TENTANG
MENTERI PERHUBUNGAN,
b. setiawan
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 1
8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4145);
MEMUTUSKAN:
b. setiawan
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2. Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapi dengan alat
penggerak motor atau bukan motor yang digunakan untuk angkutan sungai
dan danau;
3. Trayek Angkutan Sungai dan Danau yang selanjutnya dalam ketentuan ini
disebut trayek adalah lintasan untuk pelayanan jasa angkutan umum sungai dan
danau yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan
jadwal tetap maupun tidak berjadwal;
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 2
4. Trayek Tetap dan Teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam
jaringan trayek secara tetap dan teratur, dengan jadwal tetap atau tidak
berjadwal;
5. Angkutan Sungai dan Danau Khusus adalah kegiatan angkutan sungai dan
danau yang dilakukan untuk melayani kepentingan sendiri dalam menunjang
usaha pokoknya serta tidak melayani pihak lain;
6. Usaha Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan usaha angkutan untuk
umum dengan memungut bayaran yang diselenggarakan di sungai, danau,
waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan dengan menggunakan kapal sungai dan
danau;
7. Barang Umum adalah bahan atau benda selain dari bahan berbahaya, barang
khusus dan alat berat;
8. Bahan Berbahaya adalah setiap bahan atau benda yang karena sifat dan ciri
khas serta keadaannya, merupakan bahaya terhadap keselamatan dan
ketertiban umum serta terhadap jiwa atau kesehatan manusia dan makhluk
hidup lainnya;
9. Barang Khusus adalah barang yang karena sifat dan bentuknya harus dimuat
dengan cara khusus;
b. setiawan
10. Pengangkut Bahan Berbahaya adalah orang atau badan hukum yang secara
sah melakukan kegiatan pengangkutan bahan berbahaya dari tempat
kegiatan pemuatan sampai ke tempat pembongkaran akhir;
11. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang angkutan sungai dan
danau;
15. Dinas Provinsi / Kabupaten / Kota adalah instansi yang lingkup tugasnya
membidangi lalu lintas dan angkutan sungai dan danau.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 3
BAB II
ANGKUTAN
Bagian Pertama
Wilayah Operasi
Pasal 2
b. setiawan
terusan.
Pasal 3
Bagian Kedua
Persyaratan Operasional
Pasal 4
(1) Setiap kapal yang melayani angkutan sungai dan danau, wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 4
e. mencantumkan identitas perusahaan / pemilik dan nama kapal yang
ditempatkan pada bagian kapal yang mudah dibaca dari samping kiri dan
kanan kapal;
f. mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
(2) Ukuran, bentuk dan tulisan identitas perusahaan dan nama kapal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Keputusan ini.
Pasal 5
(1) Setiap kapal yang memiliki ukuran dibawah GT 7 ( < 7 GT ) yang akan
dioperasikan untuk melayani angkutan sungai dan danau dapat diukur,
didaftarkan dan memenuhi persyaratan kelaikan kapal dan pengawakan kapal.
(2) Setiap kapal yang memiliki ukuran mulai dari GT 7 ke atas ( > 7 GT ) yang
akan dioperasikan untuk melayani angkutan sungai dan danau wajib diukur,
didaftarkan, memenuhi persyaratan kelaikan kapal, persyaratan pengawakan
kapal, dan dapat diberikan tanda kebangsaan.
(3) Kapal yang telah diukur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
b. setiawan
diberikan surat ukur.
(4) Kapal yang telah didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diberikan surat tanda pendaftaran dan tanda pendaftaran.
(5) Kapal dengan ukuran mulai dari GT 7 ke atas ( > 7 GT ) yang telah diberi surat
ukur dan surat tanda pendaftaran dapat diberikan surat tanda kebangsaan
kapal Indonesia.
(6) Kapal yang telah memenuhi persyaratan kelaikan kapal dan pengawakan kapal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diberikan sertifikat kelaikan
kapal dan sertifikat pengawakan kapal.
(7) Pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda pendaftaran,
sertifikat kelaikan kapal dan sertifikat pengawakan kapal sebagaimana contoh
1 sampai dengan contoh 6 Lampiran II Keputusan ini.
Pasal 6
(1) Pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda pendaftaran,
sertifikat kelaikan kapal dan sertifikat pengawakan kapal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) untuk kapal dibawah
GT 7 ( < 7 GT ) diberikan oleh Bupati/Walikota sebagai tugas desentralisasi.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 5
(2) Pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda pendaftaran,
sertifikat kelaikan kapal, sertifikat pengawakan kapal, dan surat tanda
kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), ayat (4), ayat (5)
dan ayat (6) untuk kapal yang memiliki ukuran mulai dari GT 7 ke atas ( > 7
GT ) diberikan oleh Bupati/Walikota setempat sebagai tugas pembantuan.
