Anda di halaman 1dari 8

Jurnal An-Nahl

p-ISSN: 2355-2573 |e-ISSN: 2723-4053


Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105

Pasar Faktor Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam


Jaidil Kamal
Program Studi Perbankan Syariah STAI HM. Lukman Edy Pekanbaru, Indonesia
e-mail: jaidilkamal22247@gmail.com

ABSTRAK. Teori produksi sudah menjelaskan bahwa perilaku produsen bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan dan mengoptimalkan efisiensi produksi. Produksi menghasilkan
manfaat dari suatu objek. Produksi dapat menghasilkan dan meningkatkan kegunaan suatu barang
(nilai guna). Tylisan ini membahas tentang Bagaimanakah memahami dan menjelaskan Pasar Faktor
Produksi/Faktor Input dalam Perspektif Ekonomi Mikro Konvensional dan Islam dan
Bagaimanakah mengidentifikasikan dan mengaplikasikan berbagai alternatif kebijakan dalam
mengelola Pasar Faktor Produksi/Faktor Input. dengan metode perbandingan konsep konvensional
dan konsep Islam sehingga produsen ataupun pengusaha yang menghasilkan produk tidak hanya
memikirkan keuntungan duniawi saja tetapi juga memikirkan keberkahan dan kemaslahatan bagi
orang banyak, selamat dunia dan akhirat.

Kata kunci: Produksi, Konvensional, Ekonomi Islam.

ABSTRACT. Production theory has explained that producer behavior aims to maximize profits and optimize
production efficiency. Production produces benefits from an object. Production can produce and increase the usefulness
of an item (use value). This Tylisan discusses How to understand and explain the Production Factor Market / Input
Factor in the Perspective of Conventional and Islamic Microeconomics and How to identify and apply various policy
alternatives in managing the Production Factor / Input Factor Market. with the method of comparison of conventional
concepts and Islamic concepts so that producers or entrepreneurs who produce products do not only think about worldly
profits but also think about blessings and benefits for the people at large, safe in the world and the hereafter.

Keyword: Production, Conventional, Islamic Economics.

PANDAHULUAN produksi dapat menghasilkan output yang


Para pedagang akan terlihat sibuk disebut juga dengan istilah faktor produksi.
dengan berbagai barang dagangannya di (Edwin Nasution, 2006)
pasar, dengan transaksi jual beli yang terlihat Teori produksi sudah menjelaskan
kemeriahannya, itulah yang kita jumpai setiap bahwa perilaku produsen bertujuan untuk
harinya. Dengan demikian pasar adalah memaksimalkan keuntungan dan
merupakan tempat bertemunya pembeli dan mengoptimalkan efisiensi produksi. Produksi
penjual untuk menjual dan membeli barang menghasilkan manfaat dari suatu objek.
ataupun jasa. Akan tetapi, penulis pada Produksi dapat menghasilkan dan
kesempatan ini akan memberikan meningkatkan kegunaan suatu barang (nilai
pembahasan mengenai Pasar Input atau guna). Dengan demikian kegiatan produksi
dikenal dengan istilah lain yang disebut merupakan mata rantai konsumsi dan
dengan Pasar Faktor Produksi. distribusi. Kegiatan ekonomi akan terhenti,
Setiap kegiatan yang menghasilkan bila tidak adanya produksi sebaliknya untuk
manfaat baik untuk masa kini maupun masa menghasilkan barang dan jasa, kegiatan
yang akan datang maka disebut dengan produksi melibatkan faktor produksi itu
produksi, dengan kata lain proses perubahan sendiri. Pada Ekonomi konvensional, teori
dari input menjadi output, dengan demikian produksi dapat memberikan pemahaman
segala jenis input yang masuk ke dalam proses tentang perilaku perusahaan dalam hal

