Anda di halaman 1dari 10

lNama : M Afifudin Khoirul Anwar

Kelas : SPI 4B
Nim : 12307183047
Filsafat Sejarah

Kemunduran dan Runtuhnya Filsafat Analitis Sejarah

Dalam bab ini dijelaskan bahwa pada dasarnya filsafat analitis ini berawal dari makalah
klasik milik Hampel pada yang berjdul fungsi hukum umum dalam sejarah pada tahun 1942.
Filsafat analitik adalah suatu gerakan filsafat yang muncul di abad duapuluh, terutama di
Amerika dan Inggris. Gerakan ini memfokuskan perhatiannya pada upaya menganalisis
pernyataan dalam konteks kebahasaan yang bersandar pada tehnik linguistik dan analisis logis
( Muhmidayeli, 2014: 2). Beberapa tahun kemudian terdapat kontroversi mengenai makalah
Hempel, tentang penjelasan histroris, Hampel menuturkan bahwa penjelasan sejarah seoerti
penjelasan ilmiah pada umumnya, yang membawa peristiwa itu untuk dijelaskan. Didalam
makalah Hampel juga menuliskan hal yang menyangkut pandangan tentang hubungan bahasa
biasa dengan bahasa filsafat analitik.

Saya tidak mempunyai fikiran bahwa ini hanya kasus pelemparan batu filosofis belaka,
Hempel juga menawarkan, selama bertahun-tahun, ada beberapa bagian yang paling luar biasa
dari pembahasan filosofis, tapi yang saya tahu, teori-teori ini telah dikembangkan sendiri
olehnya. Pada tahun 1950 tak ada seorang pun lagi yang sangat peduli untuk mencoba mengkaji
Filsafat analitis. Pada tahun 1958 Hampel menerbitkan ‘theoreticians dilemma’, sebuah gagasan
baru dari Hampel tentang mengapa tidak ada lagi yang tertarik pada fondasionalisme empiris.
Namun hal ini juga mendapat kritikan dari tokoh yang lain. Disisi lainTerdapat Makalah yang
berjudul “masalah dan perubahan dalam kriteria empiris”. Maklah ini jelas bahwa tidak ada yang
tahu bagaimana menyembuhkan luka logis yang ditimbulkan oleh prinsip verifikasi kebenaran
yang ditakuti oleh mereka yang percaya itu benar.

Dengan dua makalah ini, Hampel memunculkan ‘bahasa sains’ yang mrupakan kritik
filosofis tentang kehalusan yang menakjubkan. Hakikat bahasa dalam hubungannya dengan
penggunaan dalam kehidupan manusia menampakan suatu maslah tentang tentang pembenaran
makna bahasa yang merupakan suatu nilai. Secara ontologis keberadaanya bahasa disebabkan
oleh kepentingan oleh kepentingan manusia untuk berkomunikasi. Dengan demikian terdapat
hubungan sebab akibat Antara manusia dengan bahasa yaitu manusia sebagi sebab dan bahasa
sebagai akibat. Berdasarkan pernyataan ini, nilai yang melekat pada bahasa ditentukan oleh
eksistensi manusia sebagai subyek (Kaelan, 2004: 142).

Dari sini mulai kehancuran dari Wittgenstain terhadap Russell ketika ia menunjukkan
bahwa teori penilaian yang terakhir merupakan batu kunci untuk epistimologinya, tapi hal ini
tidak konsisten dengan teorinya tentang batu kunci untuk caranya menangani paradox logis. Jika
dekonstruksi sebagai posisi filosofis memiliki kontribusi tunggal sama kuatnya dengan semua
ini, para filsuf menganggap serius dekonstruksi ini. Menurut Hampel, ia memiliki pandangan
tersendiri baginya semua seperti tuduhan ‘metafisika kehadiran’. Hempe menunjukkan dirinya
sebagai seorang pemikir yang siap untuk mempertanggungjawabkan kembali pandangannya
ketika argument-argument itu, banyak menuai kritikan.

