Anda di halaman 1dari 31

Teori Produksi Islam

Kelompok V

NURFADILLAH RISDA (105731122319)


FIRMANSYAH (105731122419)
NUR NILAM SARI (105731122519)
NUR FITRIANI (105731122719)
NUR ANDINI. A (105731122819)
Penyebab munculnya
produksi
Pengertian Produksi

Produksi dalam Islam

Prinsip produksi dalam Islam

Tujuan produksi dalam Islam

Faktor-faktor produksi

Pengertian biaya produksi

Penggolongan biaya produksi


Penyebab munculnya
produksi
 Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan
juga peradaban manusia dan bumi. Produksi sudah ada
sejak manusia menghuni bumi ini. Karena produksi lahir
dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.
 Alquran dalam artian luas, barang yang diproduksi harus
mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia bukan
memproduksi barang mewah secara berlebihan
dampaknya tenaga kerja yang dikeluarkan menjadi
tidak produktif.
Penyebab munculnya
produksi
 Imam al-ghazali “kasab dan islah”. Usaha fisik yang
dikerahkan manusia dan upaya manusia unt mengelola
dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar
mempunyai manfaat yang lebih tinggi. (Adiwarman,
hlm. 128).
 Produksi / pencaharian ekonomi sebagai bagian dari
ibadah individu. Produksi barang2 kebutuhan dasar
secara khusus dipandang sebagai kewajiban sosial (fard
al kifayah).
Pengertian Produksi

 Kata produksi merupakan kata serapan dari “production” yang


secara linguistic mengandung arti penghasilan. Menurut Richard
G. Lips produksi didefinisikan sebagai tindakan dalam membuat
komoditi barang-barang maupun jasa. Dalam literature ekonomi
Islam padanan produksi adalah “intaj> ” ( ‫ ) انتج‬dari akar kata
“nataja” (‫)ن تج‬. (Rustam Efendi, hlm 11-12).
 Pengertian produksi dalam perspekif Islam yang dikemukakan
Qutub Abdus Salam Duaib adalah usaha mengeksploitasi sumber-
sumber daya agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi. Dari
konsep dan gagasan produksi ditekankan bahwa tujuan utama
yang ingin dicapai kegiatan ekonomi adalah untuk kemaslahatan
individu (self interst), dan kemaslahatan masyarakat (social
interst) secara berimbang. (Yusuf Qhardawi, hlm :138).
Pengertian Produksi

 Kahf juga mendefinisikan kegiatan produksi dalam


perspektif Islam sebagai usaha manusia untuk
memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya,
tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai
tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama
Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
(Monzer Kahf, hlm. 45)
Pengertian Produksi Secara
Terminologi dan Secara Umum
 Secara terminologi kata produksi berarti menciptakan dan menambah
kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan
bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari semula.

 Secara umum produksi adalah penciptaan guna (utility) yang berarti


kemampuan suatu barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan
manusiawi.
Produksi dalam islam
 pembahasan tentang produksi dalam ilmu ekonomi konvensional
senantiasa memaksimalisasi keuntungan.
 Upaya memaksimalkan keuntungan itu membuat sistem ekonomi
konvensional sangat mendewakan produktivitas dan efisiensi
ketika berproduksi, sikap ini sering membuat mereka
mengabaikan masalah-masalah eksternalitas atau dampak
merugikan dari produk yang dibuat.
 Dalam ekonomi Islam terdapat keyakinan adanya Allah SWT
sehingga peran dan kepemilikan dalam ekonomi dipegang oleh
Allah, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak
semata-mata bermotif memaksimalisasi keuntungan dunia tetapi
lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat.
Produksi dalam islam

( Al
Yunus Al
Al-
al-Jātsi qashas
Hadid 7
baqarah
yah:13 14
77 22
)
Produksi dalam islam

Untuk menjamin terwujudnya kemaslahatan individu


dan masyarakat, system ekonomi Islam menyediakan
beberapa landasan teoritis sebagai berikut:
1. Keadilan ekonomi (Al-‘Adalah Al-Iqtis}a>diyah)
2. Jaminan social (At-Taka>ful Al-Ijtima>’i)
3. Pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi produktif
secara efisien.
Prinsip Produksi dalam Islam

1. Produksi ditempuh dengan cara halal


Islam dengan tegas mengklasifikasikan barang-barang
(silah) atau komoditas ke dalam dua kategori. Pertama,
barang-barang yang disebut Al-Qur’an Tayyibat yaitu
barang-barang yang secara hukum haram dikonsumsi
dan diproduksi. Kedua, Khabais yaitu barang-barang
yang secara hukum haram dikonsumsi dan diproduksi.
Sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surah Al-A’raf
ayat 157. (Rustam Efendi :14)
Al-A’raf ayat 157
 Artinya: “(yaitu) Orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al Qur'an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”
Prinsip Produksi dalam Islam

