Anda di halaman 1dari 12

JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL.

95 - 106

KAJIAN METODE SMALL AREA ESTIMATION


UNTUK MENDUGA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

Budi Hartono1, Risma Hapsari2


1
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
budihar@bps.go.id, hapsari@bps.go.id

Abstract. Statistics Indonesia (BPS) is nationally responsible for the availability of data
required for sectoral and cross sectoral development planning in Indonesia. The main
source of employment data in Indonesia is National Labour Force Survey (Sakernas).
Since 2015 Sakernas has been conducted in semester period, i.e. February and August.
Sakernas February to produces employment indicators up to province level, while
Sakernas August to district/regency level. In 2016, Sakernas August not produced
employment indicators in district/regency level because inadequate size samples. The
Small Area Estimation (SAE) method is an alternative that can be used to estimate the
parameters in an area when the sample size in the area is too small to obtain adequate
precision compared to the direct estimation. This research applies the proposed SAE Zero
Inflated Binomial (ZIB) method to unemployment data at the village unit level and estimate
proportion of unemployment in each district/regency during period August 2016 in Jambi
Province, Indonesia. The application to unemployment data results that the proportion
estimate of SAE ZIB method is similar with the current publication (4 unemployments of
100 labor forces) in Province Jambi level and can produces employment indicators during
period August 2016 in district/regency level.
Keyword: small area estimation, unemployment, zero inflated binomial.
Abstraksi. Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab secara nasional terhadap
ketersediaan data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral maupun
lintas sektoral di Indonesia. Data yang digunakan untuk perencanaan pembangunan di
bidang ketenagakerjaan, dikumpulkan melalui Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas). Sejak 2015, Sakernas didesain dengan menggunakan metode Three Stage
Sampling (Panel Blok Sensus) dan dilaksanakan dengan waktu setiap semesteran, yaitu
pada bulan Februari dan Agustus. Metode pendugaan area kecil merupakan alternatif
yang dapat digunakan untuk menduga parameter pada suatu area dengan presisi yang
memadai ketika ukuran contoh pada area tersebut terlalu kecil. Penelitian ini melakukan
pendugaan area kecil dengan menggunakan model Zero Inflated Binomial untuk menduga
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tingkat kabupaten/kota pada periode Agustus 2016
di Provinsi Jambi, Indonesia. Hasil dugaan TPT Provinsi Jambi dengan metode SAE ZIB
sama dengan yang dipublikasikan oleh BPS, yaitu terdapat 4 (empat) orang menganggur
dari 100 orang angkatan kerja. Metode pendugaan area kecil dengan model Zero Inflated
Binomial dapat menghasilkan dugaan TPT Agustus 2016 tingkat kabupaten/kota di
Provinsi Jambi yang sebelumnya tidak dihasilkan oleh BPS karena ketidakcukupan
contoh.
Kata kunci: pendugaan area kecil, pengangguran, zero inflated binomial.

PENDAHULUAN terhadap ketersediaan data yang diperlukan


Badan Pusat Statistik (BPS) untuk perencanaan pembangunan sektoral
bertanggung jawab secara nasional maupun lintas sektoral di Indonesia. Di
JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 95
JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

