Anda di halaman 1dari 9

Legenda Gunung Tangkuban Parahu

Sinopsis

Karena malas mengambil teropong benangnya yang jatuh, Dayang Sumbi mengucap: kalau ada yang
membantu mengambilkan teropong, jika dia wanita maka akan aku jadikan dia saudara seumur
hidup dan jika dia laki laki maka akan aku jadikan suami. Ternyata Lengser, pegawai kerajaan, yang
mengambilkan. Maka ayah Sumbi, Raja Prabangkara, yang playboy, marah ketika mendengar Dayang
Sumbi hamil. Lengser jadi anjing yang di beri nama tumang ketika diumpat raja. Sumbi diusir ke
hutan. Lahirlah Jaka Sona, yang selalu ditemani Tumang, anjing, ayahnya yang tidak dikenalinnya.
Ketika Sumbi minta hati manjangan, Jaka mencarikan. Karena kesal tidak dapat menjangan, ia takut-
takuti Tumang. Panah melesat, Tumang tewas dan kembali jadi manusia. Ia paksa hatinya diambil
Jaka dan diserahkan pada Sumbi. Ketika tahu Tumang tewas, Sumbi marah dan memukul kepala
menggunakan centong sampai ia mengeluarkan darah, dayang sumbi mengusir Jaka, yang lalu
bernaung di sebuah gua. di sinilah ia mendengar suara gaib, bertapa sembilan tahun, mendapat
kesaktian dan berubah menjadi Sangkuriang. Ia lalu turun gunung membantu rakyat yang ditindas
Prabangkara yang sebenarnya kakeknya sendiri. Ibunya hanya ditemui kuburannya dan Sangkuriang
harus berhadapan dengan raja dan para prajuritnya. Waktu menghindar dari kejaran para prajurit, ia
bertemu dengan wanita yang mengaku bernama Larasati yang mirip dengan Sumbi. Mereka saling
jatuh cinta, tetapi lalu Larasati alias Sumbi yang menyamar untuk menghindar dari pencarian
ayahnya, mengenali Sangkuriang itu anaknya dari bekas luka di kepalanya. Dikatakanlah siapa dirinya
sebenarnya, tetapi Sangkuriang tidak mau tahu, karena Sumbi tidak mau mengatakan siapa ayahnya
ketika didesak. Maka ketika Sangkuriang tetap mendesak untuk kawin, Sumbi memberi syarat:
membendung Citarum, membuat danau dan membangun perahu. Syarat dipenuhi bahkan sambil
berduel dengan Prabangkara di tengah usahannya itu. Prabangkara tewas. Usaha penyadaran Sumbi
tetap tidak berhasil. Sangkuriang tetap ngotot mengajak kawin. Ketika Sumbi hendak dicium, tiba-
tiba berubah jadi bunga. Sangkuriang menyesal. Perahu yang sudah jadi ditendang dan jadi gunung
Tangkuban Perahu.
Suatu hari di sebuah kerajaan ada seorang wanita kerajaan yang cantik ia adalah dayang sumbi anak
dari raja sungging purbangkara.

Sang putri sedang menenun kain tiba tiba teropong benang nya terjatuh, karena ia malas maka ia
berdoa kepada sang rumuhun, ia pun berucap.

Dayang Sumbi : Duh yang rumuhun tolong lah hambamu ini.

Dayang Sumbi: Seandainya ada yang mengambilkan teropongku, jika ia wanita maka akan ku jadikan
ia saudaraku seumur hidup, dan jika ia laki laki maka akan ku jadikan ia suami ku.

Ucapannya itu di Kabul oleh sang rumuhun, dan Tidak di sangka ternyata yang mengambilkan
teropongnya adalah Lengser, pegawai kerajaan, dayang Sumbi pasrah mau tidak mau ia harus
menepati sumpah nya itu.

Lengser : Ampun Nyai, bukan kah ini teropong mu? Sang rumuhun menjawab doa mu, dan nyai
adalah jodoh hamba.

Beberapa hari kemudian dayang Sumbi hamil di luar nikah, dan kabar tersebut telah sampai kepada
sang raja, yaitu ayah dari Dayang Sumbi, sang raja tidak terima dengan berita tersebut lalu ia
mengumpulkan semua prajuritnya.