2. Keadilan dalam produksi.


Dalam melakukan kegiatan produksi yang mengarah
kepada kezaliman, seperti riba yang dapat
menghilangkan keadilan ekonomi Islam.
Modarat atau kerusakan yang diakibatkan kerja ekonomi
ribawi dapat merusak dan merugikan ekonomi pribadi,
rumah tangga, dan perusahaan.
 Dalam masalah ekonomi yang dilarang adalah tentang penimbunan
(ikhtikar) terhadap barang-barang kebutuhan bagi masyarakat.
Seperti dikutip Al-Mubarra’, menjelaskan bahwa Rasulullah pernah
mengangkat Said Al-As yang dianggap kredibel sebagai muhtasib
untuk mengontrol dan mengawasi kegiatan bisnis di kota Mekkah,
dan Rasulullah sendiri mengecek keadaan perdagangan di pasar
madinah. (Muhammad Al-Mubarrak: 66).

 Artinya: “Nabi berjalan di depan ongokan makanan tersebut, tiba-


tiba jari beliau basah (karena makanan yang lembab di bawah).
Lalu beliau berkata: Apa ini hai penjual makanan? Laki-laki itu
menjawab, karena hujan ya Rasulullah, Rasul bersabda: tidakkah
kamu meletakkannya dibagian atasnya supaya dilihat oleh
manusia. Ingatlah, barangsiapa yang menipu maka bukanlah
termasuk golongan kami”.
Prinsip Produksi dalam Islam

3. Produksi yang ramah lingkungan.


Ramah lingkungan yaitu mencegah kerusakan di muka
bumi ini adalah dengan membatasi polusi, dan
memelihara keserasian agar ketersediaan sumberdaya
alam tetap terjaga. Memelihara hubungan yang
harmonis dengan alam sekeliling adalah satu keharusan
bagi setiap individu. Tidak dibenarkan merusak
lingkungan hidup, karena manusia juga membutuhkan
air sungai yang bening dan udara yang bersih. (zubaidah
: 26)
Prinsip Produksi dalam Islam

4. Orientasi dan target produksi.


 Sistem ekonomi Islam lebih terkait dengan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini bagi Z. A. Maulani, diistilahkan dengan kata-
kata “tunduk di bawah kesejahteraan social”. menundukkan
ekonomi ke bawah hukum kepentingan masyarakat adalah suatu
prinsip yang ditegakkan berdasarkan prinsip instruksi Allah.
(Zainal Abidin Ahmad: 141).
 Target yang dicapai untuk mencapai swadaya di bidang komoditi
ataupun swadaya jasa yang selanjutnya menciptakan kehidupan
yang layak yang dianjurkan Islam bagi manusia. untuk itu dalam
produksi mempunyai tujuan utama yang akan dicapai, yaitu:
a. Target swasembada individu
b. Target swasembada masyarakat dan umat
Prinsip Produksi dalam Islam

5. Produksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.
Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan
prioritas yang ditetapkan agama, terpeliharanya nyawa,
akal, dan keturunan atau kehormatan, serta untuk
kemakmuran material. (Mustofa Edwin Nasution: 112).
 Untuk itu maka segala bentuk penimbunan (ikhtikar)
terhadap barang-barang kebutuhan bagi masyarakat.
pelaku penimbunan menurut Yusuf Kamal, mengurangi
tingkat produksi untuk menguasai pasar sangat tidak
menguntungkan konsumen dan masyarakat karena
berkurangnya suplai dan melonjaknya harga barang.
Tujuan produksi dalam islam

1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat


Dalam pemenuhan kebutuhan pada tingkat moderat
menimbulkan dua implikasi yaitu:
Pertama, produsen hanya menghasilkan barang
dan jasa yang menjadi kebutuhan, barang dan jasa
harus memiliki manfaat yang riil bagi kehidupan bukan
memberikan kepuasan maksimum saja tetapi juga
harus memenuhi unsur manfaat. (Nur Arianto Al Arif :
153)
 Kedua, kuantitas produk yang di produksi tidak
berlebihan, dengan maksud bahwa barang yang
diproduksi secara berlebihan akan menyebabkan mis-
alokasi dalam pengelolaan sumber daya ekonomi dan
kemubadziran, serta terkurasnya sumber daya secara
cepat padahal sumber daya sering kali jumlahnya
terbatas. (Nur Arianto Al Arif: 153)
Tujuan produksi dalam islam

2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.


