Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LITERASI ICT

Hakikat dan Klasifikasi Media dalam Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Abdul Saman, M.Si, Kons.

Dr. Sahril Buchori, S.Pd

Zulfikri, S.Pd., M.Pd

OLEH :
SYALECHYA AMANI FATIHAH
210404501059
BK – D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamulaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat
dan Klasifikasi Media dalam Bimbingan dan Konseling’’. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang topic yang akan di bahas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.


Oleh karena itu saya sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 13 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Media dalam Bimbingan dan Konseling ................................................... 3


B. Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling ..................................... 4
C. Kedudukan Media dalam BK ................................................................... 6
D. Klasifikasi media dalam Bimbingan dan Konseling ................................. 7
E. Fungsi Media dalam Bimbingan dan Konseling ....................................... 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dekade 1990 hingga 2000, pertumbuhan pengguna internet di
seluruh dunia berkembang pesat berkat kemajuan dalam teknologi dan
komunikasi (Gading, 2020). Dalam era digital yang semakin maju,
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah mengubah
berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan layanan bimbingan dan
konseling (BK). Penggunaan sistem ICT dalam konteks BK telah menjadi
semakin umum karena teknologi ini menawarkan potensi untuk
meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan efektivitas layanan bimbingan
serta konseling. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi ini,
muncul tantangan baru yang perlu dipahami dan diatasi untuk memastikan
pemanfaatan ICT yang optimal dalam BK.
Media memiliki peran yang sangat penting dalam proses bimbingan dan
konseling. Pada dasarnya, media adalah alat atau sarana yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, konsep, atau pesan kepada individu atau
kelompok. Dalam konteks bimbingan dan konseling, media menjadi sebuah
komponen yang tidak dapat diabaikan karena dapat memengaruhi guru Bk
berkomunikasi dengan peserta didik dan juga dapat memfasilitasi proses
pemahaman dan pengambilan keputusan oleh peserta didik. Media
membantu menciptakan saluran komunikasi yang efektif antara Guru BK
dan Peserta didik. Dalam bimbingan dan konseling, penting bagi Guru Bk
untuk mengkomunikasikan informasi, memberikan dukungan, dan
memfasilitasi pemecahan masalah dengan jelas dan efisien. Media
membantu memperkuat komunikasi ini, baik itu melalui kata-kata tertulis,
gambar, atau bahkan teknologi komunikasi seperti video konferensi.
Banyak konsep atau ide yang sulit dipahami hanya dengan kata-kata.
Media visual, seperti gambar, diagram, atau presentasi multimedia, dapat
membantu Guru Bk mengilustrasikan konsep-konsep ini kepada Peserta

1
didik. Ini memungkinkan Peserta didik untuk lebih mudah memahami
situasi mereka dan solusi yang diajukan.
Media juga berfungsi sebagai alat pengingat dan dokumentasi. Guru Bk
dapat menggunakan media seperti catatan tertulis, rekaman audio, atau
rekaman video untuk mencatat sesi konseling dan kemajuan yang telah
dicapai oleh Peserta didik. Ini membantu menjaga jejak perkembangan dan
memungkinkan konselor untuk merujuk kembali ke sesi sebelumnya jika
diperlukan. Media dalam bimbingan dan konseling sangat beragam. Ini
termasuk buku panduan, brosur, video pembelajaran, perangkat lunak
interaktif, situs web, aplikasi seluler, dan bahkan media sosial. Guru Bk
dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi peserta
didik untuk memaksimalkan efektivitasnya.
Dalam penggunaan klasifikasi media Bk, Guru Bk perlu
mempertimbangkan karakteristik dan preferensi konseli serta tujuan
konseling. Media yang dipilih harus mendukung tujuan bimbingan dan
konseling, memberikan kontribusi positif terhadap proses komunikasi, dan
memfasilitasi pemahaman serta perkembangan peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Media dalam Bimbingan dan Konseling?
2. Apa Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling?
3. Kedudukan Media dalam BK itu apakah penting atau tidak?
4. Apa saja Klasifikasi media dalam Bimbingan dan Konseling?
5. Seperti apa manfaat dari penggunaan Media dalam Bimbingan dan
Konseling?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Media dalam Bimbingan dan Konseling
2. Untuk Mengetahui Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling
3. Untuk Mengetahui Kedudukan Media dalam Bimbingan dan Konseling

2
4. Untuk Mengetahui Seperti apa Klasifikasi Media dalam Bimbingan dan
Konseling
5. Untuk Mengetahui Manfaat dari Penggunaan Media dalam Bimbingan
dan Konseling.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Dalam Bimbingan dan Konseling


Media adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan
untuk proses penyaluran pesan. Miarso dalam Rahmawati, P. menyatakan
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa untuk belajar. Media merupakan perantara yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada penerima informasi. Dalam bimbingan
dan konseling terdapat beragam teknik pemberian layanan salah satu di
antaranya adalah dengan menggunakan perantara media dalam bimbingan
dan konseling adalah sebuah alat bantu pelaksanaan layanan. Sebagai alat
bantu, maka penggunaannyapun harus disesuaikan sebagaimana kebutuhan
serta keadaan yang ada.
Menurut Heinich dkk dalam Rahmawati, P, media merupakan alat
saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan
tercetak (printed materials), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut
bisa dipertimbangkan sebagai media bimbingan dan konseling jika
membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan
bimbingan dan konseling. Media bimbingan dan konseling adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan
konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan
serta memecahkan masalah yang dihadapi.
Media bimbingan dan konseling selalu terdiri atas dua unsur penting,
yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang
dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah

4
informasi atau bahan bimbingan dan konseling itu sendiri yang akan
disampaikan kepada konseli, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah
sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan
bimbingan dan konseling tersebut (Rahmawati, P.)
Dapat disimpulkan bahwa media bimbingan dan konseling merupakan
wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan bimbingan
dan konseling, tujuan yang ingin dicapai ialah perkembangan siswa secara
optimal. Selanjutnya, penggunaan media secara kreatif akan memperbesar
kemungkinan bagi siswa tertarik layanan bimbingan dan konseling, serta
untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik,
dan meningkatkan penampilan dalam melakukan ketrampilan sesuai dengan
yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling.
Menurut Sugihartono dalam Falah, N. (2016) menyebutkan ada
berbagai macam media yang dapat digunakan, antara lain; kotak masalah,
papan bimbingan, dan comulative record. Yang kemudian ditambahkan oleh
Farozin yaitu bibliotheraphy (terapi pustaka), kaset video dan kaset audio.
Di dalam layanan bimbingan dan konseling, fungsi papan pengumuman
yaitu berisi informasi-informasi yang perlu untuk diketahui siswa, seperti;
terkait materi dan rencana bimbingan pribadi, sosial, belajar serta karir
siswa. Papan bimbingan ini lebih baik jika dipasang di tempat yang dapat
diakses oleh semua siswa, agar informasi yang ingin disampaikan kepada
siswa tepat dan sesuai sasaran.
Menurut Farozin dalam Falah, N. (2016), bahwa materi bimbingan
yang tertulis pada papan bimbingan tersebut berisi tulisan-tulisan seperti;
peringatan, kata-kata mutiara, kata-kata motivasi, serta semboyan.
Disamping itu papan bimbingan dapat juga berisi potongan-potongan
majalah atau surat kabar, brosur dan hal-hal yain yang memiliki unsur
bimbingan.
B. Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam Rahmawati, P dijelaskan bahwa hakikat media dalam Bk yaitu
sebagai berikut:
1. Sumber Informasi

5
Media berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat digunakan
konselor untuk memberikan pemahaman kepada individu yang sedang
dalam proses bimbingan. Media ini bisa berupa buku, artikel, video,
audio, atau sumber informasi lain yang relevan dengan permasalahan
yang dihadapi oleh klien.
2. Alat Komunikasi
Media juga berperan sebagai alat komunikasi yang memfasilitasi
interaksi antara konselor dan klien. Misalnya, penggunaan presentasi
visual atau video dapat membantu konselor menjelaskan konsep-konsep
yang sulit dipahami oleh klien, sehingga mempermudah pemahaman.
Manusia selalu berkomunikasi satu dengan lainnya, karena
sesungguhnya manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan
interaksi antara satu dengan lainnya. Individu menghabiskan 70 persen
waktunya untuk berkomunikasi, baik melalui tulisan maupun melalui
percakapan.
Komunikasi dalah proses penerimaan dan penyampaian pesan dan
pemahaman pada waktu yang sama tanpa ada awal dan akhir. Semua
komunikasi melibatkan pengiriman simbol dengan makna tertentu.
Simbol ini dapat berupa simbol verbal dan nonverbal. Ketepatan
penyampaian simbol-simbol dalam komunikasi tergantung pada
seberapa jahuh ketepatan penerima dalam menafsirkan informasi yang
diberikan pengirim pesan. Dengan adanya ketepatan informasi ini maka
terjadilah apa yang dinamakan dengan “penerima” menyetahui apa yang
diketahui pengirim, penerima menilai sebagaimana pengirim menilai,
penerima merasakan sebagaimana yang dirasakan pengirim, dan
memutuskan apa yang ingin diputuskan oleh pengirim (Johnson dalam
Rahmawati, P).
Dengan bermodalkan kesadaran diri dan kemampuan
interpersonalnya untuk memahami konseli secara empati, konselor
melakukan interaksi bimbingan dan konseling yang peduli
kemaslahatan. Dalam proses bimbingan dan konseling itu, konselor
memfasilitasi konseli untuk menyadari dirinya, mengeksplorasi