Raja Purbangkara: Sumbi, begini kah engkau membalas Budi ayah mu? Kau benar benar
mempermalukan aku, dan merendahkan martabat kerajaan ini.

Dayang Sumbi: Ampun kan hamba ayah handaku.

Raja Purbangkara: Sumbi katakan siapa laki laki yang menodai mu itu?

Raja Purbangkara: Ayo katakan! Berkali kali aku menanyakannya, jawab!!

Wayang: Katakan cucuku, apapun drajat laki laki itu ayah mu akan bertindak adil dalam perkara itu.

Raja Purbangkara: Baiklah kalau kau memilih diam begitu, jangan sesali keputusan mu.

Raja Purbangkara: Dikalpa

Dikalpa: Hamba Gusti.

Raja Purbangkara: kemari, Penggal dia.

Lengser: Ampun gusti, ampun Gusti prabu, hambalah orang yang telah melakukan perbuatan
terkutuk itu, hamba telah berbuat khilaf, ampunkan lah hamba.

Raja Purbangkara: Benarkah ucapan mu itu Lengser?


Lengser: Benar, benar Gusti prabu.

Raja Purbangkara : Tak kusangka, kau yang begitu dekat dan yang ku percaya, berani menghina ku,
Bedebah!!! ( sambil menendang Lengser).

Raja purbangkara: menendang kembali lengser DUARR!!

Dayang Sumbi : Hentikan hentikan ayah Handa , semua kejadian ini bukan kesalahannya , menampar
datang Sumbi ahkkkk!!

Raja Purbangkara: Dikalpa bereskan mereka

Dikalpa : (mengangguk)

Saat Dikalpa ingin menghabiskan dayang sumbi dan lengser, wayung ibu dari raja Purbangkara
menghentikan Dikalpa.

Wayang : Tunggu anak ku prabu sungging Purbangkara , jangan lah bertindak sia sia karena
bagaimana pun dia anak mu juga, Sumbi adalah anak mu sendiri darah daging mu, meskipun ibunya
dayang bulan sudah wafat dan tidak pernah kau anggap sebagai permaisuri,ingat sungging bayi
dalam kandungan nya itu,adalah cucu mu yang tidak berdosa

Heningg..

Raja Purbangkara : kebijasan ibu ananda bulan, tapi aib ini terlalu berat bagi ananda

Wayang : tidakk kenyataan ini adalah kehendak sang rumuhun

Raja Purbangkara : apa yang mesti hamba lakukan

Wayang : nikah kan mereka dan beri kesempatan cucu mu itu lahir

Raja Purbangkara : kalau begitu karena ibu, baiklahh

Raja Purbangkara : dengar lengser aku nikah kan kau dengan anakku, tapi aku tetap tidak bisa
menerima perilaku mu , yang seperti anjing ituu

Lengser : (berubah menjadi anjing)

Dayang Sumbi pun menangis melihat lengser berubah menjadi anjing

Lalu dayang Sumbi mencium tangan raja

Dayang Sumbi: ampuni kami ayah Handa prabu , ampuniii kamiii

Raja Purbangkara : keluar lah dari kerajaan ini ,aku tidak ingin melihat muka kalian

........

Beberapa tahun kemudian Sangkuriang pun lahir dan menjadi laki laki yang pemberani.

Suatu hari datang Sumbi meminta kepada Sangkuriang bahwa dia ingin memakan hati menjangan,
Sangkuriang pun pergi memburu Menjangan

Dayang Sumbi:Jaka Mak rasanya pingin makan hati menjangan,Mak mau!

Jaka Sona: Jaka akan mencarikan sekarang

Sangkuriang pun memanggil tukang untuk menemaninya berburu dihutan


Jaka sona: ayo cari hati menjangan untuk Mak.

Pergi ya Mak!!

Ketika Sangkuriang dan tumang berburu dihutan, Sangkuriang menyuruh Tumang untuk menggiring
Menjangan.

