Makalah Kel 6 F
Makalah Kel 6 F
Oleh:
Kelompok 6
Didit Apriadi
Syahreza Muh Al Ghafiki
Fauzan
COVER.................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................3
D. Manfaat Penulisan....................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................56
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Perawatan pasien sebelum prosedur bedah jantung perlu dilakukan untuk
mempersiapkan pasien baik secara fisik maupun psikologis agar pasien siap
menjalani prosedur ini. Perawatan ini mencakup fase preoperatuf,
intraoperative dan postoperative (Darliana, 2017). Selama prosedur bedah
jantung, perawat berperan dalam memonitoring hemodinamik pasien seperti
cardiac output, dan vital sign. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi segera
adanya kondisi yang abnormal sehingga dapat mencegah terjadi komplikasi
yang tidak diharapkan (Darliana, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini disusun untuk
memaparkan tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre Operatif
Bedah Jantung ”.
3
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu:
a. Dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
preopratif bedah jantung
b. Dapat mengetahui bagaimana persiapan perawat terhadap pasien
preoperative bedah jantung
c. Dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pre operatif bedah
jantung
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Menurut Himpunan Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)
mendefinisikan tindakan operasi sebagai prosedur medis yang bersifat
invasif untuk diagnosis, pengobatan penyakit, trauma dan deformitas
(HIPKABI, 2014). Definisi lain menyatakan bahwa operasi merupakan
tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer, dkk., 2008).
Konsep pre operasi adalah bagian dari keperawatan perioperatif dan
merupakan persiapan awal sebelum melakukan tindakan operasi. Dalam
kosep pre operasi membahas tentang pengertian pre operasi, persiapan
pre operasi, indikasi dan klasifikasi Pembedahan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi.
Pre operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada keputusan untuk
dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika klien dikirim ke meja
operasi. Keperawatan preoperatif merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Tahap ini merupakan awalan yang menjadi
kesuksesan tahap-tahap berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap
ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya (HIPKABI, 2014).
2.1.2 Klasifikasi
2.1.3 Indikasi
2.1.4 Kontra Indikasi
5
1.1.7 Persiapan Pre Tindakan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
6
Berikut merupakan diagnosis keperawatan setelah dilakukan nya
kateterisasi
3. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
kontraktiltas, gangguan frekuensi, iskemia ventrikel
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
kapiler alveolar, udema paru akut.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
(prosedur kateterisasi)
6. Defisit pengetahuan (perawatan paska kateterisasi) berhubungan
dengan kurang kemampuan mengingat kembali, kurang terpapar
informasi.
6.2.3 Perencanaan
Intervensi keperawatan merupakan perencanaan yang dilakukan
kepada pasien sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Dalam
intervensi keperawatan terdapat empat hal yang harus diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan, yaitu: menentukan prioritas masalah,
menentukan tujuan, kriteria hasil, serta merumuskan intervensi dan
aktivasi perawatan (Iswara, 2021).
Diagnosa
N Tujuan Intervensi
Keperawatan
O (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi
kurang pengetahuan tingkat ansietas klien - Identifikasi saat tingkat
tentang pembedahan menurun dengan kriteria ansietas berubah (mis.
yang akan hasil : Kondisi, waktu, stressor)
dilaksanakan dan Tingkat Ansietas - Identifikasi kemampuan
hasil akhir paska (L.09093) mengambil keputusan
operatif. - Verbalisasi khawatir dari - Monitor tanda-tanda ansietas
Kode : D.0080 skala 2 (cukup meningkat) Terapeutik
SDKI hal 180 menjadi skala 4 (cukup - Ciptakan suasana terapeutik
menurun) untuk menumbuhkan
- Verbalisasi khawatir kepercayaan
akibat kondisi yang - Temani pasien untuk
dihadapi dari skala 2 mengurangi kecemasan, jika
7
(cukup meningkat) perlu
menjadi skala 4 (cukup - Dengarkan dengan penuh
menurun) perhatian
SLKI hal 154, 132 - Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi
yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan presepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
- Latih tekhnik relaksasi
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
SDKI hal 453, 387
2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Eduksi Kesehatan
(Tindakan keperawatan diharapkan Observasi
kateterisasi pengetahuan klien mengenai - Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan tugas perkembangan kemampuan menerima
kurang pengalaman kelurga baru meningkat informasi
sebelumnya, kurang dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor-faktor yang
familiar dengan Tingkat Pengetahuan (L. dapat meningkatkan dan
sumber sumber 12111) menurunkan motivasi perilaku
informasi) - Kemampuan menjelaskan hidup bersih dan sehat
