Anda di halaman 1dari 10

PENDUGAAN STANDARD ERROR DAN CONFIDENCE INTERVAL

KOEFISIEN GINI DENGAN METODE BOOTSTRAP: TERAPAN PADA


DATA SUSENAS PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2013

1Dwi Indri Arieska, dan 2Novi Hidayat Pusponegoro


1
Aparatur Sipil Negara –Badan Pusat Statistik, Kabupaten Lamandau
2
Dosen Jurusan Statistika –Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta
e-mail : 1 dwi.indri@bps.go.id, 2 novie@stis.ac.id

Masuk tanggal : 12 Agustus 2016, diterima untuk diterbitkan tanggal : 9 Januari 2017

Abstrak

Ketimpangan pendapatan merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi suatu negara. Salah
satu ukuran ketimpangan pendapatan yang sering digunakan adalah koefisien gini. Namun, koefisien
gini yang dipublikasikan merupakan estimasi titik yang memiliki kekurangan dalam fungsinya sebagai
penduga dikarenakan tidak dipertimbangkannya peluang kebenaran dalam nilai tersebut. Sehingga,
penduga titik saja tidak cukup untuk mengestimasi suatu parameter maka penduga interval menjadi
penting karena merepresentasikan akurasi atau presisi dari sebuah estimasi. Penelitian ini menerapkan
metode pendugaan terhadap standard error dan confidence interval koefisien gini dengan metode
bootstrap guna memperoleh penduga selang nilai koefisien gini. Data yang dipergunakan dalam kajian
ini adalah data Susenas Provinsi Papua Barat tahun 2013. Dengan mempergunakan nilai koefisien gini
yang telah disesuaikan (koefisien gini bias-corrected) maka pendugaan standar error koefisien gini
bias-corrected Provinsi Papua Barat tahun 2013 dilakukan dengan dua metode yaitu perhitungan
sampel asli dan resample metode bootstrap nonparametrik. Temuan pada kajian ini adalah penduga
selang koefisien gini yang dihitung dengan menggunakan bootstrap-t merupakan confidence interval
terbaik dari keseluruhan confidence interval yang terbentuk karena memiliki standard error kecil dan
interval pendek.

Kata Kunci: confidence interval, koefisien gini bias-corrected, bootstrap

Abstract

Income inequality is one of economic development indicators. As a kind of inequality indicators which
is commonly used in Indonesia, gini coefficient is published as a point estimation. This estimation are
lacking in its function as an estimator because it doesn’t considerate the probability accuration of the
estimate value.Thus, the confidence interval estimation is needed as a comprehensive estimator. The
objective of this study is estimate the standard errors and confidence intervals Gini coefficients with
the bootstrap method. This study used National Social Economics Household Survey for West Papua
Province in 2013. The Gini coefficient that used is a bias-corrected gini coefficient as consideration
the bias in the calculation. The standard error of bias-corrected gini coefficient in West Papua is
carried out of two data, which are the original sample and resample nonparametric bootstrap method.
This research found out that bootstrap-t confidence interval confidence interval is the best confidence
interval since it has the smallest standard error and shortest interval.

Keywords: confidence interval, bias-corrected Gini coefficient, bootstrap

Pendugaan Standard Error dan Confidence Interval… / Arieska DI dan Pusponegoro NH | 57