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105 | 98


Pasar Faktor Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

membeli dan menggunakan input untuk keuntungan duniawi saja, tapi lebih
produksi dan penjualan output atau produk. memikirkan pencapian keuntungan akhirat.
Teori produksi mampu menjelaskan perilaku Pada ayat 77 surah al-Qashash artinya:
produsen dan juga mampu memaksimalkan Dan carilah pada apa yang telah
keuntungan serta mengoptimalkan efisiensi dianugerahkan Allah kepadamu
produksi (Chrisna, 2020). (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
Telah dijelaskan oleh Monzer Kahf kamu melupakan bahagianmu dari
bahwa kegiatan produksi dalam Islam (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
merupakan usaha manusia untuk (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
memperbaiki sesuatu, tidak hanya kondisi berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
fisik materialnya, namun termasuk juga kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
moralitas, dengan maksud sebagai sarana Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
untuk memperoleh cita-cita hidup yang telah orang yang berbuat kerusakan.
ditetapkan dalam agama Islam, yakni Memproduksi barang harus memiliki
kebahagiaan dunia dan di akhirat (Chrisna, keterkaitan dengan kebutuhan manusia.
2020). Artinya barang harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
Memaksimalkan keuntungan atau
menghasilkan barang mewah yang berlebihan
efisiensi produksi tidak lepas dari dua hal;
yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia,
meliputi struktur biaya produksi dan
oleh karena itu tenaga kerja yang dikeluarkan
pendapatan yang diperoleh. Begitu juga
untuk memproduksi barang tersebut dianggap
dengan modal yang didapat dari pinjaman
tidak produktif. Produksi merupakan proses
tanpa kompensasi, dengan sistem bunga atau
yang telah berjalan di bumi ini semenjak
dengan kerjasama (Chrisna, 2020).
manusia berada di planet ini. Produksi juga
Tujuan Produksi dalam Ilmu Ekonomi
merupakan proses kelangsungan hidup dan
Konvensional, teori produksi dimaksudkan
peradaban manusia serta bumi itu sendiri.
untuk memberikan pemahaman tentang
Penulisan artikel ini bertujuan untuk
perilaku di perusahaan. Kegiatan mengolah
memahami dan menjelaskan pasar faktor
bahan mentah menjadi barang jadi
produksi/faktor input dalam perspektif
merupakan bagian dari produksi. faktor lain
ekonomi mikro konvensional dan Islam; dan
sangat dibutuhkan dalam mengolah bahan
mengidentifikasi serta mengaplikasikan
baku seperti modal, tenaga kerja, dan
berbagai alternatif kebijakan dalam mengelola
teknologi. Dalam Al-Qur'an telah jelas
pasar faktor produksi/faktor input.
menggunakan konsep produksi barang dalam
arti yang lebih luas. Yakni Al-Qur'an telah
METODE
menekankan pada manfaat barang yang
diproduksi. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik deskripif yang
Menurut Chapra (2000) bahwa
memenuhi kebutuhan pokok setiap individu digunakan adalah studi kepustakaan.
dan menjamin setiap orang mempunyai Sedangkan studi kepustakaan menurut Nazir
(2003) adalah teknik pengumpulan data
standar hidup manusiawi, terhormat dan
dengan mengadakan studi penelaahan
sesuai dengan martabat manusia sebagai
terhadap buku-buku, literatur-literatur,
khalifah. Tidak terpenuhinya kebutuhan
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
maka dapat menimbulkan masalah mendasar
hubungannya dengan masalah yang
bagi manusia. Oleh sebab itu, setiap muslim
dipecahkan. Penelitian ini juga untuk
juga harus berusaha meningkatkan
menelaah sumber-sumber tertulis seperti
pendapatan agar menjadi mustahiq yang
jurnal ilmiah, buku referensi, literature, dan
dapat membantu kaum lemah dan melalui
lain sebagainya yang berhubungan dengan
pembayaran zakat, infaq, sedeqah dan wakaf.
obyek penelitian. Adapun obyek kajian dalam
Konsep produksi pada Perspektif penelitian ini adalah pasar faktor
Ekonomi Islam tidak hanya memikirkan