Saat Sangkuriang mengarahkan anak panahnya ke Menjangan dan melepaskan anak panahnya
namun siapa sangka yang kena sasaran bukan menjangan melainkan anjingnya yaitu si tumang

Jaka Sona: Tumanggg (sedih)

Tumang pun berubah menjadi manusia yaitu lengser. Lalu Tumang menyuruh Sangkuriang untuk
mengambil hatinya.

Sangkuriang: tumang

Tumang :makmu menginginkan hati menjangan bukan. Ambil pisau mu sebelum aku mati, cepat,
cepat sona laksanakan.

Sangkuriang mengambil pisaunya dan mengambil hati si tumang untuk di berikan kepada ibunya,
dayang Sumbi.

Sangkuriang:makkk!!! Makk, makk.

Dayang Sumbi: hei kau berhasil Jaka?wah!!

Sangkuriang: Mak

Dayang Sumbi: kenapa? Kenapa Jaka? Bejaken ka emak, sok ngomong kunaon?

Sangkuriang: Jaka Cuma berhasil membawa hati, si Tumang Mak.

Dayang Sumbi: apaa? Hati si Tumang!

Sangkuriang: Jaka tidak sengaja memanahnya makk, dia mati lalu berubah menjadi...Maafkan Jaka
Mak.

Dayang Sumbi: kamu telah membunuh Tumang, darah dagingmu sendiri ( sambil marah dan
memukul Sangkuriang)

Sangkuriang: Ampun, ampun, ampun makk.

Dayang Sumbi marah dan kesal kepada Sangkuriang dan memukul kepalanya hingga berdarah.

Sangkuriang: Aduh, aduh, aduh, ampun makk, ampun.

Dayang Sumbi: Dasar anak tak di untung, pergi kau!

Dayang Sumbi: Pergi kau dari sini enyah. Anak durhaka, Pergii!! Pergi kau.

Sangkuriang pun pergi meninggalkan ibu nya dan berteduh di sebuah goa

Dayang Sumbi kesal dan menangis hingga dia tertidur .

Setibanya Sangkuriang di goa, Sangkuriang di datangi oleh kakek tua.

Kakek tua: Hai anak manusia kau adalah makhluk yang di utus oleh para dewa untuk tinggal bersama
kami, siapa namamu?
Sangkuriang: Jaka Sona, saya telah di usir dari rumah, tersesat, izin kan saya bernaung di tempat ini.

Kakek tua: Hahahaha! Kau boleh tinggal di sini tinggal bersama kuriang.

Sangkuriang: Kuriang?

Kakek tua: Iya, kuriang artinya kekuatan alam yang kelak akan di peroleh selama tinggal di sini, kami
akan buat kau jadi manusia perkasa.

Sangkuriang: benar itu?

Kakek tua: yaaa

Sangkuriang: Saya bersedia!!!

Lalu tiba tiba kakek tua itu menghilang

Sangkuriang: Terima kasih.

Sangkuriang pun berlatih hingga dia tumbuh besar jadi laki laki gagah dan perkasa.

Suatu hari di sebuah desa ada seorang wanita cantik ia bernama Larasati yang sebenarnya adalah
Dayang Sumbi. Ia di datangi oleh seorang pria yaitu Sangkuriang, kemudian Sangkuriang tinggal
sementara bersama Larasati untuk bebas dari kepungan prajurit kerajaan. Hari demi hari mereka
jalani hari berdua, Sangkuriang pun melamar Larasati, namun di saat Larasati mengelus kepala
Sangkuriang, ia menemukan luka yang sama dengan anaknya yaitu Jaka Sona. Larasati atau Dayang
Sumbi menolak lamaran itu karena dia tau Sangkuriang itu adalah putranya, Sangkuriang tetap tidak
percaya dan tetap ingin menikahi Larasati. Larasati pun mencari cara agar tidak menikah dengan
Sangkuriang, ia memberikan syarat kepada Sangkuriang.

Dayang Sumbi: Baiklah Sangkuriang aku menyerah, kalau itu permintaan mu penuhi dulu persyaratan
ku.

Sangkuriang: Apa itu nyai, katakan...

