Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Nama "Kuba" konon berasal dari sebuah kata dalam bahasa Taíno,
cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'. Di sebelah utara, Kuba berbatasan
dengan Amerika Serikat (150 km) dan Bahama, Meksiko di sebelah barat,
Kepulauan Cayman dan Jamaika di sebelah selatan, Haiti dan Republik Dominika di
sebelah tenggara. Ibukota sekaligus kota terbesar di negara ini adalah Havana.
Dibanding Indonesia, luas Kuba masih lebih kecil dari Pulau Jawa.
Negara Kuba terdiri dari 15 provinsi dan 1 daerah khusus, yakni La Habana;
Artemisa; Mayabeque, Pinar del Rio; Matanzas; Villa Clara; Cienfuegos; Sancti
Spiritus; Ciego de Avila; Camagűey; Las Tunas; Holguín; Granma; Santiago de
Cuba; Guantanamo; dan daerah khusus Isla de Juventud. PDB US$ 60.43 milyar
(perkiraan thn. 2011) dan PDB per kapita US$ 11.266 (perkiraan thn. 2012). Hingga
saat ini Kuba merupakan satu-satunya negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia
yang menggunakan sistem Sosialis-Komunis (Soskom). Presiden Raul Castro, tetap
menerapkan model pembangunan Soskom sesuai dengan ciri dan karakter
masyarakatnya. Namun demikian Presiden Raul Castro menerapkan kebijakan yang
lebih terbuka dan pragmatis dibanding pendahulunya, Fidel Castro.
Kuba merupakan negara berkembang, namun memiliki angka harapan hidup
dan tingkat melek huruf tinggi. Negara ini mempunyai sistem kesehatan nasional
yang bertanggung jawab atas kesehatan seluruh rakyat Kuba; tingkat kematian bayi
di negara ini pun lebih rendah daripada beberapa negara maju, dengan angka harapan
hidup mencapai 78 tahun. Tingkat melek huruf negara ini pun mencapai 99,8%
dengan pendidikan gratis di semua tingkat.Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Kuba adalah satu-satunya negara yang memenuhi definisi World Wide Fund untuk
Lingkungan mengenai perkembangan berkelanjutan, dengan penguasaan tanah
kurang dari 1,8 hektare per kapita dan Indeks Pembangunan Manusia lebih dari 0,8
tahun 2007.
Menurut CIA's World Factbook, 51% penduduk Kuba adalah mulatto
(campuran kulit putih dan hitam), 37% kulit putih, 11% kulit hitam, dan 1%
Tionghoa. Kuba mempunyai tingkat kelahiran yang rendah. Tingkat kesuburan untuk
setiap wanita adalah 1,5 anak (pada 1995-2000); tingkat ini adalah yang terendah
dari negara manapun di bagian barat (sama dengan Kanada dan Barbados). Faktor

1
yang ikut meneybabkannya adalah kebijakan Kuba tentang aborsi atas permintaan.
Kuba mempunyai tingkat aborsi yang tinggi, yaitu 77,7 aborsi per 1.000 perempuan
pada usia 15-44 pada 1996. Ini adalah tingkat ke-3 tertinggi di dunia di antara 55
negara yang tingkat aborsinya tersedia dalam sebuah studi PBB pada 1999.
Pengguguran yang selektif terhadap kehamilan berisiko tinggi adalah sebuah
factor yang menyebabkan rendahnya tingkat kematian bayi di Kuba yaitu 5,8 per
seribu kelahiran. (State of the World's Children 2005) Namun, tingkat aborsi yang
tinggi dan tingkat kelahiran yang sangat rendah ini, yang mengingatkan kita akan
Eropa Timur dan Rusia pada masa komunis dulu, dapat menyebabkan menyusutnya
jumlah penduduk negara itu dalam dekade-dekade yang akan datang secara drastis,
meskipun hal ini belum terjadi karena jumlah orang lanjut usia masih sedikit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kesehatan di Negara Kuba