Indonesia, data partisipasi angkatan kerja ketika akan melakukan pendugaan


yang digunakan untuk perencanaan berbagai indikator ketenagakerjaan pada
pembangunan di bidang ketenagakerjaan, tingkat kabupaten/kota. Oleh karena itu,
dikumpulkan melalui Survei Angkatan pada tahun 2016 publikasi angka
Kerja Nasional (Sakernas). Secara umum, pengangguran yang dikeluarkan oleh BPS
tujuan pengumpulan data melalui Sakernas hanya hingga tingkat provinsi dan tidak
adalah menyediakan data pokok tersedia angka penggangguran pada tingkat
ketenagakerjaan yang berkesinambungan. kabupaten/kota sebagaimana tahun-tahun
Secara khusus, untuk memperoleh dugaan sebelumnya.
data jumlah penduduk bekerja, jumlah Terdapat permasalahan dalam
pengangguran, dan indikator berbagai pendugaan indikator
ketenagakerjaan lainnya serta ketenagakerjaan semesteran di tingkat
perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, yaitu ketidakcukupan
kabupaten/kota, provinsi, maupun ukuran contoh. Jika penghitungan
nasional. indikator ketenagakerjaan tingkat
Sejak 2015, Sakernas didesain dengan kabupaten/kota dilakukan secara langsung
menggunakan metode Three Stage tanpa penambahan contoh, maka disebut
Sampling (Panel Blok Sensus) dan sebagai pendugaan langsung yang
dilaksanakan dengan waktu setiap dihadapkan dengan masalah besarnya galat
semesteran, yaitu pada bulan Februari baku yang dihasilkan sebagai akibat dari
(Semester I) dan Agustus (Semester II). kecilnya ukuran contoh serta dipaksakan
Sakernas Februari didesain memiliki untuk mendapatkan penduga area kecilnya.
ketelitian yang memadai untuk pendugaan Masalah tersebut menjadi alasan perlunya
di tingkat provinsi dan nasional, padahal metode pendugaan dengan cara tidak
informasi tentang ketenagakerjaan pada langsung yang dapat mengurangi galat
tingkat yang lebih rendah dari provinsi baku.
(kabupaten/kota, kecamatan, dan Untuk menyelesaikan masalah
desa/kelurahan) serta perubahannya yang tersebut, perlu mempelajari bagaimana
dapat dipantau dalam waktu yang relatif menduga parameter tingkat kabupaten/kota
singkat sangat diperlukan seiring dengan berdasarkan survei ketika ukuran contoh
perkembangan otonomi daerah. tidak mencukupi. Model pendugaan area
Jumlah contoh Sakernas Agustus kecil merupakan alternatif yang dapat
seharusnya sebanyak 20.000 Blok Sensus digunakan untuk menduga parameter pada
(BS), yang terdiri dari 5.000 BS contoh suatu area ketika ukuran contoh pada area
Sakernas Februari dan 15.000 BS tersebut terlalu kecil untuk mendapatkan
merupakan contoh Sakernas tambahan presisi yang memadai dibandingkan ketika
untuk memperoleh dugaan data dilakukan pendugaan secara langsung
ketenagakerjaan hingga tingkat (Rao, 2003).
kabupaten/kota. Pada tahun 2016, Permasalahan lain yang dihadapi
penambahan contoh pada Sakernas dalam analisis data pada data survei
Agustus tidak dilakukan sehingga jumlah adalah sering dijumpai data yang ragam
contoh Sakernas Agustus sama dengan pengamatannya lebih besar dari ragam
jumlah contoh Sakernas Februari. Hal ini teoritisnya. Keadaan ini lebih dikenal
menyebabkan ketidakcukupan contoh dengan overdispersi. Salah satu penyebab

96 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

terjadinya overdispersi adalah terlalu METODE PENELITIAN


banyak nilai nol (excess zeros) pada Menurut Rao (2003) penyertaan
peubah respon yang diamati. Model Zero peubah ikut berperan dalam
Inflated Binomial (ZIB) merupakan salah mempengaruhi pendugaan tidak langsung
satu metode yang dapat digunakan dalam menghasilkan dugaan yang lebih
untuk mengatasi banyaknya nilai nol akurat. Kriteria pemilihan peubah penyerta
(excess zeros) dalam data respons bertipe yang digunakan dalam penelitian ini
biner. difokuskan pada beberapa literatur dan
Menganggur adalah kejadian biner penelitian tentang pengangguran serta
dengan dua kemungkinan, yaitu ketenagakerjaan yang pernah dilakukan
menganggur atau tidak menganggur sebelumnya.
(bekerja). Respon biner dengan peluang Penelitian ini mengaplikasikan metode
berhasil (mengganggur), π, dan batas atas pendugaan area kecil dengan model Zero
(n angkatan kerja) pada umumnya Inflated Binomial (SAE ZIB) pada data
mengikuti sebaran Binomial (n, π), pengangguran untuk mengatasi banyaknya
selanjutnya data jumlah pengangguran nilai nol dalam data Binomial di level unit
diasumsikan mengikuti sebaran Binomial. desa/kelurahan dan menduga TPT di setiap
Sakernas Agustus 2016 menghasilkan data kabupaten/kota. Jumlah unit penelitian
jumlah pengangguran hingga tingkat adalah sebanyak 99 desa/kelurahan yang
provinsi, tetapi ketika dilakukan tersurvei (j) pada Sakernas Agustus 2016.
pendugaan langsung pada level unit Parameter yang akan diduga ( adalah
desa/kelurahan banyak unit (60.61 persen) jumlah pengangguran di 99
yang jumlah penganggurannya bernilai nol desa/kelurahan, dimana j = 1, ..., 99.
(zero inflated) yang berarti tidak ada Berdasarkan dugaan jumlah pengangguran
pengangguran di desa/kelurahan tersebut. tersebut, kemudian dihitung TPT di 11
Dengan demikian, data jumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
pengangguran pada tingkat desa/kelurahan Peubah penyerta yang digunakan
kondisi Agustus 2016 diasumsikan dalam penelitian ini bersumber pada data
mengikuti sebaran Binomial dan terjadi Podes 2014, yaitu persentase penduduk
overdispersi. Banyaknya nilai nol pada laki-laki (X1), persentase keluarga
peubah yang menjadi perhatian pertanian (X2), jumlah Surat Keterangan
menyebabkan ketidaktepatan sebaran, Miskin (SKM) yang dikeluarkan
pendekatan yang tepat adalah dengan pemerintah desa (X3), jumlah
menggunakan Zero Inflated Binomial. SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi
Penelitian ini melakukan pendugaan (X4), jumlah industri (X5), jumlah pasar
area kecil dengan menggunakan model dan pertokoan (X6), dan jumlah hotel dan
Zero Inflated Binomial untuk menduga penginapan (X7).
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahapan-tahapan penelitian yang
tingkat kabupaten/kota pada periode digunakan pada data pengangguran adalah
Agustus 2016 di Provinsi Jambi, sebagai berikut:
Indonesia. 1. Mengolah data mentah hasil
pencacahan Sakernas Agustus 2016
menjadi data jumlah pengangguran

