Miftahus Surur
sururi.anfusina@gmail.com
Universitas Ibrahimy, Situbondo
Abstract: Imam al Ghazali and Ibn Khaldun explained that the theory of
production should be done by every human being because producing was a
basic human need in general that becomes worship. Thus how imam al
Ghazali and Ibn Khaldun view the theory of production and how Maqashid al
shari'ah views the theory of production concerning the varying level of human
needs. This research used a qualitative descriptive method with library
research typed, by doing documentation as a method of data collection and to
find a supporting data source in this writing. The documentation was
analyzed using content analysis methods and interpretation of the data source
which had obtained. Through this method, researchers can conclude that
imam al Ghazali and Ibn Khaldun's view of production theory was very
appropriated with the concept of Maqashid al shari'ah, where the main
purpose of production was to produce goods needed to be sold to consumers
in need, it is in term of al Rawaj or al Tabadul in the concept of Maqashid al
shari'ah.
Keywords: production theory, al Ghazali, ibn Khaldun, maqashid al shari'ah.
12
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
13
Surur – Teori Produksi Imam Al Ghazali & Ibnu Khaldun
14
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
mencari penghidupan dan menempuh 2008). Selain itu, kegiatan produksi juga
berbagai macam jalan untuk memperoleh harus sejalan dengan syari’at Islam, misalnya
sarana-sarana kehidupan. Dengan kata lain, hanya memproduksi makanan dan
manusia harus melakukan kegiatan minuman yang halal. Di atas itu semua,
produksi guna mencapai kebutuhan dalam kegiatan ekonomi Islam lebih
hidupnya. mengutamakan keikhlasan dan balasan di
Beliau memandang bahwa faktor akhirat kelak.
utama produksi adalah tenaga kerja Rasulullah SAW sangat menjunjung
manusia. Tenaga kerja manusia sangat tinggi orang yang hidup mandiri, makan
penting untuk setiap akumulasi laba dan dari hasil jerih payah sendiri dan tidak
modal. Ibnu khaldun juga menegaskan bergantung kepada pemberian orang lain.
bahwa kegiatan produksi tidak dapat lepas Beliau justru menilai buruk orang yang
dari kegiatan sosial. Kegiatan produksi pun malas, pengangguran dan hanya bergantung
terlahir dari kebutuhan bersama dan pada kebaikan orang lain (Fauzia, Ika Yunia,
diorganisasikan secara sosial. 2015). Nabi Muhammad SAW bersabda:
Muhammad Abdul Mannan
mengemukakan bahwa prinsip fundamental َو َس ْعياا َعلَى, استِ ْع َفافاا َع ِن ال َْم ْسأَل َِة
ْ ب الدُّنْيَا َح ََلاًل َ ََم ْن طَل
ِ ِ
ُ َوتَ َعطُّافا َعلَى َجا ِرِه لَ ِق َي هللاَ يَ ْوَم ال ِْقيَ َام ِة َوَو ْج ُهه, عيَال ِه
yang harus selalu diperhatikan dalam proses
produksi adalah prinsip kesejahteraan
ekonomi. Keunikan konsep Islam mengenai َكالْ َق َم ِر ل َْي لَ َة الْبَ ْد ِر
kesejahteraan ekonomi terletak pada “Barang siapa berusaha mencari
pertimbangan kesejahteraan umum yang kehidupan dunia dengan cara yang
menekankan persoalan moral, pendidikan, halal, menjaga diri dari meminta-
agama dan lainnya. Kesejahteraan ekonomi minta, bekerja untuk menafkahi
yang dimaksud beliau adalah bertambahnya keluarganya, berbuat baik kepada
pendapatan yang diakibatkan oleh tetangganya, maka ia akan bertemu
peningkatan produksi dari pemanfaatan dengan Allah dengan wajah (yang
sumber daya secara maksimal, baik sumber bersinar) bagaikan bulan purnama.”
daya manusia (SDM) maupun sumber daya (HR. Al Baihaqi)
alam (SDA) dalam proses produksi.