Dayang Sumbi: Bendunglah kali Citarum, jadikanlah lembah itu sebuah danau, dan buatlah sebuah
perahu untuk kita berlayar.

Sangkuriang: Hanya itu?

Dayang Sumbi: iyahh. Dan semuanya itu susah harus siap sebelum matahari terbit esok pagi.

Sangkuriang: Baik lah! Nyi akan melihat itu tepat pada waktunya.

Sangkuriang pun pergi ke sungai Citarum dan memanggil Jin untuk membantu nya. Sungai Citarum
pun terbendung oleh bebatuan dan pepohonan, waktu demi waktu lembah itu berubah menjadi
danau yang sangat luas.

Saat Sangkuriang sedang membuat perahu, Nyi Larasati atau Dayang Sumbi memberhentikan
usahanya itu lantaran sang mentari telah terbit, namun Sangkuriang menolak ia akan tetap menikahi
ibunya itu. Saat Sangkuriang ingin mencium ibunya, Nyi Larasati atau Dayang Sumbi berubah menjadi
bunga melati, Sangkuriang pun menyesal atas perilakunya itu, ia pun menendang perahunya itu ke
atas dan terjatuh terbalik di balik danau, Jadilah Gunung Tangkuban Parahu.

Dayang Sumbi: Hentikan usahamu Jaka, kau telah gagal memenuhi janji.

Sangkuriang: Apa maksudmu?


Dayang Sumbi: Kau lihat itu. Sang Yang Rumuhun tidak merestui pernikahan kita, lantaran kau adalah
anakku.

Dayang Sumbi pun pergi meninggalkan Sangkuriang.

Sangkuriang: Nyi Larasati! (memanggil Dayang Sumbi)

Sangkuriang: Tunggu Larasati, tunggu. Walaupun aku gagal memenuhi persyaratan mu, Kau harus
menjadi istriku!

Dayang Sumbi: Hentikan usaha gilamu itu, kau memang sakti, kau memang perkasa, kau memiliki
kekuatan alam di dalam dirimu. Tapi jiwamu kosong, sekali lagi kau memaksa aku, emakmu akan
sirna untuk selama lamanya.

Dayang Sumbi pergi, namun di berhentikan oleh Sangkuriang.

Sangkuriang: Nyi aku tetap mencintaimu. ( mencium Dayang Sumbi)

Larasati atau Dayang Sumbi berubah menjadi bunga melati yang indah. Sangkuriang menyesal atas
perilakunya itu, lalu ia pergi ke tepi danau tempat ia membuat perahu. Perahu yang di buat
Sangkuriang di tendang ke atas dan terjatuh terbalik, dan jadilah Gunung Tangkuban Parahu.

TAMAT
Peran Sebagai

Muhamad Aldan sebagai Jaka Sona/ Sangkuriang


Firda Hidayah sebagai Dayang Sumbi
Danda Saputra sebagai Lengser/Tumang
Ahmad Muhqlis sebagai Raja Sungging Purbangkara
Alifa Syahla Maulida sebagai Wayung/Ibunda Raja
Rian Ardiansyah sebagai Dikalpa kerajaan
Andhika Dwi Ardiansyah sebagai Panglima Kerajaan

Sebagai Prajurit
Gilang Mustapid
Muhamad Naziril Padlih
Baju Naufal Ramadan
Reno
Ahdi Hidayati
Anshar Zul Husni
Ramdani
Muhamad Ibnu Jakial Al Haris
Sebagai Selir
Lau Letta Maulid Dina
Ismiati
Nasywa Alifpia Kurnawan
Siti Awaliyah
Siti Salwa Maulida
Fani Nova Rianti
Mar’athun solihah
Karisa
Putri Indah Kusumawati
Yunia Lufar Al-Qir’an

Sebagai Warga Desa


Fais Zakaria Pratama
Sultan Iqbal Ramadhan
Ilyas Dwi Kurniawan
Muhamad Rizki
Wasian Rendi
Siti Masturoh
Aan Aliyani
Minati Dewi
Dewi Larasati
Dwi Pebriyani

Penyusun Skenario Penulis Naskah


Muhamad Aldan Muhamad Aldan

Anda mungkin juga menyukai