Anda di halaman 1dari 14

MACAM MAJAS

1. Hiperbola. Melebih-lebihkan. Kedengarannya konyol tapi kita sudah melakukan ini sejak kecil dan
tanpa sadar.

Contoh: Bekasi lebih jauh daripada Planet Mars.

_________________________________________

English: Exaggeration

2. Metafora. Perbandingan langsung.

Ini kalo gampangnya, sama ketika kita memberi julukan pada sesuatu.

Contoh biasa: Raja siang tertutup awan.

Contoh tidak biasa: Aku tidak suka dia. Kepala batu!

_________________________________________

English: Metaphor

3. Personifikasi. Ungkapan pada benda mati seolah-olah melakukan sesuatu seperti manusia.

Contoh: Sore itu, ia membiarkan senja memeluknya.

Contoh lain: Bulu kudukku berdiri serentak.

_______________________________________

English: Personification

4. Alegori. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi alegori itu semacam perumpamaan. Hampir
mirip sama analogi.

Contoh: Seks itu buatku, pertarungan yang petarung-petarungnya harus memikirkan kemenangan
lawan.

_____________________________________

English: Allegory
5. Ironi. Pengungkapan berkebalikan dengan maksud menyindir. Ah, ini sih, orang-orang julid cerdas
pasti ahli.

Contoh: Kaligrafimu indah seperti cakar ayam.

______________________________________

English: Irony

6. Sarkasme. Ungkapan kasar yang tidak disembunyikan. Biasanya digunakan untuk orang bebal.

Contoh: Kamu bilang perkosaan itu salah perempuan berbaju minim? Babi banget kamu.

_______________________________________

English: Sarcasm

15. Paradoks. Mengungkapkan dua hal bertentangan sebagai satu kesatuan. Biasanya untuk
menggarisbawahi pukau atas satu fenomena.

Contoh: Selulus sekolah pun, kita masih akan terbelenggu kebebasan.

________________________________________

English: Paradox

16. Komedika. Sebuah ungkapan penghalusan makna dengan tujuan mengurangi tegangan.

Contoh: Waduh, keren banget skor kita, bulat telur!

________________________________________

English: Comedics

17. Sinestesia. Pengungkapan sebuah indera melakukan fungsi indera lain.

Contoh: Suaranya terdengar tajam di telingaku.

________________________________________
English: Synesthesia

18. Antonomasia. Memberi julukan pada orang sesuai sifatnya.

Contoh: Kalian ketemu sama Nyonya Cerewet tidak, di kantin?

_________________________________________

English: Antonomasia

19. Aptronim. Pemberian nama yang sesuai dengan pekerjaannya. Ini banyak dipakai di novel.

Contoh: Manajer keuanganku namanya Finanza Arthalita.

________________________________________

English: Aptronym

20. Hotmanparisium. Pengungkapan halus atas sesuatu yang dimaksudkan untuk menyombong.

Contoh:

1. Ah sial. Lagi-lagi ujianku cuma dapat 99!

2. Bu Siska membelikan anak-anaknya gubuk sederhana di Pondok Indah.

______________________________________

English: Gasconade

21. Metonimia. Memakai nama merek suatu produk untuk mewakili jenis produknya.

Contoh: Ibu meminta tolong aku membelikannya odol.

_________________________________________

English: Metonymy

22. Hipokorisme. Memakai nama panggilan masa kecil untuk menyebut seseorang yang akrab. Biasanya
di Jepang yang pake -chan atau -cchi.
Contoh: Selamat siang, bisa bicara dengan Echy? (Nama asli Desi)

_________________________________________

English: Hypocorism

23. Alusio. Perumpamaan historikal. Mereferensi seseorang atau sesuatu sama dengan yang pernah ada.

Contoh: Lama-lama Jakarta jadi Beijing baru nih.