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 97


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

( ) yang menjadi peubah respon yang pemodelan ZIB pada data angka
diamati dalam penelitian ini. pengangguran, kemudian
memodelkannya ke dalam SAE ZIB.
- Mengelompokkan individu menjadi
4. Menduga parameter dari logit(π) dan
dua kelompok, yaitu penduduk usia
logit(p) dengan menggunakan metode
kerja (penduduk yang berumur 15
SAE ZIB.
ke atas) dan penduduk bukan usia 5. Menghitung dugaan jumlah
kerja (penduduk yang berumur pengangguran untuk unit tersurvei ( )
dibawah 15 tahun).
:
- Mengelompokkan penduduk usia
kerja menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Angkatan
kerja adalah individu yang dalam 6. Menggunakan dugaan yang diperoleh
seminggu terakhir bekerja, tidak pada langkah (5) untuk menghitung
bekerja, dan sementara tidak dugaan:
bekerja. Bukan angkatan kerja - Proporsi dari ,
adalah individu yang dalam Dugaan TPT = x 100
seminggu terakhir bersekolah, - Aproksimasi Kuadrat Tengah Galat
mengurus rumah tangga, atau dengan menggunakan galat baku
lainnya. yang diperoleh berdasarkan rumus
- Menghitung jumlah individu yang ragam Hall (2000) dimana,
bekerja dan sementara tidak bekerja
di setiap desa/kelurahan. Aproksimasi Kuadrat Tengah Galat
- Menghitung jumlah individu yang dengan galat baku untuk proporsi,
tidak bekerja (pengangguran) di
setiap desa/kelurahan ( ).
- Galat baku dari proporsi/TPT,
- Menghitung jumlah angkatan kerja
di setiap desa/kelurahan.
2. Melakukan pembobotan ( pada 7. Membandingkan hasil dugaan TPT
setiap peubah yang menjadi perhatian dengan Tingkat Pengangguran
( ) dengan Terbuka (TPT) publikasi BPS.

HASIL DAN PEMBAHASAN


dimana, Jambi sebagai salah satu provinsi di
: jumlah contoh rumah tangga Sumatera. Sebelah utara berbatasan dengan
dari kabupaten/kota ke-i desa/kelurahan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau,
ke-j sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina
: jumlah populasi rumah Selatan, bagian selatan berbatasan dengan
tangga dari kabupaten/kota ke-i Provinsi Sumatera Selatan, dan barat
desa/kelurahan ke-j berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Barat dan Bengkulu. Posisi Provinsi Jambi
3. Memilih peubah yang masuk dalam
cukup strategis karena langsung
model logit(π) dan logit(p), melakukan
berhadapan dengan kawasan pertumbuhan

98 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

ekonomi IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Pasar tenaga kerja Provinsi Jambi