Pasal 7
Pasal 8
(1) Pelaksanaan pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda
pendaftaran, sertifikat kelaikan kapal dan sertifikat pengawakan kapal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) untuk
kapal dibawah GT 7 ( < 7 GT ) didasarkan pada pedoman dan prosedur yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
(2) Pelaksanaan pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda
pendaftaran, sertifikat kelaikan kapal, sertifikat pengawakan kapal, dan surat
tanda kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), ayat (4),
b. setiawan
ayat (5) dan ayat (6) untuk kapal yang memiliki ukuran mulai dari GT 7 ke
atas ( > 7 GT ) didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 9
(1) Kapal yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (1) dan ayat (2) diterbitkan Surat Izin Berlayar Sungai dan Danau yang
berlaku untuk 1 (satu) kali perjalanan.
(2) Surat Izin Berlayar Sungai dan Danau sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diterbitkan oleh Dinas Kabupaten/Kota di tempat pemberangkatan kapal
sebagai tugas Desentralisasi.
Pasal 10
(1) Kapal sungai dan danau yang telah memiliki Surat Izin Berlayar Sungai dan
Danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 hanya boleh berlayar di wilayah
operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4).
(2) Dalam hal kapal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlayar kelaut harus
memenuhi persyaratan kelaik lautan kapal.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 6
Pasal 11
Awak kapal yang bertugas dalam pengoperasian kapal untuk pelayanan angkutan
sungai dan danau, wajib :
a. memakai pakaian yang sopan atau pakaian seragam bagi awak kapal
perusahaan;
b. memakai kartu tanda pengenal awak kapal sesuai yang dikeluarkan oleh
perusahaan;
c. bertingkah laku sopan dan ramah;
d. tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius, narkotika
maupun obat lain yang dapat mempengaruhi pelayanan dalam pelayaran;
e. mematuhi waktu kerja, waktu istirahat dan pergantian awak kapal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Trayek Tetap dan Teratur
Pasal 12
(1) Untuk pelayanan angkutan sungai dan danau dalam trayek tetap dan
teratur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan dalam jaringan
b. setiawan
trayek.
(2) Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari :
(3) Penetapan jaringan trayek angkutan sungai dan danau sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
(4) Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
pelayanan angkutan dalam kabupaten/kota, ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 7
(5) Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
pelayanan angkutan antar kabupaten/kota dalam propinsi, ditetapkan oleh
Gubernur.
(6) Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
pelayanan angkutan lintas batas antar Negara dan antar propinsi, ditetapkan
oleh Gubernur tempat domisili perusahaan / pemilik kapal sebagai tugas
Dekonsentrasi.
Bagian Keempat
Ciri-ciri Pelayanan
Pasal 13
b. setiawan
untuk pelayanan ekonomi dan/atau untuk pelayanan non ekonomi.
Bagian Kelima
Tata Cara Pengangkutan
Pasal 14
a. pelabuhan;
b. persinggahan.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 8
(2) Menaikkan dan menurunkan penumpang, barang dan/atau hewan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertib dan teratur,
sesuai dengan ketentuan tata cara pemuatan di kapal.
Bagian Keenam
Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur
Pasal 15
Pasal 16
b. setiawan
(2) Termasuk dalam trayek tidak tetap dan tidak teratur untuk angkutan penumpang
adalah angkutan wisata.
Bagian Ketujuh
Ciri-ciri Pelayanan Trayek Tidak Tetap dan Tidak Teratur
Pasal 17
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 9
BAB III
Bagian Pertama
Umum
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
b. setiawan
a. barang umum dan/atau hewan;
b. barang khusus dan bahan berbahaya.
Bagian Kedua
Pengangkutan Barang Umum dan Hewan
Pasal 21
Pasal 22
b. barang umum yang dimuat ke dalam kapal, harus ditutup dengan bahan yang
tidak mudah rusak.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 10
c.
Pasal 23
(1) Pemuatan barang umum di dalam kapal harus disusun dengan baik
sedemikian rupa, sehingga beban dapat merata secara proporsional.
(2) Pemuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus memenuhi tata
cara pemuatan yang telah ditetapkan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemuatan barang umum, diatur
oleh Direktur Jenderal.
Pasal 24
Pasal 25
b. setiawan
Kegiatan memuat dan/atau menurunkan hewan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
b. hewan yang dimuat ke dalam kapal, harus ditempatkan dan diikat secara
teratur serta diberi atap agar tidak kena panas/sinar matahari secara
langsung dan tidak kena hujan atau air.
Pasal 26
(1) Pemuatan hewan di dalam kapal harus ditata dengan baik sedemikian rupa,
sehingga beban dapat merata secara proporsional.
(2) Pemuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus memenuhi tata cara
pemuatan yang telah ditetapkan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemuatan hewan, diatur oleh Direktur
Jenderal.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 11
Bagian Ketiga
Pengangkutan Barang Khusus
Pasal 27
Pasal 28
b. setiawan
Pengangkutan barang khusus mempunyai ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
Pasal 29
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 12
(2) Pengangkutan barang khusus dapat dilakukan dengan cara dihanyutkan,
ditarik/dihela, digandeng atau didorong sesuai dengan jenis barang yang
diangkut.