Perbaikan sistem produksi dalam Islam Contoh sederhananya, manusia
tidak hanya berarti peningkatan pendapatan butuh makan. Akan tetapi, manusia tidak
yang diukur dengan uang, tetapi juga dapat memproduksi makanan sendirian. Ia
perbaikan dalam memaksimalkan harus melakukan kerja sama dengan orang
pemenuhan kebutuhan manusia dengan lain dan menciptakan kehidupan sosial.
tetap memperhatikan tuntutan Islam dalam Setiap orang memiliki keahlian yang
konsumsi (Rozalinda, 2014). berbeda-beda. Dengan melakukan
Kegiatan produksi adalah respon spesialisasi tenaga kerja dalam sebuah kerja
dari kegiatan konsumsi. Dengan kata lain, sama, maka upaya manusia menjadi berlipat
kegiatan produksi dan konsumsi merupakan ganda dan menghasilkan tingkat
sebuah mata rantai yang saling berkaitan produktivitas yang tinggi.
satu sama lain. Oleh karena itu, kegiatan Banyak sekali pemikiran dan
produksi harus sejalan dengan kegiatan pandangan Imam al Ghazali dan Ibnu
konsumsi. Jika tidak, maka tentu saja Khaldun tentang ilmu ekonomi mikro –
kegiatan ekonomi tidak akan berhasil terutama dalam kaitannya dengan teori
mencapai tujuan yang diinginkan ((P3EI), produksi – yang belum tergali dan penting
15
Surur – Teori Produksi Imam Al Ghazali & Ibnu Khaldun
sekali untuk dikaji dan diteliti. Apalagi pandangan Ibnu Khaldun tentang teori
keduanya merupakan ilmuwan Islam yang produksi. Di antara semua itu, ada beberapa
sangat terkemuka dan terjamin integritas poin yang menunjukkan bahwa Imam al
keilmuannya sekaligus rujukan umat Ghazali dan Ibnu Khaldun memiliki
manusia seluruh dunia dalam berbagai pandangan yang sama. Ada pula poin-poin
macam literatur disiplin keilmuan, baik ilmu dari pandangan Imam al Ghazali yang tidak
agama, filsafat, tasawuf, sosial, ekonomi dan dikemukakan oleh Ibnu Khaldun.
lain sebagainya. Sebaliknya, ada beberapa poin dari
pandangan Ibnu Khaldun yang tidak
disampaikan oleh Imam al Ghazali.
Metode Penelitian
16
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
Kedua, tentang tujuan dan motif Keempat, tentang adanya proses dan
produksi. Imam al Ghazali dan Ibnu tahapan dalam produksi. Kedua ulama besar
Khaldun sepakat bahwa tujuan utama tersebut sepakat bahwa segala sesuatu pasti
produksi adalah untuk mencari rizki dan membutuhkan proses, termasuk kegiatan
karunia Allah SWT guna memenuhi produksi. Contohnya adalah proses
kebutuhan hidup. Terutama kebutuhan pembuatan makanan yang bermula dari
primer, seperti makanan. Tanpa makan tumbuh-tumbuhan yang diproduksi oleh
manusia tidak dapat bertahan hidup. industri pertanian. Kemudian diolah di
Dalam teori ekonomi pun secara pabrik pembuatan bahan makanan mentah,
umum adalah untuk mewujudkan seperti tepung. Akhirnya, diadon menjadi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, makanan siap saji, seperti roti.
sedangkan secara spesifik adalah untuk Dalam teori ekonomi, seluruh
meningkatkan kemaslahatan tersbut. rangkaian proses produksi dirumuskan
Namun, Imam al Ghazali dan Ibnu Khaldun dalam fungsi produski, yaitu tingkat
mengingatkan bahwa itu semua merupakan produksi suatu barang tergantung kepada
rizki dan karunia yang diberikan oleh Allah, jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam
bukan semata-mata hasil dari usaha dan kecanggihan teknologi yang digunakan.
manusia dalam kegiatan produksi belaka. Jumlah faktor produksi juga dapat
Jadi, tujuan produksi dan maqashid al mempengaruhi tingkat kecepatan proses
syari’ah tidak dapat dipisahkan, karena produksi. Misalnya, semakin canggih
tujuan produksi merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam kegiatan
tujuan syari’ah yang hendak dicapai untuk produksi, maka akan semakin cepat pula
kemaslahatan manusia dalam aspek proses produksi selesai dilakukan.
mu’amalah. Dulu orang membajak sawah secara
Ketiga, tentang faktor-faktor manual dengan sapi. Sedangkan zaman
produksi. Beliau berdua sepakat sekarang, membajak sawah dapat dilakukan
menempatkan alam semesta sebagai faktor secara otomatis dengan mesin yang mudah
produksi yang paling utama. Hal ini dijalankan. Prosesnya pun lebih cepat
dikarenakan, alam memang diciptakan oleh dibandingkan secara manual seperti zaman
Allah SWT sebagai bekal bagi manusia dulu.