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105 | 99


Jaidil Kamal

produksi/faktor input dalam perspektif bagi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh


ekonomi mikro konvensional dan Islam. umat manusia (Marthon & Sa’ad, 2004).
Faktor tenaga kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu faktor pendaya guna dari
Pasar Faktor Produksi/Faktor Input faktor produksi sebelumnya adalah tenaga
dalam Perspektif Ekonomi Mikro kerja. Asset bagi keberhasilan suatu
Konvensional dan alternatif kebijakan perusahaan adalah tenaga kerja, kinerja
dalam mengelola Pasar Faktor sumber daya manusia yang ada di dalamnya
Produksi/Faktor Input. merupakan kesuksesan suatu produk. modal
Literatur ekonomi barat utama bagi suatu perusahaan adalah tenaga
kontemporer, yang didominasi oleh aliran kerja yang memiliki skill dan integritas yang
pemikiran neoklasik, umumnya mengenali baik. Pangkal produktivitas dari semua faktor
empat faktor produksi yang berbeda; tenaga produksi adalah tenaga kerja, dengan kata lain
kerja, tanah, modal dan kewirausahaan dan tidak akan bisa menghasilkan suatu
imbalan mereka masing-masing sebagai barang/jasa apapun tanpa adanya tenaga
upah, sewa, bunga dan keuntungan. kerja. Dengan demikian, untuk melakukan
Menurutnya, upah, sewa dan bunga proses transformasi dari bahan menjadi
ditentukan melalui permintaan dan barang jadi sesuai yang dikehendaki
penawaran di pasar masing-masing faktor perusahaan dibutuhkan sekali tenaga kerja.
produksi (Baumol & Blinder ,1991) Buruh/tenaga kerja bukan hanya
Sementara sisi penawaran pasar merupakan suatu jumlah usaha atau jasa yang
tenaga kerja, tanah dan modal sangat ditawarkan untuk dijual pada perusahaan,
berbeda satu sama lain, satu prinsip dasar, sehingga yang mempekerjakan
prinsip produktivitas marjinal, telah buruh/karyawan/tenaga kerja mempunyai
digunakan untuk menjelaskan permintaan tanggung jawab moral dan sosial, sehingga
untuk setiap input (Baumol dan Blinder , dasar penetapan nilai upah yang dibayarkan
1991). Namun, bahkan para kritikus harus mampu meningkatkan kesejahteraan
ekonomi neoklasik yang secara umum tenaga kerja yang bersangkutan akan tetapi
menerima klasifikasi faktor produksi tidak menghilangkan tingkat efisiensi kerja
neoklasik, telah mempertanyakan masuk sehingga dapat menurunkan biaya produksi
akal prinsip produktivitas marjinal dalam (Gitosudarmo, 2002).
menentukan imbalan untuk faktor Faktor modal (capital)
produksi). (Sherman, 1975). Banyak kritikus Faktor yang sangat penting dalam
mengklaim bahwa itu tidak menjelaskan proses produksi adalah modal, oleh karena itu
apa-apa, tidak realistis dan tidak mengacu tanpa modal produsen tidak dapat
pada apa pun yang dapat diukur. menghasilkan barang/jasa yang diinginkan.
Pada sisi lainnya, produksi merupakan Modal adalah sejumlah daya beli atau yang
bagian dari siklus kegiatan-kegiatan ekonomi dapat menciptakan daya yang dipergunakan
dengan tujuan untuk menghasilkan barang untuk suatu proses produksi, tanpa modal
atau jasa tertentu dengan memanfaatkan maka tidak dapat berproduksi dan
faktor-faktor produksi pada jangka waktu membangun. Effendi (1996) membedakan
tertentu pula. Ada beberapa faktor sebagai alat modal berdasarkan sumber modal yaitu:
produksi tersebut, diantaranya adalah: Modal dari alam, semua kandungan
Faktor alam/tanah dari sumber daya alam yang belum dinyatakan
Faktor alam merupakan faktor dasar dimiliki oleh seseorang atau badan hukum
dalam berproduksi. Alam yang dimaksud dapat digunakan sebagai modal produksi.
adalah bumi dan segala isinya, baik yang ada Modal sendiri, apapun yang menjadi milik
diatas permukaan bumi maupun yang seseorang dapat dijadikan modal bagi
terkandung di dalam bumi itu sendiri. Dalam usahanya sepanjang milik atau barang
proses produksi, semua itu dikelompokkan tersebut tidak dilarang atau dinyatakan haram.
sebagai sumber alam yang dapat dimanfaatkan Modal pinjaman, pinjaman yang diperoleh dari

100 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105


Pasar Faktor Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

orang ataupun lembaga lain dan digunakan Pasar Faktor Produksi/Faktor Input
sebagai modal dapat mengatasi kekurangan dalam Perspektif Ekonomi Mikro Islam
modal produksi dengan catatan sistem dan alternatif kebijakan dalam mengelola
pinjaman yang digunakan tidak boleh Pasar Faktor Produksi/Faktor Input.
mengandung unsur riba ataupun menyalahi Faktor-faktor produksi menurut
aturan syariat Islam, semakin maju pandangan dunia Islam terdiri dari aspek-
perekonomian maka akan semakin banyak aspek yang mirip dengan pandangan dunia
transaksi yang dilakukan dengan cara kredit. sekuler dengan perbedaan yang signifikan
Dengan demikian pengertian modal pada setiap aspek. Faktor produksi tersebut
pinjaman adalah proses mendapatkan uang adalah tanah, tenaga kerja, modal, dan
(daya beli) yang bersumber dari pinjaman. pengatur / pengusaha (Pramanik, 1995)
Faktor Manajemen Faktor Tanah
Manajemen merupakan ilmu dan seni Mengenai tanah sebagai faktor
mengatur proses pemanfaatan sumberdaya produksi, Pramanik mengemukakan karena
manusia dan sumber-sumber lainnya secara sebagai bagian dari bumi ini, tanah adalah
efektif dan efisien untuk mencapai suatu milik Tuhan dan tuan tanah tidak dapat
tujuan tertentu (Malayu S, 1997). Berdasarkan memungut biaya sewa apapun, kecuali
fungsi manajemen berupa perencanaan, pemilik tanah sebagai faktor meletakkan
pengorganisasian, pengarahan dan modal dan tenaga kerjanya di atas tanah
pengawasan, manajemen berarti proses tersebut. Selain itu, tuan tanah bisa mencari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan Mudharabah (jual) kontrak atau kontrak bagi
dan pengawasan sumber daya finansial, hasil jika dia hanya dapat menempatkan
manusia dan informasi suatu perusahaan modal tetapi tidak memiliki tenaga kerja
untuk mencapai sasarannya. Tanpa adanya sendiri. Oleh karena itu, bagi hasil tidak
manajemen yang baik, semua faktor produksi dianjurkan dalam Islam. Tidak seperti
tidak akan menghasilkan profit yang pandangan dunia sekuler, tuan tanah
maksimal karena semua faktor produksi kehilangan hak atas tanahnya meskipun
tersebut memerlukan pengaturan melalui diperoleh secara sah karena tidak
proses manajerial yang baik. Proses menggunakan tanah selama tiga tahun
manajerial memerlukan keahlian khusus yakni berturut-turut.
keterampilan manajerial (managerial skill) yang Disepakati bahwa jalan terbaik bagi
terdiri dari dua aspek yaitu: seseorang yang memiliki tanah melebihi
Keterampilan untuk mengatur, apa yang dia sendiri gunakan adalah
keterampilan untuk mengatur adalah suatu memberikannya kepada saudara lelakinya
keterampilan yang mana seorang manajer yang tidak memiliki tanah untuk ditanami
harus mampu melakukan pengaturan, secara gratis. Namun, jika sewa akan
pengelolaan atau mampu menciptakan atau diambil, tidak ada konsensus mengenai
menghasilkan aturan-aturan ataupun konsep- bentuknya. Beberapa hanya mengizinkan
konsep baru bagi pengembangan serta sewa tunai, beberapa hanya bagi hasil yaitu
pembangunan perusahaan yang dikelolanya. muzara'ah dan masih ada orang lain yang
Keterampilan untuk memimpin, merupakan mengizinkan keduanya. Pada
kemampuan untuk menggerakkan agar keseimbangan, bagi hasil dianggap sebagai
rencana yang telah dibuat dapat berjalan dan yang terbaik. Karena hasil budidaya tidak
terkendali sehingga tujuan yang tertera dalam pasti, ditentukan sebelumnya, sewa absolut
rencana betul-betul dapat terealisasikan. mungkin hanya semacam tulang rusuk
Aktivitas seorang pemimpin hendaknya (Hasan, 1992).
memiliki lima unsur pokok yakni mendalami Selain itu, Akhtar menjelaskan
suatu konsep, menyampaikan konsep, Islam hanya mengakui penciptaan utilitas
memberikan motivasi, mengarahkan atau itu, yang dapat memaksimalkan
memerintahkan serta mengawasi, mengontrol kesejahteraan ekonomi masyarakat, yang
ataupun mengendalikan. memperhatikan prinsip-prinsip dasar etika