Sistem kesehatan Kuba pada satu sisi diawali dengan rumah sakit tenda di
medan pertempuran pada zaman revolusi tahun 1950an. Bentuk lain adalah beberapa
praktik dokter pribadi dan layanan kesehatan yang “diwariskan penjajah” Amerika
Serikat (1905-1960an). Proses pengembangan sistem itu terus melaju bersama
dengan perkembangan pembangunan Kuba yang memberikan prioritas pada
pembangunan sumber daya manusia. Secara umum sistem kesehatan di Kuba seperti
halnya di negara lain, menempel pada sistem pemerintahan negara yang
bersangkutan. Artinya ada sistem di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab dari layanan kesehatan primer hingga tertier.
Kebijakan kesehatan Kuba jelas sangat mempengaruhi perilaku warga Kuba.
Sebab kedudukan antara warga dan petugas kesehatan disamakan. Oleh sebab itu,
status kesehatan jelas terpantau oleh petugas kesehatan. Masyarakat yang sehat
merupakan prioritas pemerintah.
Walaupun budaya cerutu sudah ada sejak abad kelima, namun pada bulan
Februari 2005, pemerintah Kuba memberlakukan larangan merokok di restoran-
restoran. Hal ini benar-benar mengesankan karena industri tembakau dan cerutu
menghasilkan pendapatan yang sangat besar bagi negara tersebut. Peraturan tersebut
juga melarang penjualan rokok di toko-toko yang berjarak kurang dari 100 yard dari
sekolah-sekolah dan melarang penjualan rokok kepada anak-anak di bawah usia 16
tahun.
Penerapan kebijakan kesehatan yang gratis hingga pada pelayanan tersier
jelas sangan menguntungkan warga negara Kuba. Ini didukung adanya sikap dari
pemerintah untuk meniadakan pihak swasta campur tangan dalam sistem kesehatan.
Sistem kesehatan di Kuba menjadi prioritas utama dalam menjalankan program kerja
di Kuba.

3
2.1.1 Layanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan di Negara Kuba dimulai dengan layanan kesehatan
primer (primary health care) atau layanan kesehatan tingkat pertama di masyarakat.
Layanan kesehatan primer dimulai dengan menempatkan seorang dokter keluarga
yang melayani 100-150 keluarga sebanding 500-750 warga atau mencakup warga
satu rukun tetangga (RT) di Indonesia. Dokter keluarga di Kuba adalah dokter-dokter
muda yang telah menjalani pendidikan di fakultas kedokteran lengkap dengan
pendidikan profesi dan residensi selama 3 tahun di unit pelayanan kesehatan umum
berupa poliklinik atau setingkat puskesmas kecamatan di Indoensia. Dokter keluarga
berpraktik di sebuah kantor dokter keluarga yang umumnya berbentuk sebuah rumah
berlantai dua ; lantai pertama adalah klinik tempat dokter keluarga berpraktik, lantai
duanya adalah rumah tinggal dokter bersama keluarganya, dan pada bagian belakang
atau samping biasanya dipakai sebagai rumah tinggal para perawat. Saat ini Kuba
mempekerjakan sekitar 15.000 lebih dokter keluarga yang berpraktik di seluruh
negeri Kuba.
Untuk membina dan menjaga kualitas dokter keluarga, maka pada setiap 10
dokter keluarga ditempatkan sebuah Kantor Satuan Tugas Dokter Keluarga. Satuan
tugas ini terdiri atas 3 dokter spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis
kebidanan dan kandungan, dan spesialis penyakit dalam, serta seorang pekerja sosial
masyarakat. Bila dibandingkan dengan pembagian wilayah administrasi di Indonesia,
maka cakupan dari satuan tugas dokter keluarga di Kuba sebanding dengan sebuah
desa atau kelurahan.Struktur tertinggi dari layanan kesehatan primer di Kuba adalah
sebuah poliklinik yang melayani sekitar 40.000 penduduk untuk setiap polikilinik.
Fungsi Puskesmas di Kuba adalah untuk promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan penyakit, rehabilitasi, serta pertolongan kedaruratan.
Puskesmas yang terletak di Distrik LaLisa ini bertanggung jawab terhadap 40 ribu
penduduk dan merupakan rujukan dari 66 dokter keluarga. Tulang punggung layanan
primer di Kuba adalah dokter keluarga yang menjalankan upaya penyuluhan,
pencegahan, terapi sederhana, serta kesehatan lingkungan. Jika terdapat kasus yang
perlu dirujuk, maka pasien akan di rujuk ke Puskesmas terdekat.
Dalam tahun terakhir ini, Pemerintah Kuba berupaya untuk melengkapi
Puskesmasnya menjadi pusat pelayanan primer yang dapat diandalkan sehingga
tidak mengherankan bila di puskesmas dapat dilakukan pemeriksaan endoskopi, test

