Pengertian Ontologi
Pengertian Ontologi
Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta
onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka
ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
Namun pada dasarnya term ontology pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf
Goclenius pada tahun 1636 M. untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang
bersifat metafisis. Dalam perkembanganya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi
dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan
sebagai istilah lain dari ontology.
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada yang mungkin
ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat
pengetahuan dan hakikat nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang
keadaan. Hakikat ialah realitas, realiltas ialah kerealan, real artinya kenyataan yang
sebenarnya, jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya
sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang
meberubah.
Ontology menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan
cara yang berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-kategori yang logis yang
berlainan (objek-objek fisik, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka
tradisional. ontology dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal
ada, sedangkan dalam hal pemakaianya akhir-akhir ini ontology dipandang sebagai
teori mengenai apa yang ada.
Ontology sering diindetikan dengan metafisika yang juga disebut proto-filsafia
atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat
sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab akibat, realita, atau Tuhan dengan segala
sifatnya. Dengan demikian, metafisika umum atau ontology adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip paling dasar atau dalam dari segala sesuatu yang ada.
Para ahli memberikan pendapatnya tentang realita itu sendiri, diantaranya
Bramel. Ia mengatakan bahwa ontology ialah interpretasi tentang suatu realita dapat
bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda
pendapat mengenai bentuknya, tetapi jika ditanyakan bahannya pastilah meja itu
substansi dengan kualitas materi, inilah yang dimaksud dari setiap orang bahwa suatu
meja itu suatu realita yang kongkrit. Plato mengatakan jika berada di dua dunia yang
kita lihat dan kita hayati dengan kelima panca indra kita nampaknya cukup nyata atau
real.
Adapun mengenai objek kajian ontology ialah yang ada, yaitu ada individu, ada
umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi
dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada. Objek
formal ontology adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas tranpil
dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau
plurarisme.
BAB 3
KESIMPULAN
1) Ontology adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas mengenai hakikat dari
sesuatu yang ada, dimana hakikat disini ialah kenyataan yang sebenarnya, keadaan
sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan
keadaan yang meberubah.
2) Hubungan antara ontology dan filsafat pendidikan yaitu dimana ontology menempati
posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu. Sebagai nilai filosofis dari ilmu itu
sendiri, sehingga pendidikan memiliki memiliki pandangan yang jelas untuk
menciptakan manusia yang sesungguhnya.
3) Penerapan ontology filsafat pendidikan diantaranya yaitu:
a. Ontologi Progressivisme
Aplikasi pandangan ini terhadap pendidikan adalah pada saat proses pembelajaran
agar anak dapat memahami apa yang dipelajari, mereka harus mengalami secara
langsung.
b. Ontologi Essensialisme
Aplikasinya dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru diselipkan nilai-nilai
keagamaan antara lain saat sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung dilakukan
berdo’a bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Ontologi Perenialisme
Perennialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perennialisme memberikan sumbangan yang
berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebudayaan dan pendidikan jaman
sekarang.
d. Ontologi Rekontruksionisme
Implikasi pandangn ontologi di dalam pendiddikan ialah bahwa pengalaman manusia
yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti
sebagai pengalaman sehari-hari, melainkan sesuatu yang tak terbatas.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah Idi, Jalaluddin. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
2. Susanto. A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
3. Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya.