Anda di halaman 1dari 156

EFEKTIVITAS ECO-ENZYME LIMBAH KULIT BUAH-

BUAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN


KANGKUNG (Ipomoea aquatica F) DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK HIDROPONIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Biologi

Oleh :

Alfitri Septiani Eka Putri


195040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“........ Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."

(QS. Al-Baqarah: 216).

“….maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.


Sesungguhnya Bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah : 5-6)

“a new chapter is about to start. God has perfect timing, never early, never late. It
takes a little patience and it takes a lot of faith, but it`s a worth the wait.”

“Allah tidak akan menguji َhambanya di luar batas kemampuan dan selalu
bersyukur atas semua nikmat, َkarunia yang Allah berikan hari َini”

“ Orang lain gak akan paham struggle dan masa sulitnya kita, yang mereka ingin
tahu hanya bagian success storiesnya saja. Jadi berjuanglah untuk diri sendiri
meskipun gak akan ada yang tepuk tangan. Kelak diri kita dimasa depan akan
sangat bangga dengan apa yang telah kita perjuangkan hari ini. So, tetap menjadi
pejuang yang keren”

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan ini saya persembahkan skripsi saya untuk
kedua orang tua penulis Bapak Asep ruchiyat dan Ibu Siti Supriatin yang
senantiasa memberikan dukungan, nasihat, do’a, motivasi serta kasih sayang yang
melimpah. Serta saya persembahkan juga untuk penulis sendiri karena telah hebat
sampai bisa berada dititik ini.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Alfitri Septiani Eka Putri
NPM : 195040019
JUDUL SKRIPSI : Efektivitas ECO-ENZYME Limbah Kulit Buah-buahan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
aquatica) dengan Menggunakan Teknik Hidroponik

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul diatas


merupakan benar-benar hasil karya sendiri, dan bukan melakukan plagiarism,
pencurian hasil karya milik orang lain, ataupun segala kemungkinan lain yang pada
hakekatnya bukan merupakan karya tulis skripsi saya secara orisinil dan otentik.

Bila dikemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara fakta dengan
kenyataan ini, Saya bersedia diproses oleh tim Fakultas yang dibentuk untuk
melakukan verifikasi, dengan sanksi terberat berupa pembatalan kelulusan/
kesarjanaan.

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak
atas tekanan ataupun paksaan daru pihak manapun demi menegakan integritas
akademik di institusi ini.

Hormat saya,

Alfitri Septiani Eka Putri


UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan nikmat kesehatan lahir batin, keberkahan juga kemudahan
dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Serta
shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, sampai kepada pengikutnya hingga akhir
zaman.

Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi. Skripsi yang berjudul
“EFEKTIVITAS ECO-ENZYME LIMBAH KULIT BUAH-BUAHAN
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea
aquatica F) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HIDROPONIK”
Dapat selesai pada waktu yang tepat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa semua yang tersaji
dalam skripsi masih jauh untuk dikatakan sempurna, penulis juga banyak mendapat
tantangan serta hambatan dalam mengerjakan skripsi ini namun dengan adanya
bantuan dari beberapa pihak tantangan serta kesulitan dapat teratasi. Dengan segala
kekurangan yang dimiliki oleh penulis, penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini serta
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada cinta pertama dan panutanku, Bapak Asep Ruchiyat yang telah bekerja
keras dalam mendidik, membesarkan, mensupport serta atas segala
perjuangannya untuk mewujudkan mimpi penulis dalam memperoleh gelar
sarjana, terimakasih telah hadir dihidup penulis, semoga Allah SWT.
senantiasa melindungi beliau dimanapun dan kapanpun.
2. Kepada pintu surgaku, Ibu Siti Supriatin terimakasih yang sebesar-besarnya
atas segala didikan, dukungan, kesabaran, semangat, dan do`a yang selalu
dipanjatkan. Terimakasih untuk tidak pernah merasa lelah mendengar keluh
kesah penulis. Terimakasih atas segala perjuangannya, terimakasih telah
menjadi penguat dan pengingat paling hebat, serta terimakasih sudah menjadi
tempat pulang paling nyaman bagi penulis, bu.
3. Kepada the one and only nenek penulis yang selalu menyayangi penulis dengan
sepenuh hati. Selalu menjadi sandaran terbaik untuk pulang, terimakasih atas
semua do`a yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan penulis sampai detik
ini. Penulis berharap semoga beliau sehat selalu dan panjang umur agar tetap
menjadi saksi disetiap perjalanan kehidupan penulis kedepannya. Dan untuk
Alm. Kakek terimakasih telah menjadi panutan, penguat dalam menjalani
hidup, yang telah mendidik penulis, yang telah memberikan banyak sekali
motivasi dan pembelajaran berharga yang tidak akan lekang oleh waktu,
sehingga penulis dapat berada dititik ini.
4. Kepada adik penulis Virni Aulia Rahayu partner dalam segala situasi yang
telah membantu penulis, memberikan support, serta effort dan penghibur dikala
penat menyusun skripsi sampai penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Ibu Dr. Hj. Mia Nurkanti, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I dan dosen
pengampu penelitian payung yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan, saran dan membimbing penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Drs. H. Ahmad Mulyadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran dan membimbing penulis hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh Dosen dan jajarannya serta Staff Tata Usaha Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP UNPAS yang telah memberikan bantuan berupa
motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi
8. Bapak pemilik kebun yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
9. Sahabat-sahabat penulis Miena Zazkiana, Aliya Suci Ramadhini, Raden Rini
Siti Salma dan Meuthia Silmikaffah yang telah berjuang bersama selama 4th,
selalu memberikan support, motivasi, menjadi penghibur dan juga memberi
warna selama masa kuliah.
10. Teman-teman seperjuangan kelompok satu bimbingan penelitian payung yang
telah sama-sama berjuang bersama penulis dalam menyelesaikan skripsi
penelitian, membantu kelancaran penelitian, selalu memberikan motivasi satu
sama lain dan saling mengingatkan.
11. Teman-teman keluarga besar Biologi A tercinta yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu yang selalu menjadi penyemangat sewaktu kuliah. Semoga semua
sukses dan silaturahmi selalu terjalin dengan baik.
12. Teman-teman Biologi angkatan 2019 rekan seperjuangan selama empat tahun
menimba ilmu. Semoga silaturahmi selalu terjalin dengan baik.
13. Kepada elfani Choerunnisa dan Muhammad Razka Pratama selaku ponakan
penulis yang selalu menghibur penulis dan mensupport penulis pada saat
skripsi.
14. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang banyak berkontribusi dalam
mensupport penulis dan membantu penulis untuk menggapai mimpi.
terimakasih atas waktu dan do`a yang selalu dilangitkan dan seluruh hal baik
yang diberikan kepada penulis.
15. Kepada the one and only Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan yang telah menjadi
penenang dikala penulis mengalami struggling pada masa perkuliahan sampai
pada saat ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
16. Kepada Rony Parulian, Salma Salsabil, Nyoman Paul, dan Nabila Taqiyyah,
yang telah menghibur penulis dengan alunan music yang merdu, serta candaan
candaan spontan uhuy yang selalu bikin ger, terimakasih telah menjadi salah
satu penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Dan yang terakhir terimakasih kepada penulis sendiri, kamu hebat sudah
berada di titik yang menurutmu sulit, tetap berdiri tegap menghadapi segala
realita kehidupan walau kadang lelah dan ingin menyerah, namun kamu tetap
bertahan. Kamu keren, Alfitri.
Penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini, masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki segala
kekurangan yang ada.
Akhir kata, semoga penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua yang membacanya Aamiin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS ECO-
ENZYME KULIT BUAH-BUAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN KANGKUNG (Ipomea aquatica) DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK HIDROPONIK” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tetap
terlimpah curahkanَ kepada Nabi Muhammad SAW, َkepada sahabat, tabi’in dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Penelitian ini berada dalam penelitian payung
yang diampu oleh Dr. Hj. Mia Nurkanti, M, Kes.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu tugas dan syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S1) di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung.

Semoga skripsi ini dapat berguna untuk pembaca pada umumnya. Kami
juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dairi kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan kedepan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandung, 2023

Penulis,

Alfitri Septiani Eka Putri

195040019

i
ABSTRAK

Alfitri Septiani Eka Putri. 2023. Efektivitas Eco-enzyme Limbah Kulit Buah-buahan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica F) Dengan
Menggunakan Teknik Hidroponik. Dibimbing oleh Dr. Hj. Mia Nurkanti, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. H. Ahmad Mulyadi, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing II.

Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menggunakan media air atau larutan
nutrisi. Nutrisi yang sering digunakan dalam bercocok tanam menggunakan teknik
hidroponik yaitu dengan menggunakan nutrisi AB-Mix. Selain AB-mix, eco-enzyme juga
dapat digunakan sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman. Dikarekan eco-enzyme juga
memiliki unsur hara makro dan unsur hara mikro. Manfaat yang dihasilkan dari fermentasi
eco-enzyme seperti dapat digunakan sebagai pembersih serba guna, sebagai nutrisi
tanaman, sebagai pestisida alami, dan juga dapat meneralisir polutan yang mencemari
lingkungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif eksperimen. Jumlah
sampel yang digunakan 24 tanaman kangkung dengan 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan.
Hasil pengamatan dari uji ANOVA hipotesis H1 dapat diterima akan tetapi dari
pengamatan yang terjadi dilapangan terjadi sebaliknya bahwa perlakuan kontrol lebih
signifikan pertumbuhannya dibandingkan dengan perlakuan eksperimen. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil dari penelian menunjukkan eco-enzyme tidak berpengaruh
signifikan pada pertumbuhan tanaman kangkung pada teknik tanam hidroponik dengan
sistem wick (sumbu).

Kata kunci : hidroponik, eco-enzyme, kangkung (Ipomoea aquatica)

ii
Abstract

Alfitri Septiani Eka Putri. 202. Effectiveness of Eco-enzymes Fruit Peel Waste on the
Growth of Kangkung Plants (Ipomea aquatica Forsk) Using Hydroponic Techniques
Dibimbing oleh Dr. Hj. Mia Nurkanti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. H.
Ahmad Mulyadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

Hydroponics is a farming technique using water media or nutrient solutions. Nutrients that
are often used in farming using hydroponic techniques are using iAB-Mix nutrients.
Besides AB-mix, eco-enzyme can also be used as an additional nutrient for plants. Because
eco-enzyme also has macro nutrients and micro nutrients. The benefits resulting from eco-
enzyme fermentation such as can be used as an all-purpose cleaner, as a plant nutrient, as
a natural pesticide, and can also neutralize pollutants that pollute the environment. The
research method used was quantitative experiment. The number of samples used was 24
kale plants with 6 treatments and 4 repetitions. The results of observations from t he
ANOVA test hypothesis H1 can be accepted but from observations that occur in the field
occur otherwise that the control treatment is more significant growth compared to the
experimental treatment. So it can be concluded that the results of the research show eco-
enzyme has no significant effect on the growth of kale plants in hydroponic planting
techniques with a wick system.

Keyword : hydroponic, eco-enzyme, water spinach (Ipomoea aquatica)

iii
RINGKESAN

Alfitri Septiani Eka Putri. 2023. Efektivitas Ekoénzim tina sampah cangkang
bungbuahan kanggo Tumuwuh Tutuwuhan Kangkung (Ipomea aquatica Forsk) Nu
Ngagunakeun Téhnik Hidroponik Dibimbing oleh Dr. Hj. Mia Nurkanti, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing I dan Drs. H. Ahmad Mulyadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

Hidroponik nyaéta téhnik tatanén ngagunakeun média cai atawa larutan nutrisi. Nutrisi
anu sering dianggo dina budidaya nu ngagunakeun téknik hidroponik, nyaéta ku nutrisi
AB-Mix. Salian ti AB-mix, ékoénzim ogé tiasa dianggo salaku nutrisi tambahan pikeun
pepelakan. Kusabab ékoénzim ogé ngandung gizi makro sareng gizi mikro. Mangpaat tina
fermentasi eko-énzim bisa dipaké salaku cairan serbaguna, salaku nutrisi tutuwuhan,
salaku péstisida alami, sarta ogé bisa nganetralkeun polutan nu ngotoran lingkungan.
Métode panalungtikan anu digunakeun nyaéta ékspérimén kuantitatif. Jumlah sampel anu
dipaké nyaéta 24 pepelakan kangkung kalayan 6 perlakuan jeung 4 pangulangan. Hasil
obsérvasi tina uji ANOVA pikeun hipotésis H1 bisa ditarima, mung tina observasi anu
lumangsung di lapangan nya éta sabalikna yén perlakuan kontrol miboga pertumbuhan
anu leuwih signifikan dibandingkeun jeung perlakuan ékspérimén. Ku kituna bisa
dicindekkeun yén hasil panalungtikan némbongkeun yén ékoénzim teu boga pangaruh
signifikan kana tumuwuhna tutuwuhan kangkung dina téhnik tumuwuh hidroponik
kalawan sistem wick.

Kecap konci : hidroponik, ékoénzim, kangkung (Ipomoea aquatica)

iv
DAFTAR ISI

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iii


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
1. Manfaat Teoritis........................................................................................... 4
2. Manfaat Kebijakan ....................................................................................... 5
3. Manfaat Praktis............................................................................................ 5
F. Definisi Operasional ........................................................................................ 5
1. Efektivitas ................................................................................................... 5
2. Eco-enzyme ................................................................................................. 5
3. Kulit buah – buahan ..................................................................................... 5
4. Kangkung (Ipomoea aquatica F) ................................................................... 6
5. Hidroponik .................................................................................................. 6
G. Sistematika Skripsi .......................................................................................... 6
1. Bagian Pembuka .......................................................................................... 6
2. Bagian Isi .................................................................................................... 6
3. Bagian Akhir Skripsi .................................................................................... 8
BAB II ...................................................................................................................... 9

v
KAJIAN HIDROPONIK, Eco-enzyme, TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea
aquatica), dan KERANGKA PEMIKIRAN............................................................... 9
A. Kajian Teori .................................................................................................... 9
1. Hidroponik .................................................................................................. 9
2. Eco-enzyme ............................................................................................... 17
3. Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) .................................................. 21
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 23
C. Kerangka Pemikiran....................................................................................... 24
D. Asumsi dan Hipotesis..................................................................................... 26
1. Asumsi ...................................................................................................... 26
2. Hipotesis ................................................................................................... 26
E. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Biologi ............................... 26
BAB III ................................................................................................................... 28
METODE PENELITIAN........................................................................................ 28
A. Metode Penelitian .......................................................................................... 28
B. Desain Penelitian ........................................................................................... 28
1. Jumlah Perlakuan (T) ................................................................................. 28
2. Perhitungan Jumlah Pengulangan (R) .......................................................... 28
3. Perhitungan Jumlah Sampel (S)................................................................... 29
4. Tabel Desain Penelitian .............................................................................. 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................... 30
1. Subjek Penelitian ....................................................................................... 30
2. Objek Penelitian......................................................................................... 30
3. Lokasi Penelitian........................................................................................ 30
4. Penetapan Populasi .................................................................................... 30
5. Penetapan Sampel ...................................................................................... 30
6. Waktu Penelitian........................................................................................ 31
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................................... 31
1. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 31
2. Instrumen Penelitian................................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data...................................................................................... 33
F. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 36
1. Kegiatan Persiapan..................................................................................... 36
2. Kegiatan Inti .............................................................................................. 37
BAB IV ................................................................................................................... 40
vi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 40
1. Hasil Pengamatan....................................................................................... 40
2. Uji SPSS Statistik ...................................................................................... 51
B. Pembahasan .................................................................................................. 59
1. Penambahan Nutrisi Eco-enzyme pada Pertumbuhan Tinggi Tanaman ........... 59
2. Penambahan Nutrisi Eco-enzyme Terhadap Penambahan Bobot Tanaman...... 60
3. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Eco-enzyme Terhadap Kadar pH Air
Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)............................................................. 61
4. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Eco-enzyme Terhadap Kadar PPM Tanaman
Kangkung (Ipomoea aquatica) ........................................................................... 63
BAB V..................................................................................................................... 64
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 64
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 64
B. SARAN ........................................................................................................ 64

vii
DAFTAR TABEL

Table 2. 1 Klasifikasi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica) ............................21


Table 2. 2. Kandungan Gizi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica) ..................22
Table 2. 3. Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................23

Table 3. 1. Desain Penelitian..................................................................................29


Table 3. 2. Pengamatan Data Utama atau Parameter Utama ................................33
Table 3. 3. Pengamatan Data Penunjang atau Data Parameter ..............................33
Table 3. 4. Alat dan Bahan pada tahap persiapan ..................................................37
Table 3. 5. Alat dan Bahan Penelitian...................................................................38

Table 4. 1. Pengamatan Bobot Tanaman Kangkung .............................................41


Table 4. 2. Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kangkung ........43
Table 4. 3. Rata-rata kadar PH sebelum dinetralkan menggunakan asam
sulfat/KOH .............................................................................................................46
Table 4. 4. Pengamatan tingkat keasaman (PH) tanaman kangkung ....................47
Table 4. 5. Kepekatan Larutan (PPM) Terhadap Tanaman Kangkung (Ipomoea
aquatica F) ..............................................................................................................49
Table 4. 6. Uji Normalitas Shapiro-Wilk ..............................................................52
Table 4. 7. Hasil Uji Homogenitas........................................................................53
Table 4. 8. uji ANOVA .........................................................................................54
Table 4. 9. Hasil Uji Duncan Tinggi Batang Tanaman Kangkung ......................55
Table 4. 10. Uji Duncan Bobot Tanaman Kangkung ............................................55
Table 4. 11. Hasil Uji Korelasi Berat, dan Tinggi Tanaman................................57
Table 4. 12. Hasil Uji Korelasi Bobot, Tinggi Batang Tanaman Kangkung
dengan pH ..............................................................................................................58

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Teknik tanam hidroponik ...................................................................9


Gambar 2. 2. Arang Sekam ....................................................................................11
Gambar 2. 3. Rockwool .........................................................................................11
Gambar 2. 4. Cocopeat...........................................................................................12
Gambar 2. 5. Kapas ................................................................................................12
Gambar 2. 6. Spons ................................................................................................13
Gambar 2. 7. Sistem wick ......................................................................................13
Gambar 2. 8. sistem rakit apung.............................................................................14
Gambar 2. 9. sistem NFT .......................................................................................14
Gambar 2. 10. sistem irigasi tetes ..........................................................................15
Gambar 2. 11. sistem pasang surut.........................................................................15
Gambar 2. 12. sistem aeroponic .............................................................................16
Gambar 2. 13. Permentasi eco-enzyme..................................................................17
Gambar 2. 14. Efektivitas Eco-enzyme Kulit Buah-buahan untuk Pertumbuhan
Sayuran Kangkung (Ipomoea aquatica F) Menggunakan Teknik Hidroponik ......25

ix
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1. Pertumbuhan Bobot Tanaman Kangkung..........................................42


Grafik 4. 2. Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kangkung ............................45
Grafik 4. 3. Tingkat Keasaman (pH) Terhadap Tanaman Kangkung ...................48
Grafik 4. 4. Kadar Kepekatan Larutan (PPM) Terhadap Tanaman Kangkung .....51

x
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SILABUS PEMBELAJARAN.....................................................70


LAMPIRAN 2. HASIL UJI SPSS .......................................................................105
LAMPIRAN 3. HASIL UJI LABORATORIUM ................................................109
LAMPIRAN 4. ALAT DAN BAHAN ................................................................111
LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI PENELITIAN ..............................................121
LAMPIRAN 6. SURAT DAN PENILAIAN .......................................................127
LAMPIRAN 7. RIWAYAT HIDUP ....................................................................137

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja
dibidang pertanian (Ayun, Kurniawan and Saputro, 2020 hlm 38). Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa petani di Indonesia pada tahun
2022 mencapai 88,89 juta orang. Bidang pertanian yang ditekuni oleh warga
Indonesia terbagi menjadi beberapa sektor yaitu pangan, hortikultura, perkebunan,
dan kehutanan.
Pertanian berbasis tanah menghadapi beberapa tantangan, terutama penurunan
ketersediaan lahan per kapita. Dengan urbanisasi dan industrialisasi yang cepat,
area lahan subur akan semakin menyusut (Praveen Kumar S, N.Senthilkumar 2022
hlm 950).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu caranya yaitu dengan
memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan untuk mengembangkan hasil
pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam hidroponik.
Hidroponik merupakan salah satu teknik bercocok tanam menggunakan media
air. Teknik hidroponik ini sangat mudah untuk dilakukan oleh masyarakat.
Budidaya hidroponik dapat dilakukan dipekarangan rumah. Namun, jika ingin
menghasilkan kualitas tanaman yang lebih baik budidaya hidroponik dapat
dilakukan di rumah kaca (greenhouse).
Teknik hidroponik ditemukan oleh Dr. William Frederick Gericke yang
merupakan seorang agronomis dari Univercity of California pada tahun 1930.
Bercocok tanam dengan menggunakan teknik hidroponik ini memiliki beberapa
system tanam seperti system wick, system rakit apung, system NFT, system irigasi
tetes, system pasang surut, dan system aeroponic. Tanaman yang sering ditanam
dengan menggunakan teknik hidroponik salah satunya yaitu tanaman sayuran daun
(Syamsu Roidah Ida, 2014 hlm 44).
Tanaman kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digemari
oleh masyarakat. Kangkung merupakan tanaman yang dikenal luas oleh masyarakat
yang dapat dikonsumsi (Kartini and Robbani, 2022 hlm 72).

