Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keuntungan sekaligus kerugian. Keuntungannya,


Indonesia menjadi pintu lalu lintas internasional, laut maupun udara. Selain itu, dengan potensi sumber
daya alam melimpah, Indonesia ibarat rumah cul de sac di dalamnya tersimpan harta karun, menggoda
siapa pun untuk datang bekerja sama menggali atau mencuri harta itu.Kerugiannya, wilayah ini mudah
dimasuki.

Maka bagaimana agar Indonesia kita tercinta tetap terjaga dan tidak tercuri… sebagai cara nasionalisme
dan nilai-nilai kebangsaan merupakan suatu keniscayaan yang menjadi landasan serta dasar untuk
memelihara sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Sebagai negara dengan
bentang geografi, kondisi demografi dan pluralitas, maka hal itu (nasionalisme dan nilai-nilai
kebangsaan) merupakan hal yang sangat vital serta urgen,”

ISI PEMBAHASAN
Bagaimana Cara Menjaga Keutuhan Indonesia?

Sebagai negara dengan penduduk yang tersebar dalam pulau-pulau besar maupun kecil, tentu saja
terdapat beragamnya harapan, kehendak dan kebutuhannya beraneka macam pula.

Pada masa penjajahan, para pahlawan membela dan menjaga keutuhan Indonesia dengan berjuang. Cara
berjuangnya bermacam-macam. Ada yang maju berlaga di medan pertempuran. Ada pula yang berjuang
lewat pergerakan. Mereka berjuang dengan pikiran, tulisan-tulisan, dan ilmu pengetahuan. Pada masa
perjuangan kemerdekaan, dua cara memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini sama-sama tinggi
nilainya. Saat ini Indonesia tidak lagi dijajah oleh bangsa asing. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi
berperang melawan para penjajah. Meski demikian, tugas kita tidak lebih ringan. Sebab, menjaga
kemerdekaan justru lebih berat daripada merebutnya. Bukan penjajah yang akan mengancam keutuhan
negara kita. Namun, sangat mungkin diri kita sendiri, putra-putri Indonesia ini. Mungkinkah itu? Sangat
mungkin, jika kita tidak berlaku sebagaimana mestinya sebagai bangsa Indonesia. Jika kita salah
mengurus negara ini, tidak mustahil kitalah sendiri yang akan menghancurkan negara tercinta ini.
Berikut adalah cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan NKRI.

a. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia

Dulu para pahlawan berperang dan berunding dengan penjajah. Mereka berunding untuk menentukan
batas-batas wilayah Indonesia. Hasilnya adalah wilayah Indonesia seperti tergambar pada peta
Indonesia saat ini. Wilayah itu tentu tidak hanya berupa wilayah semata, namun meliputi semua
kekayaan yang ada di dalamnya. Misalnya penduduk, tumbuh-tumbuhan, hewan, serta kekayaan
mineral seperti minyak bumi, emas, batu bara, dan lain-lain.

Wilayah dan segenap kekayaan haruslah kita pertahankan dan kita jaga. Sebab di situlah letak
kedaulatan Negara kita. Kita tidak boleh membiarkannya diambil atau dirampas bangsa asing atau orang
perorangan. Tugas menjaga semua ini memang diserahkan kepada Negara. Namun sebagai warga
Negara, kita juga harus turut menjaganya.

b. Saling menghormati perbedaan

Indonesia berdiri di atas perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi agama, suku, adat istiadat, bahasa
daerah dan warna kulit. Semua perbedaan itulah yang jalin-menjalin membangun Indonesia seutuhnya.
Agar keutuhan Indonesia tetap terjaga, kita harus menganggap perbedaan itu sebagai anugerah. Kita
harus mensyukuri perbedaan yang ada. Cara menjaga perbedaan-perbedaan itu dengan saling
menghormati teman yang berbeda agama suku, adat istiadat, bahasa daerah dan warna kulit. Dengan
demikian , kita turut menjaga keutuhan negara Indonesia.
c. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan

Bangsa Indonesia memiliki banyak perbedaan. Akan tetapi, bangsa Indonesia juga memiliki banyak
persamaan. Dalam naskah Sumpah Pemuda, kita telah mengikrarkan bahwa kita adalah satu bangsa,
bangsa Indonesia. Kita mengakui bahwa kita satu tumpah darah, tumpah darah Indonesia. Kita juga
mengakui bahwa kita menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Itulah tiga
persamaan pokok yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain itu, kita juga memiliki Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah Putih. Semua itu adalah lambang pemersatu bangsa. Agar
keutuhan Indonesia terjaga, kesamaan tersebut haruslah tetap dijaga dan dipertahankan. Persamaan
tersebut semestinya dipertahankan oleh seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kebersamaan antara
sesama bangsa Indonesia haruslah terus dilestarikan.

d. Menaati peraturan

Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Mengapa demikian?
Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuannya agar Indonesia
menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan.

Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku
baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin,
baik laki-laki maupun perempuan.

Presiden juga harus manaati undang-undang dalam mengatur Negara. Presiden menaati undang-undang
agar dapat melayani rakyat sebaik mungkin. Rakyat harus membantu pelaksanaan program yang
dicanangkan pemerintah. Para wajib pajak harus membayar pajak. Para guru harus menaati undang-
undang dengan bersungguh-sungguh mendidik murid-muridnya. Sebaliknya, murid-murid menaati tata
tertib sekolah agar menjadi murid yang baik. Dengan menaati peraturan, keberhasilan dalam belajar pun
bias diraih. Jika semuanya bertindak sesuai dengan undang-undang, niscaya Indonesia akan jaya untuk
selama-lamanya.

KESIMPULAN

Ada dua masalah mendasar untuk menjaga keutuhan NKRI. Pertama, bagaimana memanfaatkan potensi
keuntungan negara kepulauan? Kedua, bagaimana menyusun dan menerapkan strategi pertahanan dan
keamanan guna mengaktualkan potensi keuntungan yang dimiliki?

SUMBER

http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/02/opi03.htm

http://www.pikiran-rakyat.com/node/95106

http://azisgr.blogspot.com/2009/06/rencana-pelaksanaan-pembelajaran.html

Cara Menjaga Keutuhan Indonesia. Pada masa penjajahan, para pahlawan membela dan
menjaga keutuhan Indonesia dengan berjuang. Cara berjuangnya bemacam-macam. Ada yang
maju berlaga di medan pertempuran. Ada pula yang berjuang lewat pergerakan. Mereka
berjuang dengan pikiran, tulisan-tulisan, dan ilmu pengetahuan. Pada masa perjuangan
kemerdekaan, dua cara memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini sama-sama tinggi
nilainya.

Saat ini Indonesia tidak lagi dijajah oleh bangsa asing. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi
berperang melawan para penjajah. Meski demikian, tugas kita tidak lebih ringan. Sebab,
menjaga kemerdekaan justru lebih berat daripada merebutnya. Sangat mungkin, jika kita
tidak berlaku sebagaimana mestinya sebagai bangsa Indonesia. Jika kita salah mengurus
negara ini, tidak mustahil kitalah sendiri yang akan menghancurkan negara tercinta ini.
Berikut adalah cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan NKRI.

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:
Cinta tanah air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta
tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

 Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri.
 Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
 Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
 Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan
kepada negara.

Membina persatuan dan kesatuan


Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan
usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

 Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.


 Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
 Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
 Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
 Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah
marah atau menyimpan dendam.
 Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa
dan kebudayaan

Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana, rela berkorban adalah
sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan
kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan
dengan cara membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain
atau kepentingan bersama.

Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Partisipasi tenaga
2. Partisipasi pikiran
3. Partisipasi uang atau barang

Berbagai tindakan dapat kita lakukan dalam berpartisipasi menjaga keutuhan NKRI dimulai
dari lingkungan kecil seperti Rukun Tetangga (RT), kampung, desa atau kelurahan, tingkat
kabupaten, provinsi, selanjutnya negara.

Contoh Partisipasi di Lingkungan Rukun Tetangga (RT) atau Kampung

 Ikut melakukan ronda malam (bagi orang dewasa).


