LP Resiko Bunuh Diri (-Masalah Keperawatandan Data Yang Perlu Dikaji)
LP Resiko Bunuh Diri (-Masalah Keperawatandan Data Yang Perlu Dikaji)
Oleh :
WAWAN PEPBERIYANSA
NIM : SN 191170
A. MASALAH UTAMA
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama. Hal ini amat
penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini
amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang
membangun. Orang yang mengalami depresi adalah orang yang amat
menderita. Depresi adalah penyebab utama bunuh diri. ( Hawari, 2010 )
Bunuh diri merupakan masalah yang sering terjadi di dunia yang
sangat mengancam sejak tahun 1958 dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang
diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara Austria,
Denmark, Inggris rata – rata 23 orang. Jumlah usaha bunuh diri sebenarnya
adalah 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini
trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak - anak dan remaja
( Yosep, 2009 ).
Perawat ataupun tenaga kesehatan lain hendaknya memberikan saran,
motivasi bahkan cara yang dapat meminimalkan dan bahkan mencegah
terjadinya bunuh diri pada klien, sehingga klien dapat menyalurkan
kemarahannya pada tempat dan situasi yang benar dan positif sehingga tidak
membahayakan pasien sendiri. Perawat juga bisa memberikan aktivitas atau
kegiatan yang dapat mengurangi tingkat depresi dan resiko bunuh diri klien
sehingga hal – hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Oleh sebab itulah peran
dari setiap aspek dan orang terdekat klien sangat berpengaruh pada timbulnya
resiko bunuh diri yang dilakukan oleh klien.
4. Faktor predisposisi
Stuart (2009) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang
perilaku resiko bunuh diri meliputi:
a. Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri
yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan
skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan
resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan
yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
pentingyang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko untuk perilaku resiko bunuh diri.
e. Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat
menimbulkan perilaku resiko bunuh diri.
5. Faktor presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
Interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (HDR)
E. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1 :Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau,
silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh
perawat.
c. Awasi klien secara ketat setiap saat.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan
dan keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapannya.
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,
kematian, dan lain lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan
keinginan untuk hidup.
Rasmun S. Kep. M 2014.Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart GW, Sundeen SJ. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.Jakarta :
EGC
Stuart, GW. 2012. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.Jakarta: EGC.