Pasal 30
Bagian Keempat
Pengangkutan Bahan Berbahaya
b. setiawan
Pasal 31
a. mudah meledak;
b. gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan tertentu;
c. cairan yang mudah menyala;
d. padatan yang mudah menyala;
e. oksidator, peroksida organik;
f. beracun dan bahan yang mudah menular;
g. radioaktif;
h. korosif.
Pasal 32
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 13
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memuat keterangan
sekurang-kurangnya mengenai :
a. nama, jenis dan jumlah bahan berbahaya yang akan diangkut serta
dilengkapi dengan dokumen pengangkutan bahan berbahaya dari
instansi yang berwenang;
(3) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterima secara lengkap, Kepala
Dinas Provinsi / Kabupaten / Kota setempat sesuai kewenangannya memberikan
tanggapan secara tertulis atas laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(4) Apabila setelah 14 (empat belas) hari kerja sejak laporan sebagaimana
b. setiawan
dimaksud dalam ayat (3) diterima secara lengkap, tidak ada tanggapan secara
tertulis, Kepala Dinas yang bersangkutan dianggap menyetujui laporan
pengangkut .
Pasal 33
Pasal 34
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 14
c. radio komunikasi, yang berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara
pemimpin kapal dengan pusat pengendali operasi dan/atau sebaliknya;
d. kaca mata dan masker untuk awak kapal;
e. sarung tangan dan baju pengaman;
f. lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di atas atap kapal;
g. perlengkapan pencegahan dan penanggulangan pencemaran di sungai dan
danau.
Pasal 35
b. setiawan
kualifikasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 36
(1) Bahan berbahaya yang akan diangkut harus terlindung dalam tempat atau
kemasan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Bahan berbahaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diikat dengan
kuat dan disusun dengan baik, sehingga beban muatan dapat merata secara
proporsional pada kapal.
Bagian Kelima
Angkutan Khusus Sungai dan Danau
Pasal 37
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 15
(3) Kegiatan angkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh
badan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi
atau perorangan Warga Negara Indonesia.
BAB IV
Bagian Pertama
Izin Usaha Angkutan
Pasal 38
(1) Untuk melakukan usaha angkutan orang, barang dan/atau hewan di sungai
dan danau, wajib memiliki izin usaha angkutan sungai dan danau.
(2) Izin usaha berlaku selama perusahaan / pemilik yang bersangkutan masih
menjalankan kegiatan usahanya dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam izin yang bersangkutan.
(3) Izin usaha berlaku juga untuk cabang / perwakilan perusahaan yang
b. setiawan
bersangkutan di seluruh Indonesia.
Pasal 39
Izin usaha angkutan sungai dan danau hanya diberikan kepada pengusaha
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 16
Pasal 40
Pasal 41
(1) Pemberian izin usaha atau penolakan permohonan izin usaha diberikan
oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.
Pasal 42
b. setiawan
Lampiran IV Keputusan ini.
Bagian Kedua
Persetujuan Pengoperasian Kapal
Pasal 43
(1) Pengusaha yang telah mendapatkan izin usaha angkutan orang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39, mengajukan permohonan persetujuan
pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 17
(4) Permohonan persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada :
Pasal 44
b. setiawan
Pasal 45
Pasal 46
Bagian Ketiga
Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Khusus Sungai dan Danau
Pasal 47
(1) Untuk menjalankan kegiatan angkutan khusus sungai dan danau sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37, wajib memiliki persetujuan pengoperasian kapal.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 18
(2) Untuk memperoleh persetujuan pengoperasian kapal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), wajib memenuhi persyaratan :
Pasal 48
b. setiawan
dimaksud dalam ayat (1), untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
Pasal 49
Pasal 50
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 19
BAB V
Pasal 51
Pengusaha angkutan sungai dan danau yang telah memperoleh izin usaha
angkutan, wajib :
a. memenuhi kepemilikan kapal paling lambat 6 (enam) bulan sejak diterbitkan izin
usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c;
Pasal 52
b. setiawan
Pengusaha kapal angkutan orang di sungai dan danau yang telah memperoleh
persetujuan pengoperasian kapal, diwajibkan untuk :
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 20
h. menyampaikan laporan bulanan kegiatan operasional kepada Kepala
Dinas Propinsi untuk angkutan dalam trayek antar Negara dan angkutan trayek
antar Kabupaten/Kota dalam Propinsi dan antar Propinsi serta Kepala Dinas
Kabupaten/Kota untuk angkutan dengan trayek dalam Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal, yang dibuat selambat-lambatnya pada
tanggal 5 bulan berikut yang merupakan rekapitulasi dari laporan
kedatangan dan keberangkatan kapal sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, sebagaimana tercantum dalam contoh 3 dan contoh 4 Lampiran V
Keputusan ini;
i. mengumumkan jadwal perjalanan dan daftar tarif angkutan kepada masyarakat
dan menempatkan di dalam kapal yang mudah dilihat;
j. melayani trayek sesuai dengan persetujuan yang diberikan, dengan cara :
Pasal 53
(1) Setiap awak kapal yang mengoperasikan kapal harus mematuhi tata cara
menaikkan dan menurunkan penumpang, barang dan/atau hewan.
b. setiawan
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menaikkan dan menurunkan
penumpang, barang dan/atau hewan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
diatur oleh Direktur Jenderal.