dalam memenuhi segala kebutuhan Kelima, tentang adanya koordinasi
hidupnya, sebagaimana yang tertera dalam dan kerjasama dalam kegiatan produksi.
surat al A’raf ayat 10 dan al Baqarah ayat 29. Beliau berdua sepakat bahwa untuk
Secara teori, capital yang meliputi memenuhi kebutuhan hidup, manusia tidak
modal utama, tanah, bahan baku diakui bisa memperolehnya sendirian, karena
sebagai faktor utama kegiatan produksi. kemampuan manusia sangat terbatas.
Dalam maqashid al syari’ah, segala sesuatu di Manusia membutuhkan peran orang lain
muka bumi ini memang diciptakan untuk dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan.
kepentingan dan kebutuhan manusia. Keduanya mengakui adanya hubungan dan
Syari’ah Islam tidak pernah melarang keterkaitan dalam mata rantai aktivitas
pengolahan bumi dalam bentuk apapun produksi yang bermacam-macam. Satu
selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai aktivitas produksi sangat bergantung,
Islam. Jadi, jika tidak ada alam semesta dan menopang dan mempengaruhi aktivitas
seluruh isinya, maka tidak ada kegiatan produksi yang lain. Contohnya adalah
produksi yang dapat dijalankan. industri pertanian yang sangat bergantung
17
Surur – Teori Produksi Imam Al Ghazali & Ibnu Khaldun
kepada industri besi dan kayu yang yaitu: tentang pentingnya peran manajemen
menghasilkan peralatan pertanian. dalam produksi dan tentang hubungan
Koordinasi dan kerjasama yang baik tingkat produksi dengan tingkat
tentu sangat dibutuhkan untuk terwujudnya kesejahteraan penduduk.
tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup Dalam teori ekonomi, sebuah
bersama. Tanpa ada koordinasi dan menejemen merupakan salah satu faktor
kerjasama yang baik, mustahil kebutuhan produksi. Tanpa menejemen, kegiatan
dapat terpenuhi. Apalagi kemampuan dan produksi tidak akan dapat berjalan.
bakat manusia berbeda-beda, sehingga Pengaturan, perencanaan, pengorganisasian,
dibutuhkan kerjasama dan tolong-menolong pengarahan dan evaluasi sangat dibutuhkan
untuk mewujudkan keharmonisan dalam dalam proses aktivitas produksi. Jika
kehidupan yang beragam ini. menejemen baik, maka kegiatan produksi
juga akan terlaksana dengan baik.
Secara teori, semakin tinggi tingkat
Perbedaan Pandangan produksi suatu negara, maka semakin tinggi
Teori Produksi pula tingkat pendapatan negara tersebut.
Hal itu dikarenakan dengan tingginya hasil
Pandangan-pandangan yang berbeda produsi suatu perusahaan, maka tinggi pula
dari kedua ilmuwan muslim tersebut dapat hasil yang diperoleh perusahaan tersebut.
dikelompokkan menjadi dua kelompok. Jika pendapatan negara tinggi dan disertai
Pertama, pandangan Imam al Ghazali yang penyaluran dana secara merata ke seluruh
tidak dikemukakan oleh Ibnu Khaldun. daerah, maka kesejahteraan penduduk akan
Bagian ini terdiri dari tiga poin, yaitu meningkat.
tentang hirearki atau tingkatan produksi
(industri primer, pendukung dan
komplementer), tentang adanya persaingan Tabel 4.01
dalam produksi, tentang macam dan bentuk
Kesamaan dan perbedaan pandangan
usaha yang direkomendasikan.
