Anda di halaman 1dari 1

WENDELYN WINONA WIDYADARI

6052001244
KELAS C

Konvensi
Ketatanegaraan
Istilah Konvensi berasal dari kata convention merupakan suatu aturan yang didasarkan pada

kebiasaan. Dalam hukum tata negara Indonesia sering dipergunakan ungkapan “kebiasaan

ketatanegaraan” atau “adat kenegaraan”. Di Indonesia kata “Konvensi Ketatanegaraan”

diartikan kebiasaan dalam ketatanegaraan.

A.V. Dicey Bagir Manan


Awalnya A.V Dicey mempergunakan istilah
Anson Bagir Manan menjelaskan Konvensi atau
Anson menggunakan istilah the custom of the
konvensi sebagai ketentuan ketatanegaraan, (hukum) kebiasaan ketatanegaraan adalah
constitution, istilah convention of the
menyatakan bahwa Hukum Tata Negara (hukum) yang tumbuh dalam praktik
constitution telah menarik perhatian banyak
(Constitutional Law) yang terdiri atas dua penyelenggaraan negara, melengkapi,
penulis sejak pertama kali di perkenalkan oleh
bagian, yaitu: menyempurnakan, menghidupkan
A.V. Dicey.
Hukum Konstitusi (The Law of the Constitution) (mendinamisasi), kaidah-kaidah hukum

dan perundang-undangan atau hukum adat

Konvensi-konvensi ketatanegaraan ketatanegaraan

(Convention of the Constitution)

Peran dan fungsi dari konvensi Konvensi ketatanegaraan di Indonesia


ketatanegaraan adalah : Konvensi termasuk ke dalam hukum tak tertulis, maka

konvensi termasuk salah satu dari sumber hukum yang


1. melengkapi, mendinamisasi, bahkan dapat
dapat dipakai dalam kehidupan konstitusional di

mengubah undang-undang dasar, Indonesia.

2. mengisi kekosongan aturan-aturan 1. Upacara bendera pada saat 17 Agustus, Upacara

bendera setiap tanggal 17 Agustus adalah tradisi yang


ketatanegaraan lainnya,
sudah dilakukan sejak lama tidak ada peraturan formal
3. mengefektifkan peran dan fungsi
yang mengharuskan upacara bendera setiap tanggal

lembaga-lembaga negara sesuai dengan 17 Agustus, tetapi berjalannya waktu praktek upacara

kebutuhan perkembangan, dan bendera pun diformalkan dalam pasal 7 ayat (3)

Undang-undang no 24 Tahun 2009


4. memperlancar jalannya roda
2. Pemasangan foto presiden dan wakil presiden di
penyelenggaraan negara. Dengan fungsi-
kantor pemerintahan, Ketika kita mengunjungi kantor
fungsi tersebut diharapkan bahwa konvensi
pemerintah pasti kita akan melihat foto presiden dan

wakilnya yang pasti terpajang di salah satu

Terjadinya Konvensi dalam Ketatanegaraan dindingnya, hal ini sebenarnya tidak ada dalam

undang undang tetapi hal ini menjadi kebiasaan dan


1.Kebiasaan (Customs)
tradisi.
2.Kesepakatan (Agreement)
3. Pidato presiden tanggal 16 Agustus, Pidato presiden

setiap tanggal 16 Agustus dipelopori oleh presiden

Soeharto dimana Presiden Soeharto selalu memberi


Dasar-dasar Penataan Konvensi Ketatanegaraan :
pidato di depan anggota MPR setiap tanggal 16
1. Albert Venn Dicey, Ia mengatakan bahwa konvensi
Agustus dimana hal ini lama kelamaan menjadi
merupakan bagian dari kaidah ketatanegaraan yang
kebiasaan dan diikuti oleh presiden lainnya dan
tumbuh dan ditaati karena didorong oleh etika
diformalkan dalam undang-undang no 27 tahun 2009
penyelenggaraan negara.
tentang MPR,DPR,DPD,DPRD.
2. Bagir Manan, Bagir Manan menyimpulkan ada
4. Pemilihan menteri oleh presiden, Presiden dan wakil
beberapa kriteria kebiasaan yang dapat diterima
presiden setelah terpilih, keduaanya akan memilih para
menjadi hukum oleh pengadilan, sebagai berikut :
Menteri untuk membantu tugas-tugasnya. Tata cara
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
pemilihan calon-calon Menteri ini tidak diatur secara
undangan yang berlaku, tidak bertentangan dengan
tertulis di dalam undang-undang.
prinsip common law, telah ada untuk jangka waktu
5. Pemberian grasi, amnesti, abolisi, atau rehabilitasi.
yang panjang, dilaksanakan secara damai dan
Pemberian grasi, amnesti, abolisi atau rehabilitas sejak
berkelanjutan, masyarakat berpikir sebagai suatu
era orde baru adalah keputusan mutlak presiden
kewajiban, memiliki arti dan ruang lingkup tertentu,
tetapi walaupun itu keputusan mutlak harus meminta

sebagai sesuatu yang mengikat bagi mereka yang


pertimbangan kepada Mahkama Agung, sejak saat

terkena, tidak bertentangan dengan hak dan tidak itulah hal itu menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan

merugikan atau tidak adil bagi mereka yang berada presiden.

diluar kebiasaan. 6. Presiden menjelaskan tentang RAPBN kepada DPR,

3. Ivor Jennings, Konvensi ketatanegaraan berkembang Setiap tanggal 16 Agustus presiden menyampaikan

dalam kerangka peraturan hukum yang sudah ada, tentang RUU APBN, baik itu perubahannya ataupun

maka konvensi tidak berdiri sendiri di luar hukum untuk kedepannya. Penjelasan itu dilakukan di depan

ketatanegaraan. anggota DPR dalam bentuk sidang paripurna

Anda mungkin juga menyukai