Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LANDASAN EPISTEMOLOGI PANCASILA


Dosen Pengampu: Dr. Khaddafi, SH.,MH

Disusun Oleh:
Nama :
NIM :
Kelas :

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Makassar
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Pancasila. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Gowa, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pengertian Epistemologi...............................................................................
B. Konsep Pancasila sebagai Dasar Negara.......................................................
C. Landasan Epistemologis Pancasila................................................................
BAB III : PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia mengandung pengertian
sebagai hasil perenungan mendalam dari para tokoh pendiri negara (the
founding fathers) ketika berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan
dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Hasil
perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 sebagai
Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.
Kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila tersebut
merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan dan
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu sehingga dapat disebut sebagai
sistem. Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang
manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan
sesama, dengan masyarakat bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri khas
yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia, seperti
materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan lain
sebagainya.
Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang
dalam budaya dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas
kerohanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan hidup atau filsafat
hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri
(Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas serta martabat
bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.
Persoalan yang muncul adalah dari mana sumber pengetahuan empirisme
Pancasila dan rasionalisme Pancasila, pengetrapan teori kebenaran koherensi,
korospodensi dan pragmatis dari Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia, serta bagaimana susunan pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Dari persoalan tersebut tampak bahwa persoalan-persoalan yang
muncul dari tinjauan epistemology Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi?
2. Bagaimana Konsep Pancasila sebagai Dasar Negara?
3. Apa yang dimaksud dengan Landasan Epistemologis Pancasila?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan pada mata kuliah Pancasila, Khusunya pada Poin-poin
sebagai berikut :
1. Agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Epistemologi
2. Agar kita dapat memahami Bagaimana Konsep Pancasila sebagai Dasar
Negara
3. Agar kita dapat memahami apa yang dimaksud dengan Landasan
Epistemologi Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologis
Secara etimologis, Epistemologis berasal dari bahasa Yunani
klasik epistēmē yang berarti pengetahuan (knowledge) dan logos yang berarti
penjelasan atau ilmu. Secara singkat, "the theory of knowledge" atau teori
pengetahuan. Secara istilah, epistemologi merupakan cabang filsafat ilmu
yang mengkaji dan membahas mengenai hakikat ilmu atau ilmu tentang
pengetahuan (pengetahuan ilmiah). Istilah secara terminologis, kata
epistemologi dalam bahasa Inggris: "epistemology" yang merupakan bagian
filsafat yang berhubungan dengan pengetahuan. Sedangkan, secara istilah
terminologis bahasa Indonesia, kata epistemologi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) daring didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat tentang
dasar dan batas pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa epistemologi
merupakan bagian atau cabang filsafat yang memperlajari dan membahas
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,
batasan, sifat, metode, dan kebenaran pengetahuan.
Epistemologi menjadi banyak diperbincangkan dalam berbagai bidang,
epistemologi dipusatkan menjadi empat bidang yakni
1) Analisis filsafat yang terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal
ini memiliki keterkaitan dengan konsepsi seperti kebenaran, keyakinan,
dan justifikasi,
2) Berbagai masalah skeptisisme,
3) Sumber-sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas
keyakinan,
4) Kriteria bagi pengetahuan dan justifikasi.
Istilah 'Epistemologi' diperkenalkan di bidang filosofis oleh filsuf
Skotlandia James Frederick Ferrier pada tahun 1854. Namun, menurut Brett
Warren, Raja James VI dari Skotlandia sebelumnya telah mempergunakan
konsep filosofis ini dan menggunakannya sebagai personifikasi, dengan
istilah Epistemon, pada tahun 1591.
B. Konsep Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah
grundnorm (norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita negara),
philosophische grondslag (dasar filsafat negara). Banyaknya istilah Dasar
Negara dalam kosa kata bahasa asing menunjukkan bahwa dasar negara
bersifat universal, dalam arti setiap negara memiliki dasar negara. Secara
terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan
dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara
juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
Kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan peraturan perundang-
undangan karena dasar negara merupakan sumber dari peraturan perundang-
undangan. Implikasi dari kedudukan dasar negara ini, maka dasar negara
bersifat permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel
dalam arti dapat diubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian,
dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara
yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(rechtsidee), baik tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara. Cita
hukum ini akan mengarahkan hukum pada cita-cita bersama dari
masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan-kesamaan kepentingan
di antara sesama warga masyarakat.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai
Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara, termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti perilaku para
penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah negara,
harus sesuai dengan perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai
Pancasila. Apabila nilai-nilai Pancasila diamalkan secara konsisten, baik oleh
penyelenggara negara maupun seluruh warga negara, maka akan terwujud tata
kelola pemerintahan yang baik. Pada gilirannya, cita-cita dan tujuan negara