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105 | 101


Jaidil Kamal

ekonomi. Baik Alquran dan hadits Faktor Manajemen/Kewirausawan


memberikan banyak penekanan pada Menurut ahli ekonomi klasik,
pengolahan tanah yang benar. Oleh karena wirausahawan adalah orang (atau beberapa
itu, Alquran menaruh perhatian pada orang) yang memutuskan barang apa yang
perlunya mengubah gurun menjadi kebun akan diproduksi dan menyatukan faktor-
dengan mengatur penyiramannya, dan faktor produksi untuk memproduksinya
menanam tanaman yang baik. Islam sangat (Harvey, 1988). Dalam pengertian klasik,
mementingkan irigasi untuk meningkatkan seorang wirausahawan adalah seorang
produksi pertanian, bahkan lebih dari organisator dan pengambil risiko. Dalam
empat belas ratus tahun yang lalu Islam banyak kasus dia biasa menginvestasikan
menyadari perlunya pertumbuhan yang dananya sendiri untuk menjalankan bisnisnya
seimbang, keseimbangan antara dan dalam hal ini dia juga seorang kapitalis.
pembangunan pertanian dan industri Meskipun, tidak seperti mazhab Austria,
(Akhtar, 1992). mereka tidak menempatkan wirausahawan di
Faktor Tenaga Kerja tengah panggung ekonomi pasar yang adil
Berkaitan dengan tenaga kerja sebagai laissez, mereka mengakui pentingnya
faktor produksi, Pramanik menjelaskan keuntungan bagi investasi, pertumbuhan dan
penghasilan yang diperoleh melalui kemakmuran.
penggunaan tenaga kerja paling dimuliakan di Ketidakjelasan umum di antara para
mata Tuhan. Seharusnya, bagian tenaga kerja ekonom Islam kontemporer mengenai peran
tidak ditentukan oleh teori produktivitas yang dimainkan oleh pengusaha dalam
marjinal sebagaimana dipahami dalam ilmu ekonomi pasar kapitalis dan fungsi yang
ekonomi neoklasik, tetapi oleh kebutuhan disarankan dari faktor penting ini di bawah
tenaga kerja dengan ukuran keluarga rata-rata. ekonomi pasar Islam. Mereka menyarankan
Selain itu, tenaga kerja harus diperlakukan seputar cara memperlakukan wirausahawan
sebagai mitra dalam proses produksi, seperti sebagai tenaga kerja hingga menyatukannya
halnya Mudarib menggunakan modal. Selain dengan modal. Definisi wirausaha yang
itu, dia berpendapat keberadaan lembaga diberikan oleh Khan perlu dicermati secara
untuk menstabilkan fluktuasi tingkat upah cermat. Menurutnya: "Kewirausahaan
didorong. Serupa dengan itu, serikat pekerja mempunyai fungsi sebagai berikut: a)
juga diperbolehkan untuk menegosiasikan Membuat atau menciptakan atau mengambil
upah yang adil berdasarkan musyawarah keputusan apakah dapat berpartisipasi dalam
untuk kepentingan bersama antara pekerja setiap memulai kegiatan produktif tertentu
dan pengusaha (Pramanik, 1995). atau tidak. b) Bersedia menanggung risiko
Faktor Modal yang terkait dengannya. Jadi, seorang
Mengenai modal, Pramanik wirausahawan tidak harus orang yang spesial.
berpendapat bahwa itu sebenarnya adalah Jika dia hanya dapat memvisualisasikan
faktor produksi yang paling kontroversial, sebuah usaha produktif yang
karena tidak semua cendekiawan Islam menguntungkan, dapat mengambil
mengakui hal ini, karena modal adalah keputusan untuk memulainya dan bersedia
tenaga kerja, faktor mati yang tidak mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya
melakukan apapun tanpa faktor aktif tenaga untuk menanggung risiko, jika ada, terkait
kerja. Bunga dikutuk karena tiga alasan, dengan pekerjaan maka dia sudah menjadi
yaitu konsentrasi pendapatan, eksploitasi seorang pengusaha. Dia Mungkin tidak ada
orang miskin, dan mendorong kemalasan. yang spesial. Sebuah survei baru-baru ini
Terakhir, kewirausahaan, tenaga kerja tentang tata kelola perusahaan mingguan
terampil dan modal digabungkan bersama Ekonom, London (29 Januari 1994),
untuk memenuhi syarat untuk memeriksa sifat kontrol perusahaan di
mendapatkan keuntungan mudharabah beberapa negara kapitalis terkemuka. Ini
prinsip kontrak. juga menggambarkan penghinaan
pemegang saham terhadap peran eksekutif.