 Tamu wajib lapor.
 Melapor pada pihak berwenang bila ada kejadian yang mencurigakan.
 Membantu tetangga yang mengalami musibah
 Menjaga kelestarian lingkungan
Contoh Partisipasi di Lingkungan Sekolah

 Kegiatan kepramukaan
 Aktif mengikuti upacara bendera.
 Terlibat dalam kegiatan kepramukaan
 Menerima dan bergaul dengan baik dengan teman tanpa membedakan suku dan
agama.

Contoh Partisipasi di Lingkungan Kabupaten atau Provinsi

 Mengikuti pertukaran pelajar.


 Mengikuti kegiatan seni atau olahraga antara wilayah
 Menjadi duta kabupaten atau provinsi.

Contoh Partisipasi di Lingkungan Negara

 Menjadi sukarelawan korban bencana alam.


 Mengikuti kegiatan pendidikan bela negara.
 Membayar pajak.
 Menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia.

Cara Menjaga Keutuhan NKRI

Sebenarnya banyak cara yang dapat kita lakukan dalam menjaga keutuhan negara Indonesia
diantaranya:
1. mau bergotong-royong,
2. mencintai dan membeli produksi dalam negeri,
3. melaporkan ke pihak yang berwenang bila ada kejahatan,
4. suka bekerja keras,
5. dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
6. toleransi terhadap sesama