Pemikiran Wittgenstein pada priode ini sangat mempengaruhi paham positivme logis,
dari suatu kelomlok ilmuan positif yang berpusat di Wina. Teori gambar dan logika bahasa ini
digunakan sebagai dasar prinsip verivikasi dalam ilmu pengetahuan bahkan sampai saat ini
masih besar pengaruhnya. Dalam hubungan metafisika, positivme logis bersikap lebih radikal
dibandingkan Wittgenstein, yaitu dengan menghilangkan metafisika. Pemikirannya tidak
mendasarkan pada logika bahasa, tetapi pada bahasa yang dipakai dikehidupan manusia sehari-
hari. Pada priode pertama Wittgenstein mendasarkan pemikirannya pada satu bahasa ideal yang
memenuhi syarat logika, tetapi pemikiran priode keduanya ini justru lebih mendasarkan pada
bahasa biasa yang bersifat beraneka ragam. Inti dari pemikirannya dalam priode keduanya ini
adalah di tata pemainan bahasa. Hakikat bahasa yang sebenarnya ini adalah penggunaannya
dalam berbagai macam konteks kehidupan manusia. Oleh karena itu, terdapat banyak permainan
bahasa yang sifatnya sangat dinamis, tidak terbatas sesuai dengan konteks kehidupannya. Lalu
kesimpulan dari Wittgenstein dalam memaknai sebuah kata adalah penggunaannya dalam
kalimat, maksa sebuah kalimat, penggunaannya dalam bahasa, dan makba bahasa dalam berbagai
konteks. Dalam hubungan ini konteks menggunakan logika bahasa yang sudah terdapat dalam
satu macam permainan bahasa sendiri (Kaelan, 2014:136).

Selanjutnya ada makalah yang sangat lyar biasa bahkan Hempel menunjukkan bahwa
dirinya adalah seorang pemikir yang begitu siap untuk mempertimbangkan kembali
pandangannya ketika berargumen, lalu ia juga mengetahui banyak hal dari dirinya sendiri yang
bahkan bertentangan dengan mereka. Namun pada tahun 1965 buku Analytical Philosophyof
Sejarah ini diterbitkan dan berusaha untuk menunjukkan kesetaraan antara penjelasan yang
sudah ditafsirkan oleh hempel dan ada narasi yang sudah membenarkan apa yang disebut dengan
“model mencakup hukum" terhadap ketentuan model nasional ini juga sangat alternatif karena
ada alasan lain terhadap buku tersebut bahkan menarik untuk diperhatikan gilosofisnya yang
begitu besar.

Mengacu pada buku Filosofi Analical tahun 1965, dalam buku tersebut berusaha untuk
menunjukkan kesetaraan antara penjelasan seperti yang Hempel utarakan, sehingga
membenarkan apa yang disebut ‘model hukum konversi’ terhadap klaim bahwa model narasional
sangat alternative. Menurut Rex Martin, pada tahun 1977 Seluruh filosofi analitis sejarah cukup
memprihatinkan. Sedangkan menurut Thomas Khun, struktur revolusi ilmiah, Khun memajukan
pandangan tentang sejarah yang begitu kuat sehingga menjadi ilmu terapan, sebagaimana
pandangan Hempel tentang sejarah, sejarah menjadi matriks untuk melihat semua ilmu.
Semuanya sekaligus menjadi cara filosofis untuk memandang sains secara historis lebih cepat
daripada logis. Konsepsi arsitektonuk tertanam dalam artikel tentang filsafat sains. Sains telah
mengalami kemnduruan dibawah pengaruh Wittgensteins, N.R. Hanson dan Stephen Toumlin,
telah menjadi sejarah filosofis sains. Kontrubusi setiap aspek filsafat sejarah terjadi pada tingkat
tertentu.