________________________________________

English: Allusion

24. Simile. Perumpamaan satu ini menggunakan kata umpama, ibarat, seperti, bagaikan, dsj. Biasanya
lugas dan eksplisit.

Contoh: Lama-lama Ayah dan Ibu sudah kaya anjing dan kucing. Ga pernah akur.

________________________________________

English: Simile

25. Fabel. Pengungkapan yang memakai aktivitas manusiawi pada binatang.

Contoh: Ketilang bernyanyi merdu sementara kera-kera menyoraki riuh rendah.

________________________________________

English: Fable

26. Parabel. Pelajaran yang disamarkan dalam cerita, biasanya dongeng.

Contoh: Jangan sombong seperti kelinci dalam cerita "Kelinci dan Kura-kura".

________________________________________

English: Parable

27. Retorika. Pengajuan pertanyaan yang tak perlu dijawab karena sudah jelas.
Contoh: Apakah kita perlu menjawab sebuah retorika?

_______________________________________

English: Rhetoric

28. Pleonasme. Ungkapan yang boros kata, untuk menegaskan hal yang tak perlu di tegaskan.

Contoh: Kucing itu masuk ke dalam rumah.

_______________________________________

English: Pleonasm

29. Oksimoron. Sebuah paradoks yang dikompresi menjadi frasa yang bertolak belakang.

Contoh: Penipu jujur. Surga dunia. Pahlawan pengkhianat.

_______________________________________

English: Oxymoron

30. Aliterasi. Repetisi huruf depan dalam satu kalimat.

Contoh: Daun dedalu dalam dekapan, dambaan dia dewi.

_________________________________________

English: Alliteration

42. Epanalepsis. Pengulangan kata di awal kalimat dan di akhir kalimat.

Contoh: Anak yang berhasil adalah anak yang bisa menikmati masa kecilnya sebagai seorang anak.

______________________________________

English: Epanalepsis

43. Epimona. Pengulangan kata atau frasa untuk mempertegas maksud. Biasanya pertanyaan.
Contoh popular: Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?

______________________________________

English: Epimone

44. Gradasio. Konstruksi kalimat di mana kata akhir menjadi awal kalimat berikutnya.

Contoh popular: Pikiran menjadi ucapan. Ucapan menjelma tindakan. Tindakan mewujud kebiasaan.
Kebiasaan membentuk takdir.

______________________________________

English: Gradatio

45. Simplosa. Gabungan antara anafora dan epifora.

Contoh: Kau mungkin melahirkan seorang anak. Kau boleh membesarkan seorang anak. Kau barangkali
mendidik anak. Tapi, kau juga adalah seorang anak.

______________________________________

English: Symploce

46. Poliptoton. Pengulangan kata yang memiliki akar sama tapi dalam cabang berbeda.

Contoh popular: Orang Yunani kuat dalam keberanian, terampil dalam kekuatan, dan berani dalam
keterampilan.

______________________________________

English: Polyptoton

47. Positif negatif. Pengulangan kata atau frasa dalam dua tata nilai berbeda.

Contoh: Menonton televisi bisa merusak akhlak, tapi menonton televisi juga bisa mengembangkan
pengetahuan.

______________________________________

English: Negpos Restatement.


48. Elipsis. Penghilangan sebagian kalimat yang dapat diduga sendiri oleh pembaca.

Contoh: Hah! Apa yang...?

_______________________________________

English: Ellipsis

49. Antitesis. Perbandingan dua hal yang berbeda dengan struktur yang serupa. Ini sebenarnya dasar
perbandingan pertentangan.

Contoh: Ajaran merawat pengetahuan, didikan menjaga kepribadian.

_______________________________________

English: Antithesis

50. Chiasmus. Sebuah antitesis yang strukturnya membolak-balik komponen kalimat.

Contoh: Jadi orang penting memang baik, tapi jadi orang baik jauh lebih penting.

_______________________________________

English: Chiasmus

51. Inversi. Seperti Yoda, predikat ditulis atau diucapkan mendahului subyek.

Contoh: Menangis Diana karena rusak bonekanya.