Pasal 54
(1) Untuk angkutan penumpang wajib diberi karcis dan untuk angkutan barang
dan/atau hewan wajib diberi surat angkutan sebagai tanda bukti atas
pembayaran biaya angkutan yang telah disepakati.
(2) Untuk penumpang, barang dan/atau hewan yang telah diberikan karcis/surat
angkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berhak mendapatkan
pelayanan sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam karcis/surat
angkutan.
Pasal 55
(1) Penumpang, pemilik barang dan/atau hewan yang tidak melunasi pembayaran
biaya angkutan tidak boleh masuk kapal dan kalau di atas kapal kedapatan
tidak memiliki karcis dapat diturunkan oleh awak kapal pada dermaga terdekat.
(2) Bagi penumpang yang telah memiliki karcis, tidak dibenarkan dibebani biaya
tambahan atau kewajiban lainnya di luar kesepakatan.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 21
Pasal 56
(1) Untuk lebih menjamin kepastian jadual perjalanan kapal bagi pemakai jasa
angkutan, perusahaan angkutan sungai dan danau wajib mengumumkan
jadwal perjalanan kapal yang telah ditetapkan pada papan pengumuman di
pelabuhan sungai dan danau setempat.
(2) Apabila pengusaha angkutan sungai dan danau yang melayani pada trayek
tertentu tidak dapat melaksanakan pelayanan angkutan, pengusaha yang
bersangkutan harus melaporkan secara tertulis beserta alasannya kepada
Kepala Pelabuhan setempat dengan tembusan kepada pemberi persetujuan
pengoperasian kapal.
Pasal 57
b. setiawan
b. melaporkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai domisili
cabang / yang mewakili pengusaha yang bersangkutan.
Pasal 58
Pasal 59
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 22
(2) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diindahkan,
dikenakan sanksi pembekuan persetujuan pengoperasian kapal angkutan
sungai dan danau untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.
(3) Jika pembekuan persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) habis jangka waktunya dan tidak ada
usaha perbaikan, persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau
dicabut oleh pejabat yang mengeluarkan persetujuan pengoperasian kapal.
Pasal 60
b. setiawan
e. atas permintaan sendiri;
BAB VI
Pasal 61
(1) Tarif angkutan sungai dan danau terdiri dari tarif penumpang serta tarif barang
dan/atau hewan.
(2) Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh :
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 23
(3) Tarif angkutan barang dan hewan berdasarkan kesepakatan antara penyedia
jasa dan pengguna jasa.
BAB VII
PERLAKUAN KHUSUS
TERHADAP PENYANDANG CACAT DAN ORANG SAKIT
Pasal 62
(1) Penyandang cacat dan orang sakit diberikan prioritas kemudahan dalam
pembelian karcis.
Pasal 63
b. setiawan
Apabila dalam pengangkutan terdapat orang sakit, penderita diupayakan untuk
dapat ditempatkan pada tempat yang memadai.
BAB VIII
SISTEM INFORMASI
Pasal 64
(1) Pejabat pemberi izin usaha dan/atau persetujuan pengoperasian kapal wajib
membuat sistem informasi angkutan sungai dan danau.
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 24
(3) Informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), disampaikan secara berkala
setiap 3 (tiga) bulan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Gubernur untuk laporan yang disampaikan oleh Bupati/Walikota.
BAB IX
Pasal 65
Pengusaha angkutan sungai dan danau yang telah memiliki izin usaha dan/atau
persetujuan pengoperasian kapal sebelum Keputusan ini ditetapkan, selambat-
lambatnya 2 (dua) tahun sejak ditetapkan keputusan ini, harus menyesuaikan
perizinan dan/atau persetujuannya sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam
keputusan ini.