Singapura Growth Triangle). Letak ditandai dengan tingginya angka
astronomisnya antara 0o45’ dan 2o45’ kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat
Lintang Selatan serta antara 101o10’ dan pada tingginya persentase penduduk usia
104o55’ Bujur Timur. Provinsi Jambi kerja yang bekerja, besarnya mencapai 96
mempunyai luas 53.435 Km2, dengan luas persen. Kesempatan kerja terus meningkat
daratan 50.160,05 Km2 dan luas perairan pada periode tahun 2014 – 2016.
sebesar 3.274,95 Km2. Luasan tersebut Meningkatnya kesempatan kerja pada
merupakan 2,62 persen dari total luas periode tersebut selaras dengan
daratan Indonesia, dan sebesar 10,4 persen peningkatan Upah Minimum Provinsi
dari total luas daratan pulau Sumatera. (UMP) Jambi. Selama periode 2014 –
Provinsi Jambi memiliki 9 (sembilan) 2016 UMP Provinsi Jambi selalu
kabupaten, 2 (dua) kota, 138 kecamatan, meningkat hingga pada tahun 2016 sebesar
1.399 desa, dan 163 kelurahan. 1,9 juta rupiah.
Berdasarkan publikasi data Berdasarkan perbandingan menurut
ketenagakerjaan BPS hasil Sakernas tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor
Agustus 2016, Tingkat Partisipasi Pertanian masih mendominasi pasar kerja
Angkatan Kerja Provinsi Jambi tahun 2016 di Provinsi Jambi dengan persentase
sebesar 67,54. Hal ini memberikan sebesar 49 persen pada tahun 2016, yang
gambaran bahwa dari total penduduk usia diikuti dengan sektor Perdagangan dengan
kerja (15 tahun ke atas), sekitar 67,54 persentase sebesar 18 persen, serta sektor
persen termasuk dalam angkatan kerja. Jasa Kemasyarakatan sebesar 15 persen.
Angkatan kerja merupakan penduduk usia Ditinjau berdasarkan tingkat
15 tahun dan lebih yang bekerja, pendidikan tertinggi yang telah
mempunyai pekerjaan namun sementara ditamatkan, penduduk yang bekerja
tidak bekerja, dan pengangguran. sebesar 38,70 persen dari seluruh
Penduduk yang termasuk bukan angkatan penduduk di Provinsi Jambi. Diantara
kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun penduduk bekerja, yang terbesar adalah
atau lebih) yang masih sekolah, mengurus berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar
rumahtangga, atau melaksanakan kegiatan 29,17 persen dan selanjutnya
lainnya selain kegiatan pribadi. Pada tahun berpendidikan Sekolah Menengah Atas
2016, angkatan kerja di Provinsi Jambi (SMA) sederajat yaitu sebesar 27,46
meningkat sebesar 4,41 persen dari tahun persen. Penduduk bekerja dengan tingkat
sebelumnya. pendidikan tinggi yaitu Diploma Satu ke
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atas jumlahnya paling sedikit diantara
(TPAK) 2016 mengalami peningkatan seluruh jenjang pendidikan, hanya sebesar
dibanding tahun 2015 yaitu dari 66,14 11,11 persen. Jumlah pengangguran
persen menjadi 67,54 persen. Angka menurun sebesar 3,80 persen dan tingkat
tersebut mengindikasikan besarnya pengangguran menurun dari 4,34 persen
persentase penduduk usia kerja yang menjadi 4,00 persen pada kurun waktu
secara aktif secara ekonomi. Meningkatnya 2015-2016.
nilai TPAK menunjukkan bahwa semakin Bila diklasifikasikan menurut status
tinggi pula pasokan tenaga kerja yang pekerjaan utama, maka sebagian besar
tersedia di Provinsi Jambi. penduduk yang bekerja berstatus sebagai

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 99


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

buruh/pegawai yaitu sebesar 33,79 persen. dilaksanakan pada bulan Agustus, kecuali
Selanjutnya diikuti penduduk yang pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan pada
berusaha sendiri (20,73 persen), berusaha tahun 2016, penambahan contoh pada
dibantu buruh tidak tetap (17,79 persen), Sakernas Agustus tidak dilakukan
pekerja keluarga (16,81 persen), dan sehingga jumlah contoh Sakernas Agustus
pekerja bebas serta pekerja berusaha sama dengan jumlah contoh Sakernas
dibantu buruh tetap persentasenya di Februari. Oleh karena itu, pada tahun 2016
bawah 10,00 persen. publikasi TPT yang dikeluarkan oleh BPS
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hanya hingga tingkat provinsi dan tidak
Provinsi Jambi dilihat lebih rinci tiap tersedia TPT pada tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota tergambar dari Tabel 1. sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Dari tahun 2012 sampai tahun 2017 Tujuan dalam aplikasi metode ini adalah
terlihat bahwa TPT di kabupaten/kota di untuk menghasilkan penduga Tingkat
Provinsi Jambi mengalami fluktuasi. BPS Pengangguran Terbuka (TPT) tingkat
selalu mengeluarkan publikasi TPT setiap kabupaten/kota periode Agustus 2016.
tahun berdasarkan hasil Sakernas yang

Tabel 1.
TPT Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi tahun 2012-2017
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kerinci 4,42 7,13 4,44 3,67 - 3,26
Merangin 2,80 6,01 2,55 5,38 - 4,10
Sarolangun 1,91 3,64 4,13 4,53 - 2,25
Batang Hari 3,06 5,94 5,69 3,38 - 3,57
Muaro Jambi 2,43 2,78 4,36 5,40 - 5,39
Tanjung Jabung Timur 2,12 3,53 1,73 1,44 - 2,36
Tanjung Jabung Barat 2,77 4,90 1,34 2,68 - 3,07
Tebo 2,10 0,73 3,86 1,94 - 1,98
Bungo 3,43 4,38 6,34 2,98 - 4,89
Kota Jambi 4,89 7,44 10,13 7,32 - 5,55
Kota Sungai Penuh 6,57 5,12 10,81 8,18 - 4,14
Provinsi Jambi 3,20 4,76 5,08 4,34 4,00 3,87

Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif Data peubah penyerta yang digunakan


dari peubah penyerta yang akan digunakan menggambarkan kondisi seluruh
pada pemodelan area kecil. Dalam desa/kelurahan di Provinsi Jambi. Terlihat
melakukan pembandingan model SAE ZIB bahwa sebagian besar keluarga di Provinsi
digunakan beberapa peubah penyerta dari Jambi adalah keluarga pertanian yaitu
Podes 2014 yang secara teori bisa mencapai rata-rata 73,55 persen tiap
mempengaruhi besarnya tingkat desa/kelurahan. Rata-rata persentase
pengangguran. Peubah-peubah penyerta penduduk laki-laki sebesar 50,38 persen.
tersebut menggambarkan kondisi di Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
masyarakat yang diduga memiliki penduduk laki-laki lebih banyak
pengaruh terhadap jumlah pengangguran. dibandingkan jumlah penduduk
perempuan.

100 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

Tabel 2.
Nilai Statistik Deskriptif Peubah Penyerta Unit Desa/Kelurahan

Rata- Simpangan
Peubah Penyerta Min Maks
Rata Baku
Persentase penduduk laki-laki 28,45 70,20 50,38 3,59
Persentase keluarga pertanian 0,00 100,00 73,55 26,22
Jumlah Surat Keterangan Miskin
(SKM) yang dikeluarkan pemerintah 0,00 1 341,00 63,13 101,02
desa
Jumlah SMA/SMK/MA dan
0,00 10,00 0,38 0,85
Perguruan Tinggi
Jumlah industri 0,00 610,00 7,68 26,92
Jumlah pasar 0,00 1 025,00 32,29 61,05
Jumlah hotel/penginapan 0,00 16,00 0,13 0,76

Jumlah industri kecil menengah yang bangunan. Selain itu, banyak


diharapkan bisa menyerap tenaga kerja desa/kelurahan yang tidak terdapat hotel
juga jumlahnya sangat kecil. Rata-rata dan penginapan, hal ini bisa terlihat dari
hanya sekitar 7,68 unit industri di setiap rata-rata keberadaan hotel dan penginapan
desa/kelurahan di Provinsi Jambi. Di sisi yang kecil sebesar 0,13 tetapi terdapat juga
lain, Surat Keterangan Miskin (SKM) desa/kelurahan yang memiliki 10 hotel dan
paling banyak yag dikeluarkan oleh penginapan. Perbedaan hotel dan
pemerintah desa/kelurahan berjumlah penginapan terletak pada izin usahanya
1.341 surat dengan rata-rata SKM yang sebagai hotel atau penginapan.
dikeluarkan oleh desa/kelurahan sebesar
63 surat. Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa Korelasi Pearson Peubah Penyerta
terhadap Jumlah Pengangguran
terdapat desa yang tidak memiliki
SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi
Y
sama sekali, serta terdapat desa/kelurahan Peubah
Korelasi Nilai p
yang memiliki 10 SMA/SMK/MA dan X1 -0,049 0,631
Perguruan Tinggi. Rata-rata jumlah X2 0,002 0,982
industri di desa/kelurahan sebesar 7,68 X3 0,116 0,640
unit, industri yang dimaksud di sini adalah X4 0,048 0,253
Industri Mikro Kecil (IMK) dari kulit, X5 0,117 0,250
kayu, logam mulia atau bahan logam, X6 0,159 0,116
anyaman, gerabah/keramik/batu, X7 0,207 0,040
kain/tenun, makanan minuman, dan
lainnya. Rata-rata jumlah pasar dan Berdasarkan Tabel 3 telihat bahwa
pertokoan di desa/kelurahan sebesar 32., 9 hubungan linier antara peubah-peubah
unit. Jumlah pasar di sini meliputi pasar penyerta terhadap pengangguran sangat
dengan bangunan permanen, pasar dengan kecil. Peubah X1 satu-satunya yang
bangunan semi permanen, dan pasar tanpa bersifat negatif. Tanda negatif pada nilai