_______________________________________

English: Inversion

77. Auksesi. Bentuk retorika yang mengandung hiperbola.

Contoh: Bukankah sudah kusampaikan seribu kali, jangan panggil aku Babi?

_______________________________________

English: Auxesis
78. Meiosis. Sebuah retorika yang mengandung litotes.

Contoh: Bagaimana kita menyelesaikan pekerjaan kecil ini kalau tidak diizinkan minta bantuan?

_______________________________________

English: Meiosis

79. Dualaudite. Pengungkapan dua kata yang bermakna hampir sama tapi memiliki konotasi berbeda.

Contoh: Siska mengisap sebatang rokok, sementara tangan kirinya memegang tongkat milik Bimo.

_______________________________________

English: Double Entendre

80. Zeugma. Pemakaian dua buah frasa yang sekiranya paralel namun sebetulnya janggal.

Contoh: Dia memakan roti dan kata-katanya sendiri.

_______________________________________

English: Zeugma

81. Silepsis. Penggunaan satu kata oleh beberapa bagian kalimat secara bersama-sama.

Contoh: Radit menikahi Jani, Aku Siska.

Silepsis pada menikahi.

_______________________________________

English: Syllepsis

82. Paralipsis. Merangkai paralelisme dengan silepsis.

Contoh: Aku sadar Jakarta membuat kita stres, Jogja jatuh cinta, dan Padang gemuk.

_______________________________________
English: Parallel Syllepsis

83. Paralelisme. Pengungkapan kalimat majemuk dengan kesejajaran.

Contoh: Ibu mencincang daging sementara Nobita menjerang air.

_______________________________________

English: Parallelism

84. Disjungsi. Sebuah zeugma yang subyeknya melakukan beberapa predikat.

Contoh: Tatang pernah mengirimiku surat cinta, menyanyikanku lagu cinta, menghadiahiku buket cinta,
tapi tidak menyatakan cinta.

_______________________________________

English: Disiunctio/Diazeugma

85. Adjungsi. Sebuah zeugma di mana beberapa kata bergantung pada frasa yang diletakkan di belakang
kalimat.

Contoh: Benedikta Telur, Mussa Coklat, dan Lontong Opor jadi sarapanku pagi ini.

_______________________________________

English: Adiunctio/Hypozeugma

86. Bideligmia. Sebuah retorika yang mengandung ejekan atau cemooh. Kaya di meme condescending
itu.

Contoh: Sudah jago kritik nih? Coba kasih tahu saya karya apa yang sudah kamu bikin. - Creator, malas
dikritik.

_______________________________________

English: Bdelygmia

87. Sigmatisme. Permainan bunyi pada kata-kata dalam kalimat.


Contoh popular: Ular melingkar di pinggir pagar.

_______________________________________

English: Sigmatism

88. Akismus. Penyangkalan dengan maksud menghibur diri.

Contoh: Selama saku menghadap ke atas sih, korupsi pasti masih akan ada.

_______________________________________

English: Justification/Accismus

89. Adinata. Sebuah hiperbola yang tingkatannya ekstrim.

Contoh: Andaikata kamu tidak belok kiri tadi, sudah trilyunan orang jadi korban kecelakaan.

_______________________________________

English: Adynaton

90. Antimeria. Penggunaan kata tidak sesuai kelasnya dengan sengaja. Di Indonesia agak susah
melakukannya.

Contoh:

1. Zul menambahkan hijau pada bajunya.

2. Googling. Unfriend.

_______________________________________

English: Antimeria

91. Aporia. Sebuah dubitasio dengan pengungkapan hal yang bertentangan.

Contoh: Bagaimana mengajarimu matematika? Mari kita hitung jumlah cara yang mungkin. Nol.

_______________________________________

English: Aporia
92. Paranomasia. Sebuah permainan kata yang memanfaatkan kemiripan bunyi dengan maksud
bercanda.

Contoh: Aku mau aja sih dikasih bunga, tapi bunga deposito.