memiliki pendapatan yang tepat sama, dan
PENDAHULUAN
ketimpangan sempurna jika bernilai 1 yaitu
Penanggulangan kemiskinan dan jika satu orang memiliki semua pendapatan
ketimpangan distribusi pendapatan sementara orang lain memiliki pendapatan
merupakan inti dan tujuan utama kebijakan nol. Namun, kemerataan dan ketimpangan
pembangunan berkelanjutan di semua sempurna merupakan hal yang mustahil.
negara (Todaro dan Smith, 2004). Untuk Di Indonesia, perhitungan koefisien
mencapai tujuan ini, haruslah dilakukan gini dipublikasikan oleh BPS berdasarkan
upaya untuk mendorong pertumbuhan data pengeluaran rumah tangga hasil dari
ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan Survei Sosial Ekonomi Nasional
adil secara bersama oleh semua negara di (SUSENAS). Koefisien gini yang
dunia yang dirumuskan dalam Millenium dipublikasikan merupakan estimasi titik
Development Goals (MDGs) dan yang memiliki kekurangan dalam
diteruskan dalam Sustanaible Development fungsinya sebagai penduga dikarenakan
Goals (SDGs). SDGs mulai direalisasikan tidak dipertimbangkannya peluang
pada 1 Januari 2016 dan harus diselesaikan kebenaran dalam nilai tersebut. Sehingga,
pada tahun 2030. Dalam SDGs penduga titik saja tidak cukup untuk
pengentasan kemiskinan dan ketimpangan mengestimasi suatu parameter maka
distribusi pendapatan dinyatakan dalam penduga interval menjadi penting karena
tujuan pertama serta kesepuluh yaitu merepresentasikan akurasi atau presisi dari
pengentasan kemiskinan dalam segala sebuah estimasi.
bentuk dan dimanapun serta mengurangi Standard error dan penduga interval
ketimpangan di dalam dan antar negara. merupakan komponen penting dalam
Menurut Seers dalam Asra (2013), pendugaan suatu nilai parameter. Standard
terdapat empat indikator untuk mengukur error (SE) adalah standar deviasi dari
pembangunan ekonomi, yaitu pertumbuhan distribusi sampling suatu statistik.
ekonomi, tingkat kemiskinan, tingkat Standard error merujuk kepada perkiraan
ketimpangan pendapatan, dan tingkat standar deviasi dari sampel tertentu yang
pengangguran. Ketimpangan merupakan digunakan untuk menghitung suatu nilai
salah satu masalah yang serius dalam estimator. Namun dalam pendugaan ukuran
pembangunan ekonomi suatu negara. ketimpangan pendapatan penduduk, nilai
Banyak negara di dunia mengalami standard error masih jarang dilaporkan.
perkembangan yang pesat dalam Hal ini dikarenakan sebagian besar
pertumbuhan ekonomi. Namun, distribusi formulasi standard error yang diusulkan
pendapatan masyarakatnya justru dalam literatur memiliki perhitungan
memburuk, misalnya Amerika Serikat dan kompleks dan rumit secara matematis atau
China (World Bank, 2016). memerlukan teknik komputasi tertentu
Umumnya, ukuran ketimpangan untuk menghitung standard error tersebut.
distribusi pendapatan antar penduduk (Hoeffding, 1948).
dalam suatu wilayah dinyatakan dengan Karagiannis dan Kovacevic (2000)
Rasio Gini. Todaro (2004) menyataan serta Ogwang (2000) melakukan penelitian
bahwa koefisien gini memiliki empat terkait penghitungan standard error
kriteria yang sangat dicari dalam suatu koefisien gini. Penelitian-penelitian
ukuran yaitu: prinsip anonimitas, tersebut membahas cara-cara agar beban
independensi skala, independensi populasi, komputasi terkait perhitungan varian
dan transfer, sehingga koefisien ini koefisien gini dapat diminimalisir dengan
merupakan ukuran yang sesuai dalam pendekatan metode jackknife. Salah
menjelaskan suatu kondisi ketimpangan. satunya adalah dengan penggunaan sampel
Ukuran ini memiliki jangkauan nilai 0 data yang lebih besar. Hal ini pada awalnya
sampai dengan 1 dengan interpretasi menjadi suatu masalah. Akan tetapi,
kemerataan pendapatan yang sempurna sekarang sudah dapat diatasi dengan
jika bernilai 0 yaitu jika setiap orang metode bootstrap untuk membentuk
58 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.8.2.2016, ISSN 2086-4132
penduga selang nilai parameter koefisien distribusi estimator bootstrap sama dengan
gini. fungsi distribusi empiris. Salah satu yang
Davidson (2009) menyajikan merupakan daya tarik dari metode ini
prosedur untuk menghitung asimptotically adalah secara langsung dapat memberikan
correct standard error koefisien gini nilai pendugaan varians, bias, coverage
dengan teknik yang relatif sederhana. dan fenomena probabilita lain.