Pasal 66
b. setiawan
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 67
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 25
Pasal 68
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 1 Oktober 2004
ttd
SOENARNO
b. setiawan
7. Sekjen, Irjen, Dirjen Perhubungan Darat, Dirjen Perhubungan Laut dan
Kabadan Litbang Perhubungan;
8. Para Bupati/Walikota;
9. Direksi PT. (Persero) ASDP;
10. DPP dan DPD GAPASDAF.
KALALO NUGROHO
NIP. 120105102
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 26
Daftar Lampiran
KM 73 Tahun 2004
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
b. setiawan
C:\futura\kepmen\ksub-i\rkm-asdp-16( 22-9-04) 27
LAMPIRAN I
b. setiawan
LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KM 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
A. LAMBANG PERUSAHAAN/PEMILIK
Lambang perusahaan/pemilik (bila ada) ditempatkan di atas ruang kemudi (anjungan)
kiri dan kanan dari kapal tersebut, dengan ketentuan :
1. bila berbentuk lingkaran, ukuran jari-jari 25 cm
2. bila berbentuk persegi, ukuran panjang/lebar 50 cm
C. NAMA KAPAL
Nama kapal ditempatkan pada lambung kiri dan lambung kanan kapal di bawah
b. setiawan
lambang perusahaan, serta pada sisi kiri dan kanan bagian haluan dan buritan kapal,
dengan ketentuan :
1. Lebar huruf : 5 cm
2. Tinggi huruf : 10 cm
Dibuat dengan menggunakan cat berwarna dasar putih dan huruf berwarna hitam
Contoh Nama Kapal sebagai berikut : (tanpa skala)
NAMA PERUSAHAAN
NAMA KAPAL
ttd
SOENARNO
LAMPIRAN II
b. setiawan
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
Contoh : 1
REPUBLIK INDONESIA
Logo PEMERINTAH PROPINSI / PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA …. *)
Lambang garuda
Indonesia SURAT UKUR KAPALSUNGAI DAN DANAU
Nomor : ……………………………………….
UKURAN-UKURAN POKOK
b. setiawan
PANJANG LEBAR UKURAN DALAM TERBESAR
DITENGAH KAPAL HINGGA
GELADAK TERATAS
Dengan ini diterangkan bahwa isi kapal inin telah ditentukan sesuai ketentuan-ketentuan dalam
Konvensi Internasional Tentang Pengukuran Kapal 1969.
Dikeluakan di : ……………………..
Pada Tanggal : ………………………
( ………………………………….. )
Contoh : 2
KOP SURAT
DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI / KABUPATEN / KOTA
Nomor :
Tanda Selar :
A. KETERANGAN KAPAL :
1 Nama Kapal :
2 Jenis Kapal :
Jenis Angkutan :
3 Bahan :
b. setiawan
4 Tahun Pembuatan :
Tahun Pengoperasian :
6 Ukuran Kapal :
6.1. Panjang : M : Lebar : Meter
Dalam : M : Sarat : Meter
6.2. Isi Kotor : M3 : Isi Bersih : M3
8 Perlengkapan Keselamatan
8.1. Life Jaket (Baju Renang) : Dewasa Anak-anak
8.2. Life Bony (Pelampung) : Unit
8.3. Sekoci / ILR / Rakit : Buah
10 Kelengkapan Komunikasi
10.1. Radio VHF : Ada / tidak Ada *)
10.2. Radio SSB : Ada / tidak Ada *)
10.3. Radio : Ada / tidak Ada *)
10.4. EPIRB : Ada / tidak Ada *)
11 Kapasitas Angkut
11.1. Anak Buah Kapal (ABK) : Orang
11.2. Penumpang : Orang
11.3. Barang : Ton
B. KETERANGAN MESIN
1 Mesin Penggerak
1.1. Merk :
1.2. Type :
1.3. Serial No. :
1.4. Tenaga Penggerak : HP
1.5. R. P. M. :
1.6. Tahun Pembuatan :
1.7. Jenis Bahan Bakar :
C. KETERANGAN PEMILIK :
1 Nama :
2 Alamat :
………………….., ………………………..200….
b. setiawan
A.N. KEPALA DINAS PERHUBUNGAN …………………
KEPALA KANTOR LLASDP / KEPALA UPT ……………..
Tanda Tangan Pemilik
( …………………………………………. ) ( …………………………………. )
NIP.
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu.
Tembusan Yth. :
1 Kepala Dinas Perhubungan Prpinsi
2 Pemilik Sarana ASD
Contoh : 3
AB CD 12
| | |
| | |
| | |
a b c
Keteranagan :
a. Kode Propinsi
b. Kode Kabupaten / Kota
c. Nomor Urut Register / Pendaftaran
b. setiawan
2. Kode Tanda Register / Pendaftaran kapal sungai ditempatkan / dipasang pada
haluan depan badan kapal pada kiri dan kanan dengan cara dipahat atau dicat
dan dengan bentuk / susunan penulisan sebagai berikut :
a b c
AB / CD
------------------------- 12
GT – 7 / 5 - 04
d e
Keteranagan :
a. Kode Propinsi
b. Kode Kabupaten / Kota
c. Nomor Urut Register / Pendaftaran
d. Ukuran Isi Kotor (Gross Tonage)
e. Bulan dan Tahun Register / Pendaftaran
Contoh : 4
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten / Kota
….………………… atas nama-nama Bupati /Walikota ………….. , menerangkan :
b. setiawan
Dipergunakan sebagai : ………….. Kapal Penumpang/Barang …………………..