Ingat, keutuhan negara Indonesia merupakan tanggung jawab


semua rakyat Indonesia atau warga negara Indonesia.
Dengan demikian pada hakekatnya untuk menjaga keutuhan
NKRI bukan berarti harus mematikan atau menghilangkan
keanekaragaman (perbedaan) dan kemajemukan bangsa, tetapi mencari
kesamaan dengan jalan mengakui perbedaan sebagai kekayaan bangsa.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, kepentingan nasional Indonesia adalah menjaga
dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keselamatan dan kehormatan bangsam serta ikut secara aktif dalam usaha-usaha perdamaian dunia.
Berangkat dari Pembukaan UUD 1945 di atas, maka kepentingan strategis pertahanan adalah
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
TNI sebagai komponen utama dalam pertahanan negara memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Menegakkan kedaulatan negara adalah mempertahankan kekuasaan negara untuk melaksanakan
pemerintahan sendiri yang bebas dari ancaman. Tugas menjaga keutuhan wilayah NKRI adalah
mempertahankan kesatuan wilayah kekuasaan negara dengan segala isinya. Sedangkan, melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah adalah melindungi jiwa, kemerdekaan dan harta benda setiap
warga negara.
Oleh karena itu, TNI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut ; pertama, menangkal setiap ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa. Kedua, menindak setiap bentuk ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Ketiga, memulihkan kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.
Merujuk tugas pokok dan fungsi TNI di atas, maka kepentingan strategis pertahanan negara ke depan,
meliputi kepentingan strategis yang bersifat tetap dan kepentingan strategis yang bersifat mendesak.
Kepentingan pertahanan negara yang bersifat tetap adalah penyelenggaraan usaha pertahanan negara
untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta keselamatan dan kehormatan bangsa dari setiap ancaman, baik yang berasal dari luar
maupun yang timbul dari dalam negeri.
Meski perkiraan ancaman menunjukan bahwa ancaman fisik dari luar yang mengarah pada ancaman
kedaulatan kecil kemungkinan terjadi, namun sebagai negara merdeka, berdaulat dan bermartabat,
kepentingan strategis untuk mempertahankan diri harus selalu disiapkan dan dilaksanakan tanpa
memandang ada atau tidaknya ancaman.
Kepentingan strategis pertahanan yang bersifat mendesak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
kepentingan yang bersifat pertahanan yang tidak dapat dipisahkan dari kepentingan strategis pertahanan
yang bersifat tetap. Kepentingan strategis yang bersifat mendesak diarahkan untuk mengatasi ancaman
kemanan actual yang sering kali melampaui batas-batas negara. Indonesia sebagai archipelago state dan
heterogenitas suku dan etnis berpotensi memunculkan ancaman keamanan actual yang berbentuk aksi
terorisme, perdagangan illegal, imigrasi gelap (people smuggling), drugs trafficking, penangkapan ikan
illegal (illegal fishing), illegal logging, illegal minning, dan ancaman lain-lain.
A. TUGAS OMSP TNI
Berkurangnya ancaman militer (konvensional) dan semakin beragamnya ancaman non militer, telah
berpengaruh terhadap tugas militer di hampir semua negara. Beberapa negara kemudian menerapkan
konsep military operation other than war (Operasi Militer Selain Perang). Secara umum konsep OMSP
dapat didefinisikan sebagai tugas (tambahan) militer selain tugas pokoknya yaitu pertahanan.
Disamping untuk menghadapi ancaman kemanan nasional, pertahanan negara juga dimaksudkan untuk
menghadapi gangguan keamanan non konvensional (non tradisional). Intensitas gangguan non
konvensional pada akhir-akhir ini semakin tinggi. Dinamika politik disejumlah negara dan ketimpangan
pembangunan di dunia yang semakin lebar menjadi penyebab utama munculnya ancaman non
konvensional ini.
TNI sebagai kekuatan negara disiapkan untuk menghadapi ancaman militer. Namun, dalam tugasnya
TNI tidak hanya melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) tetapi juga melaksanakan Operasi Militer
Selain Perang (OMSP). OMP merupakan operasi militer untuk menghadapi kekuatan militer negara lain
yang berupa invasi maupun agresi.
Sementara, tugas OMSP adalah operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam konteks perang dengan
negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis
(counter insurgency) mengatasi kejahatan lintas negara, tugas kemanusiaan dan tugas perdamaian.
Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI BAB IV pasal 17 ayat 2 menyebutkan 14 macam tugas
OMP, antara lain ; mengatasi gerakan separatis bersenjata ; mengatasi pemberontakan bersenjata ;
mengatasi terorisme ; mengamankan wilayah perbatasan ; mengamankan obyek vital nasional yang
bersifat strategis ; melaksanakan tugas perdamaian dunia ; mengamankan presiden dan wakil presiden
beserta keluarganya ; memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya ; membantu
tugas pemerintahan daerah ; membantu Polri dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat ;
membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang
sedang berada di Indonesia ; membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan
pemberian bantuan kemanusiaan ; membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (SAR) ;
serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan,
perompakan dan penyelundupan.
Tugas pengamanan obyek vital dalam OMSP adalah obyek vital nasional yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, harkat dan martabat bangsa, serta kepentingan nasional yang ditentukan oleh keputusan
pemerintah. Sedangkan tugas membantu tugas pemerintah di daerah adalah membantu pelaksanaan
fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat, dan kemampuan TNI untuk
menyelesaikan permasalahan akibat bencana alam, merehabilitasi infrastruktur, serta mengatasi masalah
akibat pemogokan dan konflik komunal.
Kecenderungan keamanan global memunculkan ancaman baru, yakni ancaman keamanan yang bersifat
non tradisional yang dilakukan oleh actor non-negara. Ancaman keamanan non tradisional tersebut pada
awalnya ancaman terhadap keamanan dan ketertiban politik. Namun pada tingkat eskalasi tertentu,
ancaman dapat berkembang sampai pada taraf yang membahayakan keselamatan bangsa.
Oleh karena itu, kebijakan strategis pertahanan Indonesia untuk menghadapi dan mengatasi ancaman
non konvensional adalah mendesak. Kebijakan pertahanan negara untuk menghadapi dan mengatasi
ancaman non konvesional dilaksanakan melalui OMSP.
B. Payung Hukum
Tugas OMSP TNI memerlukan payung hukum dan keputusan politik negara seperti yang tertuang
dalam UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI Bab IV pasal 7 ayat 3 bahwa ketentuan pelaksanaan OMSP
didasarkan pada kebijakan dan keputusan politik negara. Pada pasal 20 juga ditegaskan bahwa
pengunaan kekuatan TNI dalam rangka OMSP dilakukan untuk kepentingan pertahanan negara dan/atau
dalam rangka mendukung kepentingan nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pada BAB IV Pasal 5 juga ditegaskan bahwa peran TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Yang dimaksud dengan kebijakan dan keputusan
politik negara adalah kebijakan politik pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang dirumuskan melalui mekanisme hubungan kerja antara pemerintah dan DPR, seperti rapat
konsultasi dan rapat kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan OMSP, TNI tidak berarti mengambil alih peran instansi pemerintah yang lain dan
tidak berperan secara sendiri. Pada keadaan tertentu, TNI melaksanakan OMSP bersama instansi
fungsional secara terpadu. Sesuai bentuk ancaman, OMSP dilaksanakan TNI dengan memprioritaskan
tindakan preventif dibandingkan dengan tindakan represif. Keberhasilan tindakan preventif akan
mampu menghindari jatuhnya korban dampak negatif yang lebih besar.
Konsep OMSP seringkali masih menimbulkan kerancuan atau tumpang tindih antara peran TNI dengan
institusi lain, terutama kewenangan Polri dalam masalah keamanan umum atau ketertiban public. Peran
TNI sebagai kekuatan pertahanan adalah penggunaan kekuatan kekerasan bersenjata untuk mengatasi
ancaman, sedangkan Polri sebagai kekuatan keamanan adalah menegakkan keamanan dan ketertiban
umum (public order).
Dalam konteks diatas, penugasan TNI dalam OMSP tergantung pada eskalasi ancaman. Pada kondisi
dimana spectrum ancaman masih berupa tindak kejahatan biasa (kriminal) penanganan sepenuhnya
merupakan kewenangan Polri. Apabila ancaman terus terus meningkat sampai memasuki situasi gawat,
status wilayah beralih dari tertib sipil menjadi keadaan Darurat Militer, ketertiban TNI masih dalam
tugas OMSP. Peralihan status dari tertib sipil menjadi darurat militer diatur dalam UU No. 23 Prp
Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya yang kemudian diubah dengan UU No. 52 Prp tahun 1960.
Oleh karena itu, jenis OMSP yang dilakukan oleh TNI sesuai dengan jenis dan bobot ancaman yang
dihadapi. Dalam keadaan Darurat Perang, konflik yang terjadi adalah antara dua negara dengan
mengutamakan penggunaan kekerasan bersenjata didukung oleh kekuatan diplomasi dan ekonomi.
Dalam kondisi ini, TNI tidak lagi melaksanakan tugas OMSP, tetapi sepenuhnya melaksanakan tugas
OMP. Pemerintahan tugas OMSP, tetapi sepenuhnya melaksanakan tugas OMP. Pemerintahan sipil
maupun Polri tetap melaksanakan kewenangan dan tanggung jawabnya didaerah-daerah yang
memungkinkan.
Melihat tugas OMSP TNI yang cukup luas dan bersinggungan dengan tugas instansi lain, terutama
tugas Polri, ,maka untuk menghindari konflik otoritas diperlukan sebuah aturan main (rule engagement)
bagi pelibatan TNI dalam melaksanakan tugas-tugas OMSP. Dengan demikian perlu dirumuskan sebuah
undang-undang yang mengatur secara jelas dan tegas mengenai perbantuan TNI dalam mendukung
tugas intitusi lainnya.
Tugas perbantuan TNI adalah tugas-tugas yang dilakukan di luar tugas utamanya sebagai alat
pertahanan negara. Tugas ini merupakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang mengacu pada
keputusan politik pemerintah yang dianggarkan spenuhnya melalui APBN dan dipertanggungjawabkan
kepada DPR. Ruang lingkup tugas perbantuan TNI ditentukan oleh lembaga yang meminta tugas
perbantuan.
Tugas perbantuan TNI dapat dirangkum menjadi tugas penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan
(humanitarian relief), tugas kegiatan kemasyarakatan (civic mission), tugas pemberian bantuan dalam
penyelenggaraan fungsi pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban umum, serta tugas
pemeliharaan perdamaian dunia. Pelibatan TNI dalam operasi perdamaian dunia diputuskan oleh