Davidson menghasilkan rumus estimator Ada beberapa batasan dalam metode
bias-corrected koefisien gini, pendugaan bootstrap. Pertama sampel harus cukup
standard error koefisien gini dan besar dan diambil secara random sehingga
menggambarkan penggunaan metode dapat mewakili keseluruhan populasi.
bootstrap untuk menghasilkan kesimpulan Sampel yang dimaksud disini mengikuti
estimasi koefisien gini yang reliabel. kaidah teorema limit pusat yaitu lebih dari
atau sama dengan 30, karena metode
bootstrap tidak dapat mengatasi beberapa
METODOLOGI
bias untuk sampel yang tidak mewakili dan
Efron dan Tibshirani (1998) dalam beberapa kasus akan memperumit
mendefinisikan bootstrap sebagai metode masalah. Kedua, metode parametrik lebih
simulasi berbasiskan data yang dapat baik dalam banyak kasus untuk membuat
digunakan untuk statistika inferensia. pendugaan titik. Jadi, prosedur bootstrap
Istilah bootstrap didapat dari sebuah frase dapat parametrik dapat menyediakan
“untuk menarik seseorang keatas dengan estimasi yang lebih akurat melalui
menggunakan satu tali sepatu (bootstrap)” pendugaan selang dengan pada suatu
yang diperoleh dari sebuah buku pada abad tingkat kepercayaan.
ke-18 yang berjudul “Adventure of Baron Langkah-langkah perhitungan dengan
Munchausen” karya Rudolph Erich Raspe. metode bootstrap adalah sebagai berikut:
Untuk selanjutnya, Bootstrap banyak 1. Sampel pada data x didefinisikan
dikembangkan oleh Efron dan banyak sebagai data sampel berukuran n yang
diaplikasikan dalam bidang statistika terdiri dari xi=x1,x2,x3,…, xn dengan xi
karena memiliki banyak keunggulan. sebagai vektor data pengamatan.
Bootstrap adalah metode statistika 2. Sampel data x diambil secara acak
inferensia yang berbasis computer. berukuran n dengan pengembalian.
Prosedur statistika yang digunakan dalam Kemudian, diperoleh data sampel baru
bootstrap adalah sampling dari sebuah yang didefinisikan sebagai x*. Sampel
populasi yang dilakukan dengan resample. data x* terdiri dari anggota data asli,
Metode bootstrap adalah metode berbasis akan tetapi mungkin sebagian data
resampling data sampel dengan syarat tidak akan muncul, atau muncul hanya
pengembalian pada data dalam sekali atau dua kali semuanya
mendapatkan ukuran statistik suatu sampel tergantung kepada randomisasi.
yang mewakili data populasi. Keterwakilan 3. Langkah kedua dilakukan beberapa
data populasi di dapatkan dari ukuran kali sebanyak B, sehingga
resampling yang diambil secara ribuan kali. mendapatkan himpunan data bootstrap
Bootstrap memungkinkan seseorang (x*1, x*2, …, x*B) dengan setiap sampel
untuk melakukan inferensia terhadap bootstrap merupakan sampel acak yang
parameter tanpa membuat asumsi awal saling independen. Dalam menentukan
mengenai distribusi nilai data yang kuat besarnya nilai B akan sangat
dan tidak memerlukan formulasi analitis bervariatif, karena besar kecilnya nilai
untuk distribusi sampling suatu estimator. B dapat memberikan hasil yang
Oleh karena itu, bootstrap menggunakan berbeda-beda bagi setiap tahapan
distribusi empiris untuk mengestimasi dalam analisis.
distribusi sampling. Jika parameter dapat
4. Replikasi bootstrap x*1, x*2, …, x*B
dinyatakan sebagai sebuah fungsi dari
didapatkan dengan cara menghitung
distribusi yang tidak diketahui, fungsi
nilai s(x) pada masing-masing sampel
Pendugaan Standard Error dan Confidence Interval… / Arieska DI dan Pusponegoro NH | 59
bootstrap. Nilai s(x) merupakan suatu bootstrap, confidence interval dapat
nilai taksiran statistik dari masing- terbentuk. Standard error bias-
masing sampel bootstrap. Proses ini corrected parameter digunakan untuk
menggunakan prinsip Monte Carlo menghitung confidence interval normal
untuk mendapatkan standard error standar. Standard error bootstrap dapat
bootstrap. Standard error bootstrap digunakan untuk menghitung
dapat dihitung dengan rumus sebagai confidence interval normal standar dan
berikut : bootstrap-t.
1 Gambar di bawah ini merupakan gambar
[𝜃 ̂ ∗ (.) ]2 2
̂ ∗ (𝑏) −𝜃 algoritma perhitungan standard error
̂𝐵 = [∑𝐵𝑏=1
𝑠𝑒 ] [1] bootstrap. Sampel bootstrap adalah sampel
𝐵−1
independen berukuran 𝑛 dari distribusi
5. Selanjutnya setelah didapatkan
empiris suatu dugaan parameter 𝐹̂ .
standard error bias-corrected
parameter dan standard error