102 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105


Pasar Faktor Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Referensi lain yang sangat baik untuk peluang keuntungan karena


kontrol dan kekuasaan perusahaan. ketidakseimbangan yang ada di pasar, tetapi
kemampuan organisasi seperti yang disorot juga dapat menciptakan peluang keuntungan
dalam literatur ekonomi. Diasumsikan bahwa melalui inovasi dalam produk atau biaya di
dengan menawarkan Ujrat yang sesuai kepada dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan
manajer atau eksekutif yang mampu persaingan ini yang sama sekali bukan
melakukan pekerjaannya maka kapabilitas pekerjaan yang mudah.
organisasi dapat diperoleh. Dan" menjadi Seorang wirausahawan tidak masalah
wirausaha yang notabenenya berasal dari menyajikan, atau diminta untuk menyajikan,
sumber daya manusia tidak hanya tenaga kerja atau sumber daya keuangannya
berdasarkan fungsi dalam mengambil sendiri atau tidak untuk berbagi risiko bisnis
keputusan saja. Beberapa sumber daya yang bersangkutan. Dia harus diizinkan untuk
harus ditawarkan untuk menanggung memberikan kemampuan kewirausahaannya.
risiko. Bagian dari keuntungan proyek akan Dan tidak masalah jika kita memberi label
bergantung pada sumber daya yang remunerasi tetap sebagai upah, sama seperti
diinvestasikan untuk menanggung risiko. remunerasi pekerja dapat diklasifikasikan
Akhirnya, menanggung risiko adalah sebagai keuntungan jika dia setuju untuk
kondisi yang diperlukan dan cukup untuk berbagi keuntungan atau kerugian bisnis
mendefinisikan seorang pengusaha. Sumber daripada menerima upah tetap yang telah
daya apa pun yang bersedia menanggung ditentukan sebelumnya. Faktor produksi
risiko proyek secara implisit membuat harus didefinisikan menurut sifat
keputusan untuk memulai atau berpartisipasi kontribusinya terhadap proses produksi
dalam proyek. Perbedaan antara pengambilan daripada mengacu pada cara penggajiannya.
keputusan dan risiko telah dibuat untuk Sebelum munculnya sektor
menyoroti sifat sumber daya manusia yang korporat modern, seorang wirausahawan
dapat membuat keputusan tanpa membuat biasa juga pernah menjadi pemilik atau
diri mereka menanggung risiko. mitra dalam bisnis dan dengan demikian
Beberapa hal yang patut menjalankan fungsi pengambilan
dipertimbangkan. Tidak jelas seperti apa keputusan dan pengambilan risiko. Dalam
definisi wirausaha? Pada awalnya dikatakan setiap ekonomi pasar kapitalis, sebagian
bahwa seorang pengusaha membuat besar wirausahawan masih termasuk dalam
keputusan tentang suatu kegiatan yang kategori ini. Namun, dalam perusahaan
produktif dan dia juga mengambil resiko modern, dimana kepemilikan dipisahkan
tetapi kemudian ditegaskan bahwa dari pengambilan keputusan, sifat
mengambil resiko adalah syarat yang perlu pengambilan keputusan menjadi sangat
dan cukup untuk memenuhi syarat menjadi kompleks. Sementara keputusan
seorang pengusaha. Selanjutnya, definisi operasional terpenting dari hari ke hari
seseorang yang merupakan salah satu mitra dibuat oleh manajer dengan gaji tetap yang
pasif dari sebuah firma kecil atau jika dia lebih rendah, keputusan besar seperti
hanya memiliki beberapa saham biasa dari memperkenalkan produk baru atau metode
sebuah perusahaan, maka dia sudah dikatakan produksi baru diputuskan oleh manajer
seorang pengusaha karena dia berbagi resiko puncak dengan persetujuan dewan direksi
dari bisnis tersebut. Namun, seperti yang yang mencakup perwakilan dari pemegang
telah kami sarankan di bagian 4, berbagi risiko saham (pemilik). Telah diperdebatkan
bisnis seharusnya hanya membuatnya bahwa banyak manajer perusahaan teratas
memenuhi syarat untuk mengklaim bagian mungkin memiliki, selain tingkat
dari keuntungan. Pengusaha merupakan keuntungan yang wajar, beberapa tujuan
orang yang mengambil keputusan bisnis tambahan dalam agenda mereka seperti
utama seperti pengenalan bisnis baru, produk memperbesar ukuran korporasi yang
baru, atau metode produksi baru, seorang meningkatkan posisi dan nilai masa depan
wirausahawan tidak saja memvisualisasikan mereka di pasar bagi para pengusaha.