6
permasalahan yang dihadapi serta kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka. Dari situ, selanjutnya konseli difasilitasi untuk menetapkan
pilihan atau mengambil keputusan yang patut diduga akan bermuara
pada kemaslahatan bagi dirinya maupun bagi orang banyak dalam arti
luas.
Komunikasi merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator,
komunikan, channel, message, feedback, dan noise/barrier. Pesan yang
disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel
sampai ke komunikai sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya
sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan
oleh komunikan. Feedback positif menunjukkan bahwa pesan dipahami
dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan pesan mungkin
saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan
ini diperlukan saluran berupa media.
Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik
karena adanya noise dan barrier atau hambatan dan gangguan. Noise ini
dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan, pada
pesan juga pada channel. Sebagai bentuk komunikasi, layanan
bimbingan dan konseling manapun sangat dibutuhkan peran media
untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan.
3. Pemfasilitasi Diskusi
Media dapat digunakan untuk memulai atau memfasilitasi diskusi dalam
sesi bimbingan dan konseling. Contohnya, penggunaan berita terkini
atau kasus-kasus studi kasus dapat membantu memancing diskusi dan
refleksi yang mendalam.
4. Pengembangan Keterampilan
Media juga dapat digunakan untuk melatih keterampilan tertentu yang
diperlukan oleh peserta didik. Misalnya, jika seseorang sedang dalam
proses pengembangan keterampilan komunikasi sosial, media seperti
permainan peran atau simulasi sosial dapat membantu.

7
C. Kedudukan Media dalam Bimbingan dan Konseling
Proses pembelajaran efektif terjadi jika media pembelajaran yang
digunakan memiliki kesan pada peserta didik, kesan pada media yang
digunakan menggambarkan urgensi media yang digunakan dalam
Bimbingan dan Konseling. Secara garis besar urgensi media dalam proses
pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
shingga mempermudah siswa dalam memahami pesan yang
disampaikan.
2. Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
3. Menarik minat perhatian siswa.
4. Meninmbulkan gairah belajar siswa.
5. Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih lansung antara
peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.
6. Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minantnya.
7. Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam
menerima pesan (Syaffruddin Nurdin, 2016).
Dengan demikian, urgensi media dalam proses pembelajaran memiliki
kedudukan yang sangat signifikan. Bahkan boleh dikatakan sejajar dengan
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sebab antara metode
dan media memiliki sinergitas dalam mendukung proses pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu,
sangatlah penting adanya media dalam proses pembelajaran. Begitu pula
kedudukan media dalam Bimbingan dan Konseling (Umarella, S. (2018).
D. Klasifikasi Media dalam Bimbingan dan Konseling
Secara umum telah banyak di ketahui, pembagian media pembelajaran
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum yaitu, audio, visual dan
audio visual. Dalam opersionalnya pada proses pembelajaran ketiga jenis
media tersebut mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan proses
pembelajaran. Menurut Nasution dalam Syafruddin mengemumkakan ciri

8
khas atau karakteristik suatu media berbeda berdasarkan tujuan dan maksud
pengelompokannya (Syaffruddin Nurdin, 2016), media yang dimaksud
adalah papan tulis, multimedia, komputer dan film atau gambar.
Adapun spesifikasi media yang juga dikemukakan oleh Anderson dalam
Maimunah yang dikalisifikasikan sebagai berikut (Maimunah, 2016):
1. Kelompok Media Grafis, Bahan Cetak dan Gambar Diam
a. Media grafis mencakup gambar dan ilustrasi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi atau pesan.
b. Bahan cetak adalah media seperti buku, majalah, brosur, poster,
dan lainnya yang menggunakan teks dan gambar cetak.
c. Gambar diam adalah gambar yang tidak bergerak, seperti foto
atau ilustrasi statis.
2. Kelompok Media proyeksi diam (ohp, slide)
a. Media proyeksi diam adalah media yang digunakan dalam
presentasi atau pengajaran yang melibatkan proyektor, biasanya
berupa overhead projector (OHP) atau slide.
b. Dengan menggunakan transparansi, gambar atau teks dapat
diproyeksikan ke layar, dinding, atau permukaan lainnya tanpa
pergerakan atau animasi.
3. Kelompok Media Audio
a. Media audio mencakup semua bentuk suara dan rekaman suara,
seperti musik, pidato, podcast, dan narasi.
b. Ini digunakan untuk mengkomunikasikan informasi, hiburan,
atau pesan dengan menggunakan audio.
4. Kelompok Media Film (Motion Pictures)
a. Media film adalah kombinasi dari gambar bergerak (video) dan
audio.
b. Ini digunakan untuk menceritakan cerita, menyampaikan pesan,
atau menghibur audiens melalui gerakan gambar dan suara.