Sumber: Efron dan Tibshirani (1986)

Gambar 1. Cara Mengestimasi Standard Error Bootstrap secara Umum

Beberapa Confidence Interval interval dengan metode frekuentis yang


Bootstrap sering digunakan, yaitu berdasarkan:
Berikut disajikan beberapa penduga (1 − 𝛼) = 𝑃[𝜃̂ − 𝑧𝛼 . 𝑆𝐸
̂𝜃̂ , 𝜃̂ − 𝑧𝛼 . 𝑆𝐸
̂𝜃̂ ]
selang (confidence interval) parameter yang 2 2
dihasilkan oleh metode boostrap. Untuk [𝜃̂ − 𝑧𝛼/2 . 𝑆𝐸
̂𝜃̂ , 𝜃̂ − 𝑧𝛼/2 . 𝑆𝐸
̂𝜃̂ ]
selanjutnya, confidence interval tersebut [2]
dipilih yang terbaik yaitu yang memiliki dengan:
peluang besar dengan panjang interval yang ̂𝜃̂ : Standard error bias-corrected dari
𝑆𝐸
estimator 𝜃 ̂ (koefisien gini bias-corrected).
realtif pendek.
̂𝜃 : nilai estimasi parameter 𝜃
Confidence Interval Normal
Standar N (0, 1) Confidence Interval Standar Bootstrap
Pembentukan confidence interval normal Perhitungan confidence interval standar
standar adalah pembentukan confidence bootstrap bias-corrected dengan simulasi