1
Tanaman berwarna hijau ini memiliki nama latin Ipomoea aquatica Forsk,
dengan jenis batang yang tinggi lurus, dan bentuk daun tumpul meruncing.
Kangkung merupakan tanaman air yang tersebar luas diwilayah Asia Tenggara,
India dan Cina bagian tenggara. Tanaman kangkung memiliki banyak sekali
manfaat bagi kesehatan.
Manfaat kangkung bagi tubuh dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Kangkung memiliki kandungan karotenoid, vitamin A dan protein yang tinggi.
Nutrisi ini penting untuk kesehatan mata. Kangkung juga meningkatkan kadar
glutathione, yang berperan penting dalam mencegah katarak.
Tanaman kangkung selain mengandung gizi tinggi juga mudah untuk
dibudidayakan. Budidaya tanaman kangkung sangat cocok menggunakan teknik
hidroponik dikarenakan nutrisi larutan dapat terserap secara langsung oleh akar
tanaman kangkung. Namun, kadar nutrisi yang diberikan pada tanaman kangkung
harus sesuai, jika nutrisi yang diberikan pada tanaman tidak tepat akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik
akan menghasilkan tanaman yang lebih segar karena nutrisinya terpenuhi, juga akan
menghasilkan tanaman lebih bersih. Kangkung hidroponik tumbuh dengan nutrisi
yang optimal dan tepat, sehingga terasa lebih renyah dan lebih enak.
Dari banyaknya faktor yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman kangkung
kadar nutrisi juga menjadi salah satu yang paling penting. Nutrisi yang sering
digunakan dalam bercocok tanam menggunakan teknik hidroponik yaitu dengan
menggunakan nutrisi AB-Mix. Menurut Nugraha pada tahun 2014 pada kutipan
(Hidayanti and Kartika 2019) pada jurnal “Pengaruh Nutrisi AB-Mix Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Secara
Hidroponik” pada tahun 2019, hlm 168. Menyatakan bahwa “AB-Mix merupakan
larutan hara yang terdiri dari stok A yang berisi unsur hara makro dan stok B berisi
unsur hara mikro”.
Nutrisi yang mengandung unsur makro merupakan nutrisi yang dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N), Phosfor (P), Kalium (K), Sulfur
(S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Sedangkan unsur Mikro merupakan nutrisi
yang dibutuhkan dengan jumlah yang sedikit seperti Mangan (Mn), Cuprum (Cu),

2
Zink (Zn), Klor (Cl), Natrium (Na) dan Ferrum (Fe). Nutrisi AB-Mix ini terdiri
dari pekatan A dan pekatan B yang nantinya diencerkan dengan perbandingan
1:1000 (Hidayanti and Kartika, 2019 Hlm 168).
Selain AB-Mix, eco-enzyme juga dapat dijadikan salah satu nutrisi tambahan
bagi tanaman. Kadar nutrisi pada eco-enzyme juga memiliki kandungan unsur hara
makro dan unsur hara mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan
eco-enzyme pada tanaman juga harus tepat.
Eco-enzyme merupakan larutan fermentasi dari limbah dapur organic seperti
limbah kulit buah-buahan atau sayuran yang ditambahkan dengan gula (molase),
dan air bersih dengan perbandingan 1:3:10 yang difermentasi selama 90 hari atau 3
bulan (Benny et al., 2023 Hlm 1). Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari
fermentasi eco-enzyme seperti dapat digunakan sebagai pembersih serba guna,
sebagai nutrisi tanaman, sebagai pestisida alami, dan juga dapat meneralisir polutan
yang mencemari lingkungan (Rochyani, Utpalasari and Dahliana, 2016 Hlm 136).
Pembuatan eco-enzyme ini memiliki banyak sekali manfaat salah satunya yaitu
meminimalisir sampah rumah tangga. Khususnya sampah dapur organic, seperti
kulit buah-buahan, sisa sayuran, dan limbah organic lainnya. Persentase sampah
tertinggi di Indonesia yaitu limbah rumah tangga, jika dibiarkan begitu saja sampah
akan semakin menumpuk akan mencemari lingkungan. Sehingga perlu adanya
upaya pengelolaan limbah organic khususnya kulit buah-buahan agar tidak
menimbulkan masalah bagi kesehatan dan lingkungan. Salah satunya pengelolaan
sampah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat adalah dengan
mengolahnya menjadi eco-enzyme. Namun banyak orang yang belum mengetahui
bagaimana cara memanfaatkannya, sehingga menyebabkan kulit buahnya terbuang
begitu saja. Kulit buah yang terbuang dan menumpuk begitu saja dapat
mengakibatkan berbagai penyakit, dan berbahaya bagi kesehatan dan juga
lingkungan.
Dari latar belakang yang sudah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
eco-enzyme dapat memberikan efektivitas terhadap pertumbuhan tanaman yang di
tanam menggunakan teknik hidroponik. Dengan bertujuan untuk meneliti
pemanfaatan eco-enzyme pada konsentrasi berapa yang paling berpengaruh pada
tanaman kangkung, sehingga dapat menghasilkan kualitas tanaman kangkung yang

3
baik, memiliki nilai jual yang tinggi, serta dapat menghasilkan pangan yang aman
untuk di konsumsi. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian
terdahulu yang berjudu “Uji Potensi Eco-enzyme Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kangkung (Ipomoea aquatica F) Dengan Menggunakan Teknik Hirdoponik”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pemberian nutrisi yang tidak tepat akan menghasilkan pertumbuhan tanaman
kangkung terganggu.
2. Kurangnya pengetahuan bagi petani tentang manfaat eco-enzyme kulit buah-
buahan yang dapat menutrisi tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) dengan
teknik hidroponik.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan
diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Seberapa Besar Efektivitas
Penambahan Eco-enzyme Kulit Buah-buahan Terhadap Pertumbuhan Tinggi,
Berat, Kesetabilan pH Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) Dengan
Menggunakan Teknik Hidroponik?”

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang telah dikemukakan, maka tujuan
akhir dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas eco-enzyme kulit buah-
buahan tehadap pertumbuhan tinggi, berat, kesettabilan pH pada tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica F) yang ditanam dengan teknik hidroponik.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan yang
relevan sehingga dapat dijadikan reverensi yang bermanfaat mengenai efektivitas

4
eco-enzyme limbah kulit buah-buahan terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
yang ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik.

2. Manfaat Kebijakan
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai edukasi bagi masyarakat
untuk mengurangi penumpukan limbah rumah tangga, serta bagi petani untuk
mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan beralih menggunakan nutrisi eco-
enzyme yang lebih ramah lingkungan.

3. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan baru bagi para
petani, terkait informasi dan manfaat pembuatan nutrisi eco-enzyme dari kulit
buah-buahan maupun dari limbah rumah tangga lainnya. Hasil dari penelitian
tersebut juga dapat dijadikan suatu informasi serta dapat dijadikan suatu rujukan
bagi guru dan peserta didik SMA, pada materi Pertumbuhan dan perkembangan
kelas XII KD 3.1 dan KD 4.1.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional untuk mengurangi kesalah pahaman dan dijadikan
landasan pokok pada penelitian “Efektivitas Eco-enzyme Kulit Buah–Buahan
Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) Menggunakan Teknik
Hidroponik”

1. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu keadaan pertumbuhan tanaman yang
menunjukkan tingkat keberhasilan yang maksimal.

2. Eco-enzyme
Eco-enzyme merupakan salah satu larutan fermentasi yang terbuat dari
limbah rumah tangga seperti dari sayuran, buah-buahan, dan limbah dapur
lainnya yang ditambahkan dengan gula, air dengan perbandingan 1:3:10.

3. Kulit buah – buahan


Kulit buah-buahan merupakan bagian terluar dari buah atau yang biasa
disebut dengan cangkang (eksokarp).
5
4. Kangkung (Ipomoea aquatica F)
Kangkung (Ipomoea aquatica F) merupakan salah satu jenis sayuran
tropis semi-akuatik. Tanaman kangkung ini termasuk kedalam kelas
Magnoliopsida.

5. Hidroponik
Hidroponik merupakan salah satu teknik bercocok tanam dengan
menggunakan media tanam berupa air dan nutrisi.

G. Sistematika Skripsi
Supaya penulisan skripsi ini menjadi sistematis. Maka penulis membuat
sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

1. Bagian Pembuka
1) Halaman Sampul
2) Halaman Pengesahan
3) Halaman Moto dan Persembahan
4) Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi
5) Kata Pengantar
6) Ucapan Terimakasih
7) Abstrak
8) Daftar Isi
9) Daftar Tabel
10) Daftar Gambar
11) Daftar Bagan
12) Daftar Lampiran

2. Bagian Isi
1) Bab I Pendahuluan
Pendahuluanimerupakan langkah awal yang berisikan pernyataan
tentang latar belakang masalah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
yaitu penelitian tentang “Efektivitas eco-enzyme terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) dengan menggunakan teknik
hidroponik.
6
Selain itu pada bagian pendahuluan juga terdapat :
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
f. Definisi Operasional
g. Sistematika Skripsi
2) Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran
a. Kajian teori merupakan deskripsi teoritis yang memfokuskan pada teori
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian teori pada
penulisan skripsi ini membahas tentang pemanfaatan limbah buah-
buahan menjadi nutrisi eco-enzyme¸ tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F), dan hidroponik.
b. Kerangka pemikiran merupakan hal yang menjelaskan keterkaitan
dengan variable yang ada dalam penelitian.
c. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikanisebagai acuan bahan ajar pada
mata pelajaran Biologi kelas XII materi tentang bioteknologi.
3) Bab III Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan penjelasan sistematis dan terperinci
dengan menggunakan langkah-langkah yang digunakan dalam menjawab
permasalahan serta dapat memperoleh simpulan.
Bab III ini berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendekatan Penelitian
b. Desain Penelitian
c. Subjek dan Objek Penelitian
d. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
e. Teknik Analisis Data
f. Prosedur Penelitian
4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian dan pembahasan merupakan penjelasan mengenai hasil
penelitian yang sudah diolah dan dianalisis data. Serta membahas temuan

7
penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian yang terdapat dalam
rumusan masalah.
5) Bab V Simpulan dan Saran
a. Simpulan merupakan iuraian yang menyajikan dan pemaknaan peneliti
terhadap analaisis temuan hasil penelitian.
b. Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat
kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat
untuk melakukan penelitian selanjutnya, serta kepada pemecah masalah
dilapangan atau ifollow iup idari ihasil penelitian.

3. Bagian Akhir Skripsi


1) Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar buku, jurnal ilmiah, majalah ilmiah,
artikel didalam majalah atau surat kabar, artikel dalam kumpulan karangan
(antologi), artikel pada website yang digunakan sebagai acuan
pengumpulan data, analisis/pembahasan, dan penyusunan skripsi.
2) Lampiran
Lampiran merupakan keterangan atau informasi tambahan yang
dianggap perlu untuk menunjang kelengkapan skripsi.

8
BAB II
KAJIAN HIDROPONIK, Eco-enzyme, TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea
aquatica), dan KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Teori
1. Hidroponik
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022
penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani mencapai 88,89 juta orang
yang terbagi menjadi beberapa sector pertanian. Salah satunya yaitu disektor
pangan. Bercocok tanam merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh
penduduk Indonesia. Iklim dan tanah yang subur dapat menjadikan salah satu
alasan bagi para petani untuk bercocok tanam. Oleh sebab itu, Indonesia dapat
disebut sebagai negara agraris dikarenakan sebagian besar penduduknya
bergantung pada hasil pertanian(Mulasari, 2018 hlm 14).
Teknik bercocok tanam kian hari semakin berkembang tidak hanya
menggunakan teknik konvensional yang memerlukan lahan terbuka yang
cukup luas. Pada zaman sekarang tidak hanya masyarakat pedesaan dan
pegunungan saja, bahkan penduduk diperkotaan pun sudah bisa bercocok
tanam, yaitu dengan memanfaatkan pekarangan atau teras rumah dengan teknik
hidroponik.

Gambar 2. 1. Teknik tanam hidroponik


(Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Hidroponik menjadi salah satu teknik bercocok tanam yang semakin
berkembang. Sebelum ditemukannya teknik tanam hidroponik pada tahun
1930 Wilhelm Knop (The Father of Water Culture) menyatakan bahwa teknik

9
tanam tanpa tanah (soilless) hanya digunakan untuk keperluan riset
laboratorium saja(Susilawati, 2019 hlm 4).
Sedangkan pada tahun 1930 Dr William Frederick Gericke merupakan
seorang agronomis dari University of California mengenalkan secara terbuka
terkait ”Solution Culture” yang dapat digunakan sebagai media bercocok
tanam. Awalnya istilah yang dipakai pada teknik ini disebut dengan
“Aquaculture” yang artinya perairan. Gericke melakukan penelitian percobaan
terhadap tanaman tomat yang tumbuh dibelakang pekarangan rumahnya
dengan larutan nutrient selain tanah. Mulai dari situ Gericke mengubah istilah
“aquaculture” menjadi istilah “Hydroponik”. Istilah ”Hydroponik” diambil
dari bahasa Yunani, yaitu “Hydro” yang artinya air dan “Ponos” yang artinya
bekerja, jadi hidroponik sendiri dapat diartikan teknik bercocok tanam dengan
menggunakan media air (Susilawati, 2019 hlm 5).
Perkembangan hidroponik di Indonesia penanaman tanaman sayuran
pertama kali pada tahun 1982 yang dilakukan oleh Bob Sadino. Perkembangan
budidaya dengan teknik hidroponik di Indonesia dilatar belakangi oleh
beberapa faktor, seperti faktor lahan yang semakin hari semakin sempit, dan
juga faktor permintaan pasar yang semakin melonjak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi persoalan tersebut teknik hidroponik ini dijadikan sebagai salah satu
solusinya (Susilawati, 2019 hlm 8).
Hidroponik juga merupakan salah satu teknik tanam dengan
menggunakan larutan nutrisi sebagai media tanam tanpa tanah, menurut (Son,
Kim and Ahn, 2020 hlm 273) larutan nutrisi akan disuplai secara langsung pada
akar telanjang tanaman. Untuk menghasilkan kualitas tanaman yang baik,
teknik tanam hidroponik biasanya ditempatkan dirumah kaca sebagai
lingkungan yang stabil terhadap proses pengolahan limbah serta vegetasi
tanaman(Jin et al., 2020 hlm 2)
Bercocok tanam dengan menggunakan teknik hidroponik ini mampu
menghasilkan jenis tanaman sayuran jauh lebih segar, dapat terhindar dari zat
kimia berbahaya, pertumbuhannya lebih cepat sehingga mempersingkat waktu
panen (Al Mamun et al. 2023 hlm 2).

10
1) Media Tanam Hidroponik
Media tanam merupakan media yang digunakan sebagai tempat akar
tumbuh dan berkembang. Macam – macam media tanam pada teknik tanam
hidroponik, sebagai berikut :
a. Arang Sekam

Gambar 2. 2. Arang Sekam


(Sumber : distani.tulangbawangkab)
Arang sekam merupakan salah satu media tanam yang paling
efisien dan paling banyak digunakan. Arang sekam memiliki komponen
kimiawi seperti karbohidrat, hydrogen, oksigen, karbon, serat kasar,
abu, protein kasar, kadar air dan silika. Selain komponen – komponen
tersebut arang sekam sangat mudah diaplikasikan dan harganya sangat
terjangkau (Muda), 2020 hlm 1).
b. Rockwool

Gambar 2. 3. Rockwool
(sumber: Amazon.com)
Rockwool merupakan media tanam yang bersifat ramah
lingkungan. Rockwool paling banyak digunakan para petani hidroponik
sebagai salah satu media tanam. Rockwool ini mampu menahan air dan

11
udara dalam jumlah yang besar sehingga dapat menyerap larutan
nutrisi(Oktaviana, 2021 hlm 5).
c. Cocopeat

Gambar 2. 4. Cocopeat
(sumber : Dinas Ketahanan pangan)
Cocopeat merupakan media tanam organic. Cocopeat ini
memiliki tingkat keasaaman yang relative stabil 5,0-6,8. Selain itu
cocopeat juga dapat menyerap larutan yang cukup tinggi, sehingga
cocopeat ini dapat digunakan sebagai media tanam pengganti tanah,
(Muda) 2020).
d. Kapas

Gambar 2. 5. Kapas
(sumber : Stylo.Id)
Kapas juga dapat dijadikan sebagai media tanam, namun
kebanyakan kapas ini digunakan pada saat proses penyemaian benih.
Daya serap kapas terhadap air yang baik sehimgga dapat menyalurkan
larutan nutrisi baik terhadap benih (Susilawati, 2019 hlm 36).

12
e. Spons

Gambar 2. 6. Spons
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Spons merupakan media tanam yang sangat ringan, sehingga
tidak sedikit petani yang menggunakan spons sebagai media tanam
hidroponik. Spons ini dapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi
lebih tegak dan prima (Muda), 2020 hlm 1).

2) Sistem Tanam Hidroponik


Sistem tanam hidroponik merupakan metode menanam tanaman dengan
menggunakan suatu larutan nutrisi mineral. Larutan nutrisi akan disuplai
melalui akar secara langsung (Son, Kim and Ahn, 2020 hlm 273).
Berikut ini merupakan teknik hidroponik yang dapat digunakan, antara
lain :
a) Sistem Sumbu (Wick Sistem)

Gambar 2. 7. Sistem wick


(sumber : idntimes.com)
Sistem Wick merupakan sistem tanam hidroponik yang paling
sederhana dan dapat dilakukan oleh pemula yang memiliki keinginan
untuk bercocok tanam dengan menggunakan teknik hidroponik. Sistem
wick ini menggunakan wadah/botol bekas yang dapat digunakan sebagai
tangki berisi larutan nutrisi. Sistem wick ini menggunakna prinsip
13
kapilaritas, yang dimana nutrisi dari tangki tersebut dialirkan dengan
sumbu dari bahan kain flannel/ bahan yang mudah menyerap air. Larutan
yang diserap oleh sumbu tersebut dapat langsung disalurkan ke akar
tumbuhan (Puspasari and Triwidyastuti, 2018 Hlm 98).

b) Sistem Rakit Apung (Water Culture System)

Gambar 2. 8. sistem rakit apung


(sumber : idntimes.com)
Sistem rakit apung merupakan salah satu sistem yang sederhana
juga, namun pada sistem rakit apung ini tidak menggunakan sumbu
penyambung seperti pada sistem wick. Pada sistem rakit apung kondisi
akar tumbuhan langsung menyentuh pada larutan nutrisi. Pertumbuhan
daun pada sistem ini sanag di pengaruhi oleh nitrogen yang larut pada
nutrisi (Susilawati, 2019 hlm 51).

c) Sistem NFT (Nutrient Film Technique System)

Gambar 2. 9. sistem NFT


(sumber : idntimes.com)

14
Sistem NFT merupakan salah satu teknik hidroponik pada
saluran nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi dengan baik, sehingga
dapat membantu pertumbuhan tanaman. Pada teknik ini air akan terus
menerus mengaliri perakaran tumbuhan menggunakan pompa air
yang disimpan pada penampung nutrisi sehingga pengaliran dapat
berjalan efektif. Selain itu, pada teknik ini juga diperlukan timer
pengatur air dan aerator sebagai penunjang pertumbuhan akar. Pada
teknik NFT ini memerlukan perawatan khusus yaitu seperti
pengontrolan suhu air, ketinggian air, pH, dan larutan nutrisi yang
digunakan (Crisnapati et al., 2017 hlm 2).

d) Sistem Irigasi Tetes ( Drip System)

Gambar 2. 10. sistem irigasi tetes


(sumber : idntimes.com)
Sistem irigasi tetes ini merupakan teknik yang dapat menghemat air
dan pupuk. Teknik ini digunakan dengan cara meneteskan larutan nutrisi
secara perlahan pada akar tanaman (Susilawati, 2019 hlm 56).

e) Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow System)

Gambar 2. 11. sistem pasang surut


(sumber : idntimes.com)

15
Sistem pasang surut (Ebb and Flow System) ini salah satu sistem
tanam hidroponik yang cukup unik. Tanaman dengan sistem ini
mendapatkan nutrisi, air dan oksigen dari pompa aerator. Larutan dari
bak penampungan ke tanaman yang akan dibasahi akarnya (pasang).
Setelah ini pada beberpa saat nutrisi yang mengenangi akar akan
kembali turun kedalam penampungan (surut). Jangka waktu pasang
surut ini dapat ditentukan memakai timer otomatis (Susilawati, 2019
hlm 64).

f) Aeroponic

Gambar 2. 12. sistem aeroponic


(sumber : ponicslife.com)
Aeroponic merupakan salah satu teknik tanam yang
menggunakan udara dalam pemberian nutrisi menuju akar, sehingga
tanaman akan lebih mudah dalam menyerap nutrisi(Denanta et al., 2020
hlm 197).

3) Keunggulan Hidroponik
Keunggulan bercocok tanam dengan menggunakan teknik hidroponik,
antara lain sebagai berikut :
a) Penggunaan lahan lebih efisien.
b) Kuantitas dan kualitas produksi sayuran lebih tinggi dan lebih bersih.
c) Tidak mudah terserang hama.
d) Mengurangi penggunakan pupuk bahan kimia.
e) Masa panen terbilang cukup cepat

16
4) Kekurangan Hidroponik
Selain dengan adanya keunggulan diatas, tentunya bercocok tanam dengan
menggunakan teknik hidroponik ini juga mempunyai kekurangannnya sendrin,
yaitu :
a) Membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pemeliharaannya.
b) Pemberian nutrisi yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman.
c) Kurangnya reset yang membahas tentang hidroponik.

2. Eco-enzyme

Gambar 2. 13. Permentasi eco-enzyme


(sumber : Dokumentasi Pribadi )
Pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan eco-enzyme sangat cocok
untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga. Sampah organik rumah tangga
menempati urutan tertinggi dari total produksi sampah. Rata-rata persentase
sampah di beberapa kota besar di Indonesia menurut Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022,yaitu : sampah organik sisa makanan
(40,4%), kertas (11,3%), plastic (18,6%), kayu (12,9%), logam (3,1%), kain (2,6%),
kaca (2,2%), karet atau kulit (2,1%), dan lain-lain (6,8%) (Novianti and Muliarta
2021 hlm 13).