dapat diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan.
C. Landasan Epistemologi Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki secara kritis
hakekat, landasan, batas-batas dan patokan keshahihan pengetahuan. Secara
sederhana pengetahuan adalah hasil aktivitas kejiwaan karena ada hubungan
antara subyek yang sadar dengan obyek yang ingin dikenal atau dengan kata
lain hasil aktivitas kesadaran karena adanya hubungan antara subyek dan
obyek yang ingin dikenal.
Pancasila sudah sering dikatakan sebagai Pandangan hidup, maupun
filsafat hidup bangsa Indonesia sejak lama. Oleh karna itu Pancasila tentu
Merupakan suatu system keyakinan dan cita-cita yang telah menyangkut hal
hal praktis dan dijadikan landasan cara hidup manusia Indonesia. Karena
meliputi sistem yang Abstrak sebagai sistem keyakinan maupun sistem praktis
terkait cara hidup, maka Pancasila juga bisa dianggap sebagai sistem
Pengetahuan, yakni sebuah cara pandang tertentu mengenai realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dasar Epistemologi Pancasila pada hakikatnya tidak bisa dipisahkan
dengan dasar ontologisnya, yakni hakikat manusia sebagai subjek yang
mengadakan Pancasila. Kalau Manusia merupakan basis Ontologis Pancasila
maka implikasinya bangunan epistemologi Pancasila harus ditempatkan dalam
bangun filsafat Manusianya.
Hakikat Manusia terdiri dari susunan kodrat, raga/jasmani, dan Rohani,
sifat kodrat manusia sebagai makhluk Individu dan sosial, serta kedudukan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri, dan sebagai makhluk
Tuhan. Dalam tataran raga, selain selain terdiri dari unsur anorganis dan
hewani, manusia memiliki indra yang digunakan untuk mempersepsi realitas
disekitarnya, sedangkan dalam tataran rohani/jiwa manusia memiliki akal
sebagai fakultas untuk mendapatkan kebenaran, rasa sebagai fakultas
kemampuan estetis, serta kehendak sebagai fakultas potensi jiwa di bidang
moral dan etika.
Pancasila sangat mengakui kebenaran empiris seperti yang diperoleh dari
indra, kebenaran rasional yang bersumber pada akal manusia, maupun
kebenaran intuitif/intuisi yang bersumber pada rasa manusia. Namun begitu,
karena jika dilihat dari kedudukan kodratnya, manusia juga merupakan
makhluk Tuhan, maka ia juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat
mutlak. Dengan begitu, kebenaran dalam pengetahuan manusia adalah suatu
sintesis yang harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia. Yakni
sebgagai pribadi mandiri untuk mendapat kebenaran tertinggi.
Selain itu, karena dalam Pancasila juga terdapat konsep persatuan,
kerakyatan, dan keadilan, maka epistemology Pancasila juga mengakui
kebenaran konsensus, yakni karena manusia merupakan makhluk individu dan
sosial sekaligus. Didasari sila-sila di dalamnya, kebenaran consensus didasari
oleh kebenaran wahyu serta kebenaran kodrat manusia yang bersumber pada
kehendak.
Epistemologi Pancasila dimaksudkan mencari sumber-sumber
pengetahuan dan kebenaran dari Pancasila. Sumber pengetahuan dalam
epistemologi ada dua aliran yakni empirisme dan rasionalisme. Pengetahuan
empirik Pancasila bahwa Pancasila merupakan cerminan dari masyarakat
Indonesia pada saat kelahirannya digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri.
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku sejak dahulu sampai
sekarang selalu menyeimbangkan semua unsur kodrat manusia yang dalam
perwujudannya adalah berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkekeluargaan, dan berkeadilan, yang kemudian menjadi dasar rumusan
Pancasila sebagai dasar negara. Berkekeluargaan dalam kenegaraan disebut
dengan berkerakyatan.
Pengetahuan rasionalis Pancasila bahwa Pancasila merupakan hasil
perenungan yang mendalam dari tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia untuk
mengarahkan kehidupan bangsa Indonesia dalam bernegara. Inti kehidupan
bangsa Indonesia yang juga sebagai inti kehidupan manusia pada umumnya
merupakan sifat hakikat manusia, yaitu berketuhanan, berkemanusiaan,
berpersatuan, berkekeluargaan, dan berkeadilan. Kelima hal tersebut
merupakan sebagai sifat dan juga sebagai hakikat manusia, karena jika tidak
ada lima hal tersebut bukanlah manusia. Hal ini direnungkan dan dinalar oleh
bangsa Indonesia sebagai dasar hidup bersama dalam bernegara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epistemologi merupakan bagian atau cabang filsafat yang memperlajari
dan membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal
mula pengetahuan, batasan, sifat, metode, dan kebenaran pengetahuan.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki secara kritis hakekat,
landasan, batas-batas dan patokan keshahihan pengetahuan. Secara sederhana
pengetahuan adalah hasil aktivitas kejiwaan karena ada hubungan antara
subyek yang sadar dengan obyek yang ingin dikenal atau dengan kata lain
hasil aktivitas kesadaran karena adanya hubungan antara subyek dan obyek
yang ingin dikenal.
Epistemologi Pancasila dimaksudkan mencari sumber-sumber
pengetahuan dan kebenaran dari Pancasila. Sumber pengetahuan dalam
epistemologi ada dua aliran yakni empirisme dan rasionalisme. Pengetahuan
empirik Pancasila bahwa Pancasila merupakan cerminan dari masyarakat
Indonesia pada saat kelahirannya digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri.
Pengetahuan rasionalis Pancasila bahwa Pancasila merupakan hasil
perenungan yang mendalam dari tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia untuk
mengarahkan kehidupan bangsa Indonesia dalam bernegara. Inti kehidupan
bangsa Indonesia yang juga sebagai inti kehidupan manusia pada umumnya
merupakan sifat hakikat manusia, yaitu berketuhanan, berkemanusiaan,
berpersatuan, berkekeluargaan, dan berkeadilan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih memiliki kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para
pembaca makalah memberikan kritik/ saran. Penulis pun akan melakukan
perbaikan terhadap makalah berdasarkan kritik dan saran membangun dari
pembaca serta berbagai sumber lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Pranaka, AW. 1985. “Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila”. Jakarta: CSIS

Kaelan. 2002. “Filsafat Pancasila : Pandangan hidup bangsa Indonesia”


Yogyakarta: Paradigma

“Epistemologi”. Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. Wikipedia. Ensiklopedia Gratis.


https://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi 23 Oktober 2022. Pukul 21:10

Surajiyo. 2021. Makalah “Tinjauan Epistemologi Terhadap Pancasila Sebagai


Dasar Negara Republik Indonesia”. Jakarta : Universitas Indraprasta PGRI

Anda mungkin juga menyukai