Makalah Klp. 3 Angket Gaya Belajar Dan AKPD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKPD DAN ANGKET GAYA BELAJAR


(Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Analisis Kebutuhan BK)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Abdullah Sinring, M.Pd.
Aswar, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
Luthfiyah Sidar Gani 200404500005
Fadiyah Nurul Purnama 210404502024
Andi Nurtasya Ekasari 210404502070

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "AKPD dan Angket Gaya Belajar". Pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah
"Analisis Kebutuhan BK" yang telah memberikan tugas dan kesempatan kepada kami untuk
belajar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Analisis
Kebutuhan BK”. Tak hanya itu, penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
penulis dan pada pembaca. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Makassar, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I - PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1
BAB II - PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) ....................................................................... 2
B. Angket Gaya Belajar ......................................................................................................... 3
BAB III - KESIMPULAN ......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting karena dapat membantu peserta
didik dalam mengatasi masalah. Identifikasi kebutuhan peserta didik merupakan langkah
awal dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif. Salah satu alat
ukur yang digunakan dalam mendeteksi dan mengetahui kebutuhan peserta didik adalah
AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik). Adapun salah satu bidang kebutuhan yang
dapat diungkap melalui AKPD adalah bidang belajar.
Gaya belajar merupakan suatu cara yang dimiliki oleh individu dalam belajar atau
cara yang ditempuh untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima.
Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga penting bagi guru
untuk memahami cara belajar dari setiap peserta didik yang ada di kelas. Biasanya, hasil
dari AKPD bisa mengindikasikan ketidakcocokan gaya belajar peserta didik dengan gaya
mengajar guru, sehingga diperlukan analisis lebih jauh untuk mencegah hal tersebut
menimbulkan masalah yang lebih serius. Untuk itu, digunakanlah angket gaya belajar
untuk mengungkap gaya belajar yang dimiliki siswa.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana yang dimaksud dengan AKPD?
2) Bagaimana yang dimaksud dengan angket gaya belajar?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan AKPD
2) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan angket gaya belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)


Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) merupakan salah satu instrumen yang
digunakan dalam perencanaan layanan Bimbingan dan Konseling. Menurut Transisilawati
dkk. (2019), AKPD merupakan sebuah angket yang berisi sejumlah soal berupa
pernyataan terkait dengan masalah - masalah yang diasumsikan biasa terjadi pada
peserta didik. Hasil pengolahan angket tersebut membantu guru bimbingan dan
konseling merancang program bimbingan dan konseling untuk membantu peserta didik
mengatasi permasalahan yang dialaminya (Mahaly, 2021). Dengan kata lain bahwa
Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) merupakan langkah awal untuk merencanakan
program dan melaksanakan program bimbingan dan konseling bagi siswa baik itu layanan
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, maupun bimbingan
klasikal (Papilaya & Mahaly, 2023).
Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) adalah salah satu alat bantu bagi
guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam memberikan layanan bagi siswa.
Penggunaan AKPD ini diharapkan dapat mengoptimalkan program–program yang disusun
oleh guru BK karena tiap siswa akan menerima layanan sesuai dengan kebutuhannya.
Penggunaan AKPD ini digunakan untuk menentukan kebutuhan peserta didik dan
sangat efektif untuk memetakan kebutuhan peserta didik (Rufaedah & Himmawan,
2023).
Angket Kebutuhan Peserta Didik (Need Assessment) adalah proses analisis data
untuk mencari masalah yang sering muncul dialami oleh diri siswa/ individu. Dengan
angket analisis kebutuhan diharapkan memperoleh data yang sebenarnya dari siswa
sebagai bahan dasar untuk membuat program bimbingan dan konseling di sekolah. AKPD
ini dibuat oleh Guru Bimbingan Konseling sesuai dengan rumusan tujuan peserta didik.
Soal yang diajukan dalam AKPD berbentuk pernyataan dengan tipe jawaban ya atau tidak.
Jika siswa merasa mengalami masalah yang tercantum dalam pernyataan pada AKPD,
maka siswa dapat menjawab ya. Sebaliknya, jika siswa tidak merasa mengalami
permasalahan tersebut, maka siswa bisa menjawab tidak. Hasil dari jawaban tersebut
kemudian akan diolah dan disajikan dalam bentuk akhir berupa analisis dan persentase
untuk melihat bobot dari masing-masing permasalahan yang dialami oleh siswa.