presiden dengan persetujuan DPR yang mempertimbangkan kebijakan politik luar negeri serta
ketentuan hukum internasional.
Tugas OMSP TNI harus dalam pengawasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Oleh karena itu,
UU perbantuan TNI dimaksudkan untuk mengatur beberapa hal yang terkait dengan tugas OMSP TNI.
Hal-hal tersebut antara lain ; definisikan dan pengertian secara umum tentang tugas perbantuan TNI ;
mekanisme dan manajemen tentang pelaksanaan tugas perbantuan TNI ; alas an-alasan sehingga
diperlukannya perbantuan TNI ; siapa/institusi apa saja dan level institusi mana yang berhak mendapat
tugas perbantuan TNI ; anggaran untuk pelaksanaan tugas perbantuan TNI ; wilayah dan ruang lingkup
tugas perbantuan TNI ; jangka waktu (durasi) tugas perbantuan TNI ; dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan tugas perbantuan TNI.
Pelaksanaan tugas perbantuan TNI dinyatakan berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
dan/atau adanya keputusan pemerintah untuk mengakhiri tugas perbantuan tersebut yang dinyatakan
secara tertulis.
Tugas perbantuan TNI juga menjadi bagian penting dari system pertahanan negara. Namun, hal yang
lebih mendasar lagi yaitu Kebijakan Umum Pertahanan Negara hingga kini belum ditertibkan oleh
Presiden. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Bab IV pasal 13 ayat 2 memerintahkan
presiden agar menetapkan Kebijakan Umum Pertahanan yang kemudian menjadi pijakan bagi
perencanaan, penyelengaraan dan pengawasan system pertahanan negara.
Konsekuensi dari belum tertibnya Kebijakan Umum Pertahanan Negaraan, makan Dephan belum bisa
merumuskan kebijakan tentang penyelenggaraan pertahanan sesuai dengan Tugas Menhan dalam UU
No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Bab IV pasl 16 ayat 3 : “Menteri menetapkan kebijakan
tentang penyelenggaraan pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan presiden”.
Kebijakan ini akan menjadi rujukan dalam menentukan anggaran, pengadaan, perekrutan, pengelolaan,
sumber daya nasional, serta pembinaan teknologi pertahanan yang diperlukan TNI dan komponen
pertahanan lainnya. Kebijakan Dephan ini juga akan menetukan postur pertahanan dan postur TNI ke
depan.
C. Meningkatkan Kemampuan TNI
Pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI tidak diarahkan secara khusus untuk melaksanakan tugas
OMSP. Karena kemampuan tersebut melekat pada kemampuan TNI secara regular dalam tugas
menghadapi setiap bentuk ancaman. Namun, dalam tugas khusus dan spesifik seperti terdapat dalam
tugas OMSP, kemampuan TNI perlu dipersiapkan lebih maksimal.
Tugas OMSP TNI membutuhkan kemampuan professional TNI. Oleh karena itu peningkatan
profesionalisme TNI terkait dengan perbaikan kesejahteraan anggota TNI yang meliputi perbaikan
Uang Lauk Pauk (ULP), gaji prajurit, dan fasilitas Rumdis dan Asrama TNI. Profesionalisme TNI juga
terkait dengan pola pembinaan, pola latihan prajurit, fasilitas latihan, dan pengembangan serta
pemenuhan Alutsista.
Disamping peningkatan profesionalisme di atas, tugas OMSP TNI memerlukan kemampuan spesifik di
beberapa bidang, antara lain; pertama, kemampuan penegakan hukum dan keamanan di laut, udara dan
wilayah perbatasan untuk mencegah dan mengatasi setiap bentuk kejahatan lintas negara, ancaman
terhadap obyek vital, dan ancaman keamanan lainnya. Dalam hal ini diperlukan peningkatan kekuatan
alat peralatan berupa kapal-kapal patroli cepat, sarana deteksi baik darat, laut dan udara secara bertahap.
Di samping itu, perlu dibangunnya kemampuan surveillance dan early warning system untuk
mendeteksi tindak kejahatan lintas negara di wilayah perbatasan darat dan laut serta daerah rawan
lainnya.
Kedua, kemampuan menghadapi ancaman terorisme baik domestic maupun internasional, melalui
peningkatan personel dan peralatan satuan penanggulangan terror yang ada. Ketiga, kemampuan
mencegah dan mengatasi ancaman separatis bersenjata guna menjamin keutuhan wilayah NKRI.
Keempat, kemampuan mengatasi tindakan anarkhis, aksi-aksi huru-hara, konflik komunal dan tugas-
tugas lainnya dalam membantu tugas-tugas polisi.
Kelima, kemampuan menanggulangi dampak bencana alam dan Search And Rescue (SAR). Keenam,
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perdamaian dunia baik di tingkat regional maupun
internasional. Dan, kemampuan melaksanakan tugas lain dalam rangka OMSP.
Dalam konteks ini, idealnya ke depan TNI harus memiliki satuan-satuan yang memiliki kemampuan
dalam menghadapi gangguan dan ancaman yang berdimensi OMSP. Satuan-satuan itu bisa berbentuk
satuan khusus untuk menghadapi aksi terorisme, satuan khusus untuk menghadapi kejahatan illegal di
perairan dan penyelundupan, satuan khusus untuk medical, evakuasi, dan SAR untuk menghadapi
bencana alam, dan kesatuan khusus untuk tujuan misi perdamaian dunia.
Ke depan, ancaman terhadap NKRI semakin kompleks, terutama tindakan kejahatan yang berdimensi
lintas negara yang semakin marak. Oleh karena itu, dalam tugasnya TNI memerlukan dukungan instansi
terkait dengan lingkup fungsi dan tanggung jawab lembaga pemerintah lainnya. Untuk mewujudkan
kekuatan terpadu, TNI harus selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua lembaga fungsional
pemerintah dan elemen bangsa lainnya. Mengingat tindakan kejahatan tersebut bersifat lintas negara,
maka kerjasama keamanan regional dengan negara-negara lain menjadi keharusan.