Imam al Ghazali dan Ibnu Khaldun
Adanya persaingan yang sehat dan
tentang Teori Produksi
sportif dalam produksi dapat membantu
peningkatan mutu dan kualitas hasil PERBEDAAN
produksi. Hal ini tentu juga akan KESAMA
No Imam Ibnu
AN
meningkatkan tujuan syari’ah dalam Ghazali Khaldun
meningkatkan mashlahah bagi umat manusia. Tentang Tentang Tentang
Semakin tinggi persaingan, maka semakin produksi hirearki pentingnya
tinggi pula tingkat kenaikan kualitas dalam atau peran
produksi. Karena antara satu produsen pandangan tingkatan manajemen
Islam produksi dalam
dengan produsen yang lain akan saling
1 (industri produksi
berlomba dalam memperbaiki kualitas
primer,
produksinya. Jika persaingan tidak ada,
pendukung
maka kualitas produksi akan tetap atau dan
bahkan mungkin akan menurun, karena komplemen
tidak ada dorongan untuk meningkatkan ter)
kualitas produksi. Tentang Tentang Tentang
Kedua, pandangan Ibnu Khaldun tujuan dan adanya hubungan
yang tidak disampaikan oleh Imam al 2 motif persaingan tingkat
Ghazali. Bagian ini hanya ada dua poin, produksi dalam produksi
produksi dengan
18
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
19
Surur – Teori Produksi Imam Al Ghazali & Ibnu Khaldun
(iddikhor). Selain itu, sisi kemampuan yang mereka miliki, mereka tidak akan
produsen untuk mendayagunakan harta merasa terdiskriminasi dan terkucilkan.
antara pemasukan dan pengeluaran juga Secara teori semakin banyak tenaga
termasuk dalam kategori melindungi harta kerja yang digunakan, maka semakin
sebagaimana yang telah dipaparkan di Bab banyak pula produksi yang dapat
II. dihasilkan. Hal ini karena tenaga kerja
Jadi, jika tidak ada kegiatan merupakan faktor produksi yang sangat
produksi, maka tujuan untuk mengolah mempengaruhi tingkat kecepatan dan
barang menjadi lebih bernilai dan lebih kuantitas hasil produski. Namun, pada titik
bermanfaat tidak akan terwujud. Seperti tertentu penambahan jumlah tenaga kerja
menjadikan kayu menjadi meja, kapas justru dapat menyebabkan penurunan
menjadi kain, aluminium menjadi sendok, kualitas dan kuantitas hasil produksi
tanah liat menjadi kendi dan lain marjinal sebagaimana teori “hukum hasil
sebagainya. Semua itu adalah tujuan al hifdz lebih yang berkurang”.
(menjaga nilai harta) yang hanya dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan
produksi. Pandangan Imam al Ghazali tentang
Pandangan beliau berdua tentang teori produksi perspektif
adanya proses dan tahapan dalam produksi maqashid al syari’ah
juga sesuai dengan tujuan al rawaj dan al
tabadul. Untuk mencapai tujuan ini, tentu Pandangan Imam al Ghazali tentang
saja seorang produsen membutuhkan proses pentingnya menjaga persaingan dalam
yang panjang untuk memproduksi suatu kegiatan produksi dengan sikap yang jujur
barang atau jasa yang dibutuhkan sesuai dan sportif bertujuan mewujudkan keadilan
dengan keinginan dan selera konsumen. (al ‘adl) dan mencegah kedzaliman.
Sehingga konsumen tertarik untuk Dengan adanya kesadaran akan
mengkonsumsi barang dan jasa yang telah sikap adil, jujur dan sportif, persaingan yang
diproduksi oleh produsen tersebut. Dengan sehat justru akan menjadi motivasi agar
demikian, terwujudlah tujuan al tabadul. seorang produsen menghasilkan barang dan
Pandangan beliau berdua tentang jasa dengan kualitas terbaik, juga
pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam mendorongnya untuk terus berusaha
kegiatan produksi – dengan pembagian memperbaiki hasil produksinya. Jika tidak
kerja sesuai dengan kemampuan dan bakat ada persaingan dalam kegiatan produksi,
yang dimiliki – tampak jelas bertujuan untuk maka hasil produksi tidak akan pernah
mewujudkan keadilan (al a’dl) dan mengalami peningkatan kualitas, karena
mencegah kedzaliman dalam memenuhi tidak ada motif yang dapat mendorong
kebutuhan hidup. untuk melakukan hal tersebut.
Karena dengan cara kerjasama dan Hirearki atau tingkatan kebutuhan
spesialisasi kerja, setiap orang terdorong yang disebutkan Imam al Ghazali sejalan
untuk saling menolong, membantu, dengan teori kemaslahatan Imam al Syathibi
menopang serta menyadari akan tanggung dalam maqashid al syari’ah. Secara teori,
jawab mereka masing-masing. Semua orang kemaslahatan yang hendak dicapai oleh
memiliki hak sesuai dengan besar-kecilnya syari’at ada tiga tingkatan. Pertama,
tanggung jawab yang ia pikul. Dengan mashlahah dlaruriyah (kemaslahatan primer).
menempatkan setiap orang pada bidang Kedua, mashlahah hajiyah (kemaslahatan
kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan sekunder). Ketiga, mashlahah tahsiniyah
(kemaslahatan tersier).