Hampel menambahkan fragmen filsafat sejarah dengan bertujuan untuk menanamkan


bahwa masalah penjelasan sejarah itu sendiri adalah milik sejarah dan bahwa solusi dari masalah
dapat disesuaikan dengan dirinya sendiri. Jika teori penjelas sejarah tidak mampu menjelaskan
sejarahnya sendiri, ia dapat memiliki sedikit klaim atas persetujuan filosofis di obyek lain.
ketika filsafat memang dimiliki hak-hak subyek yang dianalisis, misalnya jika subjek itu harus
dipikirkan sebuah teori pengetahuan. Misalanya, harus dapat menjelaskan bagaimana, dalam
istilah sejarah itu sendiri, kita tahu itu benar, dan jika tidak sesuai dengan ini, maka sejarah itu
tidak memadai atau tidak lengkap.

Agak ironis memang ketika mennjelaskan kelanjutan dari advokasi modal hukum, yaitu
ia harus terus mengadvokasi model itu, terdapat dua alasan model. Pertama, menawarkan model
terkenalnya, yaitu operasi seeperti Verstehen yang dimaksudkan oleh para pendukungnya untuk
berangkat dari sejarah Pemahaman ilmiah alami. Kedua, konsep dunia tidak satu kita biasanya
akan meminta dalam penjelasan fenomena fisik, sehingga gagasan filosofis lain bahwa Hempel
bersemangat, bahwa setelah semua tampaknya menjadi perbedaan alami antara
Geisteswissenschaften, yang berkaitan dengan penjelasan di antara hal-hal lain dari perilaku
filsuf, dan Naturwissenschaften, Jika ilmu fisik harus menjadi paradigma mereka. Hal Tersebut
bertentangan dengan gagasan Hempel tentang ilmu terpadu. karena jenis analisis bahasa
konvensional yang mendasari beberapa kritik terhadap model hukum utama tidak memasuki
mainstream filsafat analitis sampai setelah kematian Wittgenstein dan naiknya filsafat Oxford
pada tahun 1950. Tapi dunia tidak berubah dengan cepat.

Pada tahun 1942 Egon Brunswick dalam kerangka kerja konseptual psikologinya, dimana
prinsip perluasan adalah ideal yang berkuasa dalam analisis konsep-konsep psikologis, Pengamat
perilaku akan secara luas disahkan sebagai yang terbaik sesuai dengan kriteria verifikasi ilmu
terhormat. Dalam hal pandangan seperti ini di dunia menurut posisi logis, bahwa kita harus
memahami atau menafsirkan resistensi dari Hempel terhadap perubahan. Filsafat psikologi tentu
saja sangat berbeda dari yang dikaji Egon Brunswick terutama sebagai akibat dari apresiasi yang
lebih dalam terhadap logika sikap proposisi, yang sangat banyak di atas cakrawala masa depan.

Gagasan Verstehen sering kali berhubungan dengan gagasan pemahaman internal yang
mengambil sudut pandang agen, seolah-olah menuntut sebagai perwakilan tindakan identifikasi
simpatik, lompatan melintasi hambatan diri ke dunia lain dengan hasil bahwa orang tahu seperti
apa menjadi orang itu.. Namun, ada sesuatu yang sangat penting dalam gagasan Verstehen ini,
yaitu sudut pandang itu sendiri. Para filsuf analitis tentu menggunakan gagasan sudut pandang
dalam cara non-psikologis, dari sudut pandang yang logis atau Kurt Baier's sudut pandang
Moral.

Sangat sedikit filsuf yang telah mengkaji dengan sudut pandang sebagai kategori
ontologis. Dalam sistem Leibniz, kurang lebih merupakan sudut pandang dan tentu saja,
perspektif dalam metafisika Nietzsche memerlukan sudut pandang sebagai pusat kekuasaan,
masing-masing berusaha memaksakan diri pada realitas pasif. Tapi secara umum, sudut pandang
penting dalam penjelasan perilaku, terutama ketika dipahami sebagai tindakan. Tetapi justru
dengan sudut pandang bahwa pertimbangan sejarah masuk penjelasan.
Seperti Sudut pandang seorang wanita di era pasca-feminis jelas berbeda dalam hal dasar
dari sudut pandang seorang wanita di era pra-feminis dan pria pasca-feminis lebih sensitif pada
sudut pandang itu. Sejarah, singkatnya, mendefinisikan dunia yang tersedia bagi kita. Marxisme
bersikeras pada sudut pandang kaum proletar, tetapi membayangkan suatu waktu ketika sudut
pandang definitif posisi kelas akan menghilang. Bagaimanapun juga, dunia menurut Hempel
bukan sekadar sekumpulan kepercayaan yang terhimpun sudut pandang yang mendefinisikan
cakrawala dan menjelaskan non-perubahan. Hempel merujuk pada sudut pandang mengenai
yang diajukan terhadap model penjelasan sejarahnya dipandang olehnya sebagai tidak relevan
atau tidak menarik.