60 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.8.2.2016, ISSN 2086-4132


bootstrap dapat dilakukan dengan rumus i : series dari order statistik pendapatan,
sebagai berikut: i= 1,2,…,n
[𝜃̂ − 𝑧𝛼/2 . 𝑆𝐸
̂ ̂ ̂
𝐵𝑜𝑜𝑡 , 𝜃 − 𝑧𝛼/2 . 𝑆𝐸𝐵𝑜𝑜𝑡 ]
n : jumlah data pendapatan [3]
𝑆𝐸̂ 𝐵𝑜𝑜𝑡 adalah standard error dari estimator
bias-corrected yang diestimasi dari metode Davidson (2009) menyatakan sebuah
simulasi bootstrap. pendekatan untuk bias G ̂ dari estimator
bias-corrected koefisien gini yang
Confidence Interval Bootstrap-t ̃.
dinotasikan dengan G
Misalkan 𝜃̂ pendekatan distribusi normal n
dengan mean θ dan varians 𝑠𝑒(𝜃̂)2. G G
n-1
Selanjutnya diberikan 𝑠𝑒 ̂(𝜃̂) adalah [7]
estimator untuk 𝑠𝑒(𝜃̂) berdasarkan sampel dengan:
asli. X. Dari sampel bootstrap 𝑋 ∗(𝑏) , ̂ : estimator bias-corrected koefisien gini
G
kemudian dapat dihitung: N : jumlah data pendapatan
∗(𝑏)
𝜃̂ ∗(𝑏) − 𝜃̂ Estimator 𝐺̃ tetap memiliki bias, tetapi bias
𝑇 =
̂(𝜃̂)
𝑠𝑒 tersebut lebih kecil dari 𝑛 − 1. Persamaan
[4] dari estimator diatas dapat digunakan untuk
∗(𝑏)
Berdasarkan nilai 𝑇 , dapat diestimasi menghitung sebuah estimasi standard error
nilai kritis 𝑡1−𝛼/2 dan 𝑡𝛼/2 dari 𝑡̂ 1−𝛼/2 dan 𝐺̃ . Rumus yang digunakan yaitu:
𝑡̂ 𝛼/2 , masing-masing sebagi berikut: 𝑍̃𝑖 = −(𝐺̃ + 1)𝑦(𝑖) + 2(𝑤𝑖 − 𝑣𝑖)
1 𝐵 𝛼 [8]
∑𝑏=1 1{𝑇 ∗(𝑏) ≤ 𝑡̂ 1−𝛼/2 } ≈ dan
𝐵 2 dengan:
1 𝛼
∑𝐵 1{𝑇 ∗(𝑏) ≥ 𝑡̂ 𝛼/2 } ≈ 𝑤𝑖 = (2𝑖 − 1)𝑦(𝑖) /(2𝑛)
𝐵 𝑏=1 2
Kemudian dapat dirumuskan confidence 𝑣𝑖 = 𝑛−1 ∑𝑖𝑗=1 𝑦(𝑗)
interval bootstrap-t sebagai berikut: Kemudian, standard error koefisien gini
(1 − 𝛼) = 𝑃{𝜃̂ − 𝑡̂ 1−𝛼 . 𝑠𝑒
̂(𝜃̂) ≤ 𝜃 bias-corrected dapat dihitung dengan:
2
≤ 𝜃̂ − 𝑡̂ 𝛼 . 𝑠𝑒
̂(𝜃̂)} 𝑛
2 1
[𝜃̂ − 𝑡̂ 1−𝛼 . 𝑠𝑒
̂(𝜃̂), 𝜃̂ − 𝑡̂ 𝛼 . 𝑠𝑒
̂(𝜃̂)] 𝑆𝐸(𝐺̃ ) = √ ∑(𝑍̃𝑖 − 𝑍̅)2
(𝑛𝜇̂ )2
2 2 𝑖=1
[5]
[9]
Perhitungan koefisien gini yang Dengan:
digunakan dalam penelitian adalah 𝑆𝐸(𝐺̃ ) : standard error koefisien gini bias-
koefisien gini yang disarankan oleh corrected
Davidson (2009). Perhitungan koefisien ̂
𝜇 : estimasi rata-rata pendapatan
gini tersebut merupakan inferensia yang ̅
𝑍 ̃𝑖
: rata-rata 𝑍
1
reliabel untuk estimasi koefisien gini. = ∑𝑛𝑖=1 𝑍̃ 𝑖
𝑛
Selain itu, perhitungan gini tersebut juga n : jumlah data pendapatan
memberikan standard error yang reliabel,
Davidson (2009) menunjukkan
simpel dan efektif. Perhitungan koefisien
melalui percobaan simulasi distribusi
gini tersebut dilakukan dengan rumus
asimptotik koefisien gini reliabel untuk
sebagai berikut:
sampel berukuran sekitar 100 observasi.
ˆ = 2  1 
n Akan tetapi, pada kasus distribusi
G  2 y  i   i-    1 pendapatan yang mengikuti distribusi
 μn i=1  2 
lognormal dengan varians besar atau ketika
[6]
distribusi memiliki ekor yang panjang,
dengan:
inferensi yang reliabel dapat diperoleh
̂
𝐺 : koefisien gini
melalui aplikasi metode bootstrap. Ukuran
𝜇 : estimasi rata-rata pendapatan
kemencengan (skewness) dan bentuk
𝑦(𝑖) : pendapatan ke-i yang sudah diurutkan
dari kecil ke besar histogram dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan ekor suatu distribusi.
Pendugaan Standard Error dan Confidence Interval… / Arieska DI dan Pusponegoro NH | 61
Perhitungan kemencengan dapat dilakukan menggunakan formula [6] dan [7],
dengan rumus berikut: diperoleh nilai koefisien gini sebesar
𝑛
𝑛 𝑥𝑖 − 𝑥̅ 3 0,3818 dan nilai koefisien gini bias-
𝐺1 = .∑( ) corrected di Provinsi Papua Barat pada
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑠
𝑖=1 tahun 2013 adalah 0,3819. Nilai estimasi
[10] tersebut lebih rendah dibandingkan
dengan: koefisien gini yang dihitung tanpa
𝐺1 : ukuran tingkat kemencengan resample yaitu 0,41 (BPS, 2014).
𝑛 : jumlah observasi Berdasarkan koefisien gini bias-corrected
𝑥𝑖 : pendapatan per kapita ke-i
tersebut diketahui bahwa tingkat
̅
𝑥 : rata-rata pendapatan per kapita
ketimpangan pendapatan di Provinsi Papua
𝑠 : standar deviasi
Barat tahun 2013 dapat dinyatakan cukup
merata dan masuk dalam kategori
Menurut Bulmer (1967), dalam buku ketimpangan sedang.
yang berjudul “Principles of Statistics Selanjutnya berdasarkan formula [9]
“ukuran tingkat kemencengan dapat di dilakukan perhitungan nilai standard error
kelompokkan sebagai berikut: koefisien gini bias-corrected dan diperoleh
• Jika ukuran tingkat kemencengan