Nama dan Alamat pemilik : …………………. …………………………………………
………………………………………………………………
telah didaftar dalam Register Kapal Sungai dan Danau di DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN / KOTA ….DENGAN REGISTER Nomor : ……. dan oleh karena itu,
berhak berlayar dengan mengibarkan Bendera Republik Indonesia.
Kepada seluruh pejabat Republik Indonesia dan mereka yang bersangkutan diharap
supayan memperlakukan Nakhoda Kapal dan muatannya sesuai dengan ketentuan dan
Undang-undang Republik Indonesia dan Perjanjian-perjanjian dengan Negara-negara lain.
Dikeluaran di : ……………………..
Pada Tanggal : ………………………
( ………………………………….. )
Contoh : 5
Nama :
b. setiawan
Telah lulus Ujian Kecakapan Nautika yang diadakan di ………………………………
Pada tanggal ………………………………….. dan telah memenuhi syarat sesuai
ketentuan Surat Keputusan.
Tanda tangan
Pemegang
( ………………………………….. )
Contoh : 6
Nama :
b. setiawan
Telah lulus Ujian Kecakapan Teknika yang diadakan di ………………………………
Pada tanggal ………………………………….. dan telah memenuhi syarat sesuai
ketentuan Surat Keputusan.
Tanda tangan
Pemegang
( ………………………………….. )
SOENARNO
LAMPIRAN III
b. setiawan
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KM 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
Barang berbahaya adalah barang-barang yang oleh karena sifatnya jika dalam
penanganannya tidak mengikuti petunjuk, ketentuan, peraturan dan persyaratan maka
dapat mengakibatkan bencana dan kerugian terhadap jiwa dan benda/fasilitas.
b. setiawan
a. Low FP ( ............. s.d. -18 C/0 F)
b. Medium FP (-18 C s.d. 23 C / 73 F)
c. Highly FP (23 C s.d. 61 C / 141 F)
4. IN FLAMMABLE SOLIDS = Bahan-bahan kering/padat mudah menyala
a. (In) Flammable Solids
b. Spontaneously Combustible
c. Dangerous when wet
5. a. Oxidazing Substances
b. Organic Perxide
6. POISONOUS SUBSTANCES = Bahan-bahan beracun
a. Poisonous
b. Infectious
7. RADOACTIVE
a. Kategori I (max. Penyinaran per jam pada pembungkus = 0.5 millicure)
b. Kategori II (max. 50 millicure)
c. Kategori III (Max. 200 millicure)
8. CORROSIVE = Bahan yang dapat merusak
9. MISCELLANEOUS DANGEROUS SUBSTANCES (selain 1-8)
PLAKAT TANDA-TANDA KHUSUS UNTUK BAHAN BERBAHAYA
b. setiawan
b. setiawan
Keterangan :
Ukuran plakat-plakat tersebut di atas minimal 150 mm x 150 mm
ttd
Salinan resmi sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan KSLN
SOENARNO
KALALO NUGROHO
NIP. 120105102
LAMPIRAN IV
b. setiawan
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KM 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
Contoh 1.
NAMA PERUSAHAAN/KOPERASI/PERORANGAN *)
b. setiawan
a. Salinan Akte Pendirian Perusahaan yang disahkan oleh
Notaris/Kartu Tanda Penduduk; *)
b. Surat keterangan domisili perusahaan/koperasi/perorangan *)
c. Bukti memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk
perusahaan/koperasi
d. Pernyataan tertulis sanggup untuk memiliki 1 (satu) unit kapal atau
bukti kepemilikan/pengadaan kapal berupa kontrak pembelian;
e. Rencana trayek yang akan dilayani.
3. Demikian permohonan kami dan jika diterima, kami menyatakan
bersedia memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Nama Jelas
Tembusan Yth. :
Gubernur yang bersangkutan
*) Coret yang tidak perlu
Khusus untuk DKI Jakarta, permohonan ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta.
Contoh 2.
b. setiawan
2. Sehubungan dengan hal tersebut butir 1, Saudara dapat mengajukan
permohonan baru setelah melengkapi persyaratan yang telah
ditetapkan.
3. Demikian disampaikan untuk dimaklumi.
............................................
Tembusan Yth. :
Gubernur yang bersangkutan
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 3.
PEMERINTAH DKI JAKARTA/PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ...*)
Berdasarkan surat permohonan Izin Usaha Angkutan Sungai dan Danau dari
Perusahaan/Koperasi/Perorangan .................... nomor : ...................... tanggal ......................,
diberikan Izin Usaha Angkutan Sungai dan Danau kepada :
b. setiawan
ketentuan yang berlaku.
3. Mengoperasikan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan (laik layar), sesuai dengan
trayek yang tetapkan.