4
alergi, operasi sederhana, dan berbagai tindakan medis yang diperlukan untuk
menolong kedaruratan. Jumlah pasien yang berkunjung ke klinik-klinik penyakit
dalam, paru, mata, tht, dan gigi cukup banyak meski mereka hanya datang atas
rujukan dokter keluarga, kecuali kasus emergensi.
Peralatan medis serta obat yang dipergunakan di pelayanan kesehatan di
puskesmas ini hampir seluruh produk Kuba. Misalnya alat EKG, reagen test alergi,
bahkan obat streptokinase yang di Indonesia harganya dapat mencapai Rp 6 juta
untuk sekali pakai juga buatan Kuba. Semua layanan kesehatan di Kuba diberikan
secara cuma-cuma. Sekitar 85% kebutuhan alat medis, reagen laboratorium, dan obat
telah dapat dipernuhi sendiri oleh Kuba sehingga mereka dapat menghemat devisa
dan tidak tergantung pada suplai dari luar negeri. Untuk peralatan kedokteran yang
mereka belum mampu membuatknya sepertu beberpa perlengkapan kedokteran gigi
mereka masih mengimpor meskipun harganya cukup mahal apalagi bagi Kuba yang
keadaan ekonominya masih memprihatinkan. Namun karena merupakan kebutuhan
masyarakat maka peralatan kedokteran itu tetap diadakan. Pemeliharaan peralatan
kedokteran dilakukan secara cermat oleh tenaga elektro medik yang terlatih,
sehingga peralatan tersebut dapat dipergunakan dalam waktu cukup lama.
Pemeliharaan kebersihan dilakukan secara terartur sehingga meskipun kursi dan
meja sudah berusia tua, namun tidak dijumpai adanya debu yang menempel dan
perlengkapan kantor terjaga dengan rapi.
Sesuai dengan pola penyakit di Kuba yang lebih banyak didominasi oleh
penyakit kronik, maka tugas utama puskesmas adalah menumbuhkan kebiasaan
hidup sehat. Masyarakat diingatkan kembali untuk menerapkan pola hidup sehat.
Tugas ini dipermudah dengan tingginya pendidikan masyarakat dan sebagian besar
konsep hidup sehat telah dijaarkan di sekolah. Sehingga petuga keehatan tinggal
mengingatkan kembali. Salah satu layanan yang menarik di Puskesmas Kuba adalah
rehabilitasi medik. Di Puskesmas tersedia berbagai peralatan rehabilitasi medik, baik
berupa peralatan untuk menunjang fungsi gerak, pernafasan, maupun fungsi bicara.
Latihan rehabilitasi ini dapat dilakukan di Puskesmas, namun juga seringkali
dilakukan di rumah-rumah penduduk dengan bantuan petugas Puskesmas.
Puskesmas mendukung upaya-upaya yang dilakukan dokter keluarga dalam
pencegahan penyakit. Puskesmas mempunyai tim untuk mengunjungi rumah-rumah
penduduk untuk membantu dokter keluarga melakukan upaya penanggulangan

5
penyakit menular. Sebagai contoh, tim pemantau jentik nyamuk yang menularkan
DBD berkunnjung ke rumah penduduk setiap 12 hari. Tim ini bekerja sama dengan
dokter keluarga, murid sekolah, dan perhimpuan wanita. Dengan demikian
pemantauan jentik dapat dilakukan setiap hari dan tidak tergantung kepada kehadiran
petugas Puskesmas. Hasilnya, sejak tahun 2002 lalu, di Havana tidak pernah lagi
didapatkan kasus DBD.

2.1.2 Layanan Kesehatan Rujukan: Sekunder dan Tertier


Sebagai rujukan dari layanan kesehatan primer atau puskesmas, Pemerintah
Kuba menyediakan rumah-rumah sakit. Rumah sakit rujukan pertama atau secondary
health care di Kuba berupa rumah sakit yang disediakan bagi masyarakat Kuba yang
membutuhkan layanan rawat inap dan rujukan. Pembagian peran administrasi
pemerintahan dalam penanganan program dan layanan kesehatan sangat jelas, rumah
sakit rujukan pertama di Kuba merupakan tanggung jawab dari pemerintah provinsi
sementara puskesmas merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.
Layanan kesehatan tertinggi di Kuba berupa layanan kesehatan tertier atau
tertiary health care diwujudkan dalam bentuk layanan rumah sakit-rumah sakit
nasional dan pusat penelitian kedokteran tingkat tinggi yang mampu memberikan
layanan kesehatan bertaraf internasional. Rumah sakit rujukan dan pusat penelitian
ini merupakan tanggung jawab badan-badan rumah sakit dan semuanya dalam
koordinasi Ministrio Salud Publica atau Departemen Kesehatan Masyarakat.

2.2 Pembiayaan Kesehatan di Negara Kuba


Perbedaan antara sistem kesehatan yang berjalan di Indonesia dengan sistem
kesehatan yang berjalan di negara Kuba adalah campur tangan swasta. Sistem
pemerintah Kuba adalah sosialis. Artinya, semua kendali dipegang oleh pemerintah.
Pada sistem kesehatan, Kuba menganut socialist health system yaitu intervensi
terhadap pasar sangat ketat dengan tujuan meminimalkan sektor swasta tumbuh dan
membentuk sistem kesehatan sentralistik. Biaya kesehatan yang dikeluarkan Kuba
sebesar 10%. Sebenarnya keberhasilan Kuba terhadap status kesehatan juga
didukung dengan sistem pendidikan yang ada. Kuba menerapkan pendidikan gratis
untuk seluruh warganya hingga S3. Itulah sebabnya Kuba adalah negara dengan
jumlah dokter terbanyak.

6
Kuba adalah sebuah negara yang unik dengan sistem kesehatan yang hampir
bebas dari bantuan negara barat. Mereka mendidik sendiri tenaga-tenaga
kesehatannya dan memproduksi 85% obat yang mereka perlukan. Adanya sistem
dokter yang mulai mendiagnosa ke warga negara dengan mengunjungi langsung
warganya, merupakan strategi yang sangat efektif untuk menciptakan perilaku sehat
dan pencegahan penyakit.
Kebijakan dalam bidang kesehatan yang diterapkan oleh Kuba
mempermudah setiap warga untuk mengaksesnya. Apalagi Kuba meniadakan
pembiayaan kesehatan. Upaya promosi kesehatan yang diterapkan oleh Kuba cukup
berhasil sebab warga berperan sebagai partisipan. Dibentuknya dokter keluarga dan
rumah praktik dikter keluarga untuk warga dalam bentuk keseriusan pemerintah
Kuba untuk memajukan kesehatan warganya. Sistem kerja puskesmas yang
diterapkan di Kuba setingkat dengan pelayanan rumah sakit di Indonesia, bahkan
rumah sakit di Kuba ditiadakan kelas-kelas.

2.3 Keberhasilan dan Pelajaran dari Kuba


Secara nasional layanan kesehatan Kuba terdiri atas 14.671 kantor dokter
keluarga, 444 puskesmas, 162 klinik gigi, 267 rumah sakit, 272 balai kesehatan ibu,
144 balai kesehatan lansia, 32 balai kesehatan orang cacat, 25 bank darah, dan 12
pusat penelitian kesehatan.
Hasil pencapaian pembangunan kesehatan Kuba dalam table di atas sangat
mengagumkan dan layak menjadi pelajaran bagi kita yang sama-sama merupakan
negara berkembang. Ternyata, dengan segala keterbatasan yang ada, pemerintah
Kuba telah memberikan perhatian yang tinggi dalam pembangunan kesehatan yang
berwujud layanan kesehatan primer hingga ke tertier dengan kualitas tinggi. Total
anggaran langsung kesehatan yang langsung disediakan pemerintah senilai 12%
(Indonesia baru sekitar 2-4%).
Penguatan layanan kesehatan selama ini telah berhasil meningkatkan tarap
kesehatan masyarakat yang terlihat dari berbagai indikator kesehatan. Pada tahun
2004 angka kematian bayi di Kuba 6.3 per 1000 kelahiran hidup (Indonesia
40/1000), angka kematian ibu 31 per 100.000 (bandingkan dengan Indonesia yang
350/100.000). sedangkan usia harapan hidup telah mencapai 76 tahun (Indonesia
masih sekitar 72 tahun). Beberapa penyakit infeksi dan menular seperti malaria,

7
cacar, campak, polio, difteri, dan tetanus neonatus telah hilang beberapa belas tahun
lalu. Selain kualitas kesehatan yang baik, Kuba pun telah menunjukkan warga
negaranya sebagai warga yang mampu bersaing di tingkat dunia.
Hal ini dapat dilihat dari prestasi mereka dalam perhelatan olahraga sedunia
yaitu olimpiade yang mana mereka selalu mendapatkan posisi terhormat masuk ke
dalam urutas 10 besar. Terakhir di Sydney tahun 2000 lalu mereka menempati urutan
ke-7, jauh diatas Indonesia yang hanya di urutan ke 77.

2.4 Aplikasi Kebijakan Kesehatan Kuba


Kuba telah melaksanakan prakarsa yang progresif dan inovatif yang sekarang
dijadikan contoh bagi negara-negara lain. Di samping pemeliharaan kesehatan dan
pendidikan kelas dunia, sistem pertanian Kuba mengutamakan pengembangan dan
penggunaan sayuran lokal yang dibudidayakan secara organik. Sebagai hasilnya,
penduduk Kuba dapat membeli makanan bergizi dengan harga yang terjangkau atau
mendapatkannya secara gratis di sekolah-sekolah, rumah sakit, dan rumah jompo.
Pemerintah Kuba juga membuat komitmen yang besar terhadap penelitian ilmiah,
yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi masyarakat.

8
Selanjutnya, pemerintah memberikan sebagian pangan dari petani-petani
setempat dan mereka dapat menjual kelebihannya untuk mendapatkan keuntungan,
dengan demikian dapat menjamin kemampuan mereka memperoleh penghasilan.
Gambar-gambar yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (UN
Food and Agriculture Organization – UNFAO) menunjukkan tingkat kelaparan di
Kuba turun dari 8% di tahun 1990 menjadi 3% di tahun 2004. Sistem pertanian Kuba
merupakan model berjalan bagi negara-negara yang ingin mengadopsi pertanian
organik, pertanian non-intensif daripada mengikuti sistem pertanian industri yang
berskala besar.
Kuba meningkatkan keterlibatannya dalam memberikan bantuan ke luar
negeri, khususnya dalam bidang kesehatan. Negara ini terkenal dalam mendidik
dokter-dokter dan mengirim mereka ke tempat-tempat yang sangat membutuhkan.
Latin American School of Medical Science (LASMS) yang didirikan pada tahun
1999, menyediakan beasiswa kedokteran kepada kaum muda Amerika Latin dan
Karibia.
Kuba berkomitmen untuk menyekolahkan setidaknya 500 orang dokter setiap
tahun. Pada tahun 2001, Presiden castro menawarkan 500 beasiswa tambahan setiap
tahun untuk menolong memecahkan persoalan krisis kesehatan di banyak komunitas
miskin Afrika-Amerika di Amerika Serikat. Satu-satunya sayarat adalah mahasiswa
yang kembali dari Amerika Serikat yang telah menyelesaikan studi harus melayani
komunitas Afrika-Asia yang membutuhkan. Pada tahun 2012 sekitar 12.000
mahasiswa dari seluruh dunia sedang belajar ilmu pengobatan di Kuba tanpa biaya
sepeser pun dan jumlahnya terus meningkat dengan pesat.
Pada tahun 2004, Kuba mengadakan program operasi mata gratis yang diberi
nama Operasi Mukjizat ke Afrika dan Asia. Tugas yang sangat besar ini adalah yang
pertama kalinya di dunia, yang mencakup pelatihan 200.000 profesional di bidang
kesehatan selama lebih dari sepuluh tahun dan kemudian mengirimkan mereka untuk
menjaga dan memulihkan kesehatan dari sekitar enam juta orang dari Amerika Latin
dan Karibia. Pada bulan Desember 2005, Castro mengirimkan 100 orang petugas
medis ke Bostwana, dimana mereka memainkan peran penting bagi usaha Bostwana
melawan HIV/AIDS.

9
BAB III
KESIMPULAN

1. Kuba merupakan negara berkembang, namun memiliki angka harapan hidup dan
tingkat melek huruf tinggi. Angka harapan hidup di negara ini mencapai 78
tahun dan tingkat melek huruf mencapai 99,8% dengan pendidikan gratis di
semua tingkat.
2. Sistem pelayan kesehatan Kuba terdiri dari :
a. Layanan Kesehatan Primer yaitu dimulai dengan menempatkan seorang
dokter keluarga yang melayani 100-150 keluarga sebanding 500-750 warga
atau mencakup warga satu rukun tetangga (RT) di Indonesia.
b. Layanan Kesehatan Sekunder yaitu rumah sakit rujukan pertama atau
secondary health care di Kuba berupa rumah sakit yang disediakan bagi
masyarakat Kuba yang membutuhkan layanan rawat inap dan Layanan
Kesehatan Tersier yaitu layanan kesehatan tertier atau tertiary health care
diwujudkan dalam bentuk layanan rumah sakit-rumah sakit nasional dan
pusat penelitian kedokteran tingkat tinggi yang mampu memberikan
layanan kesehatan bertaraf internasional.
3. Kuba menganut socialist health system yaitu intervensi terhadap pasar sangat
ketat dengan tujuan meminimalkan sektor swasta tumbuh dan membentuk
sistem kesehatan sentralistik. Biaya kesehatan yang dikeluarkan Kuba sebesar
10%.
4. Sistem pelayanan kesehatan di Kuba bersifat menyeluruh, gratis, dan mudah
dijangkau setiap warga negara.
5. Angka kematian bayi di Kuba 6.3 per 1000 kelahiran hidup (Indonesia 40/1000),
angka kematian ibu 31 per 100.000 (bandingkan dengan Indonesia yang
350/100.000).
6. Kuba meningkatkan keterlibatannya dalam memberikan bantuan ke luar negeri,
khususnya dalam bidang kesehatan. Negara ini terkenal dalam mendidik dokter-
dokter dan mengirim mereka ke tempat-tempat yang sangat membutuhkan.

10

Anda mungkin juga menyukai