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 101


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

korelasi menandakan bahwa ketika berlebihan sehingga menyebabkan ragam


persentase jumlah penduduk laki-laki tiap yang dihasilkan lebih besar dari rataan.
desa/kelurahan meningkat maka secara Pada peubah respon biner , biasanya
umum akan mengurangi jumlah dimodelkan dengan model Binomial,
pengangguran di desa/kelurahan tersebut, dimana ragamnya adalah
begitu juga sebaliknya. Peubah X2 – X7 Akan tetapi jika
menunjukkan tanda positif. Hal ini keragaman lebih besar dari yang
memberikan gambaran bahwa jika
persentase keluarga pertanian, jumlah diasumsikan,
Surat Keterangan Miskin (SKM) yang maka telah terjadi overdispersi pada data
dikeluarkan pemerintah desa/kelurahan, Binomial. Dalam kajian aplikasi dengan
jumlah SMA/sederajat dan PT, jumlah menggunakan data jumlah pengangguran
industri, jumlah pasar/pertokoan, serta unit desa/kelurahan yang bersifat Zero
jumlah hotel/pertokoan meningkat maka Inflated Binomial, akan tetapi perlu
secara umum akan menambah jumlah dibuktikan kebenrana terjadi overdispersi
pengangguran di desa/kelurahan tersebut, pada data tersebut. Perbadingan ragam
begitu juga sebaliknya. menunjukkan bahwa data jumlah
Hanya terdapat satu peubah yang pengangguran Sakernas Agustus 2016 unit
berpengaruh nyata secara statistik desa/kelurahan di Provinsi Jambi memiliki
mempengaruhi besarnya jumlah ragam (0,7145) lebih besar dibandingkan
pengangguran tiap desa/kelurahan di dengan ragam teoritisnya (0,5859)
Provinsi Jambi yaitu peubah jumlah hotel sehingga dapat disimpulkan bahwa telah
dan pertokoan. Dalam SAE ZIB sangat terjadi overdispersi pada data Binomial di
rentan untuk terjadinya kegagalan level unit.
algoritma, dalam arti bahwa penggunaan Penelitian ini mengaplikasikan metode
peubah yang tepat sangat menentukan bisa SAE ZIB untuk data jumlah
terbentuk atau gagalnya terhadap model pengangguran. Data jumlah pengangguran
SAE ZIB. Korelasi antar peubah penyerta dimodelkan dengan model ZIB dalam SAE
dengan pengangguran digunakan untuk untuk mengatasi banyaknya nilai nol pada
dasar kombinasi dalam menentukan peubah yang diamati di level unit
peubah yang digunakan dalam model. desa/kelurahan. Tesis ini menggunakan
Penggunaan peubah penyerta dalam model nilai inisialisasi dari model ZIB tanpa SAE
lebih mengutamakan kepada untuk mencegah kegagalan algoritma
kekonvergenan model, meskipun korelasi dalam metode SAE ZIB. Berdasarkan
menunjukkan nilai yang sangat kecil atau pengalaman, pemilihan nilai inisialisasi
tidak berpengaruh nyata secara statistik. dan peubah yang tepat merupakan hal-hal
Data jumlah pengangguran unit penting yang dapat mengatasi kegagalan
desa/kelurahan diasumsikan terjadi algoritma. Hasil di Tabel 4 menunjukkan
overdispersi karena banyaknya nilai nol bahwa X4 = jumlah SMA/SMK/MA dan
pada pada tersebut. Penyebab terjadinya Perguruan Tinggi serta ragam acak area
overdispersi pada data disebabkan oleh berpengaruh nyata terhadap peubah yang
sifat alami data, seperti nilai nol yang menjadi perhatian pada

102 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

Tabel 4.
Penduga Parameter Metode SAE ZIB

Galat
Logit Parameter Penduga db Nilai-t Pr >|t| SK 95%
Baku
X3 -1,20 3,63 97 -0,33 0,74 -8,41 6,02
𝜋
X6 -10,32 6,37 97 -1,62 0,12 -22,96 2,33
X4 3,29 1,21 97 2,72 0,01 -2,29 8,87
p
X7 1,67 1,64 97 1,02 0,31 -1,57 4,92
ragam v 10,65 4,79 97 2,23 0,03 1,15 20,15