_______________________________________

English: Paranomasia/Pun

93. Anakoluton. Pengungkapan dengan sengaja menampakkan ketidaksinambungan tatabahasa tak


terduga.

Contoh: Aku tidak peduli hujan atau cerah, pelaksanaan pengumuman menteri hari ini bisa jadi ditonton
banyak orang.

_______________________________________

English: Anacoluthon

94. Katafora. Sebuah struktur kalimat di mana sebuah frasa dijelaskan frasa berikutnya.

Contoh: Aku pesan SATU, kalau kamu mampir beli nasi Padang.

_______________________________________

English: Cataphora

95. Paraprosdokia. Sebuah kalimat yang diakhiri dengan frasa yang mengejutkan atau tak terduga.

Contoh: Aku makan tiga kali sehari, dan lima kali semalam.

_______________________________________

English: Paraprosdokian

96. Anasenosis. Mengajukan pertanyaan pada lawan bicara yang kira-kira disetujui mereka.

Contoh: Kita kan ga berharap dia ngundang ke ultahnya?

_______________________________________
English: Anacoenosis

97. Grandilokuensi. Penggunaan kata-kata sukar dalam kalimat secara konsisten.

Contoh: Sebuah kakas dapat mengejawantah dalam forma jamak, dan diidentifikasi dengan sangkil dan
mangkus.

_______________________________________

English: Grandiloquence

98. Non sekuitur. Dua buah frasa dalam satu kalimat yang sama sekali tidak berhubungan.

Contoh: Aku membetulkan kacamataku, proses katalisasi berlangsung dalam kondisi anaerob.

_______________________________________

English: Non Sequitur

99. Epikrisis. Menyebutkan kutipan lalu mengomentarinya sendiri.

Contoh: Seperti kata Hamlet, menjadi atau tidak menjadi, meskipun aku sendiri tidak begitu paham
kenapa dia bilang itu, hidup ini pilihan.

_______________________________________

English: Epicrisis

100. Singkatabasis. Menggunakan istilah disesuaikan dengan kelas lawan bicara.

Contoh: Kalau kau naik Shinkansen, maksud saya, kereta super cepat ala Jepang, maka Jakarta Surabaya
hanya 4 jam.

_______________________________________

English: Syncatabasis

Saya akan sedikit mengoreksi pasal penjelasan mengenai ironi, sarkasme, dan innuendo.

Ironi.
Beberapa guru bahasa memaksakan diri untuk mewajibkan pemakaian kata hubung bak dan bagaikan
dalam ironi, padahal itu bukan syaratnya.

Syarat ironi adalah pernyataan yang bertolak belakang. Kita berkata dekat tapi memakai contoh
Timbuktu. Dan seterusnya.

Ironi contohnya:

"Wah, hebat juga rumahmu, sedekat Kutub Utara."

"Tumben paper kalian ringkas, cuma 564 halaman."

"Ya, ya, kamarmu berantakan, mirip kamar Marie Kondo."

Sarkasme.

Indonesia berbeda dengan Amerika. Sarkasme di sini bisa jadi sekadar ejekan kasar. Tapi perlu
diluruskan, kadang sarkasme tidak bersifat ejekan.

Contoh:

Di Restoran,

"Boleh saya bersihkan mejanya?"

"Tidak perlu. Kan kalau tidak kotor, tidak belajar?"

Innuendo.

Di Indonesia, innuendo tidak perlu mensugesti sesuatu yang seksual, tapi di Amerika, biasanya begitu.
Suggestively sexual.

Contoh:

"Kamu bisa split?"

"Split di atas kamu juga aku bisa!" *sambil berkedip*

Contoh yang sesuai dengan budaya Indonesia.


"Duh, katanya teman, tapi gandengan tangannya loh..."

"Guru lesnya kayanya memberi lebih dari pelajaran tambahan."

"Kurang tahu ya, tiba-tiba sejak mereka pacaran, hape Nunung jadi ganti iPhone 11."

Anda mungkin juga menyukai