Hempel menulis sebagai berikut ilmu empiris memiliki tujuan. Untuk menggambarkan
fenomena tertentu dalam dunia pengalaman kita, dan untuk menetapkan prinsip-prinsip umum
yang dapat dijelaskan. Hempel menyatakan apa yang ia anggap sebagai kebenaran untuk waktu
kapan pun dan untuk segala zaman. Begitu banyak, untuk saat ini, untuk Verstehen. karangan
terkenal Paul Churchland sebagai psikologi rakyat. Psikologi rakyat adalah teori bahwa kita
menjelaskan perilaku seorang anothers terhadap sekumpulan kepercayaan (DSB), teori bahwa
kelangsungan hidup kita sebagai manusia sangat bergantung pada kemampuan kita untuk
mengatasi secara samar.

Sebuah teori baru harus dicapai oleh ilmu pengetahuan. Tapi ilmu itu sendiri adalah
aktivitas manusia digambarkan dengan istilah yang seharusnya melarang seperti semua kategori
psikologi foik. Tidak ada yang dapat meramalkan sudut pandang periode-periode sejarah yang
belum pernah terjadi. Jika seseorang mewakili kita dalam suatu ungkapan ilmu saraf yang abadi,
paling mungkin ada hukum sejenis yang bergantung pada tidak ada perbedaan sejarah, yang
sama untuk setiap tahap dalam sejarah panjang genom manusia. Setelah kita menganggap diri
kita sebagai historis terletak, psikologi rakyat muncul kembali.

Setiap ilmu yang menggunakan predikat jenis yang tidak dapat dengan mudah di
definisikan dalam hal predikat ilmu lain, meskipun tentu saja, ilmu terpadu, yang
membayangkan hubungan pengurangan antara predikat berbagai ilmu. Hempel menyatakan
keberatan terhadap pengurangan ke basis observasi, tapi secara keseluruhan Hampel berpikir
bahwa pengurangan sebagai diinginkan dan tak terelakkan. Hampel tidak yakin apa yang sama
sekali dia pikir tentang psikologi, tetapi pada paling sedikit pengurangan untuk beberapa jenis
dasar perilaku tidak diragukan lagi dalam cakrawala keinginan yang dihasilkan oleh sudut
pandangnya. Tetapi predikat psikologis dapat dikurangi dengan cara ini, dan pada tingkat bahwa
hal ini benar, sesuatu dalam konsep ilmu terpadu harus memberi jalan untuk merujuk pada dunia
menurut Hempel Sebagai satu set kepercayaan yang diberikan kesatuan melalui sudut pandang
yang konsisten adalah untuk membawa ke dalam deskripsi kita tentang filsuf ini dimensi niat.
Tapi itu berarti bahwa ilmu pengetahuan, bahkan jika bahasa adalah melalui dan melalui
ekstsional, maka tidak memiliki cara mewakili dirinya sendiri, tidak akan memiliki cara untuk
perumahan di alam semesta sesuatu melalui dan melalui intensional. Apa yang dapat disebut
dunia ilmu pengetahuan, jika hal-hal yang mencirikan hal itu dengan benar, tidak dapat
mencakup sains itu sendiri. Oleh karena itu, sains pada dasarnya tidak lengkap atau tidak
memadai. Atau lebih baik lagi, ilmu pengetahuan, yang dinilai dalam istilah bahasa yang benar-
benar luas, akan dengan sendirinya diterima hanya melalui sumber dari Geisteswissenschaften,
yang saja memungkinkan sumber konseptual untuk mewakili hal-hal yang tidak diajarkan sains
dan sejenisnya.