17
Gambar 2. 14. Komposisi Sampah
(sumber: https://sipsn.menlhk.go.id/ )
Enzim merupakan senyawa protein dapat larut yang diproduksi oleh
organisme hidup dan berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi
pemecahan senyawa-senyawa organik yang kompleks menjadi sederhana. Enzim
dapat meningkatkan nilai nutrisi (nutrient value) pakan sehingga dapat
dimanfaatkan secara lebih baik. Tanpa adanya enzim, respirasi tumbuhan akan sulit
berjalan karena memerlukan tingkat energi yang tinggi dan sulit dicapai.
Menurut Menurut Jay dkk. (2005), fermentasi merupakan proses perubahan
kimiawi, dari senyawa kompleks menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim
yang dihasilkan oleh mikrobia. Aktivitas enzim yang berperan dalam proses
fermetasi diantaranya enzim amilase, protease dan lipase.
Eco-enzyme merupakan cairan fermentasi dari limbah organik, seperti dari
kulit buah-buahan, sayuran, limbah rumah tangga, dan limbah organik lainnya yang
dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang pertanian, bidang kesehatan, maupun
rumah tangga(Hasanah, Mawarni and Hanum, 2020 hlm 127). Pembuatan larutan
eco-enzyme tidak hanya menggunakan sampah sisa dapur saja melainkan ditambah
dengan gula merah, dan air bersih. Perbandingan yang digunakan yaitu 10 : 3 : 1
(10 Liter air bersih : 3 Kg limbah rumah tangga : 1 Kg gula merah ) yang
difermentasi selama 3 bulan (Permatananda and Pandit 2023 hlm 4290).
Eco-enzyme yang telah mengalami fermentasi secara sempurna akan
menghasilkan residu yang tersuspensi antara limbah buah-buahan dan likuid eco-
enzyme. Kandungan yang terdapat pada nutrisi eco-enzyme yaitu Lipase, Tripsin,
Amilase, yang dapat membunuh hama (bakteri pathogen), dan juga menghasilkan

18
𝑁𝑂3 (Nitrat) dan 𝐶𝑂3 (karbon trioksida) yang dapat bermanfaat sebagai nutrisi
tanaman(Rochyani, Utpalasari and Dahliana, 2016 hlm 136).
Eco-enzyme pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong
yang merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organin Thailand yang telah
meneliti sejak tahun 1980-an. Eco-enzyme diperkenalkan lebih luas oleh Dr. Joean
Oon seorang peneliti Naturopati dari Penang Malaysia (Novianti and Muliarta 2021
hlm 13).
Dalam penelitian (Junggulan, 2021 hlm 139) menyebutkan bahwa nutrisi
eco-enzyme dapat digunakan sebagai pupuk alami dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman agar mendapatkan hasil yang optimal, selain itu nutrisi eco-
enzyme juga dapat dijadikan sebagai pestisida pada tanaman. Menurut ( Novia
dalam Lestari and Putri, 2021 hlm 252) hasil dari penambahan nutrisi Eco-enzyme
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan jumlah daun.
Hasil dari uji Laboratorium yang telah peneliti lakukan nutrisi eco-enzyme
dari limbah buah-buahan dengan nomor sample L-0135/06/2023 menghasilkan
unsur hara makro seperti Nitrogen (N-total = 0,12%), Phosfor (𝑃2 𝑂5 = 0,07% ) dan
Kalium (𝐾2 𝑂 = 0,23%) (dilampirkan pada lembar lampiran 3). Menurut (Lingga
dan Marsono , 2001 dalam Pangaribuan, 2022 hlm 12) menyatakan bahwa nutrisi
yang diberikan pada tanaman hidroponik harus memiliki kandungan unsur hara
sesuai dengan kadar yang dibutuhkan.
Menurut (Indrajaya,2018 dalam Pakki et al., 2021 hlm 127) larutan eco-
enzyme dapat mengubah ammonia menjadi nitrat (𝑁03 ), dan nutrisi tanaman hasil
fermentasi eco-enzyme tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk organic cair (POC)
dikarenakan eco-enzyme mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Maka dari itu tanaman akan tumbuh dengan baik karna didukung dengan kondisi
lingkungan yang baik.
Menurut (Rasit &Mohammad. 2018 dalam Suliestyah et al. 2022 hlm 274)
menyatakan bahwa “selain mengandung enzim, eco-enzyme juga mengandung
asam organic yang dapat membunuh bakteri seperti asam sitrat, asam laktat, asam
asetat, asam malat, dan asam oksalat. Sifat anti-bakteri di pengaruhi oleh senyawa
organik yang digunakan untuk menghasilkan enzim dan kadar pH (Etienne et al.
2013 dalam Suliestyah et al. 2022).

19
Kadar pH eco-enzyme yang ideal yaitu kurang dari 4,0, namun kadar pH
akan lebih tinggi jika dianalisis lebih dari 3 bulan fermentasi. Lamanya waktu
fermentasi akan memepengaruhi parameter kimiawi eco-enzyme karena adanya
degradasi bahan organik oleh mikroorganisme yang ada pada larutan enzim
(Permatananda and Pandit 2023 hlm 4291). Eco-enzyme juga merupakan larutan
multi enzim yang terdiri dari enzim protease, enzim lipase dan enzim amilase
(Hemalatha and P.Visantini 2020 hlm 1).

a. Langkah– langkah Pembuatan Eco-Enzyme


Tahapan pembuatan eco-enzyme adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Menyiapkan 10 Liter air bersih, 3Kg limbah buah-buahan atau limbah
sayuran, dan 1 Kg gula merah.
3) Menyiapkan toples plastic / gallon bekas sebagai tempat untuk menyimpan
larutan eco-enzyme.
4) Menuangkan gula merah / molase ke dalam air, aduk hingga merata dan
sampai gulanya larut.
5) Menambahkan limbah buah – buahan yang sudah dipotong kecil – kecil
pada toples yang sudah terisi molase dan air.
6) Tutup toples hingga rapat, sehingga tida k ada udara yang bisa masuk
kedalam toples.
7) Simpan toples tersebut ditempat yang tidak terpapar sinar matahari secara
langsung.
8) Lalu lakukan fermentasi selama 3 bulan.
9) Pada 7 hari pertama, tututp toples harus dibuka untuk mengeluarkan gas
yang terdapat pada toples tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk
meminimalisir ledakan akibat terlalu banyak gas.
10) Setelah kurang lebih 3 bulan larutan eco-enzyme sudah dapat digunakan
untuk berbagai keperluan.

20
3. Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F)

Gambar 2. 15. Tanaman Kangkung


(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Kebutuhan sayuran kian hari semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Hal tersebut meningkat dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi
sayuran yang sangat berperan penting bagi kesehatan masyarakat. Bagian
tumbuhan yang dapat dikonsumsi sebagai sayur yaitu batang, daun, buah muda,
bahkan bunganya dapat dimakan juga, sehingga hampir seluruh bagian dari
tumbuhan dapat di makan sebagai sayur (Putra and Mardiyani, 2020 hlm 70).
Tanaman kangkung merupakan salah satu jenis tanaman sayur yang
banyak digemari oleh masyarakat. Tanaman berwarna hijau ini memiliki nama
latin Ipomoea aquatica Forsk, dengan jenis batang yang tinggi lurus, dan
bentuk daun tumpul meruncing. Tanaman kangkung dibagi menjadi 2 yaitu
kankung darat dan kangkung air. Tanaman kangkung mengandung banyak gizi
tinggi dan mudah untuk dibudidayakan (Kartini and Robbani, 2022 hlm 72).

a. Klasifikasi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)


Table 2. 1 Klasifikasi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)
(Sumber :agrotek.id)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L.
Spesies : Ipomoea aquatica F.

21
b. Kandungan Gizi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)
Table 2. 2. Kandungan Gizi Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)
(Sumber : fooddata central search result)
Water : 91.0 gr
Energy : 28 kcal
Protein : 3.4 gr
Lemak (Fat) : 0.7 gr
Karbohidrat (CHO) : 3.9 gr
Serat (Fibre) : 2.0 gr
Abu (ASH) : 1.0 gr
Kalsium (Ca) : 67 mg
Fosfor : 54 mg
Besi : 2.3 mg
Natrium (Na) : 65 mg
Kalium (K) : 250.1 mg
Tembaga (Cu) : 0.13 mg
Seng (Zn) : 0.4 mg
Beta-karoten (Carotenes) : 2,868 mcg
Karoten Total (Re) : 5,542 mcg
Thiamin (Vit.B1) : 0.07 mg
Riboflavin (Vit.B2) : 0.36 mg
Niasin (Niacin) : 2.0 mg
Vitamin C (Vit.C) : 17 mg

c. Manfaat Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F)


Berdasarkan kandungan gizi diatas, tanaman kangkung memiliki
banyak sekali manfaat baiknya. Seperti mencegah penyakit anemia, dapat
menyehatkan mata, menjaga fungsi hati, menjaga kesehatan jantung, dapat
menstabilkan kadar kolestrol, serta dapat mengurangi radang usus.
Dengan banyaknya manfaat dari tanaman kangkung yang baik bagi
kesehatan tubuh, maka tanaman ini menjadi salah satu sayuran yang
banyak dikonsumsi. Apalagi jika ditanam dengan menggunakan teknik
tanam yang benar, akan menambah nilai jual yang tinggi(Kartini and
Robbani, 2022 hlm 72).
Meskipun tanaman kangkung ini memiliki banyak sekali manfaat,
namun jika kangkung dikonsumsi dengan jumlah yang berlebih maka akan
menimbulkan penyakit asam urat. Gejala Asam urat ini diproduksi ketika
tubuh memecah bahan kimia yang disebut dengan purin. Purin tidak hanya
diproduksi secara alami oleh tubuh, juga terdapat pada beberapa jenis

22
makanan yang tinggi akan purin, salah satunya yaitu kangkung(Handayani
2020 hlm. 1).

B. Penelitian Terdahulu

Table 2. 3. Hasil Penelitian Terdahulu


no. Penelitian Terdahulu
a. Peneliti :Budy Wiryono, Sugiarta, Muliatiningsih, Suhairin
b. Judul :Efektivitas Pemanfaatan Eco-Enzyme untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Tanaman Sawi dengan Sistem Hidroponik DFT
c. Tempat Penelitian :Greenhouse Faperta Iummat

d. Metode :Metode Eksperimental dengan menggunakan rancangan percobaan RAL


e. Hasil Penelitian : Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian Eco-Enzyme
sebagai nutrisi pada tiap parameter hanya dapat mempengaruhi secara
signifikan pada jumlah daun dan juga pada berat basah tanaman sawi.
Kurangnya pengaruh nutrisi eco-enzyme terhadap tinggi tanaman,
1.
tanaman kering, akar basah dan akar kering. Hal tersebut dipengaruhi
oleh suplai nutrisi nitrogen dan molibdat yang terkandung didalam eco-
enzyme. Intensitas Cahaya matahari yang tidak merata diperoleh di dalam
rumah kaca (Greenhouse) juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman
sawi untuk tiap perlakuan.

f. Persamaan : Menguji keefektivitasan eco-enzyme

g. Perbedaan : System hidroponik yang digunakan, konsentrasi nutrisi yang diberikan,


dan tanaman yang digunakan tidak menggunakan sayur kangkung.

a. Peneliti : ALMADELA ALIFA PUTRI

b. Judul :UJI POTENSI ECO-ENZYME TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN KANGKUNG (Ipomea aquatica Forsk) DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK HIDROPONIK
c. Tempat Penelitian : Kp. Munjul Samarang, Desa. Cintarakyat, Kota Garut

d. Metode :Metode yang digunakan pada penelitiannya yaitu Eksperimental dengan


menggunakan rancangan percobaan RAL.
2.
e. Hasil Penelitian : Hasil penelitianiyang diperoleh pada jurnal ini menunjukkan bahwa
tanaman yang diberi nutrisi Eco-enzyme menunjukkan adanya perbedaan
terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman dengan hasil yang paling
tinggi yaitu sebesar 39 cm sedangkan berat tanaman kangkung yang
paling tinggi diperoleh 300 gram. Pada jumlah daun yang paling banyak
yaitu sampai 14 helai dan lebar daun yang paling besar diperoleh sebesar
5 cm. Uji instrument dan uji hipotesis menunjukkan bahwa dengan
pemberian Eco-enzyme memberikan hasil yang lebih baik pada
pertumbuhan kangkung secara keseluruhan dan berpengaruh secara nyata
dengan hasil Uji Anova Sig.< 0,05 dari keempat parameter yang dilihat.

23
f. Persamaan : Menguji laju pertumbuhan sayur kangkung
g. Perbedaan : Nutrisi eco-enzyme yang digunakan menggunakan limbah kulit buah-
buahan, lokasi penelitian, system hidroponik yang digunakannya

a. Peneliti : Terry Pakki, Robiatul Adawiyah, Agung Yuswana, Namriah, Muhammad


Arief Dirgantoro, Agustono Slamet

b. Judul : PEMANFAATAN ECO-ENZYME BERBAHAN DASAR SISA


BAHAN ORGANIK RUMAHTANGGA DALAM BUDIDAYA
TANAMAN SAYURAN DI PEKARANGAN
c. Tempat Penelitian : Sanggar Biokomp Organik FP-UHO

d. Metode : Kombinasi penyuluhan dan bimbingan teknis dengan cara observasi


3. e. Hasil Penelitian : Hasil dari penelitian ini yaitu untuk memberikan pengarahan terhadap
penggunaan eco-enzyme yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh
masyarakat sebagai pupuk organic bagi tanaman serta dapat mengurangi
pencemaran limbah rumah tangga.

f. Persamaan : Memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi larutan eco-enzyme


sebagai pupuk organic bagi tanaman sayuran.
g. Perbedaan : Pada jurnal ini memanfaatkan larutan nutrisi eco-enzyme bagi
pertumbuhan tanaman yang ditanam secara organic di pekarangan
rumah.

C. Kerangka Pemikiran

Dari penelitian kali ini melatar belakangi beberapa hal yaitu lahan pertanian
yang semakin sempit sehingga membuat masyarakat yang mempunyai minat untuk
bercocok tanam semakin sedikit. Dengan teknik hidroponik ini dapat selain dapat
bercocok tanam dilahan yang terbatas, juga dapat meminimalisir limbah sampah
rumah tangga, salah satunya kulit buah-buahan dapat dijadikan sebagai nutrisi bagi
tanaman hidroponik. Nutrisi ini dapat disebut dengan nutrisi Eco-enzyme yang
mengandung pH 4,16; C-organik 0,90%; N 0,09%; P 0,01%; K 0,12%, yang
difermentasi selama 3 bulan (Viza, 2030, hlm. 25). Salah satu tanaman sayur yang
bisa ditanam menggunakan teknik hidroponik ini yaitu Kangkung (Ipomoea aquatic
F). Dengan pemberian nutrisi eco-enzyme yang tepat pada tanaman kangkung
hidroponik ini dapat mengurangi penyebab sayur yang cepat menguning dan kerdil.
Sehingga pada penelitian ini nutrisi eco-enzyme yang digunakan harus sesuai
dengan takaran sehingga dapat menjadi parameter untuk memberikan jawaban pada
presentase berapa efektifitas eco-enzyme yang diberikan pada tanaman kangkung
hidroponik ini.
24
Dari pernyataan diatas, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai
berikut :

Gambar 2. 14. Efektivitas Eco-enzyme Kulit Buah-buahan untuk Pertumbuhan


Sayuran Kangkung (Ipomoea aquatica F) Menggunakan Teknik Hidroponik
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

25
D. Asumsi dan Hipotesis
1. Asumsi
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang memerlukan nutrisi
dan unsur hara baik makro maupun mikro (Harvani, Dwi dll, 2014 hlm 2).

2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan asumsi, maka hipotesis penelitian
ini, antara lain :
H0 = Penambahan Nutrisi Eco-enzyme Kulit Buah-buahan tidak efektif Pada
Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) Dengan
Menggunakan Teknik Hidroponik.
H1 = Penambahan Nutrisi Eco-enzyme Kulit Buah-buahan efektif Pada
Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) Dengan
Menggunakan Teknik Hidroponik.

E. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Biologi

Dari hasil penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan bidang Pendidikan


jenjang SMA pada mata pelajaran Biologi kelas XII. Hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan ajar oleh guru pada mata pelajaran pertumbuhan dan
perkembangan tanaman KD 3.1 menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dan pada KD 4.1
menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Informasi dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan
pembelajaran terkait cara pengolahan limbah kulit buah-buahan yang diproses
menjadi cairan eco-enzyme sehingga menjadi produk bioteknologi yang dapat
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karakteristik
pertumbuhan tanaman kangkung.
Hasil penelitian ini memiliki kaitan dengan proses pembelajaran bahwa hasil
penelitian ini dapat dijadikan gambaran atau referensi terhadap faktor internal dan
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembagan
tanaman kangkung.
26
Penerapan hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran secara rinci akan
diuraikan dalam bentuk RPP dan bisa dilihat dalam lampiran.

27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Alasan menggunakan metode


eksperimen yaitu untuk mengamati pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F) yang ditambahkan nutrisi eco-enzyme dengan berbagai konsentrasi.

B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang peneliti gunakan pada kegiatan kali ini berupa RAL
(Rancangan Acak Lengkap) yaitu untuk merancang sebuah penelitian terhadap
pengaruh nutrisi eco-enzyme limbah buah – buahan pada tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica F) dengan teknik penanaman hidroponik. Perlakuan dalam
penelitian ini sebagaimana tertulis di bawah ini:

1. Jumlah Perlakuan (T)


K = Kangkung + AB Mix + 0 % eco-enzyme
T1 = Kangkung + AB Mix + 5 % eco-enzyme
T2 = Kangkung + AB Mix + 10 % eco-enzyme
T3 = Kangkung + AB Mix + 15 % eco-enzyme
T4 = Kangkung + AB Mix + 20 % eco-enzyme
T5 = Kangkung + AB Mix + 25 % eco-enzyme
Jadi perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sebanyak 6 perlakuan.
Keterangan :
K = Kontrol
T = Perlakuan

2. Perhitungan Jumlah Pengulangan (R)


Cara untuk menentukan Jumlah pengulangan setiap perlakuan dihitung
dengan menggunakan rumus Federer (T-1)(R-1)≥15, dengan T = perlakuan dan
R = pengulangan (Suhaerah, 2012 dalam Deshinta 2017, hlm. 48). Maka
perhitungannya sebagai berikut.

(T-1) (R-1) ≥ 15
(6-1) (R-1) ≥ 15
28
5 (R-1) ≥ 15
5R - 5 ≥ 15
5R ≥ 15 + 56
5R ≥ 20
R ≥ 20/5
R ≥ 4.
Pengulangan yang akan dilakukan pada penelitian ini sebanyak 4 kali.
Keterangan :
T = Jumlah Perlakuan
R = Jumlah Pengulangan

3. Perhitungan Jumlah Sampel (S)


Perhitungan jumlah sampel pada penelitian kali ini menggunakan rumus S= T x
R.
S =TxR
S =6x4
S = 24 sampel tanaman kangkung (Ipomoea Aquatica F)
Berdasarkan perhitungan di atas maka untuk jumlah sampel yang akan di teliti
yaitu sebanyak 24 tanaman kangkung.
Keterangan :
S = Sampel
T = Perlakuan
R = Replikasi (Pengulangan)

4. Tabel Desain Penelitian


Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Table 3. 1. Desain Penelitian

T5R1 KR1 T2R1 T1R1


T2R2 T3R1 T3R2 T4R1
T4R2 T4R2 T5R2 KR2
T2R3 T1R3 T4R3 T3R3
T3R3 T4R4 T5R4 KR3
T1R4 KR4 T5R4 T2R4

29
Keterangan :
KRn : Kontrol, Pengulangan ke-n
TnRn : Perlakuan ke-n, Pengulangan ke-n

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian merupakan sesuatu yang akan diteliti oleh peneliti serta dapat
disimpulkan hasil penelitiannya. Sedangkan objek penelitian merupakan sesuatu
yang dijadikan sebagai kefokusan dalam sebuah penelitian.

1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian kali ini yaitu tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F)
yang ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik.

2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian kali ini yaitu laju pertumbuhan tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica F) yang diberikan nutrisi eco-enzyme. Dengan parameter
yang diukur yaitu tinggi batang dan berat tanaman.

3. Lokasi Penelitian
Lokasi peneIitian dilakukan di “Saung Kuring Hidroponik” Kp. Pasar
Minggu RT/RW. 03/01, Desa Cikumpay, Kecamatan Campaka, Purwakarta
Jawa Barat.

4. Penetapan Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu kurang lebih 100 tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica F) yang ada di lokasi penelitian “Saung Kuring Hidroponik”.

5. Penetapan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini di sesuaikan dengan perhitungan
S=TxR
S=TxR
S=6x4
S = 24 sampel tanaman kangkung (Ipomoea aquatica)
Keterangan :
S = Sampel
30
T = Perlakuan
R = Pengulangan

6. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 8 bulan. Dengan kegiatan
awal yang dilakukan yaitu pembuatan eco-enzyme, mulai dari pengumpulan alat
dan bahan hingga melakukan proses fermentasi selama 3 bulan dari bulan
November 2022 – Januari 2023. Dilanjutkan dengan uji percobaan, pemberian
nutrisi eco-enzyme pada tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) yang
dilakukan selama 2 bulan dari Februari-Maret 2023 dengan mengamati beberapa
parameter yang akan di ukur. Kegiatan selanjutmya yaitu pengolahan data
hingga menyelesaikan penulisan skripsi selama kurang lebih 3 bulan mulai dari
April-juni 2023.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


Pengumpulan data merupakan kumpulan data yang mencakup penjelasan dan
alasan pemakaian suatu teknik pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang dilakukan untuk
pengumpulan data dengan cara mengamati atau mengukur subjek yang akan
diteliti. Data yang akan diamati dan diukur yaitu data utama dan data penunjang
penelitian. Teknik pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik seperti :

a. Data Utama
Data utama merupakan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Teknik
yang digunakan pada pengukuran pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F) yaitu teknik observasi. Teknik ini dilakukan dengan cara
mengamati secara langung objek penelitian dengan manual.
Teknik pengukuran data yang akan diukur pada penelitian kali ini yaitu :
1) Pertumbuhan Tinggi Batang Kangkung (Ipomoea aquatica F)

31
Pertumbuhan tinggi batang kangkung (Ipomoea aquatica F) diukur
mulai dari usia tanaman 3-5 hari setelah semai (HSS) atau siap tanam.
Dalam menentukan pertumbuhan batang kangkung dapat diukur dengan
manual yaitu dengan menggunakan alat ukur berupa penggaris.
2) Berat Tumbuhan Kangkung (Ipomoea aquatica F)
Berat tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) dengan melakukan 2x
penimbangan tanaman yaitu setelah semai / siap tanam dan penimbangan
pada saat tanaman siap panen. Dalam menentukan berat dari tanaman
kangkung ini dapat ditimbang dengan menggunakan timbangan dengan
satuan berat gram.

b. Data Penunjang
Data penunjang merupakan pengukuran faktor klimatik yang didapatkan
dilokasi penelitian. Pengukuran data penunjang ini dilakukan pada saat proses
penelitian berlangsung. Parameter yang diukur pada unsur yaitu :
1) Pengukuran pH Air
Pengukuran pH air merupakan cara untuk mengatahui tingkat
keasaman atau basa dalam suatu cairan.
2) PPM
PPM (Parts Per Milion) merupakan satuan pecahan yang sangat kecil
atau perhitungan konsentrasi larutan yang sangat kecil.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diukur pada penelitian kali ini yaitu :

a. Jadwal Pengumpulan Data


Jadwal pengumpulan data yang pada penelitian kali ini yaitu 7 hari sekali
setelah semai dengan jangka waktu selama 28 hari. Dalam menentukan
waktu pengamatan selama 7 hari sekali diharapkan telah terdapat perubahan
yang signifikan pada pertumbuhan tanaman kangkung.

b. Rancangan Tabel Pengumpulan Data


Rancangan tabel pengumpulan data ini yaitu dengan melakukan
pencatatan pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F), hal ini
dilakukan untuk mengetahui parameter utama dan parameter penunjang
32
pada pertumbuhan tanaman kangkung yyang dilakukan dengan 6x
perlakuan dan 4x pengulangan. Data hasil yang didapatkan tersebut
dimasukkan ke dalam tabel rancangan pengumpulan data di bawah :
Table 3. 2. Pengamatan Data Utama atau Parameter Utama

Minggu ke -
No Perlakuan Parameter
1 2 3 4
Berat Tanaman (Kg)
1 Kontrol
Tinggi Tanaman (Cm)
2 T1 Berat Tanaman (Kg)
Tinggi Tanaman (Cm)
Berat Tanaman (Kg)
3 T2
Tinggi Tanaman (Cm)
Berat Tanaman (Kg)
4 T3
Tinggi Tanaman (Cm)
Berat Tanaman (Kg)
5 T4
Tinggi Tanaman (Cm)
Berat Tanaman (Kg)
6 T5
Tinggi Tanaman (Cm)

Table 3. 3. Pengamatan Data Penunjang atau Data Parameter


Minggu ke -
No Perlakuan Parameter
1 2 3 4
Kepekatan Larutan (PPM)
1 Kontrol
Ph
2 Kepekatan Larutan (PPM)
T1
pH
Kepekatan Larutan (PPM)
3 T2
pH
Kepekatan Larutan (PPM)
4 T3
pH
Kepekatan Larutan (PPM)
5 T4
pH
Kepekatan Larutan (PPM)
6 T5
pH

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan teknik analisis pengumpulan data dengan
melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan uji ANOVA, uji Duncan dan uji Korelasi lalu diolah dengan uji rata-
rata menggunakan aplikasi SPSS. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
33
adanya perbandingan hasil pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea aquatic F)
yang diberikan nutrisi eco-enzyme limbah kulit buah-buahan dan yang tidak diberi
nutrisi eco-enzyme.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang paling sederhana yaitu dengan membuat
grafik distribusi frekuensi terhadap hasil analisis data yang didapat. Uji
normalitas ini dapat menggunakan aplikasi IBM SPSS statistic. Uji normalitas
dapat melihat tabel Kolmogorov-Smirnov ataupun Saphiro Wilk dengan
ketentuan jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
Penelitian ini lebih akurat dengan menggunakan tabel Shapiro Wilk karena
sampel data yang digunakan kurang dari 50.
Langkah-langkah menggunakan IBM SPSS sebagai berikut :
1) Menyiapkan file yang akan dianalis;
2) Klik Analyze, Regression, Linear, sehingga kotak dialog linear akan
muncul;
3) Selanjutnya masukkan variable survival rates pada kotak dependent dan
variable cadmium pada kotak independent;
4) Lalu klik tombol statistic, maka default estimates dalam kotak regression
coefficients dan model fit terpilih;
5) Lalu klik tombol continue, maka akan kembali ke kotak dialog statistic;
6) Klik option untuk menetapkan tingkat kepercayaan uji F;
7) Masukkan nilai tingkat kepercayaan pada kotak entry, klik continue lalu klik
OK.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan unttuk mengetahui varian populasi yang ada
dilokasi penelitian sama atau tidaknya. Uji homogenitas dilakukan yaitu untuk
menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji statistik parametrik seperti
uji T dan Uji Anova (Usmadi. 2020, Hlm 51).
Langkah – Langkah uji homogenitas dengan menggunakan SPSS Statistic
sebagai berikut :
1) Membuka file data yang akan dianalisis;
34
2) Mengaktifkan menu Analyze, Descriptives Statistics Explore;
3) Memilih salah satu kolom (misal y) sebagai independent list dan kolom
berikutnya ( misal x) sebagai factor list (Untuk homogenitas regresi x adalah
predictor);
4) Memilih tombol plots;
5) Memilih Levene test untuk untransormed kemudian akan muncul tampilan
default;
6) Memilih bagian continue dan OK.

c. Uji ANOVA (Analysis of variance)


Uji ANOVA merupakan uji hipotesis statistik yang dimana dapat
menghasilkan data yang didapatkan dari penelitian. Hipotesis nol dari uji
Anova adalah bahwa data adalah simple random dari populasi yang sama
sehingga memiliki ekspektasi mean dan varians yang sama (Junri et al. 2020,
hlm 151).
Langkah – langkah uji ANOVA dengan menggunakan SPSS Statistic
sebagai berikut :
1) Membuka file SPSS yang berisikan data penelitian;
2) Lihat pada variabel view;
3) Selanjutnya lihat/aktifkan data view;
4) Klik Analyze → Descriptive Statistics → Both pada bagian display (yang
terletak dibagian bawah);
5) Biarkan kotak Statistics sesuai default SPSS;
6) Selanjutnya mengaktifkan/klik Kotak Plots;
7) Lihat pada Boxplots kemudian aktifkan/klik/pilih Factor Level Together;
8) Lihat pada bagian Descriptive, kemudian aktifkan/klik/pilih Histogram;
9) Aktifkan/klik/pilih Normality Plots With Test;
10) Selanjutnya klik Continue;
11) Klik OK dan lihat hasil output SPSS-nya;
12) Kemudian simpan file output SPSS tersebut.

35
d. Uji Duncan
Uji Duncan merupakan uji perbedaan diantara sekumpulan nilai beda yang
semakin besar, dengan tujuan untuk mengetahui nilai tengah yang sama dan nilai
tengah yang berbeda. Uji Duncan ini salah satu kelanjutan dari uji ANOVA. Uji
Duncan ini dilakukan hanya jika kesimpulan pada uji ANOVA menolak
hipotesis nol.

e. Uji Korelasi
Uji korelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengukur hubungan antara
dua variable dengan skala interval/rasio dan mengembalikan nilai koefisien.

F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menjelaskan prosedur aktivitas perencanaan, pelaksanaan,
dan pencatatan laporan hasil penelitian. Terdapat beberapa tahapan yang akan
dilakukan yaitu :

1. Kegiatan Persiapan
Kegiatan berisikan tahapan awal kegiatan penelitian. Tahapan yang akan
dilakukan yaitu :
a. Tahap Persiapan Penelitian
a) Menentukan lokasi penelitian sebagai tempat untuk melakukan
eksperimen pada tanaman kangkung.
b) Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat eco-enzyme.
c) Melakukan pembuatan eco-enzyme sebagai nutrisi tambahan bagi
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica).
d) Penyusunan Proposal Penelitian
e) Mengikuti kegiatan seminar proposal
f) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

36
b. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan merupakan perlengapan yang akan digunakan dalam
pembuatan eco-enzyme yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Table 3. 4. Alat dan Bahan pada tahap persiapan

No. Alat dan Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Limbah kulit buah-buahan Limbah buah 3 Kg
2. Gula merah Gula 1 Kg
3. Air Cair 10 Liter
4. Pisau Stainless 1 Buah
5. Talenan Kayu 1 Buah
6. Galon bekas Ukuran 15 Liter air 1 Buah
7. Corong Plastic 1 buah

c. Prosedur Pembuatan eco-enzyme


a) Menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan;
b) Memasukkan 3kg limbah kulit buah-buahan , 1 kg gula merah dan 10
liter air mineral ke dalam galon bekas yang sudah di siapkan;
c) Mengaduk semua larutan hingga tercampur merata;
d) Lalu tutup rapat hingga tidak ada lubang udara yang tersisa;
e) Melakukan fermentasi dalam kurun waktu 3 bulan;
f) Pada fermentasi hari pertama s.d hari ketujuh gas yang ada di dalam
galon tersebut harus dibuang supaya tidak menyebabkan adanya ledakan;
g) Fermentasi eco-enzyme harus disimpan pada tempat yang tidak terpapar
sinar matahari;
h) Hasil akhir dari eco-enzyme dapat dijadikan sebagai nutrisi tambahan
bagi tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F).

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan tahapan utama yang akan dilakukan pada
penelitian dalam menguji efekivitas eco-enzyme limbah kulit buah-buahan
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) dengan
menggunakan teknik hidroponik.

37
a. Alat dan Bahan Penelitian
Table 3. 5. Alat dan Bahan Penelitian
No. Alat dan Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Benih Kangkung Biji tanaman 100 sanpel
2. Dakron / Spons / Rockwol Media tanam 1 Kg
3. Nutrisi AB-Mix Cair 10 Liter
4. Nutrisi Eco-enzyme Cair 2 liter
5. Air Cair 24 Liter
6. Netpott Plastic 24 buah
7. Kain planel Kain 2 Meter
8. Timbangan Digital 1 buah
9. Gunting Stainless 1 buah
10. Cutter Stainless 1 buah
11. Suntikan Ukuran 5 ml 3 buah
12. Ember Plastic 1 buah
13. Pengaduk Kayu 1 buah
14. TDS Meter Skala kepekatan cairan 1 buah
15. pH meter Skala keasaman 1 buah
16. Gelas ukur Plastic 2 buah
b. Prosedur persiapan penelitian
a) Menyiapkan botol aqua bekas sebanyak yang diperlukan pada penelitian,
lalu potong pada bagian atasnya;
b) Melakukan pengenceran cairan nutrisi eco-enzyme sesuai dengan
persentase yang akan di uji coba;
c) Merendam benih tanaman kangkung dengan menggunakan air hangat
sehingga dapat mempercepat proses perkecambahan;
d) Melakukan penyemaian tanaman kangkung dengan menggunakan media
tanam dakron;
e) Setelah usia tanaman kangkung 3-5 hari setelah semai (HSS), tanaman
benih tanaman kangkung sudah siap untuk dipindah tanam;

c. Prosedur Uji Efektivitas eco-enzyme pada tanaman kangkung (Ipomoea


aquatica F)
a) Melakukan uji laboratorium terhadap cairan nutrisi eco-enzyme
b) Melakukan pengenceran nutrisi eco-enzyme dengan menggunakan air.

38
c) Mengukur PPM terlarut dengan menggunakan TDS meter terhadap
nutrisi AB-Mix yang di tambah eco-enzyme dengan nutrisi yang hanya
menggunakan nutrisi AB-Mix saja.
d) Lalu nutrisi tersebut dimasukkan kedalam botol yang sudah
menggunakan label.
e) Memindahkan bibit tanaman kangkung kedalam netpot dengan usia 5
hari setelah semai (HSS), lalu disimpan pada botol yang berisi nutrisi.
f)Melakukan observasi dan pencatatan selama 7 hari sekali.
g) Mengumpulkan data yang diperoleh.

d. Kegiatan Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian
yaitu dengan cara mengolah hasil data yang didapatkan selama penelitian,
serta menyusun laporan penelitian skripsi.

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini membahas hasil penelitian efektivitas eco-enzyme terhadap


pertumbuhan tanaman kangkung dengan teknik hidroponik. Pada penelitian yang
telah dilakukan peneliti selama kurang lebih 28 hari, mulai dari semai hingga masa
panen. Penelitian ini dilakukan dengan 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan, yaitu K
→ perlakuan kontrol (non eco-enzyme), T1 → perlakuan eksperimen 1 (5% eco-
enzyme), T2 → perlakuan eksperimen 2 (10% eco-enzyme), T3 → perlakuan
eksperimen 3 (15% eco-enzyme), T4 → perlakuan eksperimen 4 (20% eco-enzyme),
dan T5 → perlakuan eksperimen 5 (25% eco-enzyme). Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui pada konsentrasi berapa eco-enzyme dapat menghasilkan pertumbuhan
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) dengan kualitas tanaman yang lebih baik.
Parameter yang diukur yaitu data utama berupa tinggi batang dan berat tanaman,
sedangkan data penunjangnya yaitu PPM dan pH air.
Setelah seluruh data penelitian ini terkumpul, untuk menghasilkan data yang
akurat peneliti melakukan pengolahan data seperti uji Normalitas, uji Homogenitas,
uji ANOVA, dan uji Duncan, dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistical
Product and Service Solution).
Hasil dari penelitian kali ini ditujukan untuk menjawab keefektifan nutrisi eco-
enzyme terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) yang
disajikan pada tabel hasil data utama dan hubungan antara faktor klimatik
pertumbuhan tanaman kangkung yang telah diperoleh dari data utama dan data
penunjang sebagai berikut :

1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan merupakan data yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan
terhadap keefektivan eco-enzyme terhadap tanaman kangkung (Ipomoea aquatica)
yang ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik. Sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :

40
a. Data Utama
Data utama merupakan parameter utama yang diukur untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) data yang diukur yaitu
berat tanaman kangkung dan tinggi batang tanaman kangkung. Pengukuran
pada parameter ini dilakukan setiap 7 hari sekali dalam kurun waktu 28 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F) terhadap pertumbuhan berat tanaman dan tinggi tanaman
didapatkan hasil rata-rata yang disajikan pada tabel berikut :
1) Pertumbuhan Berat Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F)
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh data pada
proses penelitian yang telah dilakukan dengan 4 kali pengulangan ini. dapat
disajikan pada Tabel 4.1.

Table 4. 1. Pengamatan Bobot Tanaman Kangkung

Berat Tanaman (Gr)


Minggu Ke- Penambahan Bobot Rata-rata
Perlakuan
1 4 Tanaman perlakuan
R1 3 17 14
R2 3 22 19
K 17,6
R3 3 20 17
R4 2,5 23 20,5
R1 3 16 13
R2 3 23 20
T1 14,9
R3 3,5 16 12,5
R4 3 17 14
R1 3 18 15
R2 3 15 12
T2 13,3
R3 3 19 16
R4 3 13 10
R1 3 17 14
R2 3 15 12
T3 10,5
R3 3 10 7
R4 3 12 9
R1 3 13 10
R2 3 10 7
T4 10,6
R3 3 15 12
R4 3,5 17 13,5

41
R1 2,5 13 10,5
R2 3,5 14 10,5
T5 9,5
R3 2,5 12 9,5
R4 3,5 11 7,5
Keterangan :
K : Perlakuan Kontrol (Non eco-enzyme)
T : Perlakuan ekperimen (eco-enzyme)
R : Jumlah pengulangan ke-n

Menurut hasil pengamatan pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa


pertumbuhan bobot pada tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) yang
telah ditambahkan nutrisi eco-enzyme dengan konsentrasi yang berbeda-
beda menghasilkan bobot tanaman yang beragam. Hasil rata-rata yang
didapatkan pada tabel tersebut merupakan hasil pertambahan bobot tanaman
pada setiap minggu. Agar menghasilkan data yang lebih akurat hasil dari
pengematan bobot tanaman kangkung selanjutnya akan diuji menggunakan
SPSS Statistik.

2) Grafik Pertumbuhan Bobot Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F)

BOBOT TANAMAN (GRAM)


20
17,6
18
16 14,9
13,3
14
12 10,5 10,6
9,5
10
8
6
4
2
0
K (Non eco- T1 (5% eco- T2 (10% eco- T3 (15% eco- T4 (20% eco- T5 (25% eco-
enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme)

Grafik 4. 1. Pertumbuhan Bobot Tanaman Kangkung

42
Keterangan :
Biru tua = Perlakuan Kontrol
Orange = Perlakuan eksperimen T1 (5% eco-enzyme)
Kuning = Perlakuan eksperimen T2 (10% eco-enzyme)
Biru muda = Perlakuan eksperimen T3 (15% eco-enzyme)
Hijau = Perlakuan eksperimen T4 (20% eco-enzyme)
Abu-abu = Perlakuan eksperimen T5 (25% eco-enzyme)
Dari Grafik 4.1 diatas dapat dilihat hasil pertumbuhan bobot tanaman
dengan 6 perlakuan eksperimen yang ditambahkan nutrisi eco-enzyme pada
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) terlihat bobot yang paling
signifikan penambahan pada setiap minggunya yaitu pada perlakuan kontrol
(0% eco-enzyme) dengan hasil rata-rata penambahan bobot sekitar 17,6 gram.
Sedangkan bobot yang paling rendah yaitu pada perlakuan T5 (25% nutrisi
eco-enzyme) dengan rata-rata penambahan bobot 9,5 gram.

3) Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F)


Hasil data dari pertumbuhan tinggi batang tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica F) yang ditanam menggunakan teknik hidroponik dengan
penambahan konsentrasi nutrisi eco-enzyme yang berbeda. Maka
didapatkan hasil sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.2.

Table 4. 2. Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman


Kangkung

Tinggi Tanaman (cm)


Minggu Ke-
penambahan panjang batang Rata- rata
Perlakuan
1 2 3 4 tanaman Perlakuan

R1 5 19 25 30 25
R2 6 18 28 39 33
K 31,8
R3 6 13 27 37 31
R4 7 13 21 45 38
R1 5 19 21 35 30
R2 6 12 20 38 32
T1 30,5
R3 6 22 27 37 31
R4 7 13 21 36 29

43
R1 6 13 28 37 31
R2 5 13 20 32 27
T2 29,0
R3 6 14 22 35 29
R4 5 13 26 34 29
R1 6 19 24 37 31
R2 6 12 19 34 28
T3 26,8
R3 7 15 17 31 24
R4 6 15 25 30 24
R1 5 15 25 30 25
R2 6 12 22 27 21
T4 25,8
R3 5 14 23 33 28
R4 5 16 24 34 29
R1 6 11 17 28 22
R2 7 10 20 27 20
T5 21,5
R3 6 13 20 29 23
R4 5 13 19 26 21

Keterangan :
K: Perlakuan Kontrol (Non eco-enzyme)
T : Perlakuan ekperimen (eco-enzyme)
R: Jumlah pengulangan ke-n
Dari Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman
kangkung (Ipomoea aquatica F) yang ditanam dengan menggunakan teknik
hidroponik pada setiap minggunya mengalami pertumbuhan yang sangat
signifikan. Data yang tertinggi dengan penambahan tinggi batang yaitu pada
perlakuan kontrol (0% eco-enzyme) memperoleh penambahan tinggi rata-
rata 31,8 cm. Sedangkan penambahan tinggi paling rendah pada perlakuan
eksperimen kelima (25% eco-enzyme) memperoleh penambahan tinggi rata-
rata 21,5 cm.
Hasil rata-rata yang didapatkan diatas merupakan hasil dari penambahan
tinggi batang tanaman pada setiap minggunya. Untuk menghasilkan data
yang lebih akurat selanjutkan data – data tersebut akan di uji SPSS Statistik.

44
4) Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang Kangkung (Ipomoea aquatica)

Tinggi Batang Tanaman (Cm)


35 31,8
30,5
29
30 26,8 25,8
25
21,5
20

15

10

0
K (Non eco- T1 (5% eco- T2 (10% eco- T3 (15% eco- T4 (20% eco- T5 (25% eco-
enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme)

Grafik 4. 2. Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Kangkung

Keterangan :
Biru tua = Perlakuan Kontrol
Orange = Perlakuan eksperimen T1 (5% eco-enzyme)
Kuning = Perlakuan eksperimen T2 (10% eco-enzyme)
Biru muda= Perlakuan eksperimen T3 (15% eco-enzyme)
Hijau = Perlakuan eksperimen T4 (20% eco-enzyme)
Abu-abu = Perlakuan eksperimen T5 (25% eco-enzyme)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil dari pertumbuhan tinggi
batang tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) pada perlakuan kontrol
merupakan tanaman dengan penambahan tinggi batang paling tinggi yang
memperoleh rata-rata 31,8 cm, sedangkan pada perlakuan eksperimen yang
memiliki penambahan tinggi batang paling tinggi terdapat pada perlakuan
T1 (5% eco-enzyme) dengan rata-rata tinggi 30,5cm dan penambahan tinggi
batang tanaman dengan paling rendah terjadi pada perlakuan eksperimen T5
(25% eco-enzyme) dengan rata-rata 21,5 cm.

b. Data Penunjang
Data penunjang merupakan parameter faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Ipomoea aquatica F). Parameter yang
45
diukur pada penelitian kali ini yaitu pH, dan PPM. Pengukuran parameter
penunjang dilakukan selama proses penelitian berlangsung mulai dari hari
setelah semai (HSS) atau tanaman yang siap pindah tanam hingga tanaman
siap untuk panen. Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman
kangkung (Ipomoea aquatica F) terhadap parameter PPM dan pH yang
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman didapatkan hasil rata-rata yang
disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
1) Tingkat Keasaman (pH) Terhadap Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica
F)
Tingkat keasasaman (pH) pada pertumbuhan tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica F) dapat mempengaruhi laju pertumbuhan pada
tanaman tersebut. Pada tanaman kangkung sendiri menurut ensiklopedia
hidroponik kandungan pH yang baik bagi tanaman kangkung yaitu sekitar
5,5 sampai 6,5. Dari hasil pengamatan yang diambil pada saat penelitian
rata-rata kandungan pH larutan nutrisi disajikan dalam tabel sebagai
berikut.

Table 4. 3. Rata-rata kadar PH sebelum dinetralkan menggunakan


asam sulfat/KOH

minggu ke -
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
K 6 5,5 6 6 5,9
T1 5 4,5 4 5 4,6
T2 4,5 4,2 4 4,5 4,3
T3 4 3,5 ,4,2 4 3,8
T4 4,2 3 3,8 3,5 3,6
T5 3 3,5 3,2 3 3,2

46
Table 4. 4. Pengamatan tingkat keasaman (PH) tanaman kangkung

Data Ph

Minggu Ke- Rata-rata


Perlakuan Rata-rata Replikasi
1 2 3 4 Perlakuan

R1 6 6 6 6 6

R2 6 6 6 6 6
K1 5,8
R3 6 5,5 6 6 5,7

R4 6 6 6 5,5 5,7

R1 6 6 5,5 5,5 5,7

R2 6 5,5 5,5 6 5,7


T1 5,7
R3 6 6,5 5 5,5 5,7

R4 6 5,5 5,5 6,5 5,8

R1 6 5,5 6 6 5,8

R2 6 5,5 5,5 6 5,7


T2 5,6
R3 6 5,5 5,5 5 5,5

R4 6 5,5 6 5,5 5,7

R1 6 6 6 6,5 6

R2 6 5,5 5,5 6 5,7


T3 5,7
R3 6 5,5 5,5 5,5 5,6

R4 6 5,5 6 5 5,6

R1 6 5,5 6 5 5,6

R2 6 5,5 5,5 5 5,5


T4 5,6
R3 6 5,5 6 5,5 5,7

R4 6 6 5,5 6 5,8

R1 6 5 5,5 6 5,6

R2 6 5,5 5,5 6 5,7


T5 5,6
R3 6 5,5 5,5 5,5 5,6

R4 6 5,5 5,5 5,5 5,6

47
Keterangan :
K: Perlakuan Kontrol (Non eco-enzyme)
T : Perlakuan ekperimen (eco-enzyme)
R: Jumlah pengulangan ke-n
Hasil dari pengukuran pH pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa
kadar pH yang terkandung pada larutan nutrisi yang digunakan pada saat
penelitian berlangsung baik, meskipun dari hasil pengukuran pH pada saat
pengamatan ada kenaikan dan penurunan. Hal tersebut perlakuan kontrol
maupun pada perlakuan eksperimen terbilang masih normal jika merujuk
pada ketentuan pH tanaman kangkung 5,5 sampai dengan 6,5.

2) Grafik Tingkat Keasaman (pH) Terhadap Tanaman Kangkung (Ipomoea


aquatica)

Data pH Rata-rata perlakuan


5,85
5,8
5,8

5,75
5,7 5,7
5,7

5,65
5,6 5,6 5,6
5,6

5,55

5,5
K (0% Eco- T1 (5% Eco- T2 (10% Eco- T3 (15% Eco- T4 (20% Eco- T5 (25% Eco-
enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme)

Grafik 4. 3. Tingkat Keasaman (pH) Terhadap Tanaman Kangkung

Keterangan :
Biru tua = Perlakuan Kontrol
Orange = Perlakuan eksperimen T1 (5% eco-enzyme)
Kuning = Perlakuan eksperimen T2 (10% eco-enzyme)
Biru muda = Perlakuan eksperimen T3 (15% eco-enzyme)
Hijau = Perlakuan eksperimen T4 (20% eco-enzyme)
Abu-abu = Perlakuan eksperimen T5 (25% eco-enzyme)

48
Pada grafik 4.3 tingkat kepekatan pH pada tanaman kangkung yang
ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik ini terbilang normal,
meskipun pada saat pengukuran berlangsung kadar pH pada masing-masing
perlakuan terdapat kenaikan dan penurunan. Tingkat keasaman (pH) pada
tanaman kangkung normalnya sekitar 5,5 sampai dengan 6,5.

3) Kadar Kepekatan Larutan (PPM) Terhadap Tanaman Kangkung (Ipomoea


aquatica F)
Kadar kepekatan PPM (Part Per Million) merupakan suatu alat ukur
satuan konsentrasi atau suatu takaran nutrisi yang terdapat dalam air. Pada
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) kadar PPM yang dibutuhkan
sekitar 1.000-1.400 (Marisa, Carudin and Ramdani, 2021 Hlm 128). Hasil
dari pengamatan kadar kepekatan larutan (PPM) pada penelitian tanaman
kangkung disajikan dalam tabel dan grafik dibawah.

Table 4. 5. Kepekatan Larutan (PPM) Terhadap Tanaman Kangkung


(Ipomoea aquatica F)

PPM

Minggu Ke- rata-rata


Perlakuan Rata-rata replikasi
perlakuan
1 2 3 4
R1 1350 1350 1380 1400 1370
R2 1350 1350 1380 1400 1370
K1 1364
R3 1320 1330 1350 1370 1342
R4 1360 1370 1380 1390 1375
R1 1350 1380 1400 1360 1373
R2 1350 1330 1340 1320 1335
T1 1354
R3 1320 1350 1380 1350 1350
R4 1360 1370 1380 1320 1358
R1 1350 1440 1470 1580 1460
R2 1355 1230 1200 1200 1246
T2 1290
R3 1355 1180 1150 1110 1198
R4 1360 1240 1220 1200 1255

49
R1 1350 1240 1230 1220 1260
R2 1355 1130 1160 1200 1211
T3 1239
R3 1355 1130 1180 1220 1221
R4 1360 1170 1250 1270 1262
R1 1350 1140 1160 1180 1207
R2 1355 1170 1200 1220 1236
T4 1212
R3 1355 1110 1150 1190 1201

R4 1360 1120 1150 1180


1202
R1 1350 1110 1050 1220 1183
R2 1355 1200 1180 1150 1221
T5 1206
R3 1355 1180 1150 1130 1203
R4 1360 1190 1170 1150 1217

Keterangan :
K: Perlakuan Kontrol (Non eco-enzyme)
T : Perlakuan ekperimen (eco-enzyme)
R: Jumlah pengulangan ke-n
Dari Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa kadar PPM pada saat
pengamatan berlangsung mengalami kenaikan dan penurunan. Hal tersebut
berlaku pada perlakuan kontrol dan perlakuan eksperimen. Meskipun data
dari PPM tersebut tidak konsisten, namun semua kadar PPM masih berada
pada angka normal, baik itu perlakuan kontrol maupun pada perlakuan
eksperimen.

50
4) Grafik Kadar Kepekatan Larutan (PPM) Terhadap Tanaman Kangkung
(Ipomoea aquatica).

Kepekatan Larutan (PPM)


1400
1364 1354
1350
1290
1300
1239
1250
1212 1206
1200

1150

1100
K (0% Eco- T1 (5% Eco- T2 (10% Eco- T3 (15% Eco- T4 (20% Eco- T5 (25% Eco-
enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme) enzyme)

Grafik 4. 4. Kadar Kepekatan Larutan (PPM)


Terhadap Tanaman Kangkung

Keterangan :
Biru tua = Perlakuan Kontrol
Orange = Perlakuan eksperimen T1 (5% eco-enzyme)
Kuning = Perlakuan eksperimen T2 (10% eco-enzyme)
Biru muda = Perlakuan eksperimen T3 (15% eco-enzyme)
Hijau = Perlakuan eksperimen T4 (20% eco-enzyme)
Abu-abu = Perlakuan eksperimen T5 (25% eco-enzyme)
Dari Grafik 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kepekatan larutan (PPM)
paling tinggi yaitu pada perlakuan kontrol. Sedangkan pada perlakuan
eksperimen data yang paling tinggi yaitu pada perlakuan T1 (5% eco-
enzyme). Dan kadar PPM paling rendah pada perlakuan T5 (25% eco-
enzyme). Meskipun kadar PPM tersebut berbeda beda namun semua kadar
PPM masih berada pada angka normal, baik itu perlakuan kontrol maupun
pada perlakuan eksperimen.

2. Uji SPSS Statistik

Uji SPSS Statistik dengan menggunakan aplikasi IBM Statistic 26 merupakan


uji data penelitian dengan tujuan untuk menganalisa data-data yang telah
diperoleh pada saat pengamatan(Marisa, Carudin and Ramdani, 2021 hlm 1 ).
51
Dari seluruh data yang didapatkan pada saat penelitian, pengolahan data yang
digunakan yaitu parameter pengukuran berat tanaman dan tinggi batang tanaman
kangkung dari pengulangan ke-1 hingga pengulangan ke-4.

Ada beberapa uji yang harus dilakukan untuk mencapai parameter berat
tanaman dan tinggi batang tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F),
diantaranya yaitu :

a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti terdisrtibusi
normal atau tidak (Santoso, 2010 hlm 43). Uji normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 26, dengan analisis yang
digunakan Shapiro-Wilk. Dari uji ini ditentukan bahwa jika nilai Sig. (p
value) > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal, sedangkan jika
nilai Sig. (p value) < 0,05 maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal.
Hasil uji normalitas pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Table 4. 6. Uji Normalitas Shapiro-Wilk


Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
penambahan bobot tanaman K (0% Eco-enzyme) .188 4 . .973 4 .858
kangkung T1 (5% Eco- .349 4 . .782 4 .074
enzyme)
T2 (10% Eco- .237 4 . .939 4 .650
enzyme)
T3 (15% Eco- .185 4 . .972 4 .855
enzyme)
T4 (20% Eco- .188 4 . .973 4 .858
enzyme)
T5 (25% Eco- .260 4 . .827 4 .161
enzyme)
penambahan tinggi tanaman K (0% Eco-enzyme) .195 4 . .990 4 .957
kangkung T1 (5% Eco- .151 4 . .993 4 .972
enzyme)
T2 (10% Eco- .250 4 . .945 4 .683
enzyme)
T3 (15% Eco- .290 4 . .863 4 .271
enzyme)
T4 (20% Eco- .234 4 . .928 4 .584
enzyme)
T5 (25% Eco- .151 4 . .993 4 .972
enzyme)
a. Lilliefors Significance Correction

52
Berdasarkan Tabel 4.6 yang merupakan hasil uji normalitas
menggunakan Uji Shapiro-Wilk diketahui bahwa keseluruhan data dari
parameter berat tanaman dan tinggi batang tanaman. Berdasarkan hasil dari
dua data parameter terbukti bahwa nilai yang dihasilkan yaitu Sig (p value)
> 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut terdistribusi dengan
normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui


varian populasi pada saat penelitian sama atau tidaknya selaras dengan
(Usmadi, 2020 Hlm 51). Uji homogenitas dapat dikatakan homogen jika
seluruh varian sama (Santoso, 2010 Hlm 48). Uji homogen yaitu jika nilai
Sig. (P value) < 0,05 maka data dapat dinyatakan tidak sama (heterogeny)
sedangkan jika nilai Sig. (P value) > 0,05 maka data dapat dinyatakan sama
(homogen).

Table 4. 7. Hasil Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
penambahan Based on Mean 2.088 5 18 .114
tinggi tanaman Based on Median 1.905 5 18 .143
kangkung Based on Median and 1.905 5 7.850 .201
with adjusted df
Based on trimmed mean 2.085 5 18 .115
penambahan Based on Mean .780 5 18 .577
bobot tanaman Based on Median .409 5 18 .837
kangkung Based on Median and .409 5 8.918 .831
with adjusted df
Based on trimmed mean .708 5 18 .625
Berdasarkan hasil Uji Homogenitas pada Tabel 4.7 diketahui bahwa
pada variabel berat tanaman kangkung, pada data setiap kelompok
perlakuan dapat dikatakan homogen. Hal tersebut dapat dilihat penambahan
tinggi tanaman kangkung berdasarkan nilai Sig. sebesar 0.114 yang artinya
Sig. > 0.05. Begitu juga dengan variabel bobot tanaman kangkung diketahui
nilai Sig. sebesar 0.577 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga disimpulkan data
setiap kelompok perlakuan pada tinggi batang dan bobot tanaman kangkung
homogen.

53
c. Uji ANOVA
Uji ANOVA (Analysis of Varians) merupakan uji analisis data statistic
yang digunakan untuk membandingkan varian data lebih dari dua kelompok
variasi. Nilai uji ANOVA ini memiliki ketentuan jika nilai Sig (P value) <
0,05 maka H1 atau hipotesis alternative diterima “Terdapat perbedaan
antara tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) yang diberi perlakuan
eksperimen dengan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) perlakuan
kontrol”, sedangkan jika nilai Sig. (p value ) > 0,05 maka H0 atau hipotesis
nihil untuk diterima “Tidak terdapat perbedaan antara tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica) yang diberi perlakuan eksperimen dengan tanaman
kangkung (Ipomoea aquatica) perlakuan kontrol”.

Table 4. 8. uji ANOVA


ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
penambahan tinggi Between 275.708 5 55.142 5.568 .003
tanaman kangkung Groups
Within Groups 178.250 18 9.903
Total 453.958 23
penambahan bobot Between 194.677 5 38.935 4.959 .005
tanaman kangkung Groups
Within Groups 141.313 18 7.851
Total 335.990 23
Dari data pada Tabel 4.8 menyatakan bahwa hasil dari uji ANOVA
pada variabel tinggi batang tanaman kangkung mendapatkan hasil 0,003,
sedangkan pada variabel bobot tanaman mendapat hasil 0,005. Maka dapat
ditentukan bahwa hasil nilai dari uji ANOVA mendapat nilai Sig (p value)
< 0,05, sehingga H1 atau hipotesis alternatif dapat diterima. Akan tetapi dari
pengamatan yang terjadi dilapangan terjadi sebaliknya bahwa perlakuan
kontrol lebih signifikan pertumbuhannya dibandingkan dengan perlakuan
eksperimen.

d. Uji Lanjut Duncan


Uji Duncan merupakan uji perbedaan diantara sekumpulan nilai beda
yang semakin besar, dengan tujuan untuk mengetahui nilai tengah yang
sama dan nilai tengah yang berbeda. Uji Duncan ini salah satu kelanjutan

54
dari uji ANOVA. Uji Duncan ini dilakukan hanya jika kesimpulan pada uji
ANOVA menolak hipotesis nol.

Table 4. 9. Hasil Uji Duncan Tinggi Batang Tanaman Kangkung


penambahan tinggi tanaman kangkung
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3
T5 (25% Eco-enzyme) 4 21.50
T4 (20% Eco-enzyme) 4 25.75 25.75
T3 (15% Eco-enzyme) 4 26.75 26.75
T2 (10% Eco-enzyme) 4 29.00 29.00
T1 (5% Eco-enzyme) 4 30.50 30.50
K (0% Eco-enzyme) 4 31.75
Sig. .072 .064 .052
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
Berdasarkan Tabel 4.9 uji Duncan terhadap nilai rata-rata berat
tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) diketaui berbentuk 3 subset yakni :
1) Pada subset 1 terdiri dari perlakuan T5 (25% eco-enzyme) dengan nilai
subset sebesar 21.50, dan pada perlakuan T4 (20% eco-enzyme) dengan
nilai subset sebesar 25.75. Sedangkan nilai Sig. pada subset 1 yaitu 0.072.
2) Pada subset 2 terdiri dari perlakuan T4 (20% eco-enzyme) dengan nilai
sebesar 25.75, perlakuan T3 (15% eco-enzyme) mendapatkan nilai 26.75,
perlakuan T2 (10% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar 29.00 dan
perlakuan T1 (5%% eco-enzyme) mendapat nilai sebesar 30.50. Dari
nilai tersebut menunjukkan bahwa Sig. pada berat tanaman ini diketahui
sebesar 0.064.
3) Pada subset 3 terdiri dari perlakuan T4 (20% eco-enzyme) dengan nilai
sebesar 25.75, perlakuan T3 (15% eco-enzyme) mendapatkan nilai 26.75,
perlakuan T2 (10% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar 29.00,
perlakuan T1 (5%% eco-enzyme) dan perlakuan kontrol (0% eco-
enzyme) mendapat nilai sebesar 31.75. Dari nilai tersebut menunjukkan
bahwa Sig. pada berat tanaman ini diketahui sebesar 0.052.
Table 4. 10. Uji Duncan Bobot Tanaman Kangkung
penambahan bobot tanaman kangkung
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3

55
T5 (25% Eco-enzyme) 4 9.500
T3 (15% Eco-enzyme) 4 10.500 10.500
T4 (20% Eco-enzyme) 4 10.625 10.625
T2 (10% Eco-enzyme) 4 13.250 13.250
T1 (5% Eco-enzyme) 4 14.875 14.875
K (0% Eco-enzyme) 4 17.625
Sig. .098 .056 .182
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
Berdasarkan Tabel 4.10. uji Duncan terhadap nilai rata-rata tinggi
batang tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) diketaui berbentuk 3
subset yakni :
1) Pada subset 1 terdiri dari perlakuan T5 (25% eco-enzyme) mendapatkan
nilai sebesar 9.500, perlakuan T3 (15% eco-enzyme) mendapatkan nilai
10.500, perlakuan T4 (20% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar
10.625, dan perlakuan T2 (10% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar
13.250. Adapun nilai Sig. pada penelitian ini diketahui sebesar 0.098.
2) Pada subset 2 terdiri dari perlakuan T3 (15% eco-enzyme) mendapatkan
nilai 10.500, perlakuan T4 (20% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar
10.625, perlakuan T2 (10% eco-enzyme) mendapatkan nilai sebesar
13.250, dan perlakuan T1 (5% eco-enzyme) mendapatkan nilai subset
sebesar 14.875. Adapun nilai Sig. yang diketahui yaitu sebesar 0.056.
3) Pada subset 3 terdiri dari perlakuan T1 (5% eco-enzyme) mendapatkan
nilai subset sebesar 14,875, dan perlakuan kontrol (0%eco-enzyme)
mendapatkan nilai subset sebesar 17.625. Nilai Sig. yang diketahui yaitu
sebesar 0.182.

e. Uji Kolerasi
Uji korelasi merupakan salah satu uji statistic yang digunakan untuk
mengetahui hubungan hasil data utama dan hasil data penunjang.

56
Table 4. 11. Hasil Uji Korelasi Berat, dan Tinggi Tanaman

Kangkung dengan PPM

Correlations

tinggi bobot kadar PPM


tanaman tanaman tanaman
kangkung kangkung kangkung
penambahan tinggi Pearson 1 .848** .622**
tanaman kangkung Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001
N 24 24 24
penambahan bobot Pearson .848** 1 .608**
tanaman kangkung Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .002
N 24 24 24
kadar PPM Pearson .622** .608** 1
tanaman kangkung Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .002
N 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel Hasil Uji Hubungan Berat dan Tinggi Kangkung dengan


PPM

Parameter Sig. r
Tinggi batang tanaman
0.001 0.622
kangkung

Bobot Tanaman Kangkung 0.002 0.608


Berdasarkan dari Tabel 4.11 hasil Uji Hubungan Bobot dan Tinggi
tanaman kangkung dengan PPM diketahui:

1) Tinggi batang pada tanaman kangkung berhubungan signifikan dengan


PPM. Hal tersebut dikarenakan nilai Sig. sebesar 0.001 yang artinya Sig.
< 0.05. Oleh karena itu dapat diketahui nilai korelasi antara tinggi batang
tanaman kangkung dengan PPM sebesar 0.622 sehingga dapat diartikan
bahwa nilai korelasi antara tinggi batang tanaman kangkung dengan PPM
terdapat berhubungan korelasi yang kuat.
2) Bobot tanaman kangkung berhubungan signifikan dengan PPM. Hal
tersebut dapat dilihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.002 yang artinya Sig. <
0.05. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara bobot
tanaman kangkung dengan PPM sebesar 0.608 yang dapat diartikan
57
bahwa nilai korelasi antara bobot tanaman kangkung dengan PPM dapat
dinyatakan berhubungan korelasi yang kuat.

Table 4. 12. Hasil Uji Korelasi Bobot, Tinggi Batang


Tanaman Kangkung dengan pH
Correlations
penambahan penambahan kadar
tinggi tanaman bobot tanaman pHtanaman
kangkung kangkung kangkung
penambahan Pearson 1 .848** .439*
tinggi tanaman Correlation
kangkung Sig. (2- .000 .032
tailed)
N 24 24 24
penambahan Pearson .848** 1 .482*
bobot tanaman Correlation
kangkung Sig. (2- .000 .017
tailed)
N 24 24 24
kadar Pearson .439* .482* 1
pHtanaman Correlation
kangkung Sig. (2- .032 .017
tailed)
N 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel Hasi Uji Hubungan Berat dan Tinggi Kangkung dengan pH

Parameter Sig. R
Tinggi Batang Tanaman
0.032 0.439
Kangkung

Bobot Tanaman Kangkung 0,017 0,482

Berdasarkan hasil Uji Hubungan Bobot dan Tinggi batang tanaman


kangkung dengan pH tanaman diketahui:

1) Tinggi batang tanaman kangkung berhubungan signifikan dengan pH. Hal


ini dikarenakan nilai Sig. sebasar 0.027 yang artinya Sig. < 0.05.
Sedangkan nilai korelasi antara tinggi batang tanaman dengan pH sebasar
0.439 sehingga dapat diartikan bahwa hubungan korelasi antara berat
tanaman dengan pH dapat dikatakan korelasi yang cukup.
2) Bobot tanaman kangkung berhubungan signifikan dengan pH. Hal
tersebut dikarenakan nilai Sig. sebesar 0.017 yang artinya Sig. < 0.05.
Sedangkan nilai korelasi antara bobot tanaman kangkung dan pH sebasar
58
0.482 sehingga dapat diartikan bahwa hubungan korelasi antara bobot
tanaman dengan pH dapat dikatakan korelasi yang cukup.

B. Pembahasan
Adapun hasil pengamatan dari penelitian keefektifitasan larutan eco-enzyme
limbah kulit buah-buahan terhadap tanaman kangkung (Ipomoea aquatica)
merupakan data mentah yang telah diolah menggunakan SPSS sehingga dapat
menjadi informasi terbaru yang akan dibahas pada bagian ini.

1. Penambahan Nutrisi Eco-enzyme pada Pertumbuhan Tinggi Tanaman


Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan pada
aplikasi IBM SPSS Statistic 26, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tinggi
batang tanaman kangkung pada setiap perlakuan penambahan konsentrasi nutrisi
eco-enzyme kulit buah-buahan pada pertumbuhan tinggi batang tanaman
kangkung (Ipomoea aquatica) yang diamati selama kurang lebih 28 hari dengan
menggunakan sistem wick menghasilkan data sebagai berikut.
Hasil uji analisis yang diperoleh pada perlakuan kontrol (0% eco-enzyme)
pada uji Duncan memperoleh data tertinggi yaitu 31.75, namun pada perlakuan
eksperimen dengan penambahan nutrisi eco-enzyme kulit buah-buahan
menghasilkan data yang variative seperti pada perlakuan pertama dengan
konsentrasi eco-enzyme 5% memperoleh data 30.50, pada perlakuan kedua
dengan konsentrasi eco-enzyme 10% memperoleh data 29.00, pada perlakuan
ketiga dengan konsentrasi eco-enzyme 15% memperoleh data 26.75, pada
perlakuan keempat dengan konsentrasi eco-enzyme memperoleh data 25.75, dan
perlakuan kelima dengan konsentrasi eco-enzyme memperoleh data 21.50.
Sehingga dapat diurutkan perlakuan yang efektive ke perlakuan yang kurang
efektif yaitu dari perlakuan kontrol (K), perlakuan T1, perlakuan T2, perlakuan
T3, perlakuan T4, dan perlakuan T5.

Dari data tersebut perlakuan kontrol menghasilkan data paling besar


dibandingkan dengan perlakuan eksperimen terhadap tinggi batang tanaman
kangkung. Hal tersebut dipengaruhi oleh nutrisi AB-MIX yang mengandung

59
unsur N, P, dan K, yang sudah tertakar sehingga menghasilkan tinggi tanaman
kangkung yang jauh lebih baik(Sri Marginingsih et al., 2018 hlm 29).
Menurut (Cole et al., 2020 hlm 5) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa
konsentrasi N, P, dan K merupakan kadar utama yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Sehingga jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara tersebut
dapat mengakibatkan kondisi tanaman yang buruk.
Selain itu pertumbuhan tinggi batang pada tanaman kangkung juga
dipengaruhi oleh pH air. Kadar pH ideal bagi tanaman kangkung pada kisaran
5,5 – 6,5. Jika kadar pH terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghasilkan
kondisi tanaman yang kurang baik. Untuk itu petani hidroponik harus selalu
memantau kadar pH pada nutrisi agar berada dikisaran normal supaya
menghasilkan taanaman yang baik (Dzikriansyah, Hudaya, & Nurhaeti, 2017
dalam Mufida et al., 2020 hlm 13).
Menurut (Phina, 2014 dalam Aulia, Ansar and Putra, 2019 hlm 39)
mengemukakan bahwa budidaya tanaman kangkung yang ditanam dengan
menggunakan teknik hidroponik dengan tanaman kangkung yang ditanam
dengan menggunakan teknik konvensional akan menghasilkan hasil yang
berbeda. Tinggi rata-rata tanaman kangkung konvensional sekitar 30-67 cm,
sedangkan tanaman kangkung hidroponik 30-47 cm.
Keberagaman hasil dari data tinggi batang tanaman kangkung menurut
(Lawalata 2011 dalam lilik hidayanti hlm 81) menyatakan bahwa unsur hara
yang diberikan dengan sesuai pada tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman sehingga akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik,
sedangkan jika kurang atau berlebihan akan menghambat pertumbuhan
tanaman.
Sedangkan menurut (Hidayanti and Kartika, 2019 hlm 170)
mengungkapkan bahwa pola pertumbuhan pada tanaman membentuk kurva
sigmoid. Kurva sigmoid merupakan pola pertumbuhan tanaman secara
vegetatif sampai pada titik tertentu.

2. Penambahan Nutrisi Eco-enzyme Terhadap Penambahan Bobot Tanaman


Berdasarkan data yang didapatkan pada saat pengamatan, budidaya tanaman
kangkung dengan menggunakan tenik tanam hidroponik sistem wick (sumbu)
60
selaras dengan (Hidayati, Rosawanti and Yusuf, 2017 hlm 76). Selain itu dalam
budidaya hidroponik harus memperhatikan kadar nutrisi yang terkandung dalam
air dengan tepat, sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih
baik.
Pengaruh kadar nutrisi bagi tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) dapat
dilihat pada Uji ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan penambahan
nutrisi eco-enzyme sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat tanaman
kangkung (Ipomoea aquatica).
Hasil dari uji Duncan menghasilkan bobot tanaman yang paling tinggi yaitu
perlakuan kontrol dengan jumlah data yang diperoleh 17.625 sedangkan pada
perlakuan eksperimen memperoleh data yang variative, seperti pada perlakuan
pertama dengan konsentrasi eco-enzyme 5% memperoleh data 14.875, perlakuan
kedua dengan konsentrasi eco-enzyme 10% memperoleh data 13.250, perlakuan
ketiga dengan konsentrasi eco-enzyme 15% memperoleh data 10.500, perlakuan
keempat dengan konsentrasi eco-enzyme 20% memperoleh data 10.625, dan
perlakuan kelima dengan konsentrasi eco-enzyme 25% memperoleh data 9.500.
Sehingga dapat diurutkan perlakuan yang efektive ke perlakuan yang kurang
efektif yaitu dari perlakuan kontrol (K), perlakuan T1, perlakuan T2, perlakuan
T4, perlakuan T3, dan perlakuan T5.
Menurut (Gardner, 1991 dalam Nurifah et al., 2020 hlm 289) menyatakan
bahwa pengaruh utama penambahan berat pada tanaman dikarenakan
bertambahnya protoplasma yang disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran
sel, serta dari kandungan unsur hara yang terserap dan pemanfaatan sinar matahari
sepanjang masa pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman yang optimal harus mendapatkan nutrisi yang tepat,
tidak kekurangan dan tidak kelebihan juga dikarenakan hal tersebut akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan hasil produksi yang kurang maksimal
selaras dengan (Lestari, 2009 dalam Bunga, 2020 hlm 20 ).

3. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Eco-enzyme Terhadap Kadar pH Air


Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)

Eco-enzyme kulit buah-buahan yang digunakan sebagai nutrisi tambahan pada


tanaman kangkung, Pada penelitian saya nutrisi eco-enzyme sangat
61
mempengaruhi pH pada larutan cairan hidroponik, sehingga menyebabkan
penurunan pH yang sangat drastis sampai kurang dari 5,5. Oleh karena itu, pada
saat penelitian saya menggunakan asam sulfat untuk menaikan kadar pH dan KOH
untuk menurunkan kadar pH yang terlalu tinggi. Penggunaan asam sulfat dan
KOH ini dilakukan ketika kadar pH terlalu rendah atau terlalu tinggi sampai kadar
pH pada larutan menjadi normal.
Kadar pH pada air menjadi salah satu indikator yang paling penting bagi
pertumbuhan tanaman hidroponik. Kadar pH yang ideal bagi tanaman kangkung
hidroponik yaitu pada kisaran 5,5 – 6,5. Kadar pH pada suatu tanaman jika terlalu
asam atau terlalu basa dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman kerdil,
dikarenakan dapat mendefisiensi unsur hara sehingga tanaman tersebut tidak
dapat bereproduksi dengan maksimal(Mufida et al., 2020 hlm 13).
Dari hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa kadar pH pada tanaman
kangkung hidroponik mengalami kenaikan dan penurunan. Pada perlakuan
kontrol kadar pH air mencapai 5,8, pada perlakuan eksperimen T1 (5% eco-
enzyme) dan perlakuan eksperimen T3 (15% eco-enzyme) rata-rata kadar pH air
mencapai 5,7, sedangkan pada perlakuan T2 (10% eco-enzyme), T4 (20% eco-
enzyme), T5 (25% eco-enzyme) rata-rata kadar pH mencapai 5,6. Meskipun kadar
pH pada larutan mengalami kenaikan dan penurunan, namun kadar pH pada
semua perlakuan tidak melebihi atau kurang dari kisaran kadar pH normal.
Menurut (Ronny and Ihsan, 2022 hlm 63) menyatakan bahwa bahan eco-
enzyme limbah buah-buahan dan sayuran dapat menghasilkan alcohol dan asam
asetat yang bersifat desinfektan. Pernyataan (Rochyani et al dalam Ronny and
Ihsan 2022) lama waktu fermentasi dan penggunaan molase juga dapat
berpengaruh terhadap kadar pH.
Pengaruh keasaman pada larutan eco-enzyme yang didominasi dari kulit
buah-buahan jeruk dan mangga sehingga mengakibatkan kadar asam yang terlalu
tinggi, hal tersebut dapat mempengaruhi kadar pH pada larutan yang digunakan
sebagai nutrisi bagi tanaman kangkung hidroponik.
Kandungan dari eco-enzyme menghasilkan dekomposisi seperti senyawa
asam organic, garam mineral, dan senyawa protein. Menurut (Pratamadina and
Wikaningrum, 2022 hlm 2723) eco-enzyme dari kulit buah-buahan dapat

62
digunakan sebagai pupuk POC dikarenakan nutrisi ini memiliki kandungan nitrit
dan residu dari hasil fermentasi.

4. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Eco-enzyme Terhadap Kadar PPM


Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica)
PPM (Part Per Million) merupakan suatu alat ukur satuan konsentrasi atau
suatu takaran nutrisi yang terdapat dalam air. Pada tanaman kangkung (Ipomoea
aquatica) kadar PPM yang dibutuhkan sekitar 1.000-1.400 (Marisa, Carudin and
Ramdani, 2021 hlm 128). Alat yang digunakan untuk mengukur PPM tanaman
yaitu TDS meter. Kadar ketentuan PPM bagi tanaman hidroponik pada kisaran
1000 – 1400.
Berdasarkan hasil pengamatan kadar PPM mengalami penurunan pada
setiap minggunya. Namun untuk kadar PPM paling tinggi terjadi pada perlakuan
kontrol atau tanpa penambahan konsentrasi eco-enzyme. Dari hasil uji korelasi
antara kadar PPM dan data utama memperoleh hasil tinggi batang tanaman
kangkung dengan PPM sebesar 0.622. sedangkan nilai korelasi antara bobot
tanaman kangkung dengan PPM sebesar 0.608 sehingga yang dapat diartikan
bahwa nilai korelasi antara data utama dan PPM terkorelasi dengan kuat.

Meskipun dari hasil pengamatan memperoleh penurunan data, namun kadar


PPM dari tanaman kangkung masih berada pada kisaran normal. PPM maksimal
pada tanaman kangkung yang ditanam dengan menggunakan teknik hidroponik
yaitu 1050-1400 (Pramartaningthyas, Ma’shumah and Faud, 2022 hlm 3). Selain
itu air serta volume air juga dapat mempengaruhi kualitas tanaman (Indra et al. 2016
hlm 1).

63
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian serta hasil analisis data mengenai “Efektivitas
Penambahan Nutrisi Eco-enzyme Limbah Kulit Buah-buahan Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica F) dengan Menggunakan Teknik Tanam
Hidroponik” yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa, Penambahan eco-
enzyme kulit buah-buahan tidak efektif terhadap pertumbuhan tinggi batang dan
bobot tanaman kangkung (Ipomoea aquatica F) pada teknik hidroponik dengan
menggunakan sistem wick (sumbu). Kestabilan kadar pH pada larutan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang dikemukakan oleh
penulis, sebagai berikut :

1. Perlu diperhatikan bahan untuk pembuatan eco-enzym yang diaplikasikan


sebagai pupuk agar tidak berdampak negatif bagi pertumbuhan tanamannya.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan bahan lain pada pembuatan eco-
enzym yang diaplikasikan sebagai pupuk pada tanaman.

3. Perlu dilakukan pengukuran terhadap faktor klimatik setiap hari.

64
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Safinatul, Ansar Ansar, and Guyup Mahardhian Dwi Putra. 2019.
“PENGARUH INTENSITAS CAHAYA LAMPU DAN LAMA
PENYINARAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG
(Ipomea Reptans Poir) PADA SISTEM HIDROPONIK INDOOR.” Jurnal
Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan Biosistem 7 (1): 43–51.
https://doi.org/10.29303/jrpb.v7i1.100.
Ayun, Qurotu, Shidiq Kurniawan, and Wahyu Adhi Saputro. 2020. “Perkembangan
Konversi Lahan Pertanian Di Bagian Negara Agraris.” Vigor: Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika Dan Subtropika 5 (2): 38–44.
https://doi.org/10.31002/vigor.v5i2.3040.
Benny, Nikhil, Rafeeya Shams, Kshirod Kumar Dash, Vinay Kumar Pandey, and
Omar Bashir. 2023. “Recent Trends in Utilization of Citrus Fruits in Production
of Eco-Enzyme.” Journal of Agriculture and Food Research 13 (January):
100657. https://doi.org/10.1016/j.jafr.2023.100657.
Bunga, nurfhin ilma. 2020. “Nutrisi Organik Sistem Hidroponik Wick Pada Tanaman
Sawi Dan Kangkung.” Riset Unkrit 3 (1): 1–13.
Cole, David L., Roger K. Woolley, Andrea Tyler, Rachel L. Buck, and Bryan G.
Hopkins. 2020. “Mineral Nutrient Deficiencies in Quinoa Grown in
Hydroponics with Single Nutrient Salt/Acid/Chelate Sources.” Journal of Plant
Nutrition 43 (11): 1661–73. https://doi.org/10.1080/01904167.2020.1739304.
Crisnapati, Padma Nyoman, I Nyoman Kusuma Wardana, I Komang Agus, Ady
Aryanto, and Agus Hermawan. 2017. “Hommons : Hydroponic Management
and Monitoring System for an IOT Based NFT Farm Using Web Technology.”
Denanta, Putu, Bayuguna Perteka, I Nyoman Piarsa, and Kadek Suar Wibawa. 2020.
“Sistem Kontrol Dan Monitoring Tanaman Hidroponik Aeroponik Berbasis
Internet of Things” 8 (3): 197–210.
Handayani, dr. Verury Verona. 2020. “Kangkung Dan Bayam Picu Asam Urat,
Benarkah?” Hallodoc. https://www.halodoc.com/artikel/kangkung-dan-bayam-
picu-asam-urat-benarkah.
Hasanah, Yaya, Lisa Mawarni, and Hamidah Hanum. 2020. “Eco Enzyme and Its
Benefits for Organic Rice Production and Disinfectant.” Journal of Saintech
Transfer III (2): 119–28.
Hemalatha, M., and P.Visantini. 2020. “Potential Use of Eco-Enzyme for the
Treatment of Metal Based Effluent.” IOP Conference Series: Materials Science
and Engineering. https://doi.org/10.1088/1757-899X/716/1/012016.
Hidayanti, Lilik, and Trimin Kartika. 2019. “Pengaruh Nutrisi AB Mix Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Secara
Hidroponik.” Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam 16 (2): 166. https://doi.org/10.31851/sainmatika.v16i2.3214.
Hidayati, Nurul, Pienyani Rosawanti, and Fitriadi Yusuf. 2017. “Kajian Penggunaan
65
Nutrisi Anorganik Terhadap Pertumbuhan Kangkung ( Ipomoea Reptans Poir)
Hidroponik Sistem Wick Study of the Use of Inorganic Nutrition on the Growth
of Kale ( Ipomoea Reptans Poir) Wick Hydroponics System.” Daun 4 (2): 75–
81.
Jin, Entao, Leipeng Cao, Shuyu Xiang, Wenguang Zhou, Roger Ruan, and Yuhuan
Liu. 2020. “Feasibility of Using Pretreated Swine Wastewater for Production of
Water Spinach ( Ipomoea Aquatic Forsk .) in a Hydroponic System.”
Agricultural Water Management 228 (October 2019): 105856.
https://doi.org/10.1016/j.agwat.2019.105856.
Junggulan, Tanaman. 2021. “PENGARUH PEMANGKASAN Dan
KONSENTRASI ECO ENZYME Terhadap PERTUMBUHAN Dan
KUALITAS TANAMAN JUNGGULAN (Crassochephalum Crepidioides).”
Jurnal Agronisma 9 (2): 134–42.
Kartini, Alif Yuanita, and Shofa Robbani. 2022. “Pemanfaatan Tanaman Kangkung
…. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT
DESA UTILIZATION OF KALE PLANTS AND ENVIRONMENTAL
WASTE AS AN EFFORT TO IMPROVE THE ECONOMY OF THE
NGUMPAKDALEM VILLAGE COMMUNITY DURING THE COVID-19
PANDEMIC Alif Yuanita Kartin” 2 (1): 69–82.
Lestari, Indarti Puji, and Dwena Nadiya Putri. 2021. “PERTUMBUHAN DAN
HASIL KANGKUNG PADA SISTEM HIDROPONIK STATIS Waktu Dan
Tempat.” Agribisnis, no. 30: 248–54.
Mamun, Abdullah Al, Farzana Naznen, Gao Jingzu, and Qing Yang. 2023.
“Predicting the Intention and Adoption of Hydroponic Farming among Chinese
Urbanites.” Heliyon 9 (3): 1–15. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e14420.
Marisa, Marisa, Carudin Carudin, and Ramdani Ramdani. 2021. “Otomatisasi Sistem
Pengendalian Dan Pemantauan Kadar Nutrisi Air Menggunakan Teknologi
NodeMCU ESP8266 Pada Tanaman Hidroponik.” Jurnal Teknologi Terpadu 7
(2): 127–34. https://doi.org/10.54914/jtt.v7i2.430.
Muda), lily rokhmadiani (penyuluh pertanian. 2020. “Media Tanam Hidroponik,” 1–
2. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90817/MEDIA-TANAM-
HIDROPONIK/.
Mufida, Elly, Rian Septian Anwar, Rivai Abdul Khodir, and Indri Prihan Rosmawati.
2020. “Perancangan Alat Pengontrol PH Air Untuk Tanaman Hidroponik
Berbasis Arduino Uno.” INSANtek 1 (1): 13–19.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/insantek%0Ahttps://ejournal.bsi.ac.i
d/ejurnal/index.php/insantek.
Mulasari, Surahma Asti. 2018. “PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (
PENANAM HIDROPONIK MENGGUNAKAN MEDIA TANAM ) BAGI
MASYARAKAT.” Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 2 (3):
425–30.
Novianti, Adelliya, and I Nengah Muliarta. 2021. “Eco-Enzym Based on Household

66
Organic Waste as Multi-Purpose Liquid.” Agriwar Journal 1 (1): 12–17.
https://doi.org/10.22225/aj.1.1.3655.12-17.
Nurifah, Gemah, Resti Fajarfika, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Garut, Tarogong Kaler, and Kabupaten Garut. 2020. “Pengaruh
Media Tanam Pada Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kailan (
Brassica Oleracea L .).” Jagros 4 (2): 281–91.
Oktaviana, Sindy. 2021. “Mengenal Media Tanam Hidroponik.” Defuturefarmer, 12.
https://defuturefarmer.id/mengenal-media-tanam-hidroponik/.
Pakki, Terry, Robiatul Adawiyah, Agung Yuswana, Namriah, Muhammad Arief
Dirgantoro, and Agustono Slamet. 2021. “Pemanfaatan Eco-Enzyme Berbahan
Dasar Sisa Bahan Organik Rumah Tangga Dalam Budidaya Tanaman Sayuran
Di Pekarangan.” Prosiding PEPADU 2021: Seminar Nasional Pengabdian
Kepada Masyarakat 3 (November): 126–34.
https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/article/view/385.
Pangaribuan, rafael denni philip. 2022. “RESPON TANAMAN KALE (Brassica
Oleraceae L.) TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI AB MIX DAN ECO
ENZYME DALAM SISTEM HIDROPONIK SUMBU.” Repository
Universitas HKBP NOMMENSEN.
Permatananda, Pande Ayu Naya Kasih, and I Gede Suranaya Pandit. 2023.
“Characteristic of Orange Peel Waste-Based on Eco Enzyme at Different
Fermentation Duration.” Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 9 (6): 4289–93.
https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i6.3527.
Pramartaningthyas, Ellys Kumala, Siti Ma’shumah, and M Ihsanul Faud. 2022.
“Analisis Performa Sistem Kendali PH Dan TDS Terlarut Berbasis Internet Of
Things Pada Sistem Hidroponik DFT.” Jurnal RESISTOR (Rekayasa Sistem
Komputer) 5 (1 SE-): 1–9.
https://jurnal.instiki.ac.id/index.php/jurnalresistor/article/view/954.
Pratamadina, Efli, and Temmy Wikaningrum. 2022. “Potensi Penggunaan Eco
Enzyme Pada Degradasi Deterjen Dalam Air Limbah Domestik.” Jurnal
Serambi Engineering 7 (1): 2722–28. https://doi.org/10.32672/jse.v7i1.3881.
Praveen Kumar S, N.Senthilkumar, P.Poonkodi and M.Thiruppathi. 2022. “Soilless
Substrates on Vegetable Production: A Review.” International Journal of
Creative Research Thoughts 10 (3): 949–59.
Puspasari, Ira, and Yosefine Triwidyastuti. 2018. “Otomasi Sistem Hidroponik Wick
Terintegrasi Pada Pembibitan Tomat Ceri” 7 (1).
Putra, A R Darmawan, and Siti Asmaniyah Mardiyani. 2020. “Peran Vermikompos
Terhadap Morfofisiologi Kangkung Hidroganik.” Agrotechnology Research 4
(2): 70–76. https://doi.org/10.20961/agrotechrej.v4i2.41125.
Rochyani, Neny, Rih Laksmi Utpalasari, and Inka Dahliana. 2016. “ANALISIS
HASIL KONVERSI ECO ENZYME MENGGUNAKAN NENAS ( Ananas
Comosus ) DAN PEPAYA ( Carica Papaya L .).” Jurnal Redoks 5: 135–40.