D. Peranan TNI dalam NKRI


Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan perannya sebagai alat pertahanan Negara berkewajiban untuk
terus menjaga dan memelihara kedaulatan dan keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang keberhasilannya tentu haruslah dengan mendapatkan dukungan dari masyarakat
luas.
Demikian Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto dalam amanat tertulis pada upacara
peringatan ke-57 tahun Hari TNI tahun 2002, 5 Oktober 2002, yang dibacakan Direktur Standarisasi dan
Kelaikan Ditjen Ranahan Dephan Laksma TNI Widen Tyono ST MM di Lapangan Apel Dephan,
Jakarta, Sabtu (5/10) dengan tema "TNI yang Kokoh Didukung Rakyat Menjamin Tegaknya Kedaulatan
dan Keutuhan Bangsa." Panglima TNI mengatakan sejarah mencatat bahwa pada awal kemerdekaan
NKRI, bangsa Indonesia berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik yang datang dari luar maupun
dalam negeri sendiri. Agresi tentara Belanda tahun 1948, pemberontakan PKI, DI/TII, Permesta dan
Republik Maluku Selatan adalah merupakan bukti otentik yang tidak bisa dibantah lagi.
Panglima TNI juga menegaskan, reformasi internal TNI secara struktural sejauh ini telah berhasil
membawa perubahan-perubahan yang signifikan. Namun perubahan-perubahan tersebut tidaklah serta-
merta dapat dirasakan masyarakat luas, karena memang pada akhirnya sikap dan perilaku prajuritlah
yang akan menentukan seberapa jauh perubahan itu telah dilaksanakan. Karenanya menjadikan diri
sebagai prajurit pejuang yang profesional, prajurit yang berdisiplin tinggi serta prajurit bermoral yang
dapat dibanggakan haruslah menjadi tekad dari setiap insan prajurit TNI.
Menurut Panglima TNI, peringatan Hari TNI tahun 2002 memiliki dua kandungan makna, pertama,
sebagai sarana bagi prajurit TNI untuk mawas diri dan mampu secara jernih melihat sejauhmana TNI
melangkah menuju pada paradigma baru TNI sesuai tugas peran dan fungsi TNI. Kedua, peringatan ini
juga harus dapat dijadikan sebagai momentum untuk lebih meneguhkan jatidiri TNI sebagai Tentara
Rakyat, Tentara Pejuang, dan Tentara Nasional yang bearti adalah pengayom dan pelindung rakyat.