4. Melaporkan secara tertulis kepada Gubernur DKI Jakarta/Bupati/Walikota ..*) setiap kali
terjadi perubahan maksud dan tujuan perusahaan/koperasi/perorangan ...*)
SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU (SIUASDA) INI DAPAT
DITINJAU KEMBALI ATAU DICABUT, APABILA PEMEGANG SIUASDA INI TIDAK
DAPAT MEMENUHI KETENTUAN DALAM SIUASDA INI DAN/ATAU MELAKUKAN
TINDAK PIDANAN YANG BERSANGKUTAN DENGAN KEGIATAN USAHANYA.
SURAT IZIN USAHA ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU (SIUASDA) INI BERLAKU
SEJAK TANGGAL DIKELUARKAN DAN BERLAKU UNTUK SELURUH WILAYAH
REPUBLIK INDONESIA SELAMA PERUSAHAAN/ KOPERASI/PERORANGAN ..*) YANG
BERSANGKUTAN MASIH MELAKUKAN USAHANYA.
Ditetapkan di : ........................................
Pada tanggal : ........................................
(...................................................) (...................................................)
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 4.
NAMA PERUSAHAAN/KOPERASI/PERORANGAN *)
b. setiawan
b. Bukti kesiapan kapal untuk dioperasikan sesuai ketentuan yang
berlaku serta kapal yang sesuai dengan spesifikasi trayek yang
akan dilayani.
c. Nama dan ukuran kapal (GT)
d. Trayek yang dilayani
e. Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP)/Kartu Tanda Penduduk
(KTP) ..*)
3. Demikian permohonan kami dan jika diterima, kami menyatakan
bersedia memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Nama Jelas
Tembusan Yth. :
Dirjen Perhubungan Darat/
Kadishub/LLASDP Provinsi/ Kadishub/LLASDP Kabupaten/Kota
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 5.
b. setiawan
d. dst
2. Sehubungan dengan hal tersebut butir 1, Saudara dapat mengajukan
permohonan baru setelah melengkapi persyaratan yang telah
ditetapkan.
3. Demikian disampaikan untuk dimaklumi.
GUBERNUR / BUPATI /
WALIKOTA ..... *)
............................................
Tembusan Yth. :
Dirjen Perhubungan Darat/
Kadishub/LLASDP Provinsi/ Kadishub/LLASDP Kabupaten/Kota
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 6.
b. setiawan
KOPERASI/PERORANGAN... *)
NAMA PEMILIK/PENANGGUNG JAWAB : ..........................................................
ALAMAT PEMILIK/PENANGGUNG : ..........................................................
JAWAB
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK : ..........................................................
(NPWP)/KARTU TANDA PENDUDUK ..*)
KEWAJIBAN PEMEGANG (SIUASD) :
Ditetapkan di : ........................................
Pada tanggal : ........................................
NAMA JELAS
PENANGGUNG JAWAB GUBERNUR /
BUPATI / WALIKOTA .. *)
(...................................................)
b. setiawan
(...................................................)
b. setiawan
berlaku serta kapal yang sesuai dengan spesifikasi trayek yang
akan dilayani.
c. Nama dan ukuran kapal (GT)
d. Trayek yang dilayani
e. Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP)/Kartu Tanda Penduduk
(KTP) ..*)
3. Demikian permohonan kami dan jika diterima, kami menyatakan
bersedia memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Nama Jelas
Tembusan Yth. :
Dirjen Perhubungan Darat/
Kadishub/LLASDP Provinsi/ Kadishub/LLASDP Kabupaten/Kota
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 8.
b. setiawan
2. Sehubungan dengan hal tersebut butir 1, Saudara dapat mengajukan
permohonan baru setelah melengkapi persyaratan yang telah
ditetapkan.
3. Demikian disampaikan untuk dimaklumi.
GUBERNUR / BUPATI /
WALIKOTA ..... *)
............................................
Tembusan Yth. :
Dirjen Perhubungan Darat/
Kadishub/LLASDP Provinsi/ Kadishub/LLASDP Kabupaten/Kota
*) Coret yang tidak perlu
Contoh 9.
b. setiawan
KOPERASI/PERORANGAN... *)
NAMA PEMILIK/PENANGGUNG JAWAB : ..........................................................
ALAMAT PEMILIK/PENANGGUNG : ..........................................................
JAWAB
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK : ..........................................................
(NPWP)/KARTU TANDA PENDUDUK ..*)
KEWAJIBAN PEMEGANG (SIUASD) :
Ditetapkan di : ........................................
Pada tanggal : ........................................
b. setiawan
(...................................................)
(...................................................)
ttd
SOENARNO
Salinan resmi sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan KSLN
KALALO NUGROHO
NIP. 120105102
LAMPIRAN V
b. setiawan
LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KM 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
Contoh 1
LAPORAN HARIAN KEGIATAN OPERASIONAL
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU
Nama Perusahaan/ :
Koperasi/
Perorangan
Nama Kapal : ................................................
Freukensi : ................................................
Jenis : ................................................
