Anda di halaman 1dari 3

Anak tunanetra di sekolah reguler

Anak tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan penglihatan yang


menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam melihat. Anak tunanetra
dapat mengalami kebutaan total atau penglihatan yang sangat terbatas.

Anak tunanetra memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan


yang berkualitas, termasuk pendidikan di sekolah reguler. Pendidikan di
sekolah reguler dapat memberikan kesempatan kepada anak tunanetra
untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya dan belajar di lingkungan
yang inklusif.

Tantangan dan peluang

Pendidikan anak tunanetra di sekolah reguler memiliki tantangan dan


peluangnya masing-masing. Tantangan yang dihadapi antara lain:

 Ketidaksesuaian materi dan metode pembelajaran

Materi dan metode pembelajaran di sekolah reguler sering kali tidak


disesuaikan dengan kebutuhan anak tunanetra. Hal ini dapat menyebabkan
anak tunanetra mengalami kesulitan dalam belajar.

 Dukungan dari guru dan teman sebaya

Anak tunanetra membutuhkan dukungan dari guru dan teman sebayanya


untuk dapat belajar dengan optimal. Guru dan teman sebaya perlu dilatih
untuk memahami kebutuhan dan karakteristik anak tunanetra.

Peluang

Pendidikan anak tunanetra di sekolah reguler juga memiliki peluang, antara


lain:

 Kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya

Anak tunanetra dapat berinteraksi dengan teman sebayanya secara


langsung. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan komunikasi.

 Kesempatan untuk belajar dari teman sebaya

Anak tunanetra dapat belajar dari teman sebayanya yang memiliki


penglihatan normal. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan
kemampuannya.

Kebijakan pemerintah
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan yang mendukung
pendidikan anak tunanetra di sekolah reguler. Kebijakan tersebut antara lain:

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun


2017 tentang Standar Nasional Pendidikan Khusus

Peraturan ini mengamanatkan bahwa anak tunanetra berhak mendapatkan


pendidikan di sekolah reguler.

 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun


2017 tentang Program Pengentasan Anak Berkebutuhan Khusus

Peraturan ini mengamanatkan bahwa pemerintah akan memberikan


dukungan kepada sekolah reguler untuk mengakomodasi anak berkebutuhan
khusus, termasuk anak tunanetra.

Kesimpulan

Pendidikan anak tunanetra di sekolah reguler memiliki tantangan dan


peluangnya masing-masing. Namun, dengan dukungan dari pemerintah,
sekolah, dan keluarga, anak tunanetra dapat memperoleh pendidikan yang
berkualitas di sekolah reguler.

Paragraf tambahan

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung


pendidikan anak tunanetra di sekolah reguler:

 Libatkan orang tua dan keluarga

Orang tua dan keluarga memiliki peran penting dalam mendukung


pendidikan anak. Orang tua dan keluarga dapat memberikan dukungan dan
motivasi kepada anak dalam belajar.

 Berikan pelatihan kepada guru dan teman sebaya

Guru dan teman sebaya perlu dilatih untuk memahami kebutuhan dan
karakteristik anak tunanetra. Pelatihan dapat diberikan oleh lembaga
pendidikan atau organisasi yang bergerak di bidang pendidikan anak
berkebutuhan khusus.

 Sediakan fasilitas dan sarana prasarana yang sesuai

Sekolah reguler perlu menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang


sesuai dengan kebutuhan anak tunanetra. Fasilitas dan sarana prasarana
tersebut antara lain:

* Alat bantu pembelajaran, seperti buku braille, alat peraga, dan


teknologi informasi dan komunikasi.
* Fasilitas aksesibilitas, seperti jalur pemandu, ramp, dan toilet
khusus.

Dengan dukungan yang tepat, anak tunanetra dapat memperoleh pendidikan


yang berkualitas dan mencapai potensinya secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai