Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ILMU TEKNOLOGI DALAM BIDANG OLAHRAGA”

DOSEN PEMBIMBING
REZKI, M.Pd

DISUSUN OLEH

1.RIFAN HERMAWAN
2.M.SUMANTRI RAMANDHYKA
3.HERU KURNIAWAN
4.DIKI RAHMADANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENJASKESREK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULAN........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................7

BAB III PENUTUP .............................................................................................................20

DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................................21

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah “ILMU TEKNOLOGI DALAM BIDANG
OLAHRAGA” ini sesuai dengan tuntutan waktu serta harapan penulis.

Tak lupa pula kami kirimkan shalawat dan taslim atas junjungan nabiullah
Muhammad SAW yang telah membimbing ummatnya dari zaman kebodohan menuju zaman
perubahan lebih baik dari sebelumnya.
Makalah ini dibuat atas tuntutan penulis sebagai mahasiswa disertai dengan harapan
untuk menjadi seseorang yang dapat menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat
luas utamanya bagi dunia pendidikan terutama dijurusan pendidikan jasmani dan olahraga.
Respon dan saran sangat saya harapkan sebagai penulis untuk dijadikan sebagai
masukan dalam perbaikan untuk mencapai kesempurnaan makalah selanjutnya atas kesalahan
dan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, sebagaimana kami juga merupakan manusia
yang tak luput dari kesalahan ataupun kekeliruan semoga pembaca dapat mengembangkan apa
yang sudah tercantum dalam makalah ini.

Pekanbaru ,8 Januari 2023

penulis

BAB I.

3
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Masyarakat yang maju kaya dan makmur, dengan kenyamanan dan kemudahan yang

didukung oleh mesin atau alat-alat otomatis, telah mengalami derita yang diakibatkan oleh

kemajuan tersebut. Kini ancaman yang dihadapi mereka adalah penyakit yang diakibatkan

kurangnya gerak. Sebagai akibatnya, yaitu penyakit degeratif, seperti penyakit jantung

koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya yang meningkat sehingga berpengaruh terhadap

mutu kehidupan mereka.

Tahukah bahwa di belanda, biaya perawatan kesehatan meningkat 2,5 persen, di kanada

6 persen, dan di Amerika mencapai 8 persen. Hal ini diakibatkan warga masyarakat kurang

melakukan aktivitas jasmani (Rusli Lutan, 2001: 16). Secara ekonomi keadaan tersebut dianggap

sebagai ancaman yang merugikan. Karena selain bisa menurunkan produktivitas kerja juga bisa

meningkat biaya perawatan kesehatan. Di Indonesia sendiri keadaan tersebut juga telah

berkembang dalam jangkauan yang luas. Kadaan itu terjadi terutama di kota-kota bahkan kini

sudah sampai ke desa-desa.

Gejala kemerosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak di seluruh dunia sudah

merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah karena kurang aktif bergerak, bertambah

sedikitnya waktu untuk melaksanakan pendidikan jasmani dan kurang memahaminya tentang

konsep pendidikan jasmani dan olahraga sehingga perkembangan pendidikan jasmani dan

olahrga masih dirasa belum mencapai harapan.

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu yang digunakan

dalam proses penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sehingga diharapkan melalui konsep

dasar teori dapat diimplementasikan dalam perkembangan pendidikan jasmani dan

olahraga. Serta mampu rnengarahkan dalam menganalisis secara cermat gejala-gejala yang

4
timbul di berbagai negara maupun masyarakat sebagai akibat pelaksanaan sistem pendidikan

jasmani dan olahraganya masing-masing.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau

anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,

kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang

harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Namun secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga. Dalam

arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari

bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga

dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan,

mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rohaniah pada setiap

manusia.

Dengan demikian olahraga merupakan bagian terpenting pada setiap negara. Oleh karena

itu, perlu pemahaman dalam pelaksanaan yang baik pada setiap negara tersebut, melalui berbagai

kajian teori dalam pengembangannya. Pemaknaan jasmani dan olahraga dalam konsep

pengembangan pendidikan merupakan pembahasan yang akan disajikan lebih lanjut.

Selain itu, intrepretasi terpenting dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah program

secara nasional, sistem pendidikan dan pembinaan

yang digunakan dalam pendidikan jasmani dan olahraga pada beberapa negara. Intrepretasi

tersebut berdasarkan aspek budaya dan sejarah bangsa, dengan mempertimbangkan

perkembangan IPTEK dan peran organisasi internasional dan kompetisi internasional

Memang belum terdapat definisi tentang perbandingan pendidikan jasmani dan olahraga

yang dapat diterima secara universal, namun umumnya dapat dikatakan bahwa, perbandingan

pendidikan jasmani dan olahraga adalah analisis perbandingan dari sifat-sifat dan perkembangan

5
yang menonjol dari pendidikan jasmani dan olahraga pada dua negara atau lebih, ataupun area,

masarakat dan kultur budaya, guna rmaksud-maksud penyelidikan tentang perbedaan maupun

kesamaannya dalam pengembangannya.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, maka adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai

berikut: bagaimana konsep pendidikan jasmani dan olahraga, bagaimana pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga,

bagaimana peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembelajaran penjas dan olaharaga.

C. Tujuan

Untuk memberikan arah dan makna dalam penyusunan makalah ini, maka perlu

menentukan tujuan. Adapun tujuan yang dapat dikemukakan dari penulisan makalah ini

adalah untuk memahami bagaimana system ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga.

D. Metodologi

Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun tulisan ini adalah metode

kepustakaan, analisa penulis tentang realita yang terjadi dan bahan lainnya yang diunduh dari

interne

6
BAB II. Pembahasan

1. Konsep Umum Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Jasmani dalam sebutan bahasa Inggris adalah physical, dalam ilmu faal, jasmani disebut

sebagai struktur biologik pada manusia. Secara umum dipahami bahwa jasmani atau jasadia

berarti tubuh manusia. Jasmani dalam pembahasan ini adalah pemanfaatan aktivitas fisik sebagai

manifestasi pengembangan kualitas hidup manusia dalam memenuhi kebugaran secara totalitas

dan keterampilan motorik.

Jasmani disinonimkan dengan pendidikan, maka segala aktivitas jasmani membawa nilai-

nilai pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-

peraturan dan ketentuan-ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga.

Dengan demikian, pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan

kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Menurut Jesse Feiring Williams dalam William H. Freeman (2001:3) pendidikan

Jasmani adalah tentang sejumlah aktivitas-aktivitas fisik manusia yang dipilih, dan

dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai hasil yang bermanfaat bagi tubuh. William

menekankan satu hal bahwa walaupun pendidikan jasmani diartikan mengajar dengan fisik,

melalui penggunaan aktivitas-aktivitas fisik, tujuannya adalah melampaui fisik

tersebut. Selanjutnya (KEPMENDIKBUD No. 413/u/1987) bahwa pendidikan jasmani adalah

bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu secara

organik, neuromuscular, intelektual dan emosional melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani

berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung

arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik.

7
(Agus Mahendra, 2009: 24). H. J. S. Husdarta (2009: 17) mengemukakan pendidikan jasmani

merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya

dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak

sibuk.

Sedangkan pengertian olahraga berdasarkan (pasal 1 ayat 4 UU RI No. 3 Tahun 2005)

olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Dari ketentuan Internasional Council of

Sport and Physical Education adalah setiap aktivitas fisik berupa permainan dan berisikan

pertandingan melawan orang lain, diri sendiri ataupun unsur-unsur alam dikatakan sebagai

olahraga atau sport. Jadi antara pendidikan jasmani dan olahraga sering dikatakan ada interface,

tidak sama namun ada bagian-bagian yang sama. Jelas keduanya adalah aktivitas fisik, tegasnya

aktivitas otot-otot besar atau big muscle activity, bukan fine muscle activity.

Oleh karena itu, dalam penerapannya tetap berlandaskan pada suasana kependidikan,

serta berpegang pada kaidah-kaidah dalam praktek pendidikan. Adapun pendidikan

olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga

tertentu.

Di Amerika Serikat pendidikan jasmani menurut Nixon dan Jewet adalah satu aspek dari

proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan

kemampuan gerak individu yang sukarela dan berguna serta berhubungan langsung dengan

respon mental, emosional dan sosial.

Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat dikatakan searah

dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan (2001: 18), bahwa pendidikan

jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan fisik yang dipandang sebagai mesin

dalam konteks pendidikan jasmani yang mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Karenanya konsep pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru (mahasiswa penjas)

8
dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya memperlihatkan kesetaraan

pemahaman.