67
Ronny, and Muhammad Ihsan. 2022. “Pemanfaatan Sampah Buah Dan Sampah
Sayuran Sebagai Eco Enzyme Untuk Penyubur Tanaman.” Jurnal Sulolipu :
Media Komunikasi Sivitas Akademika Dan Masyarakat Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar 22 (1): 61–65.
https://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/Sulolipu/article/view/2684/1821.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariant. PT. Elex media komputindo.
Son, Jung Eek, Hak Jin Kim, and Tae In Ahn. 2020. Chapter 20 - Hydroponic
Systems. Plant Factory. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
816691-8.00020-0.
Sri Marginingsih, Ratih, Ary Susatyo Nugroho, dan M Anas Dzakiy, Universitas
PGRI Semarang, and Jalan Sidodadi Timur Nomor. 2018. “PENGARUH
SUBSTITUSI PUPUK ORGANIK CAIR PADA NUTRISI AB MIX
TERHADAP PERTUMBUHAN CAISIM (Brassica Juncea L.) PADA
HIDROPONIK DRIP IRRIGATION SYSTEM.” Jurnal Biologi &
Pembelajarannya 5 (1): 44–51.
Suliestyah, Suliestyah, Reza Aryanto, Christin Palit, Ririn Yulianti, Bambang C
Suudi, and Angelia Meitdwitri. 2022. “Eco Enzyme Production from Fruit Peel
Waste and Its Application as an Anti-Bacterial and TSS Reducing Agent.”
International Research Journal of Engineering, IT & Scientific Research 8 (6):
270–75. https://doi.org/10.21744/irjeis.v8n6.2199.
Susilawati. 2019. Dasar – Dasar Bertanam Secara Hidroponik |.
Syamsu Roidah Fakultas Pertanian Ida, Ida. 2014. “PEMANFAATAN LAHAN
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK.” Jurnal Universitas
Tulungagung BONOROWO 1 (2).
Usmadi. 2020. “PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS.” Umsb 7 (1): 50–62.

68
LAMPIRAN

69
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. SILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN BIOLOGI

Kelas/Semester : XII/I

Mata Pelajaran : Biologi

Kompetensi Inti :
KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

70
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
3.1. Menjelaskan Pertumbuhan dan − Mengamati Ranah 2 x 45 • BUKU
pengaruh faktor Perkembangan pada pertumbuhan pada Pengetahuan menit SISWA Aktif
internal dan faktor tumbuhan tumbuhan yang ada di Tes tertulis ( 1 PT x 2 dan Kreatif
eksternal terhadap − Pengertian lingkungan sekitar. JP) Belajar
pertumbuhan dan Pertumbuhan − Penayangan video Ranah Biologi 2
perkembangan − Proses pembelajaran Keterampilan untuk kelas
makhluk hidup Pertumbuhan − Diskusi kelompok Penilaian proyek XII SMA/MA
− Pengertian − Presentasi hasil diskusi dan produk Peminatan
Perkembangan Matematika
− Proses Ranah Sikap dan Ilmu-Ilmu
Perkembangan Observasi Alam
− Perkembangan Penilaian diri • Video
Bakal Biji dan Penilaian teman mengenai
Bakal Buah sebaya pertumbuhan
− Pertumbuhan dan dan
perkembangan perkembangan
embrio pada
− Pertumbuhan dan tumbuhan
perkembangan • Buku referensi
pasca embrio lain, dan

71
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
Perkecambahan pada • Internet
Tumbuhan
− Proses
Perkecambahan
− Tipe
Perkecambahan
− Macam-macam
Perkecambahan

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
− Faktor Internal
− Faktor Eksternal
4.1. Melakukan Faktor-faktor yang − Melakukan percobaan Ranah 2 x 45
percobaan Mempengaruhi mengenai perkecambahan Pengetahuan menit
tentang Pertumbuhan pada kacang hijau Tes tertulis ( 1 PT x 2
pengaruh faktor − Faktor Internal − Menyusun laporan JP)
eksternal − Faktor Eksternal percobaan Ranah
terhadap proses − Menyajikan hasil Keterampilan
pertumbuhan percobaan Penilaian proyek
dan − Mempresentasikan hasil dan produk
perkembangan percobaan
tanaman Ranah Sikap
Observasi
Penilaian diri
Penilaian teman
sebaya

72
Mengetahui, Bandung, Juni 2023
Kepala Sekolah SMAN Guru Biologi,

……………………………… Alfitri Septiani Eka Putri


NIP. NPM. 195040019

73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMAN
Mata pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Topik : Pertumbuhan dan Perkembangan

Alokasi Waktu : 8 JP (4 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator


3.1. Menjelaskan pengaruh faktor internal dan 3.1.1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan
faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan dan perkembangan makhluk hidup
perkembangan makhluk hidup 3.1.2. Mendeskripsikan tahap pertumbuhan
primer tumbuhan
3.1.3. Mendeskripsikan tahap pertumbuhan
sekunder tumbuhan
3.1.4. Membedakan perkembangan bakal biji
dan bakal buah tumbuhan
3.1.5. Membedakan pertumbuhan dan
perkecambahan embrio dan pasca embrio
3.1.6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkecambahan

4.1. Menyusun laporan hasil percobaan tentang 4.1.1. Melakukan percobaan tentang pengaruh
pengaruh faktor ekstrenal terhadap proses faktor eksternal terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4.1.2. Menyususn laporan hasil percobaan
tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
4.1.3. Menyajikan hasil percobaan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup
2. Mendeskripsikan tahap pertumbuhan primer tumbuhan

74
3. Mendeskripsikan tahap pertumbuhan sekunder tumbuhan
4. Membedakan perkembangan bakal biji dan bakal buah tumbuhan
5. Membedakan pertumbuhan dan perkecambahan embrio dan pasca
embrio
6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkecambahan
7. Melakukan percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
8. Menyususn laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
9. Menyajikan hasil percobaan
C. MATERI PEMBELAJARAN
Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan
− Pengertian Pertumbuhan
− Proses Pertumbuhan
− Pengertian Perkembangan
− Proses Perkembangan
− Perkembangan Bakal Biji dan Bakal Buah
− Pertumbuhan dan perkembangan embrio
− Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrio
Perkecambahan pada Tumbuhan
− Proses Perkecambahan
− Tipe Perkecambahan
− Macam-macam Perkecambahan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
− Faktor Internal
− Faktor Eksternal

D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Pengamatan
Model : Discovery Learning
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media :
− Lembar kerja

75
− Lembar penilaian
− Lembar diskusi
− Bahan Presentasi
2. Alat/Bahan
− Spidol, papan tulis
− Laptop & proyektor
− Power point
− Bahan untuk percobaan perkecambahan
F. Sumber Belajar
− BUKU SISWA Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 2 untuk kelas XII
SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
− Video mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
− Buku referensi lain, dan
− Internet

Sekolah : SMAN
Mata pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 8 JP (4 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)
Pertemuan Ke-1
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan

KEGIATAN INTI

Kegiatan/Sintaks Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan • Guru memberikan salam pembuka, berdoa bersama,
(10 Menit) menanyakan kabar peserta didik, memeriksa kehadiran peserta
didik dan mengkondisikan kelas.
• Guru memotivasi dan memberikan apersepsi dengan memberi
pertanyaan yang berkaitan dengan topic/subtopic Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan

Kegiatan Inti Tahap-1 : Stimulation (stimullasi/pemberian rangsangan)


(70 Menit) KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk menyimak dan
mengamati video Definisi dan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, tipe dan macam-macam
perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
Tahap-2 : Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)

76
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan video yang telah ditampilkan mengenai Definisi
dan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan,
tipe dan macam-macam perkecambahan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

Tahap-3 : Data collection (pengumpulan data)


KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan: Mengamati obyek/kejadian, Membaca sumber lain selain
buku teks mengenai Definisi dan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, tipe dan macam-macam
perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
COLLABORATION (KERJA SAMA)
Peserta didik dibentuk dalam 7 kelompok diskusi untuk
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, saling tukar
informasi mengenai materi Definisi dan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, tipe dan macam-macam
perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.

Tahap-4 : Data processing (pengolahan data)


COLLABORATION (KERJA SAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi dengan kelompok lain
untuk bertukar informasi mengenai Definisi dan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tipe dan
macam-macam perkecambahan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Tahap-5 : Generalization (menarik kesimpulan)


COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil
diskusi, Mempresentasikan hasil diskusi, Mengemukakan
pendapat, Bertanya atas presentasi tentang materi Definisi dan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tipe
dan macam-macam perkecambahan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
CREATIVITY (KREATIVITAS)
• Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
hasil diskusi mengenai Definisi dan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan,
tipe dan macam-macam perkecambahan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.

77
Catatan :
Selama pembelajaran Fungsi Sosial berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: jujud, disiplin, tanggung jawab, santun, responsif dan pro-
aktif.

Penutup Peserta didik :


(10 Menit) • Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi Definisi dan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, tipe dan macam-macam
perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkecambahan.
• Melakukan review materi mengenai Definisi dan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tipe dan
macam-macam perkecambahan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkecambahan.

Guru :
• Memberikan apresiasi terhadap kelompok peserta didik
yang telah melakukan diskusi dan presentasi dengan baik
• Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membawa alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan percobaan perkcambahan pada kacang hijau
yang akan dilaksanakan dipertemuan berikutnya.

PENILAIAN
Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung;
Penilaian Pengetahuan: Latihan soal essay dan Lembar Diskusi
Penilaian Keterampilan: Observasi, penilaian teman sebaya dan penilaian diri

78
Sekolah : SMAN
Mata pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 8 JP (4 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)
Pertemuan Ke-2
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan/Sintaks Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan • Guru memberikan salam pembuka, berdoa bersama,
(10 Menit) menanyakan kabar peserta didik, memeriksa kehadiran peserta
didik dan mengkondisikan kelas.
• Guru memotivasi dan memberikan apersepsi dengan memberi
pertanyaan yang berkaitan dengan topic/subtopic Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan

Kegiatan Inti Tahap-1 : Stimulation (stimullasi/pemberian rangsangan)


(70 Menit) KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk menyimak dan
mengamati video Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.

Tahap-2 : Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah


CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan video yang telah ditampilkan mengenai Faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

Tahap-3 : Data collection (pengumpulan data)


KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan: Mengamati obyek/kejadian, Membaca sumber lain selain
buku teks mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
COLLABORATION (KERJA SAMA)
Peserta didik dibentuk dalam 7 kelompok diskusi untuk melakukan
percobaan mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada perkecambahan kacang
hijau
.
Tahap-4 : Data processing (pengolahan data)
COLLABORATION (KERJA SAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada perkecambahan kacang hijau.

Tahap-5 : Verification (pembuktian)


CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)

79
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan Pengolahan informasi materi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.

Tahap-6 : Generalization (menarik kesimpulan)


COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik Mempresentasikan analisis, Mengemukakan
pendapat, Bertanya atas presentasi tentang materi Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
• Peserta didik menuliskan poin-poin penting secara
tertulis, Menjawab pertanyaan, Bertanya tentang hal yang
belum dipahami, Menyelesaikan uji kompetensi untuk
materi Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.

Catatan :
Selama pembelajaran Fungsi Sosial berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: jujud, disiplin, tanggung jawab, santun, responsif dan pro-
aktif.

Penutup Peserta didik :


(10 Menit) • Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
• Melakukan review materi mengenai Definisi dan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, tipe dan
macam-macam perkecambahan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkecambahan.

Guru :
• Memeriksa lembar hasil diskusi yang telah diisi oleh
peserta didik
• Memberikan apresiasi terhadap kelompok peserta didik
yang telah melakukan diskusi dan presentasi dengan baik
• Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membawa alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan percobaan perkcambahan pada kacang hijau
yang akan dilaksanakan dipertemuan berikutnya.

PENILAIAN
Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung;
Penilaian Pengetahuan: Latihan soal essay dan Lembar Diskusi
Penilaian Keterampilan: Observasi, penilaian teman sebaya dan penilaian diri

80
Mengetahui, Bandung, Juni 2023
Kepala Sekolah SMAN Guru Biologi,

……………………………… Alfitri Septiani Eka Putri


NIP. NPM. 195040019

81
BAHAN AJAR

https://bit.ly/BahanAjarAlfitriSeptiani

82
LEMBAR KERJA PESERTA DIDK I

Sekolah : SMAN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertemuan ke :1
Sub Materi : Definisi dan proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan, tipe dan macam-macam perkecambahan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
Kompetensi Dasar
3.1. Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
4.1. Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor ekstrenal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Tujuan
• Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
• Mendeskripsikan tahap pertumbuhan primer tumbuhan
• Mendeskripsikan tahap pertumbuhan sekunder tumbuhan
• Membedakan perkembangan bakal biji dan bakal buah tumbuhan
• Membedakan pertumbuhan dan perkecambahan embrio dan pasca embrio
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkecambahan

Uraian Materi
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan
bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan
proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme. Secara umum
pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang
merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pertumbuhan
primer, terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
83
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan
batang.. Pertumbuhan sekunder, merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder
yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan
dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter)
tumbuhan.. Pembungaan terjadi melalui enam proses yaitu induksi bunga (evokasi).
Inisiasi bunga,menuju bunga mekar,bunga mekar (anthesis),penyerbukan dan
pembuahan. Dilanjutkan dengan perrkembangan pemasakan buah dan biji. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh dua faktor yaitu faktor luar (eksternal) dan
faktor dalam (internal).

Petunjuk Pengisian LKPD


1. Mulailah dengan berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan LKPD
2. Pilihlah satu jawaban yang paling benar. A, B, C, D atau E
3. Kerjakan soal dengan jujur!

Pilihlah salah satu jawaban yang benar pada soal di bawah ini!
1. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah….
A. Proses pertambahan ukuran tubuh
B. Proses perbanyakan sel tubuh
C. Proses pertambahan berat tubuh
D. Proses pertambahan tinggi badan
E. Proses pertambahan kedewasaan
2. Pertumbuhan yang menyebabkan diameter batang atau akar semakin
membesar adalah…
A. Kambium vaskuler
B. Kambium gabus
C. Felogen
D. Protoderm
E. Dermatogens
3. Faktor ekstrasel yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah…

84
A. hormon, suhu, air tanah
B. mineral, kelembaban, gen
C. O2, CO2, Cahaya
D. Kelembaban, suhu, mineral
E. O2, nutrisi, air
4. Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai fase perkecambahan
merupakan pertumbuhan….
A. Pertumbuhan primer
B. Pertumbuhan sekunder
C. Pertumbuhan tersier
D. Perkembangan
E. Imbibisi
5. Perhatikan percobaan berikut ini!

Tanaman membengkok ke arah cahaya dikarenakan peranan hormon….


A. Giberelin
B. Sitokinin
C. Gas etilen
D. Auksin
E. Rhizokalin
6. Jika diletakkan di tempat gelap, kecambah akan tumbuh sangat panjang
melebihi normal namun dengan batang dan daun yang berwarna pucat. Hal
ini dikarenakan kelebihan hormone auksin, peristiwa tersebut dikenal
dengan nama…
A. kalkulasi
B. imbibisi
C. dormansi
85
D. etiolasi
E. akreditasi
7. Berikut ini merupakan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan adalah…
A. gen dan udara
B. hormon dan air
C. gen dan hormon
D. air dan udara
E. cahaya dan air
8. Daerah pertumbuhan akar yang tidak mempunyai epidermis adalah ….
A. daerah perpanjangan
B. daerah tudung akar
C. meristem
D. daerah diferensiasi
E. daerah pembelahan
9. Berikut adalah pernyataan yang berhubungan dengan pengertian
pertumbuhan makhluk hidup.
1) Bertambah ukuran seperti panjang, lebar, volume danmassa
2) Bersifat kuantitatif
3) Irrevelsible (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
4) Dapat diukur dengan menggunakan alatAuksanometer
5) Suatu proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih
tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks)
6) Bersifat kualitatif
7) Reversible (dapat kembali ke keadaan semula)
8) Tidak dapat dukur
Dari pernyataan tersebut di atas, pernyataan mana yang menunjukkan
pengertian pertumbuhan pada makhluk hidup?
A. 1, 2, 3, 4
B. 5, 6, 7, 8
C. 1, 3, 5, 7
D. 2, 4, 6, 8
E. 3, 4, 5, 6

86
10. Berikut adalah pernyataan yang berhubungan dengan pengertian
pertumbuhan makhluk hidup.
1) Bertambah ukuran seperti panjang, lebar, volume danmassa
2) Bersifat kuantitatif
3) Irrevelsible (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
4) Dapat diukur dengan menggunakan alatAuksanometer
5) Suatu proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih
tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks)
6) Bersifat kualitatif
7) Reversible (dapat kembali ke keadaan semula)
8) Tidak dapat dukur
Dari pernyataan tersebut di atas, pernyataan mana yang menunjukkan
pengertian perkembangan pada makhluk hidup?
A. 1, 2, 3, 4
B. 5, 6, 7, 8
C. 1, 3, 5, 7
D. 2, 4, 6, 8
E. 3, 4, 5, 6
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II
Sekolah : SMAN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertemuan ke :2
Sub Materi : Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
Kompetensi Dasar
3.1. Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
4.1. Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor ekstrenal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Tujuan

87
• Melakukan percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
• Menyususn laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
• Menyajikan hasil percobaan

Uraian Materi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan Pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh dua faktor yaitu faktor luar
(eksternal) dan faktor dalam (internal). Gen merupakan faktor hereditas atau
pembawa sifat yang terdapat dalam tubuh tanaman Hormon pertumbuhan pada
tumbuhan ada bermacam-macam diantaranya (1) auksin; (2) giberelin (3)sitokinin;
(4) asam absisat, (5) etilen. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan.
Faktor eksternal tersebut antara lain nutrisi , cahaya, suhu, kelembapan dan aerasi.

Petunjuk Pengisian LKPD


1. Mulailah dengan berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan LKPD
2. Perhatikan tayangan video tentang praktikum perkecambahan biji kacang
hijau pada link berikut https://youtu.be/MwvPywJW0eE
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
4. Lakukanlah kerjasama bersama teman satu kelompok dalam melakukan
percobaan praktikum dan lakukan diskusi bersama
5. Bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

Alat dan Bahan


a. Biji kacang hijau b. Kapas
c. Air d. Wadah
e. Penggaris f. Pulpen atau Pensil

88
Cara Kerja
a. Pilihlah 5 biji kacang hijau yang kira-kira memiliki bentuk dan ukuran yang
samab.
b. Ambillah sejumlah kapas dan bagilah menjadi 5 bagian yang kira-kira sama,
dan tempatkan dalam suatu wadah yang terbuka.
c. Basahi semua kapas dengan air secukupnya. Usahakan jumlah air yang
digunakan untukmembasahi kapas volumenya samad.
d. Tempatkan di atas kapas tersebut, masing-masing 1 biji kacang
hijaue.Letakkan di tempat yang aman dan cukup memperoleh udara.
e. Amati perkecambahan yang terjadi, dan catatlah setiap hari pertambahan
panjang kecambahpada waktu yang sama selama 6 hari.

Hasil Pengamatan
Panjang kecambah dalam cm
Hari Ke Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5 Rata-rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rata-rata

Bahan Diskusi
1. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi perkecambahan pada kacang
hijau?
2. Apakah cahaya mempengaruhi proses perkecambahan pada kacang hijau?
3. Apa pengaruh cahaya pada perkecambahan kacang hijau?
4. Hormon apakah yang mempengaruhi perkecambahan kacang hijau?
5. Sebutkan fungsi dari hormone-hormon tersebut!

Kesimpulan
…………………………………………..…………………….......................……
…………………………………………..……………………………...................
…………………………………………..………………………….......................

89
PENILAIAN PEMBELAJARAN DAN PENGAYAAN
Sekolah : SMAN
Mata pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 8 JP (4 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Teknik Penilaian (terlampir):


1. Sikap
a. Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap.

Aspek Perilaku yang Dinilai


No. Nama Jumlah Skor Kode
Siswa PD JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1. ……… 75 75 50 75 275 75,25 B
2. ……… …. …. …. …. …. …. ….
Keterangan :

• PD : Peduli
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
No. Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
1 Aspek
perilaku 100 75 50 25
dinilai
dengan
kriteris
2 Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3 Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
No. Keterangan Sangat Baik Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
(SB)
4 Kode nilai/ 75,01 – 100,00 50,01 – 75,00 25,01 – 50,00 00,00 – 25,00
predikat
5 Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

90
b. Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat
objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pertanyaan Ya Tidak Jumlah Skor Kode
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, 50
saya ikut serta
mengusulkan
ide/gagasan.