Bobot/Ukuran/Tenaga : .............GT / ....... X...... X....... Meter / ........... TK
Tahun Pembuatan : .....................
Trayek / Lintas : …………….
b. setiawan
No Uraian No Uraian
Anak .............. Org Anak .............. org
Pelabuhan
Pelabuhan : Tot Dewasa .............. Org singgah....dst (sesuai Dewasa .............. org
1 3 : Tot Penumpang
Asal…… Penumpang jumlah pelabuhan
Jml .............. Org singgah) Jml .............. org
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Contoh 2
LAPORAN HARIAN KEGIATAN OPERASIONAL
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL ANGKUTAN BARANG DI SUNGAI DAN DANAU)
Nama Perusahaan/ :
Koperasi/
Perorangan
Nama Kapal : ................................................ Bulan ................................................................................
Jenis : ................................................
Bobot/Ukuran/Tenaga : .............GT /............ X.... X....... Meter / ........... TK
Tahun Pembuatan : .....................
Lintas : .....................
b. setiawan
No Uraian No Uraian
: Tot Kendaraan ................................ Unit Pelabuhan singgah : Tot Kendaraan ................................ unit
……dst (sesuai
Pelabuhan : Tot Barang ................................ Ton jumlah pelabuhan : Tot Barang ................................ ton
1 3
asal…… singgah)
: Tot Hewan ................................ Ekor : Tot Hewan ................................ ekor
Pelabuhan : Tot Barang ................................ Ton Pelabuhan tujuan : Tot Barang ................................ Ton
2 4
singgah …… ……
: Tot Hewan ................................ Ekor : Tot Hewan ................................ Ekor
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Contoh 3
LAPORAN BULANAN KEGIATAN OPERASIONAL
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU
Nama Trayek /
N0 Nama Trayek / Lintas Uraian No Uraian
LIntas
Anak .............. Org Anak .............. org
b. setiawan
1 ...... Tot Penumpang Dewasa .............. Org 3 ....... Tot Penumpang Dewasa .............. org
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
Contoh 4
LAPORAN BULANAN KEGIATAN OPERASIONAL
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL ANGKUTAN BARANG DI SUNGAI DAN DANAU
Bulan / tahun : ...............................................
Nama Perusahaan/ : ................................................
Koperasi/
Perorangan
Jumlah Kapal : ...............................................
b. setiawan
Tot Hewan ................................ Ekor Tot Hewan ........................ ekor
: :
Tot Kendaraan ................................ Unit Pelabuhan Asal...... Tot Kendaraan ........................ Unit
Pelabuhan Asal......
2 : 4 :
Tot Barang ................................ Ton Tot Barang ........................ Ton
Pelabuhan Tujuan......
Pelabuhan Tujuan......
: :
Tot Hewan ................................ Ekor Tot Hewan ........................ Ekor
DIREKTUR PERUSAHAAN/KOPERASI/
PERORANGAN ..... *)
............................................
KALALO NUGROHO
NIP. 120105102
LAMPIRAN VI
b. setiawan
LAMPIRAN VI. KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR : KM 73 Tahun 2004
TANGGAL : 1 Oktober 2004
I. DATA UMUM :
1 Jenis Kapal : Speed boat / Bis Air / Truk Air / Klotok*)
2 Trayek : ……………………….
3 Jarak : ……. km
4 Frekuensi /Thn : ……. trip
5 Bahan Bakar : Solar / Premium campur
6 Kapasitas Angkut : - …. orang
- …. ton
7 Jumlah Awak Kapal : …. orang, rata-rata gaji per bulan Rp. ………….. orang/bulan
8 Pegawai Darat …. orang, rata-rata gaji per bulan Rp. ………….. orang/bulan
9 Harga Kapal : Rp. ………….
10 Umur Ekonomis : ……. tahun
A. Biaya Langsung :
a. Biaya Tetap
b. Biaya Tidak Tetap
a. Biaya Tetap
1 Penyusutan Kapal
2 Bunga Modal
b. setiawan
Umur Ekonomis
= Jml bln (12) x Jml Awak Kpl x Gaji Awak Kpl / bln = ……………………..
= Jml frekuensi per tahun x Jarak x Ratio Pemakaian BBM x Harga BBM / liter = ……………………..
= Jml bln (12) x Biaya Gemuk / Oli per bln (sesuai jenis kapal) = ……………………..
4 Biaya Pelabuhan
Jml hari operasi per tahun x biaya pelabuhan per hari = ……………………..
= Jml bln (12) x Jml Pegawai Darat x Gaji Pegawai Darat / bln = ……………………..
2 Biaya Kantor
b. setiawan
No. Faktor Beban Speed Boat/Bis Air/Klotok/Truk Air *) Keterangan
Rp/pnp km
1 100 % Penetapan tarif
2 90 % pada tingkat
faktor beban
3 80 antara 60% s.d.
4 70 70%, sesuai
dengan kondisi /
5 65 kemampuan
6 60 daerah
Keterangan :