Sejumlah kapal perang milik TNI Angkatan Laut mengikuti aksi tempur laut di perairan Kalimantan
Timur, Minggu (15/6/2008), dalam rangka Latihan Gabungan TNI.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan selalu siap sedia menjaga dan mengamankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan cara berperang sekali pun. "Keutuhan NKRI adalah harga
mati bagi setiap masyarakat Indonesia kepada siapa saja yang berani mengganggu kedaulatan negara
ini," tegas Panglima TNI Jenderal Joko Santoso di Banjarmasin
Kehadiran Panglima TNI di Banjarmasin dalam rangka pelaksanaan program bhakti TNI di Rumah
Sakit TPT Banjarmasin.
Saat ditanya apakah TNI siap untuk perang, Panglima mengatakan, "TNI siap perang asalkan itu
diputuskan oleh bangsa dengan putusan politik antara pemerintah dan DPR."
Menurut Joko, TNI adalah penjaga kedaulatan, jadi akan selalu menjaga keutuhan bangsa dan negara
Indonesia.
Saat ditanya mengenai kasus Ambalat, Joko menjelaskan, TNI akan selalu siap mewaspadai setiap
ancaman yang datang dari luar. "Kami akan menghalau negara mana pun yang memasuki wilayah
kesatuan Republik Indonesia tanpa izin dengan cara yang sesuai prosedur dan aturan yang berlaku,"
tegasnya.
"Untuk itu, dengan adanya kesiapan TNI dalam menjaga keutuhan NKRI, maka siapa saja dalam hal itu
negara mana pun yang memasuki wilayah Indonesia tanpa meminta izin akan ditegur dan diminta untuk
meninggalkan NKRI," jelasnya.

Kesimpulan :
Bahwa yang wajib melindungi keutuhan NKRI tidak hanya tentara tetapi kewajiban bersama
masyarakat Indonesia namun untuk menjaga keutuhan NKRI memang merupakan kewajiban TNI
sehingga dimanapun, kapanpun TNI akan selalu siap untuk menjaga keutuhan Negara…

Referensi :
1. Kompas.com
2. Okezone.com
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Search

Subscribe to Our RSS feed!

Follow Us on Twitter!

Prakata

Mengenai Saya

mirain

bekasi, Indonesia
Cari tau aja sendiri

Lihat profil lengkapku

BTricks

BThemes

Site Link

 http://musik.com
 http://studentsite.gunadarma.ac.id
 http://gunadarma.ac.id

Friend

Total Tayang

11,217

Populer

 PEREKONOMIAN INDONESIA ( GDP SECTOR 2005 s/d 2010 )

PEREKONOMIAN INDONESIA DATA ON GDP AND ECONOMIC SECTOR 2005-2010 NAMA : MIRA ROSITA
NPM : 10208807 KELAS : 3EA12 DOSEN : HARRY SUSSAN...

 menjaga keutuhan NKRI

Pendidikan kewarganegaraan Menjaga keutuhan ( NKRI ) Disusun oleh : Nama : Mira Rosita NPM :
10208807 Kelas : 2EA14 F...

 JURNAL METODE RISET( faktor perilaku konsumen )

Tugas Jurnal Metode Riset FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
PEMBELIAN ALAT KOSMETIK DI BEKASI Nama : Mira rosita NPM :...

 System pasar dan intervensi pemerintah dalam kapitalis

PEREKONOMIAN INDONESIA Tema: Perlukah campur tangan pemerintah dalam perekonomian Judul :
System pasar dan intervensi pemerinta...

 Pembagian SHU di Koperasi Yon Armed 7/105

PEMBAGIAN SHU Kepada Anggota Di Koperasi Yon Armed 7/105 Tahun 2008 Disusun oleh : Nama : Mira
Rosita NPM : 10208807 K...

Video
.

Archives

Anda mungkin juga menyukai