Hempel menyimpulkan pada catatan pemrograman. Di berbagai tempat saya telah


membahas empat jenis episode kausal yang mungkin digambarkan dalam sejarah tentang apa
yang disebut oleh Hampel. Maka selalu ada empat jenis hukum yang berbeda jika memang
hukum yang dimuat oleh penjelasan kausal. Ini adalah: (l) hukum psiko-psikis. (2) hukum psiko-
fisik. (3) hukum fisio-psikis. Dan (4) hukum fisik, yang merupakan hukum ilmu fisik. Dalam
kasus psiko-psikis dan psiko-fisik setidaknya kita dapat mengajukan banding hukum hanya
terhadap latar belakang dari dunia individu, yang Sudut pandang dari orang-orang di bawah
penjelasan. Dalam hukum fisik kita tidak memerlukan pertimbangan latar belakang ini atau kita
hanya perlu latar belakang cara dunia dibuat.

Hampel berpendapat tentang jenis khusus episode, salah satu di mana dunia seseorang
berubah. Hampel telah menggambarkan sebenarnya dua jenis kasus yang sudah, satu di mana,
menurut kesaksiannya dunia berubah. dan satu di mana, sebagaimana dinilai oleh keteguhan
yang ia ikuti pada catatannya tentang penjelasan sejarah, dunia Hempel tidak berubah. Dunia
menurut Hempel, dari tahun 1942 hingga setidaknya tahun 1964, hampir sama dengan dunia,
karena sudut pandang Hempel tidak berubah dengan cara dasar apa pun melalui interval itu.
Halnya seolah-olah tidak ada pengaruh untuk menyingkirkan Hempel dari jalur filsafat.
Sejumlah keyakinannya tentu saja berubah pada waktu itu tanpa ini berarti dunianya berubah.

Tetapi konsep dunia menurut Kuhn adalah dunia yang sangat berbeda memang dari
dunianya hanya karena transformasi pada titik dasar pandangan tentang ilmu pengetahuan dan
sejarahnya. Dunianya berbeda, meskipun tentu saja banyak dari kepercayaannya adalah sama.
Pada dasarnya, ia menjelaskan apa yang menyebabkan dia menukar satu dunia dengan dunia lain
berdasarkan mengubah sudut pandangnya atau mengubah sudut pandang yang ternyata menjadi
sesuatu yang mendasar. Apa yang membuat karya Kuhn historis penting adalah fakta bahwa
banyak pemikir yang baik, yang dunianya sebagian besar saling tumpang tindih Hempel pada
poin penting, disebabkan oleh karya Kuhn untuk berubah menjadi pemikir yang dunianya
tumpang tindih dengan Kuhn sebagai gantinya.

Dunia menurut Kuhn dapat mengalami perubahan dengan cara memberikan jalan ke
dunia lain melalui perubahan dalam sudut pandang bersama, kita mungkin menandai saat-saat
yang menentukan akhir dan awal periode sejarah. Kuhn membuka periode baru dalam sejarah
pikiran, dan pasti yang baru dalam filsafat ilmu pengetahuan. Pada periode sebelumnya, penting
sekali untuk memperlihatkan keterhubungan antara sejarah dan sains, yang dilakukan Hempel,
Pada periode belakangan sifat sejarah sains begitu umum sehingga pertanyaan sebelumnya
kehilangan urgensi. Tentu saja, Hempel hidup pada periode baru itu, tetapi ia bukan dari periode
itu. Ia berasal dari budaya filsafat yang memudar, yang di dalamnya mereka yang memperoleh
dunia-dunia mereka pada periode baru membutuhkan instruksi khusus untuk dipahami, sebanyak
yang mereka lakukan dengan skolasketisme. Teori Kuhn tentang paradigma berubah menjadi
sendirinya, karena memang begitulah adanya. Tentu saja banyak tidak terpengaruh oleh
perubahan, dan ada banyak keyakinan yang konsisten dengan dua dunia - keyakinan yang tidak
berubah ketika dunia berubah.