Kode : D.0111 pengetahuan dari skala 2 Terapeutik
SDKI hal 246 (cukup menurun) menjadi - Sediakan materi dan media
skala 5 (meningkat) Pendidikan Kesehatan
SLKI hal 155, 146 - Jadwalkan Pendidikan
Kesehatan sesuai kesepakatan
8
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
SDKI hal 455, 65
3 Resiko penurunan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (I.02075)
curah jantung keperawatan diharapkan Observasi
berhubungan dengan curah jantung adekuat - Identifiksai tanda/gejala
gangguan
dengan kriteria hasil: primer penurunan curah
kontraktiltas,
gangguan frekuensi, Curah Jantung (L.02008) jantung
iskemia ventrikel 1. Takikardi menurun dari - Identifiksai tanda/gejala
Kode : D.0111 skala 2 (cukup sekunder penurunan curah
SDKI hal 246 meningkat) menjadi jantung
skala 4 (cukup menurun) - Monitor TD
2. Pucat/sianosis menurun - Monitor intake dan output
dari skala 2 (cukup cairan
meningkat) menjadi - Monitor saturasi oksigen
skala 4 (cukup menurun) - Monitor ekg 12 sadapan
3. Tekanan darah membaik - Monitor nilai laboratorium
dari skala 2 (cukup
jantung
meningkat) menjadi
Teurapetik
skala 4 (cukup menurun)
- Posisikan semi-fowler/fowler
dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
- Berikan diet jatung yang
sesuai
- Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres jika perlu
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktifitas fisik
9
sesuai toleransi
- Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
- Ajarkan keluarga dan pasien
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
- Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
4 Gangguan kerusakan Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka (Kode :
integritas kulit keperawatan diharapkan L.14564)
berhubungan dengan keutuhan kulit meningkat Observasi
faktor mekanik dengan kriteria hasil: - Monitor karakteristik luka
(prosedur Integritas Kulit dan - Monitor tanda tanda infeksi
kateterisasi) Jaringan (L.14125) Terapeutik
Kode : D.0056 1. Nyeri dari skala 1 - Cukur rambut disekitar luka,
SDKI hal 128 (meningkat) menjadi jika perlu
skala 3 (sedang) - Bersihkan dengan cairan nacl
2. Kemerahan dari skala 3 atau pembersih non toksik
(sedang) menjadi skala 5 sesuai kebutuhan
(mrnurun) - Berikan salep sesuai kulit atau
Penyembuhan Luka lesi jika perlu
(L.14130) - Pertahankan Teknik teril pada
1. Penyatuan tepi luka dari saat perawatan luka
skala 1 (menurun) Edukasi
menjadi skala 3 (sedang) - Jelaskan tanda dan geala
2. Penyatuan kulit dari infeksi
skala 1 (menurun)
- Anjurkan mengonsumsi tinggi
menjadi skala 3 (sedang)
kalri dan protein
SLKI hal 158, 33, 78
- Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaorasi pemberian antibiotik
SIKI hal 329
1.2.3 Implementasi
(Iswara, 2021) mengungkapkan bahwa implementasi atau tahap
pelaksanaan keperawatan ialah tindakan yang sudah direncanakan dalam
asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
keperawatan mandiri serta tindakan kolaborasi antar tim medis lainnya.
Pada tindakan keperawatan mandiri, aktivitas perawat didasarkan pada
10
kesimpulan atau keputusan sendri yang mengacu pada intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya dan bukan berdasarkan
dari keputusan pihak lain.
1.2.4 Evaluasi
(Iswara, 2021) mengungkapkan evaluasi keperawatan merupakan
perkembangan kesehatan pasien yang dapat dilihat dari hasil pengkajian
klien setelah diberikan perlakuan sesuai intervensi dan implementasi
yang telah diberikan sebelumnya. Menurut (Adinda, 2019) dalam
evaluasi keperawatan terdapat evaluasi sumatif dan evaluasi formatif,
a. Evaluasi sumatif
Evaluasi ini dilakukan setelah intervensi berakhir. Tujuan dari
evaluasi sumatif adalah untuk mengukur ketercapaian intervensi.
Dan merupakan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan
perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan
perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan.Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara paripurna.
b. Evaluasi formatif
Secara prinsip evaluasi formatif merupakan evaluasi yang
dilaksanakan ketika intervensi masih berlangsung dan merupakan
hasil dari proses aktivitas keperawatan serta kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera
setelah perencanaan keperawatan di implementasikan untuk
membantu menilai efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses
harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah
ditentukan tercapai.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Permadi, P. I., Mastuti, N. L. P. H., Wulandari, H., & Suyanto. (2020).
Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaan.
UB Press.
Utomo, D. P., & Mesran. (2020). Analisis Komparasi Metode Klasifikasi Data
Mining dan Reduksi Atribut Pada Data Set Penyakit Jantung. Jurnal Media
Informatika Budidarma, 4(2),
437–444.https://doi.org/10.30865/mib.v4i2.2080
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Indikator Diagnostik). Persatuan Perawat Nasional Indonesia Cetakan
III. 2017
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawtan Indonesia (Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan). Persatuan Perawat Nasional Indonesia Cetakan
II. 2019
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Tindakan Keperawatan). Persatuan Perawat Nasional Indonesia Cetakan
II. 2018
12