Selain itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam penerapan pendidikan

jasmani berdasarkan jenjang pendidikan (kesesuaian kurikulum pendidikan jasmani), termasuk

memaksimalkan potensi-potensi lokal, dalam hal ini permainan tradisional yang dapat

dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan dari konsep pendidikan jasmani, Arma Abdoellah

(2003;42) menguraikan sebagai salah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta

didik melalui kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara sadar dan

terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani dan sosial serta

perkembangan kecerdasan.

Esensi dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak insani dalam

konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek pengetahuan yang berlangsung secara

didaktik, rekreatif, untuk dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh. Oleh

karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Lingkungan beIajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Tujuan akhir pendidikan jasmani dan olahraga terletak dalam peranannya sebagai wadah

unik. Penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian

yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia. Jadi orang-orang yang memiliki kebajikan

moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna. (Baron Piece

de Coubertin, Penggagas Kebangkitan Olympiads Modern, Perancis).

Posisi pendidikan jasmani dan olahraga pada kedudukan yang amat strategis yakni sebagai

alat pendidikan, sekaligus pembudayaan, karena kedua istilah yang amat dekat dan erat.

9
Maknanya tidak lain adalah sebagai proses pengalihan dan penerimaan nilai-nilai. Dalam konteks

keolahragaan secara menyeluruh, memang kian kita sadari perubahan yang terjadi sebagai

dampak dari globalisasi dalam ekonomi yang dipacu oleh teknologi komunikasi juga terbawa

dalam dunia olahraga (Coomb 2004:7).

Dengan demikian, yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dan

olahraga yaitu: (1) pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi dan

berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan pluralistik; (2)

pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi masyarakat dan

berlangsung seumur hidup; (3) pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan

nilai, norma, dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat; (4) pendidikan merupakan kiat dalam

menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia

seutuhnya; (5) dalam undang – undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

rnemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu

secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem

pendidikan nasional.

Fase perencanaan

Untuk mencapai tujuan jangka panjang (pendidikan untuk klak individu anak) mencoba

untuk memahami situasi di kelasnya. Dia merasa bahwa ketika sebagian anak aktif dan memiliki

pendapat yang jelas, yang lain memiliki perasaan yang tidak dapat mereka ungkapkan atau tindak

lanjuti.

10
Agar pendidikan jasmani menyenangkan bagi mereka, menciptakan peraturan mereka

sendiri untuk membantu mereka dan orang lain dalam menikmati permainan. Setelah permainan

dia meluangkan waktu untuk berefleksi mereka. tentang bagaimana mereka bermain. Mereka

juga mendiskusikan bagaimana mereka dapat memperbaiki permainan untuk melibatkan

seseorang yang sering tersingkirkan, sehingga mereka dapat menikmatinya dengan orang lain.

Fase pelaiaran penelitian

Rencana pelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh semua. anggota.

kemudian melaksanakan pelajarannya ketika anggota kelompok dan guru lain melihat. Orang

yang bertanggung jawab dalam pendidikan jasmani sehingga dapat mendapatkan masukan.

Fase diskusi

Ketika pelajaran penelitian selesai, sebuah diskusi dilaksanakan untuk bertukar pendapat

tentang pelajaran, Ini dimulai dengan penjelasan tujuan pelajaran oleh guru. Kemudian guru yang

mengamati, memberikan pendapatnya atau bertanya secara giliran, berkomentar berdasarkan,

pengalaman sendiri.

Agar dapat Mempengaruhi siswa dalam belajar tentang pentingnya kekuatan teman

sebaya. Mereka juga belajar tentang kegiatan kerjasama untuk merespon perbedaan. Guru dalam

kelompok mendapatkan pandangan positif tentang manfaat pembelajaran kelompok, sebagai

cara membantu anak mengemukakan isu-isu mereka sendiri agar dipecahkan oleh mereka

sendiri.

Lebih penting lagi, semua guru mendiskusikan dan mengevaluasi pelajaran, yang

memampukan mereka berbagi topik penting ke seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru

memahami situasi tiap anak dan berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan

kepada mereka. ke arah penyediaan lingkungan yang lebih baik untuk individu anak. Keefektifan

11
kolaborasi antar guru selama studi pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen yang kuat dalam

mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan terbuka.

3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Di zaman yang dituntut serba cepat dan serba praktis ini kita harus dapat ’mengakal –

akali’nya . Salah satu caranya dengan pemanfaatan teknologi yang sudah ada. Kita ambil

sebuah contoh. Pengembangan kemampuan Iptek menjadi salah satu faktor dominan bagi

negara manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat,

serta melindungi kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan

Iptek yang terus meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka tiada pilihan lain bagi

setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti dan memanfaatkannya

dengan sebaik-baiknya.

Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting . Hal tersebut dikarenakan

Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan insinyur terbaik yang dimiliki Indonesia ke

negara lain setelah sebelumnya disekolahkan dandiinvestasikan oleh negara dalam program-

program pengembangan teknologi.Sehingga sebagai generasi selanjutnya kita diharuskan

untuk menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah – masalah pengembangan teknologi di

Indonesia.

Tahun 2002, juara dunia sepak bola, Perancis, ditaklukkan oleh Senegal dalam perebutan

Piala Dunia. Sebelas pemain sepak bola terbaik yang dimiliki Senegal sebelumnya telah

dikecam oleh pencinta sepak bola dandianggap tidak nasionalis. Mereka bermigrasi ke klub-

klub sepak bola kelas dunia di Eropa untuk berkompetisi. Fenomena migrasi 11 pemain sepak

bola ini mirip dengan peristiwa migrasi ilmuwan Indonesia kenegara lain, sebagaimana juga

12
dialami Jerman, Brasil, Amerika Serikat,Perancis, dan Malaysia. Di Amerika seorang doktor

biologi asal Aceh mengabdikan iptek dalam riset bioengineering di Universitas Washington.

Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan

masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek samping negatif seperti yang

telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia

memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi.

Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras dalam pengembangan kemampuan Iptek,

karena menghadapi beberapa permasalahan utama dan mendasar, antara lain:

1. tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih terbatas pada

kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada tingkatan seperti ini masih

memerlukan upaya lebih besar untuk mampu mengembangkan, menemukan dan menerapkan

teknologi baru. Penemuan, pengembangan, dan penerapan teknologi yang benar-benar baru

dan sesuai dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu

menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.

2. Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia yang cukup, baik

dalam kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu sumber daya manusia yang tersedia masih

sangat terbatas. Gambaran mengenai keadaan ini dengan segera dapat dipahami bilamana

dilakukan pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di negara-negara

yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.

3. Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan

yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan Iptek masih terbatas pula,

sedangkan peran serta swasta dan kalangan industri belum berjalan secara optimal.

4. Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan kemampuan

Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang dipersyaratkan agar proses

pengembangan kemampuan Iptek berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun seara

13
konseptual sistem dan kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan,

mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan kemampuan Iptek; namun

keluaran yang dihasilkan dalam proses pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara

efektif dan efisien. Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif

dan efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi peningkatan

kapasitas Iptek sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya dalam dunia industri dan dunia

usaha pada umumnya.

Hal ini mungkin terjadi sebuah pemikiran yang dilema yang mempunyai masing-masing

dampak pisitif dan negatif karena berbibicara iptek itu mempunyai masing-masing kelebihan dan

kekurangan pada posisinya tersendiri pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan

sebagai guru pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga.

Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang

dipilih hanyalah alat untuk mendidik.ketika menggunakan teknologi gerak yang dilakukan siswa

sangat minim karena kecanggihan alat tersebut sehingga bisa terjadi perbandingan 50 %-50%

antara iptek dan penjas dan olaghraga sebenarnya Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak.

Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan

memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh

adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada

hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi

dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi

pertimbangan utama.

Sedangkan pendidikan olahraga adalah pendidikan yang rnembina anak agar menguasai

cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar

mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah hasil dari

14
pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya

didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses

pembelajaran. Dengan proses tersebut, dapat memberikan kekeliruan yang berlarut-larut dalam

proses pendidikan jasmani di Indonesia.

Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa guru kurang

memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar menggunakan

teknologi dalam olahraga,kejadian tersebut merupakan salah satu kelemahan dalam pendidikan

olahraga. Guru demikian akan berkata: "kalau perlu tidak usah ada pentahapan penggunaan iptek,

karena anak akan dapat mempelajarinya secara langsung dan akan menemukan dengan

sendirinya. ". Anak yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh dan mampu

mengolahnya atau menkaleborasikan penggunaan iptek yang sesuai, dan anak yang belum

terampil diberikan pemahaman belajar dari mengamati demonstrasi temannya yang sudah mahir.

4. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan Olahraga.

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan

berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut

saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering

dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan

yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.

Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggung jawabkan.

Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek Nasional, yaitu :

1. Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara

moral,lingkungan, finansial, bahkan dampak politis.

2. Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis

dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi terbatas.

15
3. Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai

luhur pembangunan Iptek artinya adalah berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan

memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya

inovatif untuk meningkatkan produktifitas.

4. Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau

berusaha menuju yang terbaik.

Pesatnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk

memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global.

2. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Penjas dan Olahraga


A. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Kesehatan
Peranan internet di bidang kesehatan selain mudahnya mengakses informasi kesehatan
secara otomatis juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat di bidang kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Selain itu, informasi mengenai penyakit hingga terapi sudah
sangat marak di situs internet yang bisa dijadikan referensi pengetahuan kesehatan masyarakat.
Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang
yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal.
Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur
standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi
informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi
informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu

tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus

informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam

16
manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat

(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter

akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan

terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI

mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual.

Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara

mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat

cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua

kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif

terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan

di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa.

Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :

• Adminstrasi.

• Obat-obatan.

• Penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien).

• Penelitian.

Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) komputer, atau

yang biasa disebut sebagai e-Health, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama

disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan

manusia. Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e-Health tersebut dan

bagaimana implikasi teknologi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.

Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang

merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan

jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran

internet dan teknologi berkaitan dengannya.

17
Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat diartikan sebagai tidak hanya pengembangan

teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku,

komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

B. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di bidang Olahraga

Pada zaman dimana informasi sudah menjadi unsur dominan dalam kehidupan saat ini,

media massa memegang peranan penting dalam menyebarkan dan menyampaikan informasi

kepada masyarakat, informasi yang disampaikan kepada masyarakat dikemas melalui berita.

Setiap hari masyarakat disuguhkan dengan berbagai macam berita seperti berita olahraga, baik

dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Media Internet merupakan media audio visual, artinya media menampilkan gambar hidup

dan mempunyai suara sehingga menarik minat masyarakat. Tetapi berbagai media internet

lebih ke media visual nya saja. Berbeda dengan media elektronik, media cetak hanya berupa

tulisan dan gambar yang dicetak pada kertas tertentu.

Kabar di dunia olahraga sangatlah beragam, khususnya pada bidang Sepak bola yang saat

ini sedang mendunia. Kabar tersebut sangatlah dibutuhkan oleh para pecinta bola, siapapun

para pecinta bola pasti ingin mendapatkan kabar informasi tentang tim atau kabar lainnya yang

disukai. Tentunya media internet ini menjadi jembatan dimana pecinta bola ingin mendapatkan

informasi sepak bola, kali ini di dalam artikel akan dijelaskan dimana pemanfaatan komputer

di bidang olahraga, yang di bantu oleh media internet sebagai penerimaan informasi olah raga.

Goal.com adalah salah satu media informasi olahraga yang saat ini digunakan para usia

dini sampai usia tua untuk mendapatkan kabar terbaru dari bidang olahraga khusunya sepak

bola luar negeri maupun dalam negeri. Dalam pemanfaatan komputerisasi ini para pencinta

sepakbola di manjakan oleh kabar-kabar terbaru, dimulai dari pemain-pemain baru sampai ke

hasil pertandingan sepak bola.

18
Dari tampilan GUI Goal.com diatas dapat dilihat bahwa fitur-fitur yang didalamnya

sangat membantu para pecinta sepakbola untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas.

Dengan demikian pemanfaatan komputer di bidang olahraga menjadi populer pada saat ini,

dikarenakan banyak sekali kelebihan untuk mengakses informasi olahraga. Berikut

perbandingan antara penerimaan informasi dengan pemanfaatan komputer dan media cetak :

Pembanding Media Iptek Media Cetak


Akses Mudah Lebih Mudah
Referensi Banyak Terbatas
Efesien Efesien Kurang efesien
Efektif Efektif Kurang efektif
Fleksibel Sangat Fleksibel Terbatas
Diasumsikan bahwa populasi presentase pengguna internet di Indonseia adalah

sebagian besar memanfaatkan komputer di bidang olahraga dengan cara mencari informasi

olahraga di media internet. Sebagaimana dilansir oleh ANTARA News, bahwa Internet

menjadi platform berita paling populer ketiga di Amerika Serikat, di bawah siaran televisi

daerah dan nasional di negara itu, demikian survei Internet & American Life Project dan Project

for Excellence in Journalism, Pew Research Center, Senin. Menurut survei itu, 78 persen dari

2.259 orang dewasa AS yang dijaring oleh jajak pendapat itu, mengatakan bahwa pada hari

biasa mereka mendapatkan berita dari stasiun TV daerah. Lalu, 73 persen mengaku

mendapatkan berita dari jaringan televisi nasional seperti CBS atau stasiun tv kabel semisal

CNN atau Fox. 61 persen mengaku, di hari biasa, mereka mendapatkan berita dari laman berita

Internet.