nilai sebesar 0, 0084. Nilai standard error
kurang dari −1 atau lebih dari +1 maka tersebut menunjukkan bahwa perkiraan
masuk ke dalam kelompok dengan sampel yang digunakan untuk menghitung
kemencengan tinggi, estimasi koefisien gini cukup tepat sebagai
• Jika ukuran tingkat kemencengan
akibat adanya koreksi terhadap bias
antara −1 dan −½ atau antara +½ dan +1 estimasi nilai koefisien gininya.
maka masuk ke dalam kelompok dengan Davidson (2009) menunjukkan
kemencengan menengah, melalui percobaan simulasi distribusi
• Jika ukuran tingkat kemencengan antara
asimptotik koefisien gini reliabel untuk
−½ dan +½ maka masuk ke dalam sampel berukuran sekitar 100 observasi.
kelompok mendekati simetris. Akan tetapi, pada kasus distribusi
Jika hasil perhitungan ukuran tingkat pendapatan yang mengikuti distribusi log-
kemencengan menyatakan bahwa data normal dengan varian besar atau ketika
menceng kanan atau kiri, dapat dilanjutkan distribusi memiliki ekor yang panjang,
perhitungan standard error dan confidence inferensi yang reliabel dapat diperoleh
interval koefisien gini bias-corrected. melalui aplikasi metode bootstrap.
Infomasi mengenai ukuran kemencengan
HASIL DAN PEMBAHASAN (skewness) dan bentuk histogram dapat
Data yang digunakan dalam digunakan untuk mengetahui keadaan ekor
penelitian ini merupakan data sekunder suatu distribusi. Perhitungan kemencengan
yang diperoleh dari bagian diseminasi dilakukan dengan formula [10].
Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini Berdasarkan perhitungan tersebut
menggunakan variabel pendapatan per didapatkan ukuran tingkat kemencengan
kapita Provinsi Papua Barat pada tahun 5,5664 yang berarti data pendapatan per
2013 yang diperoleh dari hasil Survei kapita Provinsi Papua Barat tahun 2013
Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) termasuk ke dalam kelompok dengan
tahun 2013. Data sampel pendapatan per kemencengan tinggi. Tingkat kemencengan
kapita Provinsi Papua Barat berukuran 3790 yang positif mengindikasikan arah ekor
rumah tangga. Berdasarkan resample yang yang menjulur ke kanan. Oleh karena data
dilakukan sebanyak 9999 kali diperoleh pendapatan per kapita Provinsi Papua Barat
nilai standard error dan confidence interval memiliki ekor yang berat (memiliki
koefisien gini Provinsi Papua Barat tahun kemencengan tinggi), perlu dilakukan
2013. simulasi metode bootstrap untuk
Berdasarkan perhitungan nilai mendapatkan standard error dan
koefisien gini Davidson (2009) confidence interval yang reliabel.
62 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.8.2.2016, ISSN 2086-4132
Davidson dan MacKinon (1999) Berdasarkan perhitungan didapatkan
menyatakan bahwa metode bootstrap standard error bootstrap sebesar 0, 0064.
nonparametrik merupakan metode yang Standard error koefisien gini bias-
sesuai dalam memperoleh nilai standart corrected yang dihasilkan dengan metode
error data dengan tingkat kemencengan bootstrap lebih kecil daripada nilai
yang tinggi. Penelitian ini menggunakan standard error yang dihasilkan dengan data
resample yang dilakukan menggunakan sampel asli. Hal tersebut membuktikan
data bangkitan yang berukuran 3790 seperti bahwa pendugaan dengan metode
jumlah sampel awal sebanyak 9999 kali bootstrap lebih akurat daripada
resample dengan bantuan software R. menggunakan data asli untuk kasus
Proses resample menghasilkan 9999 set koefisien gini bias-corrected di Provinsi
data sampel yang kemudian setiap set data Papua Barat tahun 2013.
sample di hitung koefisien gini bias- Tahapan selanjutnya adalah
corrected masing-masing sebagai menghitung confidence interval koefisien
parameter. Kemudian, dari 9999 koefisien gini bias-corrected Provinsi Papua Barat
gini bias-corrected dapat dihitung standard tahun 2013 dengan standard error yang
error bootstrap menggunakan formula [1] tersedia dapat dihitung. Standard error
sebagai berikut: koefisien gini bias-corrected sampel asli
1 dapat digunakan untuk menghitung
𝐵 2 2
̂ ∗ (𝑏)
[𝜃 ̂∗
− 𝜃 (. )] confidence interval normal standar
𝑠𝑒
̂𝐵 = [∑ ] = 0,0064
𝐵−1 koefisien gini bias-corrected. Berdasarkan
𝑏=1
perhitungan confidence interval yang
dilakukan maka dapat disusun tabel
confidence interval sebagai berikut:

Tabel 1. Confidence interval koefisien gini bias-corrected dengan berbagai


metode bootstrap di Provinsi Papua Barat tahun 2013
Standard Batas Batas Panjang
Metode
Error Bawah Atas Interval
(1) (2) (3) (4) (5)
Normal (0,1) 0,0084 0.3654 0.3984 0.0331
Standar 0,0064 0.3696 0,3946 0.0250
Bootstrap-t 0,0064 0.3694 0.3941 0.0247
Sumber : Hasil Pengolahan Software R dan Microsoft Excel dengan alfa 5 %

Dengan tingkat kepercayaan 95%, 0,0247 pada confidence interval bootstrap-


berdasarkan tabel confidence interval t. Standard error yang dihasilkan dengan
koefisien gini bias-corrected Provinsi metode bootstrap juga memiliki nilai yang
Papua Barat tahun 2013 diatas, diketahui lebih kecil daripada standard error yang
confidence interval koefisien gini bias- dihasilkan perhitungan sampel asli. Secara
corrected yang terbentuk dengan metode keseluruhan confidence interval koefisien
bootstrap memiliki panjang interval yang gini bias-corrected Provinsi Papua Barat
lebih pendek daripada menggunakan tahun 2013 terbaik adalah bootstrap-t
perhitungan dari sampel asli. Selain itu, karena memiliki standard error yang kecil
dapat dilihat bahwa confidence interval dan panjang interval yang pendek. Hal
koefisien gini bias-corrected yang tersebut menujukkan bahwa akurasi dari
terbentuk dengan berbagai metode confidence interval koefisien gini bias-
bootstrap memiliki panjang interval yang corrected yang terbentuk dari metode
pendek yaitu 0,0250 pada confidence bootstrap-t lebih tinggi daripada metode
interval normal standar bootstrap dan lain.
Pendugaan Standard Error dan Confidence Interval… / Arieska DI dan Pusponegoro NH | 63
Indonesia Tahun 2014. Jakarta :
Badan Pusat Statistik.
KESIMPULAN
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan (2014). Jumlah Penduduk Miskin,
bahwa penghitungan nilai koefisien gini Persentase Penduduk Miskin, Garis
yang dihitung dengan metode Davidson Kemiskinan, Indeks Kedalaman
lebih kecil dibandingkan metode yang Kemiskinan dan Indeks Keparahan
biasa. Penghitungan confidence interval Kemiskinan 2007–2014. Manokwari :
koefisien gini bias-corrected yang Badan Pusat Statistik.
terbentuk dengan metode bootstrap Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat.
memiliki panjang interval yang lebih (2014). Pengeluaran Per Kapita Per
pendek daripada menggunakan perhitungan Bulan Menurut Kabupaten/Kota
dari sampel asli. Standard error yang 2006-2013. Manokwari : Badan Pusat
dihasilkan dengan metode bootstrap juga Statistik.
memiliki nilai yang lebih kecil daripada Bain, Lee J. dan Max Engelhart. (2000).
standard error yang dihasilkan perhitungan Introduction to Probability and
sampel asli. Hal tersebut menunjukkan Mathematical Statistics. Boston :
bahwa pendugaan dengan metode bootstrap Duxbury.
lebih baik untuk pendugaan standard error Banks, D. L. (1988). Histospline Smoothing
dan confidence interval koefisien gini bias The Bayesian Bootstrap. Biometrika
corrected Provinsi Papua Barat tahun 2013. 75, hlm. 673-684.
Secara keseluruhan confidence interval Bickel, P. J., Gotze, F., dan van Zwet, W.
koefisien gini bias-corrected Provinsi R. (1997). Resampling Fewer Than n
Papua Barat tahun 2013 terbaik adalah Observations, Gains, Losses, and
confidence interval koefisien gini bias- Remidies for Losses. Statist. Sin. 7,
corrected yang terbentuk dari metode hlm. 1-32.
bootstrap-t karena memiliki standard error Bulmer, M. G. (1967). Principles of
yang kecil dan panjang interval yang Statistics. New York : Dover
pendek. Publications, Inc
Chernick, Michael R. (2008). Bootstrap
DAFTAR PUSTAKA Methods: A Gide for Practitioners
and Researchers Second Edition.
Asra, Abuzar. (2013). Pembangunan dan Hoboken,New Jersey : John Wiley
Kemiskinan dari Perspektif Islam. and Sons.
Jakarta. Jurnal Pradigma Islam di Davidson, Russell. (2008). Reliable
Bidang Keuangan, Ekonomi dan Inference for The Gini Index. Canada.
Pembangunan, Vol.1, No.1 Tahun Chair in Economics : McGill
2013 University.
Asra, Abuzar. (2014). Esensi Statistik Bagi Davison, A. C., Hinkley, D. V. (1997).
Kebijakan Publik. Jakarta : InMedia Bootstrap Methods and Their
Asra, Abuzar. (2015). Cerdas Application. Cambridge: Cambridge
Menggunakan Statistik Edisi UniversityPress.
Perdana. Jakarta :In Media. Dudewicz, E. J. (1992). The Generalized
Asra, Abuzar dan Slamet Sutomo. (2014). Bootstrap. In Bootstrapping And
Pengantar Statistika II Panduan Bagi Related Techniques, Proceedings,
Pengajar dan Mahasiswa. Jakarta : Trier, FRG. (K.-H. Jockel, G, Rothe,
Rajagrafindo Persada. and W. Sendler, editors), Lectures
Badan Pusat Statistik. (2008). Analisis Notes in Economics and
Kemiskinan 2008. Jakarta : Badan Mathematical Systems, Vol.376, hlm.
Pusat Statistik 31-37. Springer-Verlag, Berlin.
Badan Pusat Statistik. (2014). Perhitungan
dan Analisis kemiskinan Makro
64 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.8.2.2016, ISSN 2086-4132
Efron, B. (1982a). The Jackknife, The Asian Countries”. Institute of
Bootstrap, and Other Resampling Economic Development and research
Plans. SIAM, Philadelphia. Discussion Paper No. 72-27.
Efron, B. (1986). How Biased is The Mills, J. A. and S. Zandvakili. (1997).
Apparent Error Rate of A Prediction “Statistical inference via
Rule? J. Am. Statist. Assoc. 81, hlm. bootstrapping for measures of
461-470. inequality”, Journal of Applied
Efron, Bradley dan Tibshirani, Robert J. Econometrics, Vol. 12, 133–150.
(1993). Monographs on Statistics and Rubin, D. B. (1981). The Bayesian
Applied Probability 57 : An Bootstrap. Ann. Statistik. 9, hlm. 130-
Introduction to the Bootstrap. Great 134.
Britain, London SE1 8HN. Chapman Sun, L. dan Muller Schwarze, D. (1996).
and Hall Statistical Resampling Methods in
Efron, B. dan Tibshirani, R. (1998). The Biology: A Case Study of Beaver
Problem of Region . Ann. Statist. 26, Dispersal Patterns. Am. J. Math.
hlm. 1687-1718. Manage. Sci. 16, hlm. 463-502.
Gamboa, Luis et al. (2009). Statistical Supranto, J. (2008). Statistik Teori dan
Inference for Testing Gini Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta :
Coefficients: An Application for Erlangga
Columbia. Columbia. Working Paper, Supranto, J. (2009). The Power of Statistics
No.65. untuk Pemecahan Masalah. Jakarta :
Giles, D. (2004). Calculating A Standard Salemba Empat
Error for The Gini Coefficient: Some Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith.
Further Results. Oxford Bulletin of (2004). Pembangunan Ekonomi di
Economics and Statistics 66, 425-433. Dunia Ketiga Edisi Kedelapan.
Hair, Joseph F. et al. (1998). Multivariate Jakarta.: Erlangga.
Data Analysis. New Jersey : Prentice- Ogwang,T. (2000). ‘A Convenient Method
Hall, Inc. of Computing the Gini Index and Its
Hall, P. (1992a). The Bootstrap and Standard Error’, Oxford Bulletin of
Edgeworth Expansion. Springer- Economics and Statistics, Vol. 62, pp.
Verlag, New York. 123-29.
Karagiannis, E. and Kovacevic, M. (2000). Wada, R. O. (1975). Impacts of Economic
“A Method to Calculate the Jackknife Growth of Size Distribution of
Variance Estimator for the Gini Income: The Postwar Experience of
Coefficient”, Oxford Bulletin of Japan, disertasi Ph.D yang belum
Economics and Statistics, Vol. 62, pp. dipublikasikan, University of Hawaii.
119-22. Walpole, Ronald E. (1995). Pengantar
Mangahas, Mahar. (1973). A Note on Statistik Edisi Ketiga. Jakarta : PT.
“Income Inequality and Economic Gramedia Pustaka Utama
Growth : The Postwar Experience of