Meskipun produsen hanya menyediakan sarana
kebutuhan, namun hal ini bukan berarti produsen
bersifat pasif dan reaktif terhadap kebutuhan manusia
dan hanya memproduksi barang berdasarkan permintaan
konsumen saja, produsen harus menjadi sosok yang
kreatif, proaktif dan inovatif dalam menemukan barang
dan jasa apa saja yang menjadi kebutuhan manusia dan
kemudian memenuhi kebutuhan tersebut. (Nur Arianto
Al Arif: 153)
Tujuan produksi dalam islam
3. Menyiapkan persediaan barang/jasa dimasa depan.
Pertama, harus mampu menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat
bagi kehidupan mendatang, produsen harus mampu melakukan
pengembangan produk yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat
dimasa depan dengan ketentuan barang yang diproduksi tidak
bertentangan dengan syariat dan memberikan manfaat yang riil terhadap
umat. (Nur Arianto Al Arif: 154)
Kedua, menyadari bahwa sumber daya ekonomi tidak hanya
diperuntukkan bagi manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk
generasi mendatang, orientasi kedepan ini mendorong produsen untuk
terus melakukan riset dan pengembangan sebagai efisiensi dalam
pengelolaan sumber daya ekonomi dan mencari teknologi ramah
lingkungan dengan tujuan tersedianya secara memadai berbagai
kebutuhan bagu generasi mendatang. (Nur Arianto Al Arif, hlm: 153)
Tujuan produksi dalam islam

4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah


kepada Allah
Produsen yang islami akan mampu memaksimalkan
keuntungan materiil dan sekaligus memberikan
keuntungan kepada masyarakat dan agama. (Nur
Arianto Al Arif, hlm : 154).
Faktor produksi

Produksi menciptakan manfaat barang dimana manusia


hanya mampu menciptakan, sehingga praktek ekonomi
Islam terdapat faktor-faktor produksi antara lain :
1. Tanah
Islam telah mengakui tanah sebagai faktor produksi
tetapi tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di
zaman modern. Dalam tulisan klasik, tanah yang
dianggap sebagai faktor produksi penting mencakup
semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses
produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan
tanah, sifat-sifat sumber daya udara, air, mineral dan
seterusnya. (Muhammad Abdul Mannan, hlm : 56)
Faktor produksi

2. Tenaga Kerja
Dalam Islam buruh bukan hanya suatu jumlah usaha atau
jasa yang ditawarkan untuk dijual pada para pencari tenaga
kerja manusia. Mereka yang mempekerjakan buruh
mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Ukuran moral
dan sosial buruh sebagai faktor produksi tidak jelas
terdapat dalam ilmu ekonomi sekuler. Namun, dalam Islam
buruh digunakan dalam arti yang lebih luas namun lebih
terbatas. Lebih luas, karena hanya memandang pada
penggunaan jasa buruh diluar batas-batas pertimbangan
keuangan. Terbatas dalam arti bahwa seorang pekerja tidak
secara mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang
dikehendakinya dengan tenaga kerjanya itu. (Muhammad
Abdul Mannan, hlm : 59)
Faktor produksi

3. Modal
Modal dapat juga tumbuh dalam masyarakat yang bebas
bunga. Janganlah lupa bahwa Islam memperbolehkan
adanya laba yang berlaku sebagai insentif untuk
menabung. Walaupun ada larangan akan bunga, itu
tidak berarti bahwa tidak terdapat biaya modal dapat
dinyatakan dari segi penggunaan-penggunaan
alternatifnya. Karena itu tingkat keuntungan pada usaha
ekonomi yang khusus antara lain dapat digunakan
sebagai salah satu sarana penentuan modal.(Muhammad
Abdul Mannan, hlm : 62)
Faktor produksi

4. Organisasi
Organisasi adalah upaya mulai sejak timbulnya ide
usaha dan barang apa yang ingin diproduksi, berapa dan
kuwalitasnya bagaimana dalam angan-angan menejer,
kemudian ide tersebut dipikirnya dan dicarikan apa saja
keperluan yang termasuk dalam faktor-faktor produksi
sebelumnya. (Muhamad, hlm : 228)
Biaya produksi

 Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh


pengusaha untuk dapat menghasilkan output. oleh
karena itu, produksi dapat dilaksanakan apabila
tersedia faktor produksi. Faktor produksi tersebut harus
dibeli karena bukan barang bebas melainkan barang
ekonomi yang jumlahnya langka (searce). (Suherman
Rosyidi, hlm : 365)
Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk


mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini
dikeluarkan oleh departemen produksi,yang terdiri dari
biaya bahan baku, biayatenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. (Sutrisno, hlm :3).
Biaya produksi

 Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh


pengusaha untuk dapat menghasilkan output. oleh
karena itu, produksi dapat dilaksanakan apabila
tersedia faktor produksi. Faktor produksi tersebut harus
dibeli karena bukan barang bebas melainkan barang
ekonomi yang jumlahnya langka (searce). (Suherman
Rosyidi, hlm : 365)
Pengelompokkan Biaya
Produksi
Objek pengeluaran.

Fungsi pokok dalam perusahaan.

Hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai.

Perilaku alam hubungannya dengan


perubahan volumekegiatan.

Jangka waktu manfaatnya.


Penutup

Sekian dan Terimakasih

Ada pertanyaan..???

Anda mungkin juga menyukai