9
5. Kelompok Multimedia (audiovisual)
a. Media film adalah kombinasi dari gambar bergerak (video) dan
audio.
b. Ini digunakan untuk menceritakan cerita, menyampaikan pesan,
atau menghibur audiens melalui gerakan gambar dan suara.
6. Kelompok Media Objek (langsung pada objek bukan penyajian)
a. Media objek mencakup penggunaan media langsung pada objek
fisik, seperti tanda peringatan, label, atau informasi yang
ditampilkan pada produk fisik atau lingkungan fisik.
7. Kelompok Media Interaktif
a. Media interaktif memungkinkan audiens untuk berpartisipasi
dan berinteraksi dengan konten media.
b. Contoh media interaktif termasuk permainan komputer, situs
web interaktif, aplikasi ponsel, dan simulasi yang
memungkinkan pengguna untuk memilih tindakan atau respons
terhadap media tersebut.

Setiap kelompok media memiliki karakteristik dan kegunaan yang


berbeda-beda, dan pemilihan media yang tepat tergantung pada tujuannnya.

E. Fungsi Media dalam Bimbingan dan Konseling


Dalam konsepnya dengan fungsi media bimbingan dan konseling
menurut Nursalim, Muhammad dalam Zaini, A., Dianto, M., & Mulyani, R.
R. (2020) dapat ditekankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki
fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
bimbingan dan konseling yang lebih efektif.
2. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling. Hal ini
mengandung pengertian bahwa media bimbingan dan konseling
sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling

10
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan
situasi yang diharapkan.
3. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus
relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Fungsi ini
mengandung makna bahwa pemilihan dan penggunaan media
dalam bimbingan dan konseling harus selalu melihat pada
kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi bimbingan dan
konseling.
4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat
hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya
sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa.
5. Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk
memperlancar proses bimbingan dan konseling. Fungsi ini
mengandung arti bahwa melalui media bimbingan dan konseling
siswa dapat lebih mudah memahami masalah yang dialami atau
merangkap bahan yang disajikan lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk
meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Pada
umumnya hasil bimbingan dan konseling yang diperoleh
siswa dengan menggunakan media bimbingan dan konseling
akan tahan lama diingatan peserta didik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk
proses penyaluran pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Media merupakan perantara
yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada penerima
informasi. Dalam bimbingan dan konseling terdapat beragam teknik
pemberian layanan salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan
perantara media dalam bimbingan dan konseling adalah sebuah alat bantu
pelaksanaan layanan. Sebagai alat bantu, maka penggunaannyapun harus
disesuaikan sebagaimana kebutuhan serta keadaan yang ada.
Literasi ICT adalah komponen penting dalam bimbingan dan konseling
modern, yang memungkinkan konselor untuk menyediakan layanan yang
lebih efektif, meningkatkan aksesibilitas, dan memanfaatkan berbagai
media untuk membantu klien. Klasifikasi media dalam bimbingan dan
konseling memungkinkan konselor untuk memilih alat yang paling sesuai
dengan kebutuhan klien dan tujuan konseling. Dengan literasi ICT yang
kuat, bimbingan dan konseling dapat menghadapi tantangan dan peluang
dalam era digital ini dengan lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA
Falah, N. (2016). Peningkatan layanan bimbingan dan konseling melalui pelatihan
pembuatan media bimbingan pada konselor sekolah di man lab. UIN
Yogyakarta. Jurnal Hisbah, 13(1), 59-85.

Rahmawati, P. BIMBINGAN & KONSELING.

Zaini, A., Dianto, M., & Mulyani, R. R. (2020, August). Pentingnya penggunaan
media bimbingan dan konseling dalam layanan informasi. In Prosiding
Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang
(pp. 126-131).

Umarella, S. (2018). Urgensi media dalam proses pembelajaran. Jurnal Al-iltizam,


3(2), 234-241.

Nurdin. Syaffruddin, (2016).Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers,

Maimunah, M. (2016). Metode Penggunaan Media Pembelajaran. Al-Afkar: Jurnal


keislaman dan peradaban, 5(1).

13

Anda mungkin juga menyukai