{
LAMPIRAN datapapua2<- matrix(yj[i],nrow=art[i])
datapapua <- rbind(datapapua, datapapua2)
Lampiran 1. Syntax pembentukan data }
pendapatan per kapita individu dari data datapapua
pendapatan per kapita rumah tangga di write.csv(datapapua, file = "papuadata.csv")
software R
myData <- as.data.frame(papua) Lampiran 2. Syntax perhitungan vi di
yj <- myData$yj software R
art <-myData$art
myData <- as.data.frame(papua)
datapapua<- matrix(yj[1],nrow=art[1])
hasil <- numeric(3790)
for (i in 2:902)
yj <- myData$yj
Pendugaan Standard Error dan Confidence Interval… / Arieska DI dan Pusponegoro NH | 65
hasil[1] <- myData$yj[1] term1 <- 2/(mu[i]*(nrObs^2))
yitemp <- numeric(3790)
for(i in 2:3790)
{ for(j in 1:3790)
hasil[i] <- hasil[i-1]+yj[i] {
} yitemp[j] <- dataBase[j,i]*(j-0.5)
hasilAkhir <- numeric(3790) }
for(i in 1:3790) term2 <- sum(yitemp)
{ result <- term1*term2
hasilAkhir[i] <- hasil[myData$i[i]] gini[i-1] <- result-1
} }
hasilAkhir gini
viFix <- hasilAkhir/3790 ##proses perhitungan koefisien gini bias-corrected
write.csv(viFix, file = "vipapuadata.csv") setiap set resampel
bcgini <- (3790/3789)*gini

Lampiran 3. Syntax resampel, #proses sorting koefisien gini bias-corrected hasil


resample
perhitungan standard error dan giniSort <- sort(bcgini)
confidence interval bootstrap di software
R #proses perhitungan standard error bootstrap
koefisien gini bias-corrected
myData <- as.data.frame(papua) SE <- sd(giniSort)
yi <- data.frame(myData$yi)
#proses perhitungan standar confidence interval
ginibiascorrected<- 0.38189164 bootstrap
nrObs<- dim(yi)[1] bias <- mean(giniSort) - 0.38189164
data<-numeric(nrObs) c(bias,SE)
standar <- ginibiascorrected -bias+c(-
dataBase <- yi 1,1)*qnorm(.975)*SE
#proses resampel
for (i in 1:9999) #proses perhitungan bootstrap-t confidence
{ interval
data <- sample(myData$yi, replace = T) t <- (bcgini-)/SE
dataBase <- cbind(dataBase, data) sort <- sort(t, decreasing=F)
} bb <- ginibiascorrected -(SE* quantile(t,c(0.975)))
mu <- colMeans(dataBase) ba <- ginibiascorrected -(SE* quantile(t,c(0.025)))
cbind(bb, ba)
#proses sorting data pendapatan setiap set
resampel #proses penyimpanan hasil resampel
for(i in 2:10000) write.csv(dataBase, file="papuadatabase1.csv")
{ #proses penyimpanan koefisien gini bias-
dataBase[,i] <-sort(dataBase[,i]) corrected hasil resampel
} write.csv(bcgini, file="papuabcgini1.csv")
#proses penyimpanan hasil sorting koefisien gini
#proses perhitungan koefisien gini setiap set bias-corrected resampel
resampel write.csv(giniSort, file="papuaginisort1.csv")
gini <- numeric(9999)
for(i in 2:10000)
{

66 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.8.2.2016, ISSN 2086-4132

Anda mungkin juga menyukai