Menurut saya, sudut pandang sangat penting bagi dunia individu tetapi tidak memiliki
tempat dalam ilmu pengetahuan alam dan penjelasan sejarah yang berurusan sebagaimana
mestinya dengan sudut pandang akan berbeda dari penjelasan dalam ilmu alam, tidak dalam
istilah yang kemudian mencakup mencakup hukum dan hukum terdahulu tidak, tetapi dalam
jenis hukum yang mereka miliki. Tapi Hampel terlalu dangkal pemahaman filosofis tentang
sudut pandang untuk pergi lebih jauh dari ini di sini. Apa yang bisa Hampel katakan adalah
bahwa karena sudut pandang historis diindeks, karena yaitu dunia makhluk sejarah yang
ditembus oleh lokasi sejarah, filosofi baru sejarah pada dasarnya pemahaman baru dari diri kita
sendiri sebagai melalui dan melalui sejarah.

Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa filsafat analitik adalah suatu gerakan yang
muncul pada abad dua puluh. Di sini mereka fokus kepada analisis pernyataan dalam konteks
kebahasaan, konteks tersebut disandarkan pada tehnik kebahasaan dan analisis yang sesuai
dengan logika. Seperti yang telah digambarkan oleh tokoh Bertrand Russell yang menjelaskan
bahwa filsafat itu sebagai suatu wilayah pemikiran manusia antara teologi dan di sisi lain adalah
ilmu pengetahuan. Bisa dikatakan teologi karena sifat dan watak filsafat di sini yaitu tentang
pengetahuan yang sudah pasti namun itu tidak dapat dipastikan. Penjelasan Filsafat bagi seorang
Bertrand Russell itu berprinsip pada logika. Dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan
harus didasari dengan memperhatikan hukum-hukum logika sehingga itu dapat menerangkan
ide-ide pokok

Daftar Pustaka

Kaelan. 2014. Filsafat Analitik Menurut Ludwig Wittgeinstein: Relavansi bagi Penegmbangan Pragmatik.
Jurnal Humaniora Vol 16, No. 2, 133-146.
Muhmidayeli. 2014. Filsafat Analitik Kritik Epistemologi Ide Analitik Logis Bertrand Russe. Jurnal
Teologi, Vol. 25, NO. 1,.
Kemunduran dan runtuhnya filsafat analitis sejarah

Makalah Hampel “ Fungsi Hukum Karya Hampel “Theoriticions


Umum dalam Sejarah dilemma”

Kedua karya hampel tersebut


mendapat kritik dari tokoh-tokoh
filsuf

Untuk menjawab kritik tersebut


Hampel mendirikan “Bahasa Asing”

Lahirlah Model Hukum Konversi seperti


yang didalam buku Filofosi Analitical
Sejarah, pada tahun 1965.
Menurut Rex Martin, Menrut Hampel, Sejarah
Filosofi Analitis pada saat menjadi matrik untuk
itu memprihatinkan. Menurut Thomas Khun, pandangan tentang melihat semua ilmu.
sejarah begitu kuat sehingga melahirkan ilmu
terapan.

Akan tetapi sains mengalami kemunduran dibawah pengaruh Wittgensteins,


N.R. Hanson dan Stepen Toumlin
Model Hukum dibagi menjadi 2 yaitu:
Operasi Verstehen yang Konsep Fenomena Fisik
berhubungan dengan sudut
pandang.

Egon Brunswick Paul Churhland membuat teori Psikologi


menggabungkannya menjadi Teori Rakyat
Psikologi.

1. hukum psiko-psikis.
Dari teori tersebut Hampel menyimpulkan 2. hukum psiko-fisik.
ke dalam 4 Jenis hukum yaitu: 3. Hukum fisio-psikis.
4. Hukum Fisik.

Anda mungkin juga menyukai