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105 | 103


Jaidil Kamal

Selanjutnya, tujuan tambahan umumnya produktif. Dalam ekonomi pasar Islam,


direalisasikan dengan biaya keuntungan semua investasi akan dilakukan atas dasar
perusahaan yang relatif lebih rendah. bagi hasil dan kerugian. Ini akan menuntut
Diharapkan bahwa manajer puncak untuk para pengusaha, sebagai eksekutif puncak
memiliki andil dalam keuntungan sebuah firma atau perusahaan, untuk lebih
perusahaan akan membentuk perilaku jujur dan lebih bersimpati pada penderitaan
mereka dan menetapkan tujuan mereka. para pekerja. Diharapkan pemberantasan
Tetapi fungsi mereka dalam membuat lembaga bunga dan agunan secara
keputusan bisnis penting dalam dunia yang substansial akan meningkatkan potensi
penuh ketidakpastian dan persaingan yang jumlah wirausahawan dalam sistem
meningkat tidak akan berubah. ekonomi dan keuangan Islam. Status sosial
Karena nilai manajer puncak di yang lebih tinggi dan prospek gaji yang baik
masa depan, bahkan ketika itu diwujudkan dan / atau bagian dari kekayaan bisnis dapat
dalam remunerasi tetap yang telah menarik orang-orang yang kompeten dan
ditentukan sebelumnya, dipengaruhi oleh jujur dari masyarakat Muslim untuk profesi
catatan mereka saat ini, mereka mengambil ini. Disarankan untuk membentuk badan
risiko implisit dalam membuat keputusan otonom di bawah pemerintah pusat dan /
besar. Dengan demikian dapat diklaim atau provinsi yang dapat menerbitkan
bahwa wirausahawan adalah orang yang sertifikat (wajib) kepada calon
membayangkan beberapa peluang wirausahawan setelah memberi mereka
keuntungan dan membuat keputusan besar pengarahan / pelatihan yang diperlukan
dalam kegiatan produksi dan setidaknya tentang peran penting mereka dalam
tidak langsung mengambil risiko dengan ekonomi dan masyarakat pada umumnya.
mempertaruhkan masa depannya sendiri. Mereka juga dapat diminta untuk
Namun, karena tidak perlu baginya untuk bersumpah demi menjaga kepentingan para
mengambil risiko langsung dari bisnis pekerja dan investor. Tujuannya adalah
tersebut, pengambilan risiko seharusnya tidak untuk meningkatkan status sosial
menjadi kondisi yang diperlukan untuk pengusaha dan untuk mengingatkan
menjadi seorang pengusaha. Untuk bisnis mereka tentang posisi penting yang akan
harus diklasifikasikan sebagai investor seperti mereka pegang dalam masyarakat Muslim.
pemegang saham perusahaan atau mitra pasif Mekanisme pasar, seperti yang telah kita
dari perusahaan terbatas. Mereka berbagi bahas di atas dalam konteks ekonomi
risiko bisnis dan keuntungannya. kapitalis, masih diperlukan untuk
Pekerjaan seorang wirausahawan, membentuk perilaku mereka untuk
baik sebagai pemilik maupun manajer mencapai serangkaian tujuan yang
puncak sangat penting. Kebanyakan orang diinginkan. Selanjutnya, dijelaskan
yang memiliki sumber daya keuangan atau perbedaan faktor produksi dari perspektif
bakat manajerial biasa, menghindari ekonomi konvensional dan syariah sebagai
tantangan kewirausahaan. Ini benar untuk berikut (Chrisna, 2020).
ekonomi pasar kapitalis dan seharusnya
benar untuk ekonomi pasar Islam. Kami KESIMPULAN
lebih suka melangkah lebih jauh untuk Setiap produksi memerlukan faktor
menegaskan bahwa di bawah sistem sosial input/faktor produksi untuk menghasilkan
Islam dengan ekonomi pasar Islam, produk, dalam ekonomi mikro konvensional
wirausahawan mungkin harus diberikan tujuan produksi hanya mementingkan
kepentingan yang lebih tinggi dan status keuntungan sesaat atau keuntungan yang
"sosial" yang ditingkatkan. Dalam ekonomi sebesar-besarnya ataupun keuntungan
pasar kapitalis, motif keuntungan dan duniawi semata. Beda dengan produksi pada
perkiraan gaji yang lebih tinggi di masa sisi ekonomi mikro Islam yang tidak hanya
depan mendorong dinamisme mereka ke untuk kepentingan duniawi saja tetapi
jalan bisnis baru, produk dan metode menitikberatkan pada keberkahan dan