2
Pernyataan yang disajikan dalam AKPD dibagi kedalam beberapa bidang yang
terkait dengan kebutuhan siswa. Bidang atau topik yang diungkap dalam AKPD adalah
sebagai berikut:
1. Layanan Pribadi, yaitu bidang layanan yang fokus terhadap permasalahan
pribadi siswa.
2. Layanan Sosial, yaitu bidang layanan yang fokus terhadap bagaimana siswa
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
3. Layanan Belajar, yaitu bidang layanan yang fokus terhadap proses belajar
siswa.
4. Layanan Karir, yaitu bidang layanan yang berhubungan dengan gambaran
karir siswa, misalnya cita-citanya. Dari pembagian bidang tersebut, Guru
Bimbingan Konseling dapat mengetahui kecenderungan dari jenis
permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
Secara umum, tujuan dari AKPD adalah untuk mencari data yang sebenarnya
sehingga Seorang Guru BK bisa membuat program bimbingan konseling sesuai kebutuhan
peserta didik itu sendiri. Menurut Transisilawati dkk. (2019), beberapa fungsi dan tujuan
dari AKPD adalah sebagai berikut :
1. Membantu siswa dalam menemukan masalah yang pernah atau sedang
dialaminya.
2. Membantu menentukan jenis atau kategori permasalahan yang dialami oleh
siswa sesuai dengan perolehan hasil analisis.
3. Menyusun rumusan kebutuhan konseling yang sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi oleh siswa.
Dengan menggunakan AKPD, guru BK dapat memberikan layanan yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat membantu siswa dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan prestasi akademik mereka.

B. Angket Gaya Belajar


Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting dipahami oleh guru. Setiap siswa
mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi bagaimana sebuah informasi
diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar siswa, akan mempermudah
guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa
menyerap informasi secara maksimal. Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar siswa,
guru pun harus tahu gaya belajar dirinya sendiri agar tidak salah paham menanggapi cara
3
belajar siswa. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar, untuk membantu mempermudah
siswa ketika belajar (Fahyuni dkk., 2020).
Angket gaya belajar adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk
mengidentifikasi gaya belajar siswa. Dengan menggunakan angket ini, guru dapat
mengetahui gaya belajar siswa, baik itu visual, auditori, atau kinestetik. Angket gaya
belajar dapat membantu guru dalam menentukan jenis pembelajaran yang akan digunakan
nantinya. Selain itu, angket gaya belajar juga dapat membantu dalam menentukan metode
pembelajaran yang sesuai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Angket gaya belajar juga dapat membantu
siswa untuk menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga dapat
memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru. Dengan demikian,
penggunaan angket gaya belajar dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan
memperhatikan gaya belajar siswa.
Porter dan Hernacki, 2004 (dalam Banggo, 2023) menjelaskan indikator dari 3 jenis
gaya belajar yang dapat diidentifikasi melalui angket gaya belajar, yaitu:
- Indikator gaya belajar visual:
1) pembelajaran melalui melihat, yang mana seseorang bisa mudah
mengetahui hal yang diajarkan dengan melihat ekspresi, membaca,
menulis, bahasa tubuh;
2) mengetahui tentang posisi, angka, bentuk, dan warna;
3) rapi dan tertata,
4) tidak terganggu dengan kebisingan,
5) kesulitan menerima instruksi yang dapat dilihat.
- Indikator gaya belajar audiotorik:
1) mendengar merupakan cara belajar,
2) baik pada kegiatan berbicara,
3) mempunyai rasa peka pada musik,
4) terusik dengan adanya kebisingan,
5) tidak kuat dalam aktivitas yang dapat dilihat.
- Indikator gaya belajar kinestetik:
1) belajar melalui kegiatan fisik,
2) sensitif dengan bahasa tubuh serta ekspresi,
3) banyak bergerak dan fokus pada fisik,
4
4) senang coba sesuatu tetapi kurang rapi,
5) kurang pada kegiatan verbal.

5
BAB III
KESIMPULAN

Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) merupakan salah satu instrumen yang
digunakan dalam perencanaan layanan Bimbingan dan Konseling agar dapat mengoptimalkan
program–program yang disusun oleh guru BK karena tiap siswa akan menerima layanan
sesuai dengan kebutuhannya. Adapun angket gaya belajar dapat membantu dalam
menentukan metode pembelajaran yang sesuai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, akan mempermudah guru untuk
menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa menyerap informasi
secara maksimal.

6
DAFTAR PUSTAKA

Banggo, Yohanes Mariano. 2023. Analisis Gaya Belajar Siswa pada Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 11(1), 74-78.
Fahyuni, Eni Fariatul, dkk. 2020. Modul Aplikasi Alat Tes Bimbingan dan Koseling. Sidoarjo:
Umsida Press.
Mahaly, Sawal. 2021. Pelaksanaan Asesmen Kebutuhan Peserta Didik dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal di SMA Ambon. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling
Islam 4(2), 38-42.
Rufaedah, Evi Aeni & Himmawan, Didik. 2023. Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam
Bimbingan dan Konseling (Penelitian di SMP Negeri 1 Balongan Indramayu). Risalah:
Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 9(3), 1298-1305.
Papilaya, Jeanete Opilia & Mahaly, Sawal. 2023. Pengungkapan Masalah Siswa SMP Negeri
29 Maluku Tengah. Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan.
Transisilawati, Ujira, dkk. 2019. Aplikasi Pengidentifikasian Masalah Siswa Berbasis Web
(Studi Kasus di SMPN 21 Bandung). e-Proceeding of Applied Science 5(3), 2182-2188.

Anda mungkin juga menyukai