Peubah penyerta terpilih untuk model Provinsi Jambi pada Agustus 2016 sebesar
logit pertama adalah peubah X3 (jumlah 3,88 persen, yang berarti bahwa terdapat
Surat Keterangan Miskin yang dikeluarkan sekitar 4 orang pengangguran dari 100
pemerintah desa) dan X6 (jumlah pasar orang angkatan kerja. Hasil ini mirip
dan pertokoan). Untuk model pertama dengan angka Tingkat Pengangguran
adalah untuk bagian data tidak nol dari Terbuka (TPT) Agustus 2016 Provinsi
data contoh melalui fungsi penghubung Jambi yang dipublikasikan oleh BPS, yaitu
logit, sebesar 4,00 persen. Pada Agustus 2016
hanya ada publikasi Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) pada level provinsi dan
tidak ada publikasi pada level
dimana i = 1, 2, ..., 11; dan j = 1, 2, ..., ,
kabupaten/kota karena ketidakcukupan
adalah banyaknya desa/kelurahan di
contoh untuk menduga Tingkat
area i dan . Model kedua Pengangguran Terbuka (TPT) hingga level
adalah model yang mendiskripsikan kabupaten/kota sebagaimana tahun-tahun
peluang untuk nilai tidak nol menggunakan sebelumnya.
peubah X4 (jumlah SMA/SMK/MA dan Tabel 5.
Perguruan Tinggi) dan X7 (jumlah hotel Hasil Dugaan TPT dan Galat Baku
dan penginapan), Metode SAE ZIB
,
TPT (%)
yaitu Kabupaten/Kota Galat
Dugaan Baku
1501 Kerinci 3,48 0,0174
1502 Merangin 3,86 0,0152
dimana i = 1, 2, ..., 11; j = 1, 2, ..., ;
adalah banyaknya desa/kelurahan di area i 1503 Sarolangun 5,76 0,0164
dan . Batang
1504 2,62 0,0184
Hari
Muaro
Tabel 5 menyajikan hasil penelitian ini 1505 1,17 0,0153
Jambi
berupa dugaan Tingkat Pengangguran Tanjung
Terbuka (TPT) dari metode SAE ZIB. 1506 Jabung 4,79 0,0159
Timur
Dugaan TPT dengan metode SAE ZIB di
1507 Tanjung 3,77 0,0131

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 103


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

TPT (%) Ini menunjukkan bahwa model yang


Kabupaten/Kota Galat digunakan sudah baik.
Dugaan Baku Tabel 6.
Jabung Fit Statistics dari Metode SAE ZIB
Barat
1508 Tebo 2,24 0,0182 Fit Statistics
1509 Bungo 5,67 0,0136
Kota
-2 Log Likelihood 102,2
1571 4,74 0,0153
Jambi AIC 119,2
Kota
1572 Sungai 4,35 0,0174 AICC 119,9
Penuh BIC 131,2
Provinsi
3,88 0,0160
Jambi
Menurut Rao dan Molina (2013),
Metode SAE ZIB dan publikasi BPS suatu domain atau area dianggap besar jika
menghasilkan dugaan yang sama terhadap ukuran contoh dari area spesifik cukup
hasil Tingkat Pengangguran Terbuka dianggap besar jika ukuran contoh dari
(TPT) di Provinsi Jambi, yaitu terdapat 4 area spesifik cukup besar untuk melakukan
orang menganggur dari 100 orang pendugaan langsung dengan ketelitian
angkatan kerja. Dapat disimpulkan bahwa, yang memadai. Suatu area dianggap kecil
metode SAE ZIB cukup akurat untuk jika ukuran contoh dari area tertentu tidak
menduga Tingkat Pengangguran Terbuka cukup besar sehingga pendugaan langsung
(TPT) pada level kabupaten/kota yang akan menghasilkan statistik dengan
sebelumnya tidak dipublikasikan oleh ketelitian yang memadai.
BPS. Data Sakernas Agustus 2016 belum
cukup untuk melakukan pendugaan
langsung pada level kabupaten/kota
dikarenakan untuk menduga angka
pengangguran pada level kabupaten/kota
membutuhkan contoh 20.000 Blok Sensus
atau 200.000 rumah tangga. Pada Sakernas
Agustus 2016 BPS hanya melakukan
survei di 5.000 Blok Sensus yang hanya
cukup untuk menduga angka
pengangguran pada level provinsi. Blok
Sensus Sakernas Agustus 2016 sama
dengan Blok Sensus Sakernas Februari
Gambar 1. tahun 2015
Grafik Garis Hasil Dugaan TPT Metode
SAE ZIB dan Publikasi BPS
SIMPULAN
Tabel 6 menunjukkan nilai Fit Hasil dugaan Tingkat Pengangguran
Statistics dari metode SAE ZIB. Nilai Fit Terbuka (TPT) Provinsi Jambi dengan
Statistics dari metode pendugaan area kecil
metode SAE ZIB sama dengan yang
dengan model Zero Inflated Binomial pada
data pengangguran adalah relatif kecil. Hal dipublikasikan oleh BPS, yaitu 4 (empat)