104 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105


Pasar Faktor Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

kemaslahatan orang banyak, selamat dunia terjemahan oleh Akhmad khrom dan
dan akhirat. Karena yang kita lakukan di Dimyauddin. Jakarta: Zikrul Hakim.
dunia ini akan diminta Nasution, M.E., dkk. (2006). Pengantar
pertanggungjawabannya. Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Dengan adanya penulisan makalah Kencana Prenada Media Grup.
mengenai faktor input/faktor produksi ini, Pramanik, AH (1995). Islamisasi Ekonomi. [
saya berharap produsen ataupun pengusaha tidak diterbitkan.
yang menghasilkan produk tidak hanya Qardhawi, Y. (1997). Norma dan Etika dalam
memikirkan keuntungan duniawi saja tetapi Ekonomi Islam. Gema Insani Press,
juga memikirkan keberkahan dan Jakarta. Cet 1.
kemaslahatan bagi orang banyak, selamat Reksohadiprodjo, Sukanto, Gitosudarmo, I.
dunia dan akhirat. (1995). Manajemen Produksi dan
Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
REFERENSI BPFE.
Akhtar, W. (1992). Ekonomi dalam Hukum
Islam. Kitab Bhavan, NewDelhi,
India.
Beik, IS (2013). Peran Ekonomi Zakat dalam
Mengurangi Kemiskinan dan Ketimpangan
Pendapatan: A Studi Kasus di Provinsi
DKI Jakarta, Indonesia. LAP Lambert
Academic Publishing, Jerman.
Chapra, M.U. (2000). Islam dan Tantangan
Ekonomi, alih bahasa Ikhwan Abidin
Basri. Jakarta: Gema Insani Press,
Tazkiah Institute.
Chrisna H, Efrizah D, Hernawaty. (2020).
Faktor produksi dilihat dari
perspektif ekonomi islam dan
konvensional. Jurnal Riset dan Review
Internasional, 7(5), 348-356.
Effendy, H. M. (1996). Ekonomi Islam Suatu
Pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an
dan Hadis, cet.1. Palembang: Al-
Mukhtar.
Hasan, Z. (1992). Profit Maximization:
Secular versus Islamic”, dalam Sayyid
Tahir, Aidit Ghazali dan Syed Omar
Syed Agil, Reading in Microeconomics
An Islamic Perspective, Malaysia:
Longman.
Hasibuan, M., S., P. (1997). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Keberhasilan. Bandung.
Kahf, M. (1995). The Islamic Economy:
Analytical of the Functioning of the Islamic
Economic System. Plainfield, Ind.:
Muslim Students Association of US
and Canada.
Marathon, S., S. (2004). Ekonomi Islam Di
Tengah Krisis Ekonomi Global,

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 98 – 105 | 105

Anda mungkin juga menyukai