yaitu sebanyak 88 ibu rumah tangga (89,8 %). 3 bulan bagi setiap orang yang membuang
Tingkat pengelolaan sampah rumah tangga sampah sembarangan berdasarkan perda Kota
104
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
Medan No. 6 Tahun 2015 tentang Pengelolaan sampah anorganik sebanyak (10%) dengan
Persampahan. Selain itu, di Kelurahan Labuhan komposisi sampah terbanyak yang
Deli juga terdapat himbauan yang melarang dihasilkan yaitu sampah makanan berupa
penduduk yang berada dikelurahan tersebut sisa makanan maupun sampah dari kulit
untuk membuang sampah sembarangan buah dan batang sayuran yaitu sebanyak
termasuk membuang sampah ke sungai. (83,3%).
Berdasarkan penelitian yang telah 3. Tingkat pengelolaan sampah dengan
dilakukan hampir semua responden tidak prinsip reduce pada sebagian besar ibu
mengetahui adanya peraturan daerah Kota rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli
Medan No. 6 Tahun 2015 tentang Pengelolaan masuk pada kategori rendah yaitu
Persampahan dan peraturan Wali Kota Medan sebanyak 75 ibu rumah tangga (76,5%)
No. 26 tahun 2019 tentang Kebijakan dan dengan kegiatan reduce yang paling
Strategi Daerah Kota Medan dalam banyak dilakukan adalah memanfaatkan
pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan handuk bekas dan sprei usang untuk
Sampah Jenis Rumah Tangga, serta sanksi dijadikan kain lap.
adanya denda sebesar 10.000.000 atau 4. Tingkat pengelolaan sampah dengan
kurungan penjara selama 3 bulan bagi setiap prinsip reuse pada sebagian ibu rumah
orang yang membuang sampah sembarangan tangga di Kelurahan Labuhan Deli masuk
berdasarkan perda Kota Medan No. 6 Tahun pada kategori sedang yaitu sebanyak 46
2015 tentang Pengelolaan Persampahan yaitu ibu rumah tangga (46,9%) dengan kegiatan
sebanyak 97 responden (99%). Untuk larangan reuse yang paling banyak dilakukan adalah
membuang sampah sembarangan di Kelurahan menggunakan kembali kantong belanjaan
Labuhan Deli hampir seluruh responden yaitu untuk mengumpulkan sampah.
sebanyak 96 responden (98%) mengetahui 5. Tingkat pengelolaan sampah dengan
adanya larangan tersebut, namun selama ini prinsip recycle pada sebagian besar ibu
belum diterapkan dikarenakan belum adanya rumah tangga di Kelurahan Labuhan Deli
kesadaran masyarakat khususnya ibu rumah masuk pada kategori rendah yaitu
tangga untuk peduli terhadap lingkungan sebanyak 96 ibu rumah tangga (98%)
dengan tidak membuang sampah sembarangan. dengan kegiatan recycle yang paling
Berdasarkan penelitian ini maka perlu banyak dilakukan adalah mengumpulkan
dilakukan kegiatan edukasi, sosialisasi dan sampah dari bahan plastik dan menjualnya
himbawan kepada masyarakat, sebagaimana ke pengepul.
penelitian yang dilakukan Adiatma dkk (2015) 6. Tingkat pengelolaan sampah dengan
yang menyatakan bahwa edukasi, sosialisasi prinsip 3R pada sebagian besar ibu rumah
dan himbawan secara bersama-sama memiliki tangga di Kelurahan Labuhan Deli masuk
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pada kategori rendah yaitu sebanyak 88 ibu
seseorang dalam menjalankan peraturan yang rumah tangga (89,8%).
telah ditetapkan. 7. Diketahui hampir semua ibu rumah tangga
yaitu 97 responden (99%) tidak
Kesimpulan mengetahui adanya Peraturan Daerah dan
Peraturan Wali Kota Medan berkaitan
Kesimpulan yang dapat diambil dari dengan pengelolaan Sampah Rumah serta
penelitian ini adalah: adanya denda sebesar 10.000.000 atau
1. Responden terbanyak merupakan ibu kurungan penjara selama 3 bulan bagi
rumah tangga berumur 55-56 tahun setiap orang yang membuang sampah
(37,8%), tingkat pendidikan terakhir SD sembarangan.
(51%), pendapatan keluarga di bawah
Rp. 3.000.000 (63,3%), suku melayu Daftar Pustaka
(72,4%) dan beranggota keluarga
sejumlah <5 orang (77,6%). Adiatma, A. E., Handayani, S. R., Hidayat, K.
2. Jumlah timbulan sampah rumah tangga (2015). Pengaruh edukasi, sosialisasi
yang dihasilkan dalam 2 kali pengukuran dan himbauan terhadap kepatuhan
(6 hari) adalah 397,5 Kg. Adapun setiap wajib pajak dalam melaporkan SPT
rumah tangga menghasilkan sampah tahunan pajak penghasilan. Jurnal
rumah tangga sebanyak 0,676 Kg/hari Perpajakan. 8 (1).
dan 0,166 Kg/orang/hari dengan jenis Ahmadi, M. (2017). Evaluating the Performance
sampah organik sebanyak (90%) serta of 3Rs Waste Practices: Case Study-
105
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU
106