2 Saya 50 250 75,50 B


memberikan
kesempatan bagi
anggota
kelompok untuk
memberikan
gagasan

3 Saya ikut serta 50


dalam membuat
kesimpulan hasil
diskusi

4 …. 100

Catatan :

No. Keteran Sangat Baik Baik Cukup Kurang


gan
1 Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2 Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3 Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4 Kode 75,01 – 100,00 50,01 – 75,00 25,01 – 50,00 00,00 – 25,00
nilai/
predikat
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

91
c. Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk
menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya
guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat
kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...
No Pertanyaan Ya Tidak Jumlah Skor Kode
Skor Sikap Nilai
1 Menerima 100
pendapat teman.
2 Memberikan 100
solusi saat
menemui
permasalahan 450 60,25 B
3 Tidak 100
memaksakan
pendapat sendiri
4 Tidak marah 100
saat diberi kritik.
5 …. 50

Catatan :
No. Keterang Sangat Baik Baik Cukup Kurang
an

1 Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif,
2 Ya = 50 dan Tidak = 100
3 Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
4 Kode 75,01 – 100,00 50,01 – 75,00 25,01 – 50,00 00,00 – 25,00
nilai/
predikat

92
2. Pengetahuan
a. Tertulis (Soal Uraian)
Butir Soal dan Kunci Jawaban Soal Uraian
No Indikator Soal Level Jawaban
Kognitif
1. Menjelaskan Yang dimaksud dengan L1 E
pengertian perkembangan adalah….
pertumbuhan A. Proses pertambahan
dan ukuran tubuh
perkembangan B. Proses perbanyakan sel
makhluk hidup tubuh
C. Proses pertambahan berat
tubuh
D. Proses pertambahan tinggi
badan
E. Proses pertambahan
kedewasaan
2 Mengidentifikasi Pertumbuhan yang L2 A
pertumbuhan menyebabkan diameter batang
diameter batang atau akar semakin membesar
dan akar tanaman adalah…
F. Kambium vaskuler
G. Kambium gabus
H. Felogen
I. Protoderm
J. Dermatogens

3 Mengidentifikasi Faktor ekstrasel yang L2 D


faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dapat dan perkembangan adalah…
mempengaruhi F. hormon, suhu, air tanah
pertumbuhan dan G. mineral, kelembaban,
perkecambahan gen
H. O2, CO2, Cahaya
I. Kelembaban, suhu,
mineral
J. O2, nutrisi, air

4 Mendeskripsikan Pertumbuhan yang terjadi L2 A


tahap selama fase embrio sampai fase
pertumbuhan perkecambahan merupakan
primer tumbuhan pertumbuhan….
F. Pertumbuhan primer
G. Pertumbuhan sekunder
H. Pertumbuhan tersier
I. Perkembangan
J. Imbibisi
5. Mengidentifikasi Perhatikan percobaan berikut L2 D
faktor-faktor yang ini!
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkecambahan

93
No Indikator Soal Level Jawaban
Kognitif

Tanaman membengkok ke arah


cahaya dikarenakan peranan
hormon….
A. Giberelin
B. Sitokinin
C. Gas etilen
D. Auksin
E. Rhizokalin
6. Mendeskripsikan Jika diletakkan di tempat gelap, L2 D
tahap kecambah akan tumbuh sangat
pertumbuhan panjang melebihi normal namun
hormon tumbuhan dengan batang dan daun yang
berwarna pucat. Hal ini
dikarenakan kelebihan hormone
auksin, peristiwa tersebut
dikenal dengan namn…
A. Kalkulasi
B. imbibisi
C. dormansi
D. etiolasi
E. akreditasi

7. Mendeskripsikan Berikut ini merupakan L2 C


Tfaktor
pertumbuhan faktor internal yang
tanaman
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan adalah…
A. gen dan udara
B. hormon dan air
C. gen dan hormon
D. air dan udara
E. cahaya dan air

8. Membedakan Daerah pertumbuhan akar yang L2 D


pertumbuhan dan tidak mempunyai epidermis
perkecambahan adalah ….
embrio dan pasca A. daerah perpanjangan
embrio B. daerah tudung akar

94
No Indikator Soal Level Jawaban
Kognitif
C. meristem
D. daerah diferensiasi
E. daerah pembelahan

9. Menjelaskan Berikut adalah pernyataan yang L4 A


pengertian berhubungan dengan pengertian
pertumbuhan dan pertumbuhan makhluk hidup.
perkembangan 1) Bertambah ukuran seperti
makhluk hidup panjang, lebar, volume
danmassa
2) Bersifat kuantitatif
3) Irrevelsible (tidak dapat
kembali ke keadaan semula)
4) Dapat diukur dengan
menggunakan
alatAuksanometer
5) Suatu proses menuju
kedewasaan (menuju suatu
keadaan yang lebih tinggi, lebih
teratur dan lebih kompleks)
6) Bersifat kualitatif
7) Reversible (dapat kembali ke
keadaan semula)
8) Tidak dapat dukur
Dari pernyataan tersebut di atas,
pernyataan mana yang
menunjukkan pengertian
pertumbuhan pada makhluk
hidup?
A. 1, 2, 3, 4
B. 5, 6, 7, 8
C. 1, 3, 5, 7
D. 2, 4, 6, 8
E. 3, 4, 5, 6
10. Menjelaskan Berikut adalah pernyataan yang L4 B
pengertian berhubungan dengan pengertian
pertumbuhan dan pertumbuhan makhluk hidup.
perkembangan 1) Bertambah ukuran seperti
makhluk hidup panjang, lebar, volume
danmassa
2) Bersifat kuantitatif
3) Irrevelsible (tidak dapat
kembali ke keadaan semula)
4) Dapat diukur dengan
menggunakan
alatAuksanometer
5) Suatu proses menuju
kedewasaan (menuju suatu
keadaan yang lebih tinggi, lebih
teratur dan lebih kompleks)
6) Bersifat kualitatif
7) Reversible (dapat kembali ke
keadaan semula)
8) Tidak dapat dukur

95
No Indikator Soal Level Jawaban
Kognitif
Dari pernyataan tersebut di atas,
pernyataan mana yang
menunjukkan pengertian
perkembangan pada makhluk
hidup?
A. 1, 2, 3, 4
B. 5, 6, 7, 8
C. 1, 3, 5, 7
D. 2, 4, 6, 8
E. 3, 4, 5, 6

Rubrik Penilaian Uraian


No Uraian Skor
1. Jika semua jawaban benar 10
2. Jika semua jawaban benar 10
3 Jika semua jawaban benar 10
4 Jika semua jawaban benar 10
5 Jika semua jawaban benar 10
6 Jika semua jawaban benar 10
7 Jika semua jawaban benar 10
8 Jika semua jawaban benar 10
9 Jika semua jawaban benar 10
10. Jika semua jawaban benar 10
Jumlah Skor Maksimal 100
Nilai = Jumlah skor yang didapatkan

Tabel Perolehan Nilai Soal Siswa

No. Absen Nama Siswa Nilai Kode Nilai Nilai Total Rata- Rata

1
2
…..
Penetuan Kode Nilai:
Skor 86 – 100 = A
Skor 76 – 85 = B
Skor 50 – 75 = C
Skor 0 – 49 =D

96
b. Penilaian Karya Tulis
Tema :
Kelompok :
Nama :
No Aspek Penilaian Skala Skor Sor Kode
25 50 75 100 Maksimal Nilai
1 Kesesuaian isi
dengan tema
2 Estetika
3 Bahasa
4 Keterampilan waktu
pengumpulan
Kriteria Penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

c. Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik yaitu terdiri
dari LKPD Pertemuan 1-2 karya tulis
Instrumen Penilaian =
Nama Peserta Didik =
No. Absen =

No Aspek Penilaian Skala Skor Sor Kode


25 50 75 100 Maksimal Nilai
Kesesuaian isi dengan
1 100
topik
yang dibahas
2 Kelengkapan isi 100
3 Kesesuaian gambar 100
Estetika dan kreativitas
4 100
penyusunan laporan
Penggunaan bahasan
5 100
Jumlah Skor yang didapatkan 500

Rubik Penilaian Portofolio


No Aspek yang dinilai Skor
1 Kesesuaian isi dengan topik yang dibahas
Isi sesuai dengan topik yang dibahas 100
97
No Aspek yang dinilai Skor
Isi cukup sesuai dengan topic yang dibahas 75
Isi kurang sesuai dengan topic yang dibahas 50
Isi tidak sesuai dengan topic yang dibahas 25
Kelengkapan Isi
2 Isi sangat lengkap 100
Isi cukup lengkap 75
Isi kurang lengkap 50
Jawaban tidak terisi 25
Ksesuaian Gambar
3 Gambar sangat sesuai dengan topic yang dibahas 100
Gambar cukup sesuai dengan topic yang dibahas 75
Gambar kurang sesuai dengan topic yang dibahas 50
Gambar tidak sesuai dengan topic yang dibahas 25
Estetika dan kreativitas penyusunan laporan
Penyusunan laporan sangat rapih dan kreatif 100
Penyusunan laporan cukup rapih dan kreatif 75
Penyusunan laporan kurang rapih dan kreatif 50
Penyusunan laporan tidak rapih dan kreatif 25
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan sangat baik, sopan dan mudah dipahami 100
Bahasa yang digunakan cukup baik, sopan dan mudah dipahami 75
Bahasa yang digunakan kurang baik, sopan dan mudah dipahami 50
Bahasa yang digunakan tidak baik, sopan dan mudah dipahami 25

Penentuan nilai: Penentuan Kode Nilai:


Nilai = jumlah skor yang didaptakan peserta didik x 100 Skor 375 – 500 = A
jumlah skor maksimal Skor 251 – 375 = B
Skor 126 – 250 = C
Skor 0 – 125 =D

98
3. Keterampilan
a. Penilaian Unjuk Kerja
Contoh isntrumen penelitian unjuk kerja dapat dilihat pada instrument
penelitian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrument Penilaian

No Aspek yang Sangat Baik Kurang Tidak Baik


Dinilai Baik (100) (75) Baik (50) (25)
1 Kesesuaian respon
dengan pertanyaan
2 Keserasian
pemilihan kata
3 Kesesuaian
penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah
skor maksimal dikali skor indicator ideal (100)
Intrumen Penilaian Kterampilan Diskusi
Contoh instrument penilaian keterampilan diskusi dapat dilihat pada
instrument sebagai berikut:
No Aspek yang Sangat Baik Kurang Tidak Baik
Dinilai Baik (100) (75) Baik (50) (25
1 Penguasaan
materi diskusi
2 Kemampuan
menjawab
pertanyaan
3 Kemampuan
mengolah kata
4 Kemampuan
menyelesaikan
masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = jumlah skor siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali skor ideal (100)
Penilaian Keterampilan Presentasi
Nama =
99
Kelompok =
No Aspek yang Skala Skor Skor Kode
Dinilai 25 50 75 100 Maksima Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gesture
Catatan:
Kriteria penilaian (skor) Penentuan Kode Nilai :
100 = Sangat Baik Skor 451 – 600 = A
75 = Baik Skor 301 – 450 = B
50 = Kurang Baik Skor 151 – 300 = C
25 = Tidak Baik Skor 0 – 150 = D

B. Instrumen Penilaian
1. Pertemuan Pertama
Instrument Penilaian LKPD 1
Kelompok =
Nama Anggota =
Sub Materi =
No Kunci Jawaban Skala Skor Skor Maksimal
Benar Salah
1 E 10 0 10
2 A 10 0 100
3 D 10 0
4 A 10 0
5 D 10 0
6 D 10 0
7 C 10 0
8 D 10 0
9 A 10 0
10 B 10 0

100
2. Pertemuan Kedua
Instrumen Penilaian LKPD II
Kelompok =
Nama Anggota =
Sub Materi =
Skor
Kunci
No Benar Benar Salah Skor Skor Maksimal
Jawaban
Semua Setengahnya
1 Terdapat beberapa 20 10 0 100
faktor yang
mempengaruhi
perkecambahan biji
kacang hijau yaitu
faktor internal yang
berupa kadar air pada
biji, kerusakan benih
dan biji. Sedangkan
faktor eksternal nya
meliputi cahaya,
suhu, oksigen,
kelembaban dan
udara di sekitarnya
2 Ya, mempengaruhi. 20 10 0
3 Cahaya sangat 20 10 0
berpengaruh terhadap
perkembangan
kecambah.
Pertumbuhan
kecambah di tempat
terang lebih lambat
dibanding dengan
pertumbuhan
kecambah di tempat
gelap. Keadaan
batang kecambah
ditempat terang lebih
kuat daripada di
tempat gelap.
4 Salah satu faktor 20 10 0
yang mempengaruhi
perkecambahan dan
pertumbuhan
tanaman yaitu
hormon pertumbuhan
diantaranya hormon
giberelin dan IAA
(auksin).
5 • Giberelin 20 10 0
merupakan
hormon yang
penting dalam
proses
perkecambahan
karena dapat
101
Skor
Kunci
No Benar Benar Salah Skor Skor Maksimal
Jawaban
Semua Setengahnya
mendorong
pembelahan sel
dengan cara
memacu siklus
sel pada fase
sintesisnya untuk
masuk ke fase
pertumbuhannya.
• Hormon auksin
berfungsi
mempercepat
pertumbuhan
tumbuhan dengan
mendorong
produksivitas
jaringan
meristem. Di
mana jaringan
meristem akan
membentuk sel-
sel baru. Auksin
juga
mempercepat
diferensiasi sel
tersebut sehingga
terjadi
pemanjangan dan
pertumbuhan
batang dan akar,
pembentukan
daun, biji, dan
juga buah

102
C. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar) akan
dijelaskan kembali oleh guru materi “Perubahan Lingkungan”. Guru melakukan penilaian
kembali dengan soal yang sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik
yang telah dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan,
contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit
setelah jam pelajaran selesai).
CONTOH PROGRAM REMEDIAL
Sekolah :……………………………………………………
Kelas/Semester :……………………………………………………
Mata Pelajaran :……………………………………………………
Ulangan Harian Ke :……………………………………………………
Tanggal Ulangan Harian :……………………………………………………
Bentuk Ulangan Harian :……………………………………………………
Materi Ulangan Harian :……………………………………………………
KD/Indikator :……………………………………………………
KKM :……………………………………………………

No. Nama Nilai Indikator Bentuk Nilai Ket.


Siswa Ulangan yang Belum Tindakan Setelah
Dikuasai Remedial Remedial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.

2. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum
waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan topik
pembelajaran “Pertumbuhan dan Perkembangan”. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat
dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.

103
Mengetahui, Bandung, Juni 2023
Kepala Sekolah SMAN Guru Biologi,

……………………………… Alfitri Septiani Eka Putri


NIP. NPM. 195040019

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................................. .................
.................................................................................................................. ............................
..............................................................................................................................................

104
LAMPIRAN 2. HASIL UJI SPSS
Tabel Hasil Uji Data SPSS

❖ Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
penambahan bobot tanaman K (0% Eco-enzyme) .188 4 . .973 4 .858
kangkung T1 (5% Eco- .349 4 . .782 4 .074
enzyme)
T2 (10% Eco- .237 4 . .939 4 .650
enzyme)
T3 (15% Eco- .185 4 . .972 4 .855
enzyme)
T4 (20% Eco- .188 4 . .973 4 .858
enzyme)
T5 (25% Eco- .260 4 . .827 4 .161
enzyme)
penambahan tinggi tanaman K (0% Eco-enzyme) .195 4 . .990 4 .957
kangkung T1 (5% Eco- .151 4 . .993 4 .972
enzyme)
T2 (10% Eco- .250 4 . .945 4 .683
enzyme)
T3 (15% Eco- .290 4 . .863 4 .271
enzyme)
T4 (20% Eco- .234 4 . .928 4 .584
enzyme)
T5 (25% Eco- .151 4 . .993 4 .972
enzyme)
a. Lilliefors Significance Correction

105
❖ Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
penambahan tinggi Based on Mean 2.088 5 18 .114
tanaman kangkung Based on Median 1.905 5 18 .143
Based on Median and with 1.905 5 7.850 .201
adjusted df
Based on trimmed mean 2.085 5 18 .115
penambahan bobot Based on Mean .780 5 18 .577
tanaman kangkung Based on Median .409 5 18 .837
Based on Median and with .409 5 8.918 .831
adjusted df
Based on trimmed mean .708 5 18 .625

❖ Uji ANOVA

ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
penambahan tinggi Between 275.708 5 55.142 5.568 .003
tanaman kangkung Groups
Within Groups 178.250 18 9.903
Total 453.958 23
penambahan bobot Between 194.677 5 38.935 4.959 .005
tanaman kangkung Groups
Within Groups 141.313 18 7.851
Total 335.990 23

❖ Uji Duncan

penambahan tinggi tanaman kangkung


Duncana
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2 3
T5 (25% Eco-enzyme) 4 21.50
T4 (20% Eco-enzyme) 4 25.75 25.75
T3 (15% Eco-enzyme) 4 26.75 26.75
T2 (10% Eco-enzyme) 4 29.00 29.00

106
T1 (5% Eco-enzyme) 4 30.50 30.50
K (0% Eco-enzyme) 4 31.75
Sig. .072 .064 .052
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

penambahan bobot tanaman kangkung


Duncana
Subset for alpha = 0.05
perlakuan N 1 2 3
T5 (25% Eco-enzyme) 4 9.500
T3 (15% Eco-enzyme) 4 10.500 10.500
T4 (20% Eco-enzyme) 4 10.625 10.625
T2 (10% Eco-enzyme) 4 13.250 13.250
T1 (5% Eco-enzyme) 4 14.875 14.875
K (0% Eco-enzyme) 4 17.625
Sig. .098 .056 .182
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

❖ Uji korelasi

Correlations
penambahan penambahan kadar PPM
tinggi tanaman bobot tanaman tanaman
kangkung kangkung kangkung
penambahan tinggi tanaman Pearson Correlation 1 .848** .622**
kangkung Sig. (2-tailed) .000 .001
N 24 24 24
penambahan bobot tanaman Pearson Correlation .848** 1 .608**
kangkung Sig. (2-tailed) .000 .002
N 24 24 24
kadar PPM tanaman Pearson Correlation .622** .608** 1
kangkung Sig. (2-tailed) .001 .002
N 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

107
Correlations
penambahan penambahan kadar
tinggi tanaman bobot tanaman pHtanaman
kangkung kangkung kangkung
penambahan tinggi tanaman Pearson Correlation 1 .848** .439*
kangkung Sig. (2-tailed) .000 .032
N 24 24 24
penambahan bobot tanaman Pearson Correlation .848** 1 .482*
kangkung Sig. (2-tailed) .000 .017
N 24 24 24
kadar pHtanaman kangkung Pearson Correlation .439* .482* 1
Sig. (2-tailed) .032 .017
N 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

108
LAMPIRAN 3. HASIL UJI LABORATORIUM

Hasil Uji Lab Eco-enzyme Kulit Buah-Buahan

109
110
LAMPIRAN 4. ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan


1. Alat dan Bahan Pembuatan Eco-enzyme

No. Nama Alat dan Bahan Gambar Jumlah

1. Limbah kulit buah- 3 Kg


buahan

2. Gula merah 1 Kg

3. Air \ 10 Liter

4. Pisau 1 Buah

111
5. Talenan 1 Buah

6. Galon bekas 1 Buah

7. Corong 1 buah

2. Alat dan Bahan Penelitian

No. Alat dan Bahan Gambar

1. Benih Kangkung

112
2. Dakron / Spons / Rockwol

3. Nutrisi AB-Mix

113
4. Nutrisi Eco-enzyme

5. Air

6. Netpott

114
7. Kain planel

8. Timbangan

9. Gunting

10. Cutter

115
11. Suntikan

12. Ember

13. Gelas ukur

116
14. TDS Meter

15. pH meter / kertas lakmus

117
16. Box sterofoam bekas

17. Penggaris

18. Botol bekas 1 liter

118
19. KOH

20. Asam sulfat

21. Buku

119
22. Balpoin

23. Handphone

120
LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI PENELITIAN

121
122
123
124
125
126
LAMPIRAN 6. SURAT DAN PENILAIAN

❖ SK Bimbingan

127
❖ Penilaian Skripsi Pembimbing I

128
❖ Penilaian Skripsi Pembimbing II

129
❖ Hasil Turnitin

130
❖ Berita Acara Pembimbing I

131
132
133
❖ Berita Acara Pembimbing II

134
135
136
LAMPIRAN 7. RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ALFITRI SEPTIANI EKA PUTRI, lahir di Bandung, 29


September 2000. Penulis merupakan putri pertama dari dua
bersaudara. Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-
kanak di TK AL-HUDA pada sejak tahun 2006 hingga tahun
2007, lalu melanjutkan Pendidikan di SD Negeri Kertasari 3
pada tahun 2007 hingga tahun 2012, kemudian melanjutkan
jenjang pendidikan sekolah menengah pertaman di SMP Negeri 1 Kertasari pada
tahun 2013 sampai tahun 2016. Setelah lulus dari jenjang SMP, penulis melanjutkan
pendidikan sekolah menangah atas di SMA Pasundan Majalaya dengan jurusan
MIPA mulai dari tahun 2016 sampai pada tahun 2019. Selanjutnya penulis
melanjutkan jenjang ke perguruan tinggi di Universitas Pasundan tepatnya pada
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mulai
pada tahun 2019 sampai sekarang.

Pada saat menempuh jenjang sekolah pertama SMP penulis mengikuti kegiatan
organisasi OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Sedangkan pada saat SMA
penulis mengikuti beberapa organisasi dan ekstrakulikuler seperti OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah), Pramuka (Praja Muda Karana), dan Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera). Sampai denga jenjang perguruan tinggi juga penulis pernah
mengikuti kegiatan organisasi HIMABIO (Himpunan Mahasiswa Biologi) pada
bidang sarana prasarana dan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yaitu
KOPMA (Koprasi Mahasiswa) hingga pada tingkat PBC (Pasundan Business
Club).

137

Anda mungkin juga menyukai