19
BAB III.
KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat

untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari-

hari, yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa

pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup

sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh

konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan

yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita. Pengalaman pribadi kita,

melalui internet kita dapat lebih kritis pada saat membeli obat dan menilai resep obat yang

diberikan oleh dokter.

Penggunaan komputer untuk mencari informasi di bidang olahraga sering dimanfaatkan oleh

para pecinta bola di tanah air. Sehingga tidak heran apabila para masyarakat luas sangat

antusias di bidang olahraga, seperti contoh para pendukung timnas sepakbola. Ketika kabar

persepakbolaan di tanah air sedang memanas, banyak masyarakat luas mengikuti

perkembangannya. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa peranan internet sangat penting di

bidang informasi olahraga.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alberta Education. Daily Physical Activity Initiative. (Online)


(http://education.alberta.ca/teachers/resources/dpa.aspx). Diases 14 Maret 2015
Ateng, A (1992). Pengembangan Bakat Melalui Pendidikan Jasmani. (Online).
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.NAL_/19401171992021DADANG_JUAN
DI/SIKAP_DAN_PANDANGAN_GURU.pdf). Diakses 20 November

British Columbia. Daily Physical Activity. (Online) (https://www.bced.gov.bc.ca/dpa/). Diases


14 Maret 2015
Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gallahue, D.L. dan Ozmun, J.C. (2006) Understanding Motor Development. New York: Mc
Graw-Hill Companies.
Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hurlock, E.H. (1988). Perkembangan Anak Jilid 1 (Edisi ke-6). Jakarta: Erlangga.
Lutan, R. (1995). Hakikat dan Karakteristik Penjaskes. Jakarta: Depdikbud
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:
Depdikbud.
Sport Fitnes Advisor. The FITT principle of Training. (Online). Di akses 14 Maret 2015
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009. Tntang Kesehatan.
Weahner, P. 2014. The F.I.T.T Principle. (Online)
(http://exercise.about.com/od/weightloss/g/FITTprinciple.htm). Diakses 14
Maret 2015.
Ateng Abdul Kadir ,1989. Pengantar Asas Asas Landasan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Rekreasi. Jakarta: P2LPTK Dtjen Dikti.
Graham, George, dkk. 2010. Children movement: A Reflective Approach To Teaching Physical
Education. New York: Mc-Graw-Hill.

Hurlock, Elizabeth H. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Jewet, A.E. (l994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport Science Review,
Sport Pedagogy, Vol. 3 (1).

Kemenegpora. 2003. Undang-undang No. 3 Tahun 2005 Tentang sistem Keolahragaan


Nasional. Jakarta : Kemenegpora.

21
Kementerian pendidikan nasional.2008. kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp). Jakarta:
direktorat tenaga kependidikan direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional.

Kolhberg, L. , and Mayer. (1972). Development as the aim of education. Harvad Education
Review 42 (4): 449-96.

Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2003. standar Kompetensi Mata Peleiaran Pendidikan


Jasmani sekolah Dasar dan Madrasah tabidaiyah. Jakarta . Departemen
Pendidikan Nasional.

Lutan, Rusli. (1995)/1996). Hakikat dan Karakteristik Penjaskes. Depdikbud.

Mayke S. Tedjasaputra. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini.
Jakarta: Gramedia.

Muthohir, Cholik, dkk. (l996). Studi Identifikasi Model Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
di Sekolah Dasar. Lembaga Penelitian : IKIP Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. No. 19 Tahun 2005. Tentang standar nasional
pendidikan.

Piaget, J. (1962). Play, dreams, and imitation in childhood. New York: Norton.

Purwati, Novi. (2011). Upaya peningkatan hasil belajar pass bawah bola voli melalui permainan
dua bola pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara. Surakarta: Universitas Sebelah Maret. Skripsi dipublikasikan.

Rink, J. (2006). Teaching physical education for learning. 5th ed. St. Louis, MO: Mosby.

Saputra, Yuhda. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar: sebuah Pendekatan Pembinaan
Gerak Dasar melalui Permainan. Bandung: FPOK UPI.

Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain,
Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan.

Soemitro. 1991. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud.


Sukintaka. 1998. Teori Bermain untuk Pendidkan Jasmani. Yogyakarta: FPOK IKIP.

22

Anda mungkin juga menyukai