104 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

orang menganggur dari 100 orang untuk menduga Tingkat Pengangguran


angkatan kerja. Kelebihan metode Terbuka (TPT) hingga tingkat provinsi,
pendugaan area kecil dengan model ZIB sehingga informasi tentang
adalah mampu menghasilkan dugaan ketenagakerjaan dan perubahannya dapat
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dipantau dalam waktu yang relatif singkat
tingkat kabupaten/kota dengan akurasi (semesteran) seiring dengan perkembangan
yang baik, yang BPS tidak bisa otonomi daerah.
mengeluarkan dugaan tersebut. Metode Metode pendugaan area kecil dengan
pendugaan area kecil dengan model ZIB model ZIB dapat digunakan untuk
layak jika digunakan untuk menghasilkan menghasilkan dugaan Tingkat
dugaan Tingkat Pengangguran Terbuka Pengangguran Terbuka (TPT) unit
(TPT) Agustus 2016 tingkat desa/kelurahan baik yang tersurvei
kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang maupun tidak tersurvei. Angka ini bisa
sebelumnya tidak dihasilkan oleh BPS menjadi gambaran keingintahuan
karena ketidakcukupan contoh. pengguna data akan kondisi pengangguran
Metode SAE ZIB yang dikembangkan di seluruh desa/kelurahan yang
dalam penelitian ini bisa menjadi salah sebelumnya tidak pernah dihasilkan oleh
satu metode untuk pendugaan Tingkat BPS sehingga diharapkan akan lebih
Pengangguran Terbuka (TPT) tingkat mampu menjawab tuntutan kebutuhan data
kabupaten/kota dengan menggunakan data ketenagakerjaan.
Sakernas Februari yang sebelumnya hanya

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2016). Pedoman Pencacahan Sakernas Semesteran 2016.
Jakarta: BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. (2017). Indikator Kesejahteraan Rakyat
Provinsi Jambi 2016. Jambi: BPS Provinsi Jambi.
Bodro, P.I., Usman, H., Maniar, S.B., Wicaksono, F. (2016). Official Statistics Sosial –
Kependudukan. Bogor: Penerbit In Media.
Chandra, H., Sud, C. (2012). Small Area Estimation for Zero-Inflated Data.
Communications in Statistics – Simulation and Computation. 41(5). 632-643.
Fay, R.E., Herriot, R.A. (1979). Estimates of Income for Small Places: An Application of
James Stein Procedures to Census Data. Journal of the American Statistical
Association. 74. 269-277.
Hall, D.B. (2000). Zero Inflated Poisson and Binomial Regression with random effects: a
case study. Biometrics. 56: 1030 – 1039.
Hardin, J.W., Hilbe, J.M. (2007). Generalized Linier Models and Extensions. Texas: Stata
Press.
Hinde, J., and Demetrio, C.G.B. (2007). Overdispersion: Models and Estimation A short
Course for SINAPE 1998. Sao Paulo: Associacio Brasileira de Estatisca.

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 105


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 95 - 106

Krieg, S., Boonstra. H.J., Smeets, M. (2015). Small Area Estimation with Zero-Inflated
Data – A Simulation Study. Statistics Netherlands, Discussion Paper. 1: 1-45.
Kurnia, A., Notodiputro, K.A. (2008). Pendekatan Generalized Additive Mixed Models
dalam Pendugaan Parameter pada Small Area Estimation. Journal Sains MIPA,
Desember 2007, Vol. 13, No. 3, hal. 145 – 151.
Rao, J.N.K. (2003). Small Area Estimation. New York: John Wiley and Sons.
Rao, J.N.K., Molina, I. (2015). Small Area Estimation Second Edition. New York: John
Wiley and Sons, Inc.

106 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356

Anda mungkin juga menyukai