20
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
21
Surur – Teori Produksi Imam Al Ghazali & Ibnu Khaldun
Jadi, persatuan dan kesatuan di bagian dari ibadah. Kedua, tujuan utama
bawah satu pimpinan adalah kunci utama produksi adalah untuk mencari rizki dan
kesuksesan sebuah kegiatan produksi. karunia Allah SWT untuk memenuhi
Wawasan tentang menejemen dan organisasi kebutuhan hidup. Ketiga, imam al Ghazali
wajib dimiliki oleh seorang pemimpin dan Ibnu Khaldun sama-sama
perusahaan produksi (produsen). Jika tidak menempatkan alam semesta (SDA) sebagai
ada menejemen yang baik, maka kegiatan faktor produksi yang paling utama. Ketiga,
produksi juga tidak akan terlaksana dengan kegiatan produksi membutuhkan proses dan
baik. tahapan. Keempat, kegiatan produksi
Demikian pula pandangan beliau meniscayakan adanya kerjasama. Kelima,
tentang hubungan tingkat produksi dengan adanya keterkaitan antara satu kegiatan
tingkat kesejahteraan penduduk. Hal ini produksi dengan kegiatan produksi yang
juga bertujuan mewujudkan keadilan (al lain.
‘adl) dalam tingkat perekonomian Perbedaan antara pandangan Imam
masyarakat. Karena tingkat kesejahteraan al Ghazali dan Ibnu Khaldun tentang teori
penduduk sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi terdiri dari dua bagian utama.
perekonomian di daerah mereka. Kemudian Pertama, pandangan Imam al Ghazali yang
tingkat perekonomian suatu daerah sangat tidak dikemukakan oleh Ibnu Khaldun ada
bergantung pada tingkat produksi di daerah tiga poin, yaitu tentang hirearki atau
tersebut. tingkatan produksi, tentang adanya
Jadi, semakin besar produksi yang persaingan dalam produksi, dan tentang
dihasilkan, maka semakin tinggi pula jenis usaha yang direkomendasikan. Kedua,
tingkat kemakmuran suatu daerah. Ini tentu pandangan Ibnu Khaldun yang tidak
saja tujuan ekonomi Islam dalam disampaikan oleh Imam al Ghazali hanya
mewujudkan keadilan dan mencegah ada dua poin, yaitu: tentang pentingnya
kedzaliman dalam memenuhi kebutuhan peran manajemen dalam kegiatan produksi
hidup. Logikanya, semakin tinggi tingkat dan tentang hubungan tingkat produksi
kesejahteraan ekonomi penduduk, maka dengan tingkat kesejahteraan penduduk.
semakin tinggi pula tingkat keadilan dapat Ditinjau dari perspektif maqashid al
terwujud dan kecil sekali kemungkinan syari’ah, pandangan Imam al Ghazali dan
terjadinya kedzaliman. Ketika kebutuhan Ibnu Khaldun tentang teori produksi sangat
hidup setiap orang telah terpenuhi dengan sejalan dengan tujuan-tujuan penerapan
merata, maka motif untuk berbuat hukum Islam dalam aspek mu’amalah.
kedzaliman menjadi berkurang. Karena Segala bentuk dan konsep teori produksi
motif kejahatan yang paling besar adalah yang dikemukakan oleh kedua ilmuwan ini
jeratan ekonomi. bertujuan mewujudkan al tabadul atau al
rawaj (tukar menukar), al hifdz (melindungi
harta dari kesia-siaan), al wudluh (kejelasan
Simpulan dalam transaksi), al tsabat (pengakuan
terhadap hak milik) dan al ‘adl
Kesamaan antara pandangan Imam (menciptakan keadilan dan mencegah
al Ghazali dan Ibnu Khaldun tentang teori kedzaliman dalam sistem perekonomian).
produksi ada lima poin. Pertama, Islam Dengan demikian, kegiatan produksi
sangat mendorong umat manusia untuk merupakan kebutuhan dasar manusia secara
aktif melakukan kegiatan produksi guna naluri yang kemudian tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan bahwa mewujudkannya dilindungi dan dijaga oleh
memproduksi kebutuhan primer adalah nilai-nilai syari’ah Islam.
22
DOI: 10.35316/istidlal.v5i1.307 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 5, Nomor 1, April 2021
Daftar Pustaka
23